Share

4. Kado Pernikahan

Semua tamu bersorak dan memberikan ucapan selamat kepada Keyla dan juga Adrian setelah keduanya mengucap janji pernikahan.

“Kamu benar-benar membuatku dalam masalah, Adrian,” ucap Keyla menatap ke arah kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua Adrian yang sedang berjalan ke arah mereka.

“Apa yang sebenarnya terjadi, Adrian?” tanya Toni. Dia merasa tidak enak dengan Rudi dan juga Ani karena tidak memberikan pelayanan yang baik untuk besannya.

“Keyla, kenapa kamu enggak bilang sama Mamah sih!” hardik Ani membuat Keyla seketika berdiri di belakang Adrian seolah meminta berlindung dari pria yang kini sudah menjadi suaminya.

“Aku akan jelaskan nanti Tante. Sekarang masih banyak tamu undangan dan aku enggak mau menghancurkan acara pernikahan kita.”

Mereka pun mengedarkan pandangannya melihat para tamu yang sedang menatap ke arah mereka, seolah sedang membicarakan mereka.

“Ya udah, nanti kita bicarakan setelah acara selesai. Selamat ya, Nak. Akhirnya kamu menikah juga. Selamat juga untukmu Keyla, Tante bersyukur karena menantu Tante itu kamu,” ucap Rani yang tak lain ibu Adrian.

Keyla hanya tersenyum, tapi wajahnya berubah seketika saat melihat wajah Ani. Mereka pun menyambut tamu yang datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahan kedua mempelai.

Ani menarik dress Keyla agar dia mendekat. "Kenapa pengantinnya jadi kamu?"

"Eeee, mau kasih surprise buat Mamah."

"Apa ... gila kamu ya, surprise seperti ini?!" pekik Ani.

***

Suara ketukan jemari di atas meja menjadi sebuah irama ketika mereka tengah menunggu di meja makan. Keyla merasa terintimidasi karena hanya dia dan kedua orang tua mereka sedangkan Adrian tak juga datang untuk menjelaskan. Tepat saat pintu terbuka, semua yang ada di ruangan tersebut menoleh ke arah pintu.

“Maaf aku harus mengambil sesuatu dulu di kamar hotel,” ucap Adrian. Dia lalu memberikan sebuah amplop kepada Rudi. “Maaf Om, aku baru sempat memberikan ini kepada Om dan Tante.”

Ani dan Rudi menatap ke arah amplop yang ada di hadapan mereka. Perlahan Rudi mengambil amplop tersebut lalu membukanya. Sesaat Ani dan Rudi saling berpandangan ketika melihat giro dengan nominal yang fantastis.

“In-ini—”

“Itu seharusnya aku berikan saat acara lamaran. Karena kita nggak melakukan lamaran jadi aku memberikannya sekarang,” jelas Adrian.

Toni selaku orang tua Adrian pun mencoba menengahi karena ulah putranya mereka menjadi bertanya-tanya. “Ehm ... sebenarnya apa yang terjadi, bukannya kamu akan menikah dengan Nadia?” tanya Toni hati-hati.

“Sebenarnya, sudah lama aku ingin menikahi Keyla,” ucap Adrian yang membuat semua orang kebingungan.

Keyla memicingkan matanya tak percaya dengan pengakuan pria yang sedang duduk di sampingnya. Padahal setiap bertemu keduanya sering bertengkar dan tidak pernah akur sedari kecil, bahkan Keyla harus menyembunyikan perasaannya selama ini.

Sedangkan Ani dan Rani terkejut dengan pengakuan Adrian. “Kenapa kamu baru sadar sekarang,” sela Rani. “Padahal sudah lama Mamah menjodohkan kamu dengan Keyla, tapi kamu selalu menolak.”

“Maaf, Mah. Waktu itu aku belum menyadari perasaanku sama Keyla.” Adrian tiba-tiba saja menarik tangan Keyla, menggenggamnya dengan erat. “Om dan Tante tenang saja, aku akan menjaga Keyla dengan baik. Aku juga nggak akan melarang Keyla untuk melanjutkan kuliahnya hingga ke S2.”

Bibir Keyla berkomat kamit, bagaimana bisa Adrian membicarakan soal S2, sedangkan mengejar S1 saja sampai detik ini dia belum juga lulus.

Ani tersenyum mendengar ucapan Adrian, setidaknya beban di keluarganya sudah berkurang satu, apa lagi Keyla dikenal sebagai anak yang suka membuat masalah di keluarganya.

“Terima kasih, Adrian. Tante harap Keyla akan berubah menjadi lebih baik setelah menikah dengan kamu,” ungkap Ani.

Keyla memutar bola matanya, jengah dengan ucapan Ani dan juga Adrian seolah berkomplot untuk menjebaknya.

“Oh iya Keyla, kamu mau kado apa dari Tante dan Om?”

“Mamah dan Papah,” sela Toni. "Karena saat ini Keyla sudah menjadi menantu kita."

“Ah iya, Mamah. Mulai sekarang kamu panggil Om dan Tante, Mamah dan Papah ya. Kamu juga Adrian panggil orang tua Keyla dengan sebutan yang sama. Sekarang Tante Ani dan Om Rudi sudah menjadi orang tua kamu juga.”

“Iya, Mah,” jawab Adrian dengan lembut.

“Jadi apa yang kamu inginkan?” tanya Rani lagi.

“Aku ingin mobil,” jawab Keyla santai.

Namun, sedetik kemudian Ani melayangkan pukulan ke bahu Keyla hingga ia mengaduh kesakitan.

“Mamah,” pekik Keyla merasakan kebas di punggungnya karena pukulan Ani.

“Maaf, anakku memang suka kurang ngajar kalau minta sesuatu,” ucap Ani merasa tidak enak dengan Toni dan juga Rani. Mata Ani melotot menatap Keyla seolah berpesan, 'Awas kamu nanti di rumah!'

“Ih Jeng Ani, nggak apa-apa kok. Aku malah terima kasih sama Keyla karena dia mau menikahi putraku yang egois ini. Baiklah, Mamah dan Papah akan membelikanmu mobil,” ujar Rani.

“Beneran?” Rani mengangguk mengiyakan pertanyaan Keyla. “Makasih, Mah,” ucap Keyla beranjak dari kursi dan langsung memeluk tubuh mertuanya itu.

Setelah pembicaraan itu berakhir, kedua keluarga kembali ke rumah masing-masing kecuali Keyla dan Adrian yang menginap di hotel.

"Apa kita akan tidur di sini?"

Adrian melihat ke sekeliling. "Iya, aku tidur di kasur dan kamu di sofa."

"Apa?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status