Share

3. Perjanjian Pra-nikah

Adrian mengeluarkan ponselnya lalu memanggil staf untuk segera mendandani Keyla dengan cepat. Sementara menunggu Keyla siap, Adrian memberikan secarik kertas ke staf untuk di berikan ke pendeta dan sedikit mengulur waktu pernikahan mereka.

Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit untuk mempersiapkan semuanya. Keyla yang tak suka dengan makeup tebal, meminta make-up yang natural tapi terlihat flowles di wajahnya, dibalut dengan gaun pengantin berwarna putih yang begitu pas di tubuhnya.

“Wah ... Anda terlihat cantik,” puji staf yang sedang melihat Keyla dari cermin yang ada didepannya.

Keyla tersenyum, menatap pantulan tubuhnya. Keputusan singkat yang akan merubah seluruh hidupnya.

“Bagaimana, sudah siap?” tanya Adrian menerobos masuk. Sesaat dia terpesona melihat wanita yang berdiri menatapnya. Dengan cepat dia berjalan mendekati Keyla—mengulurkan tangan berharap wanita yang berada di hadapannya itu menyambutnya dengan baik.

Namun, Keyla hanya menatap tangan Adrian kemudian berjalan melewati pria itu begitu saja.

“Hei, tunggu aku!” ujar Adrian. Dia berlari kecil mengejar Keyla lalu menggenggam tangannya dengan erat.

“Nggak perlu kayak gini, aku nggak nyaman.” Adrian mencekal tangan Keyla, melingkarkan ke tangannya agar dia tidak kabur.

Dua staf yang berdiri di sana membantu membukakan pintu. Langkah Keyla tertahan, dia begitu terkejut ketika melihat banyak tamu yang sedang menoleh ke arahnya.

“Ayo, jalan,” bisik Adrian.

“Tu-tunggu,” ucap Keyla ketika Adrian menarik lengannya agar dia cepat berjalan mengiringi langkahnya.

“Dekorasi pernikahan yang megah, altar dan gaun putih ini. Apa aku benar-benar akan menikah dengan dia?” batin Keyla menoleh ke arah pria yang selalu membuat darahnya mendidih.

"Kamu akan menyesal menikah denganku, Adrian," bisiknya.

“Iya, aku tahu. Maka dari itu kita nggak perlu menikah lama. Tenang saja, ini hanya pernikahan kontrak,” balasnya seraya menyunggingkan senyum.

Langkah kaki keduanya terhenti, ketika seorang pria paruh baya menyambut keduanya dengan baik.

“Apa kalian sudah siap?”

“Iya, kami siap,” jawab Adrian, tapi tidak dengan Keyla yang hanya diam mematung merasakan degup jantungnya yang begitu kencang disertai gemetar di sekujur tubuh.

Telinga Keyla mendengar suara riuh di sekelilingnya, dia yakin setelah mengucap janji selesai Ani dan Rudi akan membunuhnya.

"Apa ini pengantin wanitanya?" tanya Pendeta memastikan.

Adrian mengangguk lalu menjawab, "Iya."

“Baiklah, kita mulai saja,” ucapnya. “Adrian Pratama Putra, apa anda bersedia menikahi saudari ....”

“Keyla Nathania,” ucap Adrian menyela ucapan pria tersebut karena dia akan menyebutkan nama wanita yang sebenarnya akan dia nikahi.

“Menikahi Keyla Nathania?”

“Iya, saya bersedia.”

“Keyla Nathania, apa kamu bersedia menikah dengan Adrian Pratama Putra?”

Keyla menoleh ke arah Adrian, dia tidak mungkin bermain-main dengan pernikahan. Namun, tawaran Adrian begitu menggiurkan dan berharap bisa merebut hati pria yang ada di sampingnya.

Sesaat Keyla menoleh ke belakang, mencari sosok Ani dan Rudi. Dia bisa melihat jika kedua orang tuanya sangat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini. Begitu pun kedua orang tua Adrian yang saling pandang satu sama lain.

“Iya, saya bersedia,” ucap Keyla setelah menatap wajah ibunya. Dia yakin jika menghancurkan acara ini, ibunya akan memarahinya habis-habisan. Belum lagi ancaman serta makian pedas yang akan terlontar dari mulutnya. “Kamu harus membayar semuanya, Adrian,” bisik Keyla.

“Aku akan membayarnya, hingga kontrak kita berakhir.”

Keyla memicingkan matanya menatap Adrian, keduanya saling menatap seolah tengah bernegosiasi hanya dengan tatapan.

“Aku akan membuat sisa hidupmu seperti di neraka.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status