Share

Bab 2

Hati Scarlett hancur berkeping-keping.

Setelah dua tahun bersama, Caleb sepertinya sama sekali tidak pernah memahaminya.

Apakah sikapnya masih tidak cukup baik? Dia berusaha untuk menyelamatkan pernikahan mereka dari masalah ini. Dari awal, dia hanya ingin menyelesaikan masalah antara dirinya dengan Caleb, dia sama sekali tidak pernah melibatkan Celine.

Jika dia benar-benar bersikeras untuk tidak melepaskan hubungan ini, dia bisa menjerat mereka hingga akhir hidupnya.

Jika dia tidak bercerai dengan Caleb, Celine hanya akan menjadi seorang wanita simpanan yang akan dihina dan ditertawakan semua orang, serta tidak bisa mengangkat kepalanya dengan bangga seumur hidupnya.

Namun, Scarlett tidak berbuat seperti itu.

Sebaliknya, dia malah memilih untuk melepaskan mereka.

Sekarang, dia bahkan sudah bercerai dengan Caleb, tetapi Caleb masih saja takut dia akan mengganggu mereka lagi.

Dia benar-benar merasa sangat absurd.

Tiba-tiba, sebuah tangan terulur dari sampingnya dan meraih tangannya.

Pria itu bertanya dengan suara rendah, "Ini mantan suamimu yang berengsek dan selingkuhannya yang nggak tahu malu itu, ya?"

Scarlett merasa seakan-akan seberkas cahaya menariknya dari kesedihan ini, sehingga dia seketika tercengang.

Fabian melirik Celine sekilas. Dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan, dia berkata, "Penilaiannya buruk, ya."

Mata Celine langsung memerah.

Ekspresi Caleb seketika menjadi masam. Dia menatap Scarlett dengan tatapan dingin dan berkata, "Sikap seperti apa ini? Bisa-bisanya kamu menceritakan masalah keluargamu pada orang lain segampang ini? Cepat minta maaf pada Celine!"

Celine langsung berkata dengan gelisah, "Caleb, aku baik-baik saja, jangan menyusahkan Kak Scarlett."

Dengan tatapan sedih, Caleb berkata, "Celine, aku nggak akan membiarkanmu dianiaya karena diriku."

Dia kembali menatap Scarlett dengan tatapan yang jauh lebih tajam dan berkata, "Minta maaf pada Celine. Kalau nggak, masalah ini nggak akan berakhir."

Scarlett berdiri di hadapan Caleb. Pria ini tinggi, kuat dan dominan, membuat Scarlett menundukkan kepalanya karena terintimidasi.

Scarlett membuka mulutnya, lalu menutupnya kembali.

Jika Caleb ingin membela gadis yang dia cintai, apa yang bisa Scarlett katakan?

Scarlett hanyalah orang biasa yang tidak memiliki apa pun. Bagaimana mungkin dia menentang Keluarga Carter?

Saat Scarlett hendak menahan ketidakadilan ini untuk menyelesaikan masalahnya, pria di sampingnya tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menarik Scarlett ke belakangnya.

"Akulah yang mengucapkan kata-kata itu, jadi akulah yang seharusnya minta maaf," kata pria itu.

Fabian menatap Celine dan berkata dengan suara yang rendah dan penuh arti, "Maaf, kukira kamu nggak puas dengan wajahmu, makanya kamu melakukan begitu banyak perubahan di wajahmu. Maaf kalau ucapanku menyinggung perasaanmu."

"Aku ... aku nggak ...." Air mata Celine seketika mengalir. "Aku sama sekali nggak pernah melakukan apa pun pada mukaku. Tampangku selalu seperti ini ...."

Caleb bergegas menarik Celine ke dalam pelukannya dan menghibur gadis ini dengan lembut. "Aku tahu, Celine memang sudah cantik dari dulu."

Celine langsung menangis dengan sedih.

Sambil memeluk Celine, Caleb memelototi Scarlett dengan tatapan yang penuh akan api amarah dan berseru, "Scarlett Sanders, sini kamu! Memangnya dia siapa? Atas dasar apa dia ikut campur dalam urusan keluarga kita? Kalau hari ini kamu nggak minta maaf pada Celine, jangan salahkan aku kalau aku bertindak kasar padamu!"

Namun, Fabian memegang tangan Scarlett erat-erat.

Dia menatap Caleb dan tersenyum dengan usil sambil berkata, "Urusan keluarga? Scarlett sudah bercerai denganmu, sedangkan aku calon suaminya. Aku baru keluarganya, jadi tolong jaga ucapanmu."

"Calon suami?!" Caleb benar-benar naik darah. "Scarlett Sanders, kita baru bercerai! Sejak kapan hubungan kalian dimulai? Kamu selingkuh, ya?!"

"Nggak!" seru Scarlett.

Scarlett tidak tahan lagi. Matanya memerah. Dia berjalan maju dari belakang Fabian sambil berkata, "Kamu kira aku seperti kamu, ya? Dalam pernikahan ini, aku sudah bersikap sangat baik padamu dan pada setiap anggota Keluarga Carter, jadi jangan fitnah aku!"

Tatapan Caleb sontak menjadi dingin. "Memangnya aku kenapa? Aku juga berhak untuk mendapatkan cinta sejati. Kamu sudah setuju mau cerai. Sekarang, kamu malah mempermasalahkan hal itu. Pantaskah begitu?"

Scarlett menggertakkan giginya untuk menahan emosinya, supaya dia tidak menangis.

Dengan matanya yang masih merah, Celine berkata dengan cemas, "Kak Scarlett, aku tahu kamu bersedih karena Caleb bercerai denganmu. Aku juga merasa sangat bersalah. Tapi, semarah apa pun kamu, pernikahan adalah hal penting yang menyangkut seumur hidupmu, mana mungkin kamu asal menikah dengan pria lain ...."

Pada saat ini, Fabian yang berada di satu sisi tiba-tiba menyela dengan suara rendah, "Sudah merebut suami orang lain, baru merasa bersalah. Memangnya jadi wanita simpanan itu sangat membanggakan, ya?"

Ekspresi Celine seketika menjadi kaku.

Baru saja Caleb hendak memarahi Fabian, Fabian berkata lagi dengan agak kesal, "Kamu masih mau bicara? Jangan menyusahkan gadis lain lagi, deh. Kalau ada perlu, cari aku saja. Ini kartu namaku."

Dia menyodorkan kartu namanya pada Caleb dan berkata, "Kalau ada urusan lain lagi, mari kita bicarakan nanti saja. Jangan ganggu momen baik kami."

Kemudian, dia tertawa dan berkata, "Apa pun itu, terima kasih sudah bercerai dengan Scarlett. Kalau ada waktu, setelah kami urus surat nikah, aku akan traktir makan."

Seusai berbicara, Fabian merangkul bahu Scarlett dan berbalik.

Caleb menatap kedua orang itu berjalan berdampingan ke ruangan pendaftaran pernikahan dengan terkejut.

Dia berpikir, 'Berani sekali Scarlett berbuat seperti itu?!'

Sedangkan Celine merasa sangat sedih. "Seperti yang kuduga, Kak Scarlett menyalahkanku. Kalau nggak, mana mungkin dia menikah dengan pria asing dengan begitu asal-asalan?"

Ekspresi Caleb sangat masam. Dia tertawa dengan sinis dan berkata, "Kamu juga tahu betapa stabilnya sifatnya. Mana mungkin dia tiba-tiba menikah dengan pria asing? Sepertinya sudah lama dia berhubungan dengan pria itu!"

Dia berpikir, 'Dasar wanita rendahan! Sayang sekali, dalam waktu dua tahun terakhir, aku benar-benar pernah menyukainya!'

Dia menunduk dan melihat kartu nama di tangannya, yang bertuliskan "Fabian Collins, Spesialis Penjualan, Asuransi Graha".

Dia tidak bisa menahan diri dari mengerahkan kekuatan di tangannya, lalu meremas kartu nama itu dan membuangnya ke tong sampah.

'Rupanya hanya agen asuransi rendahan!' pikirnya.

Caleb tersenyum dengan penuh hina dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi asistennya. "Buat janji dengan bosnya Asuransi Graha. Cari tahu kapan dia punya waktu luang. Aku mau makan dengannya."

Dia ingin melihat apa yang bisa dilakukan oleh pasangan ini!

Di dalam ruangan pendaftaran pernikahan, setelah tanda tangan, Scarlett dan Fabian mengucapkan janji pernikahan mereka dalam posisi berhadapan.

Sebelumnya, Scarlett selalu merasa bahwa janji pernikahan di tempat ini sangat suci dan hukuman dari mengingkar janji itu akan sangat berat.

Namun, sekarang ....

Setulus apa orang yang mengucapkan janji "saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"?

Saat Scarlett dan Fabian keluar dari Kantor Urusan Agama, mereka masing-masing sudah memegang sebuah surat nikah.

Mereka baru menikah, tetapi hubungan mereka masih canggung. Scarlett pun bertanya dengan sopan, "Nanti, aku harus ikut wawancara. Kamu bisa pulang sendiri, 'kan?"

Pernikahan mendadak dengan pria asing ini bukanlah ide spontan.

Satu-satunya nenek dari anak yang dia bantu secara finansial meninggal, jadi anak itu dikirimkan ke panti asuhan. Dia selalu mempersiapkan perihal adopsi. Meskipun dia sudah bercerai dengan Caleb, dia tidak berencana untuk menyerah atas hal ini.

Namun, hal yang paling berpengaruh atas adopsi ini adalah surat nikah ini.

Terlebih lagi, setelah meninggalkan rumahnya Caleb, untuk sementara, Scarlett tidak bisa pergi ke mana-mana. Sedangkan Fabian memiliki sebuah rumah kecil di kota. Secara kebetulan, pria ini bisa menyelesaikan masalah Scarlett.

Adapun Fabian, pria ini bukanlah pria sejati. Dia menyukai sesama jenis. Seiring dengan bertambahnya usia, keluarganya mendesaknya untuk menikah, jadi dia memerlukan sebuah pernikahan secepat mungkin.

Oleh karena itu, semalam, saat mereka bertemu di bar, mereka langsung cocok.

Fabian tersenyum dengan sopan, tetapi sikapnya sangat asing. "Hari ini, ada acara di perusahaan asuransi tempat aku bekerja. Aku hanya izin untuk keluar, jadi nanti, aku harus kembali ke perusahaan."

Kemarin, Scarlett sudah mengetahui pekerjaan pria ini, jadi dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Kalau begitu, aku pergi dulu, ya."

Dia berbalik dan langsung naik bus. Tanpa dia sadari, pria di belakangnya mengamatinya untuk sangat lama.

Saat bus itu sudah melaju jauh, Fabian baru mengalihkan tatapannya dan membuka surat nikah itu. Melihat dua nama di surat nikah itu, sudut bibirnya terangkat.

Tidak ada yang mengetahui bahwa dia sudah menunggu sangat lama untuk hari ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status