Share

Bab 6

Celine berjalan maju sambil berkata dengan lembut, "Kak Scarlett, jangan bersedih lagi, ya. Percintaan memang nggak beralasan. Kemarin, baru saja kamu bercerai dengan Caleb, kamu sudah langsung menikah dengan pria lain. Bukankah Caleb juga nggak meminta pertanggungjawabanmu karena kamu sudah selingkuh selama kalian menikah? Kenapa kamu nggak bersedia untuk melepas dan merestui hubunganku dengan Caleb?"

"Berani sekali kamu berselingkuh di balik putraku?!" seru Gianna.

Gianna masih belum mengetahui kejadian ini. Begitu dia mendengar ucapan Celine, dia langsung naik darah. "Dasar wanita kotor, licik! Sudah kuduga, dari wajahmu itu, kamu bukan orang baik-baik! Bagus sekali, aku benar-benar sudah memandang rendah dirimu!"

Sambil mengumpat, Gianna langsung mendorong Celine dan menampar Scarlett dengan kuat.

Sebelum Scarlett sempat bereaksi, dia sudah merasakan rasa sakit di wajahnya.

Gianna berkacak pinggang dan menunjuk Scarlett sambil berteriak, "Sudah lama kuduga, kamu memang pembawa sial! Memalukan sekali! Memangnya apa salahnya Caleb padamu, hingga kamu berani melakukan hal yang begitu tercela?!"

Caci maki ini sangat kasar, suaranya juga sangat tajam dan sangat memekakkan telinga.

Sedangkan Scarlett merasa sangat absurd.

Dari sikap Gianna yang begitu sok adil, orang yang tidak mengetahui apa-apa akan mengira bahwa Scarlett sudah memusnahkan seluruh Keluarga Carter.

Caleb hanya menonton dalam diam di satu sisi, sedangkan Celine mencoba untuk membujuk Gianna. Namun, sesaat kemudian, dia sudah langsung pura-pura tidak berdaya.

Gianna memiliki latar belakang yang biasa-biasa saja. Saat dia masih muda, dia adalah preman di sekolah dan sangat pandai mengumpat. Setelah dia menikah ke Keluarga Carter, dia mengandalkan kekuasaannya dan berlagak sebagai seorang wanita kelas atas, sehingga kebiasaannya perlahan-lahan berubah.

Namun, sifat ini selalu muncul setiap dia menghadapi Scarlett.

Sejak kecil, Scarlett adalah anak yang baik. Selama 20-an tahun pertama dalam hidupnya, dia sangat murah hati, baik hati dan sopan, begitu pula dengan lingkaran pertemanannya.

Jika bukan karena tiga tahun yang lalu dia bertemu dengan Sherla, lalu bertemu dengan Gianna dua tahun yang lalu, dia tidak akan mengetahui bahwa ada orang seperti ini di dunia.

Orang-orang ini tidak masuk akal, juga tidak logis. Jika mereka memarahi orang lain, mereka akan terus mengumpat dengan sangat kasar, tidak memberikan pihak lawannya kesempatan untuk bersuara.

Melihat Scarlett hanya diam, Gianna makin marah. Seumur hidupnya, dia paling membenci orang seperti Scarlett. Dia merasa bahwa Scarlett selalu pura-pura tidak bersalah dan bersikap seakan-akan dia sangat dianiaya. Gianna ingin sekali mencabik-cabik wajah Scarlett!

Scarlett menghindari serangan Gianna. Dia tidak berani melawan. Dia takut, jika Gianna marah, hingga ayahnya terlibat, ke depannya, dia tidak akan bisa hidup di Kota Norta lagi.

Namun, saat dia menghindar, Gianna terhuyung-huyung dan tiba-tiba terjatuh di lantai.

Celine bergegas pergi memapah Gianna. Dia pun tidak bisa menahan diri dari berkata dengan nada menuduh, "Kak Scarlett, Bibi lebih tua darimu, kenapa kamu melawan Bibi?"

Caleb juga berjalan cepat menghampiri mereka. Dengan ekspresi masam, dia meraih lengan Scarlett dan menarik Scarlett ke satu sisi. "Sudah cukup, belum?!" seru Caleb dengan tegas.

Mendengar tuduhan ini, mata Scarlett seketika memerah.

Melihat Scarlett seperti ini, suara Caleb menjadi makin dingin. "Nggak usah pura-pura sedih, cepat minta maaf pada ibuku!"

Scarlett berusaha untuk menahan air matanya dan berkata, "Aku nggak melakukan apa pun. Caleb, bisakah kamu bersikap lebih logis? Dialah yang menamparku, aku bahkan nggak melawan sama sekali!"

Ekspresi Caleb menggelap. "Sebelumnya, aku sama sekali nggak tahu kalau kamu ternyata sekejam ini! Kalau kamu nggak mau minta maaf, jangan salahkan aku kalau aku menuntut pertanggungjawabanmu secara hukum!"

Tubuh Scarlett menegang. Dia tidak akan menang melawan Keluarga Carter. Jika masalah ini benar-benar dibawa ke pengadilan, masalah ini bukan hanya akan menghabiskan waktu dan tenaganya, tetapi hasilnya juga sepertinya tidak akan memuaskan.

Saat Scarlett sedang ragu-ragu apakah dia harus memaksa dirinya untuk mengalah atau tidak, tiba-tiba, terdengar suara seorang pria yang rendah dari belakang. "Kamu boleh ambil tindakan hukum. Kalian melukai istriku tanpa alasan, aku juga butuh penjelasan."

Scarlett seketika menoleh dan menatap pendatang itu dengan terkejut. "Tu ... Fabian? Kenapa kamu datang ke sini?"

Hal yang lebih mengherankan bukanlah kemunculan Fabian di area orang kaya di Kota Norta, melainkan adalah penampilannya yang mulia dan mewah. Pria ini mengenakan setelan jas berwarna abu-abu yang rapi, dengan sebuah jam tangan mahal berwarna hitam, membuatnya tampak sangat mencolok.

Fabian menghadap Scarlett dan menahan amarah dalam tatapannya sambil menjawab, "Aku datang untuk bertemu dengan klien."

Seusai berbicara, dia melirik sekilas ke pria yang mengikuti di belakangnya.

Pria itu memikirkan arti dari tatapan ini, lalu mencoba berkata, "Kalau begitu, Fabian, bagaimana kalau kita tanda tangan kontrak besok?"

Saat dia menyebut nama "Fabian", suaranya bergetar.

Fabian mengangguk sambil menjawab, "Baiklah."

Tatapan pria itu menunjukkan kegembiraan. Dia pun menenangkan dirinya dan berkata, "Kalau begitu, lanjutkanlah kesibukanmu. Aku pergi dulu, ya."

Saat dia pergi pun dia terlihat agak panik.

Caleb menatap Fabian dengan tatapan dominan dan berkata, "Itu Pak Wendy dari Bumina Tambang, 'kan? Sayang sekali, hubunganku dengannya lumayan baik. Hanya satu kata dariku saja sudah bisa menggagalkan pesanan yang kamu dapatkan dengan susah payah. Kalau aku jadi kamu, sekarang, aku sudah berlutut dan memohon."

Dia tertawa dengan sinis, ekspresinya menghina. Dia merasa bahwa dengan satu gerakan tangan saja dia sudah bisa menghancurkan kehidupan Fabian.

Dia berpikir, 'Scarlett, setelah kamu meninggalkanku, kamu hanya bisa bertemu dengan pecundang seperti ini!'

Namun, Fabian hanya berdiri diam di tempat, seakan-akan dia sama sekali tidak menganggap serius ancaman Caleb. Dengan suara rendah, dia berkata, "Sayangnya, kamu bukan aku."

Ekspresi Caleb sontak menjadi masam.

Scarlett merasa agak panik. Dia benar-benar tidak ingin melibatkan Fabian dalam masalahnya, jadi dia berkata pada Caleb, "Aku minta maaf, masalahnya berakhir di sini ...."

Sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, Fabian menekan bahunya. Dengan sikap protektif, Fabian berkata dengan tegas dan tenang, "Kenapa kamu minta maaf kalau kamu nggak bersalah?"

Scarlett langsung terdiam.

Selama dua tahun terakhir, dia sudah terbiasa diintimidasi oleh anggota Keluarga Carter dan meminta maaf pada semua orang. Ini pertama kalinya seseorang memberitahunya bahwa dia tidak perlu meminta maaf karena dia tidak bersalah.

Namun, pihak lawannya adalah Keluarga Carter, keluarga paling berkuasa di Kota Norta. Jika dia tidak mengalah, bagaimana dia harus terus bertahan hidup?

Caleb tertawa dengan sinis dan berkata, "Scarlett, ingat saja, ini keinginan kalian sendiri! Kalau kita bertemu di pengadilan, aku nggak akan sungkan-sungkan lagi!"

Fabian membalas dengan cuek, "Nggak usah sungkan-sungkan, kami akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya kami dapatkan."

Kemudian, dia langsung berjalan ke hadapan Gianna dan menampar Gianna, untuk mengembalikan tamparan yang Scarlett terima tadi.

Gerakannya sangat rapi, dia terlihat tidak mengerahkan kekuatan besar, tetapi bekas tamparan di pipi Gianna jauh lebih merah dan bengkak daripada wajah Scarlett.

Gianna memegang pipinya sambil berseru dengan tidak percaya dan penuh amarah, "Berani sekali kamu menamparku?!"

Beberapa anggota Keluarga Carter pun terkejut karena tamparan mendadak ini.

Seorang agen asuransi rendahan yang berada jauh di bawah mereka malah berani menyerang anggota Keluarga Carter?!

Fabian seperti tidak menyadari amarah mereka. Dia menyeka tangan kanannya dengan saputangannya yang terbuat dari sutra dengan santai dan berkata dengan baik-baik, "Istriku nggak boleh menerima tamparan kalian dengan percuma."

"Fabian, kamu sudah bosan hidup, ya?!"

Sikap Fabian benar-benar mempermalukan Keluarga Carter. Caleb pun memelototi Fabian dengan dingin dan tiba-tiba mengulurkan tangannya untuk meninju Fabian!

Napas Scarlett seketika terhenti. Caleb rutin berolahraga, jadi tubuhnya berotot. Jika Fabian menerima pukulan ini, bahkan tengkoraknya pun mungkin akan hancur.

Jantung Scarlett seperti hampir lepas. Namun, dia tidak sempat menghentikan serangan ini, jadi dia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dengan tidak berdaya.

Tak disangka, Fabian menangkap pukulan ini, tangannya menahan pergelangan tangan Caleb dengan enteng.

Dia tidak terlihat seperti sedang mengerahkan kekuatan besar, tetapi wajah Caleb tiba-tiba memucat, seakan-akan dia sedang kesakitan, bahkan keningnya pun berkeringat dingin.

"Tuan Caleb." Fabian menatap Caleb dengan tatapan menghina dan berkata, "Apa pun yang sudah kamu lakukan, kamu akan menyesali semuanya."

Karena rasa sakit ini, napas Caleb menjadi kasar. Dia merasa seakan-akan pergelangan tangannya akan patah. Dia benar-benar terintimidasi karena aura yang mengancam dari agen asuransi rendahan ini.

Dia ingin mengumpat, tetapi dia sama sekali tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun .... Dia bahkan merasa ketakutan!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status