Setelah sup ayam tersebut siap disajikan, Scarlett membantu Jemma menghidangkan makanan yang mereka persiapkan.Saat mereka sedang makan, Jemma berkata dengan antusias, "Scarlett, biasanya, Nenek tinggal sendirian di sini, jadi Nenek berharap agar suasana di rumah bisa lebih ramai. Kamu jarang-jarang bisa datang, bagaimana kalau malam ini kamu menginap di sini saja?"Tubuh Scarlett seketika menjadi kaku. Apartemen ini tidak luas dan hanya dilengkapi dua kamar tidur. Jika Jemma tidur di salah satu kamar tersebut, apakah Scarlett harus tidur sekamar dengan Fabian?Tanpa disadari, Scarlett ingin menolak.Tatapan Fabian menyapu wajahnya Scarlett. Kemudian, dia membantu Scarlett menolak. "Besok Scarlett masih harus kerja. Rumah Nenek terlalu jauh dari perusahaannya. Kalau kami menginap di sini, besok dia setidaknya harus bangun jam enam. Sungguh melelahkan. Lupakan sajalah."Jemma diam-diam memelototi cucunya.Dia berpikir, 'Dasar bocah bodoh! Sudah kubantu, dia malah menolak!'Fabian sudah
Scarlett menjawab, "Masalah uang memang harus dihitung dengan jelas. Terlebih lagi, Bibi bahkan mau menceraikan ayahku. Uang yang sudah kujanjikan pada Bibi nggak akan kurang. Tapi, sebelumnya, Bibi sudah bilang, uang 200 juta ini deposit. Menurutku, sebaiknya hal ini diperjelas terlebih dahulu."Setelah terdiam sejenak, dia menatap Sherla dan berkata lagi, "Meskipun kontraknya sudah ditandatangani, dalam waktu tiga bulan, Bibi harus mengembalikan uang ini secara utuh padaku, apa pun yang ayahku katakan.""Tapi, dalam kontrak ini, tertulis bahwa setelah waktu tiga bulan ini berakhir, makin lama hubungan pernikahan Bibi dengan ayahku berlangsung, uang yang perlu Bibi kembalikan akan makin sedikit.""Kalau kalian nggak bercerai, Bibi nggak perlu mengembalikan uang ini lagi.""Bibi, kontrak ini menguntungkan bagimu."Selama beberapa hari ini, Sherla benar-benar lelah karena masalah yang dibuat Samuel di sekolah. Dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Hari ini, dia harus mendapatkan uang 20
Tak disangka, pria itu masih bersikeras, sehingga ponsel Scarlett terus berdering. Cherria pun bertanya dengan penasaran, "Siapa itu? Kenapa nggak diangkat?""Caleb," jawab Scarlett sambil tersenyum.Kemudian, dia mematikan suara di ponselnya dan meletakkan ponselnya di atas meja.Selain besok, di sidang itu, tidak ada lagi yang perlu dia bicarakan dengan Caleb.Namun, dia sudah bersepakat dengan Fabian untuk membiarkan Benny menangani kasus ini. Oleh karena itu, dia tidak perlu untuk berbicara dengan Caleb lagi.Cherria mendecakkan lidahnya dan berkata, "Jangan-jangan setelah kalian bercerai, mantan suamimu tiba-tiba menyadari kalau orang yang sebenarnya dia cintai itu kamu? Jadi dia mau selingkuh lagi? Rendahan sekali!"Scarlett mengerutkan bibirnya dan berkata, "Orang yang dia cintai itu Celine."Adapun Scarlett hanyalah pelarian ...."Dia main-main, ya?"Di tengah suara musik yang keras dari karaoke, Caleb menatap panggilan yang tidak juga diterima itu. Entah mengapa, dia merasa ag
Ludah Cherria bahkan terus bersemburan ke wajahnya Caleb, sehingga Caleb bergegas bergerak mundur selangkah. Caleb mengernyit dan berkata dengan dingin, "Ini urusanku dengan Scarlett, kamu nggak berhak ikut campur!""Terima kasih, ya! Kamu kira aku senang ikut campur dalam urusanmu yang nggak berguna itu? Terserah kamu mau ngapain, tapi jangan ganggu Scarlett! Sejak Scarlett kenal denganmu, dia benar-benar jatuh sial!" seru Cherria.Cherria mengabaikan ekspresi Caleb yang masam dan terus menyerang Caleb dengan amarahnya. Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke belakang Caleb, sehingga dia tersenyum dengan penuh arti."Hei, Caleb, cinta sejatimu sudah datang, cepat pergi jelaskan padanya bahwa bukan Scarlett-lah yang nggak mau melepaskanmu, tapi kami sudah jalan baik-baik, sedangkan kamu bersikeras untuk mengganggu Scarlett!" kata Cherria.Celine seperti tidak menyadari situasi yang menegangkan ini. Dengan seulas senyuman hangat di wajahnya, dia berjalan ke sisi Caleb dan bertanya, "Kak Scarle
Celine meraih lengan Caleb sambil menangis dengan sedih. "Caleb, jangan menyusahkan Kak Scarlett lagi. Aku tahu dia bukan sengaja, aku juga nggak apa-apa. Asalkan aku bisa tetap bersamamu, apa pun yang Kak Scarlett katakan, aku nggak takut ...."Cherria mengepalkan tangannya erat-erat. Dia takut dia akan silap dan meninju orang-orang itu.Setelah menghibur Celine, Caleb menatap Scarlett dengan tatapan dingin, tidak seperti menatap mantan istrinya, melainkan seperti menatap seorang musuh.Kemudian, dia memberi peringatan pada Scarlett. "Suruh temanmu minta maaf pada Celine. Kalau nggak, aku nggak akan sungkan-sungkan untuk mengirimkan kalian ke kantor polisi. Kamu seharusnya tahu kalau aku mampu melakukannya."Wajah Cherria seketika memucat. Dia berkata dengan dingin, "Akulah yang memarahi kalian. Kalau mau balas dendam, cari aku! Jangan libatkan temanku!"Dia tidak akan meminta maaf pada orang-orang itu. Asalkan sahabatnya tidak terlibat, dia juga tidak takut jika dia harus ditahan seh
Sesaat kemudian, mereka tiba di depan bangunan yang disebut. Caleb pun menyuruh sopir itu untuk menghentikan mobilnya. "Tunggu di sini," katanya.Kemudian, dia turun mobil dan memasuki bangunan itu.Lampu di dalam bangunan itu seketika menyala. Sopir itu pun menenangkan dirinya. 'Dia pasti hanya pulang untuk ambil barang. Namanya saja orang kaya, bukannya semua orang kaya di televisi juga begini, ya? Mereka bisa pergi ke ujung kota lainnya hanya demi sebuah dokumen. Jangan menakut-nakuti diri sendiri, deh,' pikirnya.Caleb masuk ke lift dan menekan tombol ke lantai dua di bawah tanah.Pintu lift kembali terbuka, sehingga lampu sensor suara menyala dan menerangi lantai tersebut.Lantai ini terdiri dari tiga koridor yang mengarah ke tempat yang berbeda. Koridornya menyeramkan, menyebarkan bau lembap dan busuk.Caleb pun berjalan menyusuri salah satu koridor itu.Tempat ini sunyi senyap, sehingga saat dia melangkah, sepatu kulitnya menimbulkan suara di lantai, membuat suasananya makin men
Scarlett tersenyum dan berkata, "Aku tahu kamu mengasihaniku. Sebenarnya, mendengarmu memarahi mereka, aku merasa sangat puas."Dengan sifatnya Scarlett, dia sepertinya tidak akan bisa melakukan hal seperti ini seumur hidupnya. Sebenarnya, terkadang, dia sangat cemburu pada Cherria karena Cherria sangat terus terang dan tidak pernah membiarkan dirinya dianiaya orang lain.Melihat sahabatnya benar-benar tidak menyalahkannya, Cherria baru merasa lebih lega. Kemudian, dia berkata dengan kesal, "Cepat atau lambat, kita akan jadi sukses dan mempermalukan dua bajingan itu!"Besok pagi, Cherria harus mengikuti perekaman, jadi dia bergegas pergi.Julian mengemudi, jadi dia berkata pada Scarlett, "Biar aku antarkan kamu pulang. Malam ini, aku nggak minum alkohol."Scarlett menganggukkan kepalanya dan naik ke mobilnya Julian.Di dalam mobil, Julian bertanya, "Sekarang, apakah proses adopsi yang sebelumnya kamu katakan itu berlangsung dengan baik? Aku khawatir Caleb akan mengganggu proses ini kar
Scarlett pun bertanya dengan heran, "Kenapa kamu menatapku seperti ini?"Julian mengedipkan matanya pada Scarlett sambil menjawab, "Itu suami palsumu?"Scarlett berkata, "Dia sudah mau tidur, tapi takut aku nggak bisa buka pintu. Jadi, dia menelepon untuk menanyakan kapan aku pulang."Julian berkata dengan penuh arti, "Nggak tentu, deh."Julian merasa bahwa pria itu jelas-jelas khawatir Scarlett terkena masalah di luar pada malam hari, tetapi malah beralasan bahwa dia takut Scarlett tidak bisa membuka pintu.Hal ini bukanlah cara main pria sejenis Julian.Julian berpikir, 'Fabi? Wuek, menjijikkan sekali! Bahkan aku pun geli mendengarnya.'Scarlett tidak menyadari ada arti yang tersembunyi di balik ucapan Julian. Dia malah berkata dengan nada bercanda, "Memangnya dia pembunuh yang menungguku untuk membuka pintu, agar dia bisa membunuhku?"Melihat senyuman yang tidak berperasaan di wajahnya Scarlett, Julian tertawa sambil menggeleng. 'Sudahlah, sebaiknya aku nggak bilang apa-apa,' pikirn