Celine meraih lengan Caleb sambil menangis dengan sedih. "Caleb, jangan menyusahkan Kak Scarlett lagi. Aku tahu dia bukan sengaja, aku juga nggak apa-apa. Asalkan aku bisa tetap bersamamu, apa pun yang Kak Scarlett katakan, aku nggak takut ...."Cherria mengepalkan tangannya erat-erat. Dia takut dia akan silap dan meninju orang-orang itu.Setelah menghibur Celine, Caleb menatap Scarlett dengan tatapan dingin, tidak seperti menatap mantan istrinya, melainkan seperti menatap seorang musuh.Kemudian, dia memberi peringatan pada Scarlett. "Suruh temanmu minta maaf pada Celine. Kalau nggak, aku nggak akan sungkan-sungkan untuk mengirimkan kalian ke kantor polisi. Kamu seharusnya tahu kalau aku mampu melakukannya."Wajah Cherria seketika memucat. Dia berkata dengan dingin, "Akulah yang memarahi kalian. Kalau mau balas dendam, cari aku! Jangan libatkan temanku!"Dia tidak akan meminta maaf pada orang-orang itu. Asalkan sahabatnya tidak terlibat, dia juga tidak takut jika dia harus ditahan seh
Sesaat kemudian, mereka tiba di depan bangunan yang disebut. Caleb pun menyuruh sopir itu untuk menghentikan mobilnya. "Tunggu di sini," katanya.Kemudian, dia turun mobil dan memasuki bangunan itu.Lampu di dalam bangunan itu seketika menyala. Sopir itu pun menenangkan dirinya. 'Dia pasti hanya pulang untuk ambil barang. Namanya saja orang kaya, bukannya semua orang kaya di televisi juga begini, ya? Mereka bisa pergi ke ujung kota lainnya hanya demi sebuah dokumen. Jangan menakut-nakuti diri sendiri, deh,' pikirnya.Caleb masuk ke lift dan menekan tombol ke lantai dua di bawah tanah.Pintu lift kembali terbuka, sehingga lampu sensor suara menyala dan menerangi lantai tersebut.Lantai ini terdiri dari tiga koridor yang mengarah ke tempat yang berbeda. Koridornya menyeramkan, menyebarkan bau lembap dan busuk.Caleb pun berjalan menyusuri salah satu koridor itu.Tempat ini sunyi senyap, sehingga saat dia melangkah, sepatu kulitnya menimbulkan suara di lantai, membuat suasananya makin men
Scarlett tersenyum dan berkata, "Aku tahu kamu mengasihaniku. Sebenarnya, mendengarmu memarahi mereka, aku merasa sangat puas."Dengan sifatnya Scarlett, dia sepertinya tidak akan bisa melakukan hal seperti ini seumur hidupnya. Sebenarnya, terkadang, dia sangat cemburu pada Cherria karena Cherria sangat terus terang dan tidak pernah membiarkan dirinya dianiaya orang lain.Melihat sahabatnya benar-benar tidak menyalahkannya, Cherria baru merasa lebih lega. Kemudian, dia berkata dengan kesal, "Cepat atau lambat, kita akan jadi sukses dan mempermalukan dua bajingan itu!"Besok pagi, Cherria harus mengikuti perekaman, jadi dia bergegas pergi.Julian mengemudi, jadi dia berkata pada Scarlett, "Biar aku antarkan kamu pulang. Malam ini, aku nggak minum alkohol."Scarlett menganggukkan kepalanya dan naik ke mobilnya Julian.Di dalam mobil, Julian bertanya, "Sekarang, apakah proses adopsi yang sebelumnya kamu katakan itu berlangsung dengan baik? Aku khawatir Caleb akan mengganggu proses ini kar
Scarlett pun bertanya dengan heran, "Kenapa kamu menatapku seperti ini?"Julian mengedipkan matanya pada Scarlett sambil menjawab, "Itu suami palsumu?"Scarlett berkata, "Dia sudah mau tidur, tapi takut aku nggak bisa buka pintu. Jadi, dia menelepon untuk menanyakan kapan aku pulang."Julian berkata dengan penuh arti, "Nggak tentu, deh."Julian merasa bahwa pria itu jelas-jelas khawatir Scarlett terkena masalah di luar pada malam hari, tetapi malah beralasan bahwa dia takut Scarlett tidak bisa membuka pintu.Hal ini bukanlah cara main pria sejenis Julian.Julian berpikir, 'Fabi? Wuek, menjijikkan sekali! Bahkan aku pun geli mendengarnya.'Scarlett tidak menyadari ada arti yang tersembunyi di balik ucapan Julian. Dia malah berkata dengan nada bercanda, "Memangnya dia pembunuh yang menungguku untuk membuka pintu, agar dia bisa membunuhku?"Melihat senyuman yang tidak berperasaan di wajahnya Scarlett, Julian tertawa sambil menggeleng. 'Sudahlah, sebaiknya aku nggak bilang apa-apa,' pikirn
Hari ini, mereka kemungkinan besar akan kalah dalam persidangan tersebut. Pada saatnya, dia tidak akan benar-benar sama sekali tidak membayar uang ganti rugi itu. Dia akan berdiskusi dengan Fabian untuk membayar setengah dari kompensasi tersebut.Selain itu, dia bahkan harus berutang terlebih dahulu.Setelah sarapan, mereka naik taksi ke pengadilan.Baru saja mereka berjalan menaiki tangga yang tinggi, sebelum mereka bisa berjalan masuk, mereka mendengar suara seseorang yang tidak sopan dari belakang. "Scarlett Sanders! Berhenti di sana!"Langkah Scarlett seketika terhenti. Dia pun menoleh dan melihat Keluarga Carter.Rebecca, Gianna, Caleb dan Celine datang bersama, dengan dua pengacara, serta dua asisten.Sebaliknya, Scarlett hanya datang dengan Fabian, mereka jelas-jelas terlihat lemah.Rebecca memelototi Scarlett dengan tatapan penuh kebencian dan tersenyum sinis sambil berkata, "Kamu benar-benar berani datang, ya. Bisa-bisanya kamu terlibat dalam gugatan hukum dengan Keluarga Cart
Fabian tetap tidak menggerakkan tangannya. Meskipun dia diancam, dia hanya berkata dengan cuek, "Silakan dicoba.""Kamu!"Melihat Rebecca dipermalukan seperti ini, Gianna menarik lengan Fabian sambil berseru dengan penuh amarah, "Lepaskan putriku! Kalau nggak, aku akan menuntutmu atas penganiayaan!"Fabian melirik sekilas ke lengannya yang ditarik dengan jijik, lalu menepis tangan Gianna sambil berkata dengan dingin, "Jangan sentuh aku, kotor sekali."Gianna yang sedang lengah seketika terjatuh di lantai. Dia pun langsung berteriak kesakitan.Celine bergegas memapah Gianna dan berkata dengan sedih, "Bibi baik-baik saja, 'kan? Apakah Bibi terluka?"Kemudian, dia menatap Scarlett dan berkata dengan lembut, "Kak Scarlett, kamu sungguh keterlaluan. Rebecca hanya mengataimu beberapa patah kata, tapi kalian langsung memperlakukannya seperti ini dan bahkan mendorong Bibi hingga terjatuh padahal Bibi lebih senior dari kita."Fabian menatap Celine dengan tatapan cuek dan berkata dengan sinis, "
Seorang agen asuransi kecil pasti tidak punya pengetahuan luas. Orang seperti ini sangat cocok untuk Scarlett, sama-sama rendahan.Tatapan Caleb jelas-jelas menunjukkan penghinaan, hingga Fabian bisa langsung melihat pikiran buruk dalam benaknya.Fabian mengangkat tangannya dan merangkul bahu Scarlett. Dia merasakan tubuh Scarlett yang sedang bergetar. Tatapannya pun mendingin. Dengan suara yang sangat pelan, dia berkata, "Scarlett, mundur sebentar."Scarlett dipaksa untuk mundur oleh Fabian. Kemudian, Fabian melepaskan jas luarnya dengan santai dan menyerahkannya pada Scarlett. Dia melepaskan kancing kemejanya dan merapikannya.Jantung Scarlett seketika berdebar kencang. Dia seketika menyadari apa yang hendak Fabian lakukan. Dia pun bergegas mengulurkan tangannya untuk menarik Fabian. "Jangan ...."Namun, dia sudah terlambat. Tinju Fabian sudah menghantam wajah Caleb dengan kuat!Scarlett seperti mendengar suara retakan yang sangat pelan. Caleb mengerang kesakitan sambil memegang hidu
Nasib memperlakukannya dengan baik. Meskipun dia gagal dalam hal cinta, dia diberikan teman terbaik di seluruh dunia.Dalam waktu singkat, mereka tiba di pengadilan sipil.Jam sudah menunjukkan pukul 8.50, para pekerja juga mulai mengambil tempat duduk mereka. Orang yang menghadiri sidang ini tidak banyak, Scarlett dan Fabian pun duduk di kursi terdakwa.Anggota Keluarga Carter juga berjalan masuk. Hidung Caleb diobati dan dibalut seadanya, membuatnya terlihat agak konyol. Dia dan Gianna duduk di posisi penggugat, sedangkan Leo dan seorang paralegal duduk di sebelah mereka.Rebecca dan Celine duduk di posisi pengunjung sidang.Masih ada waktu enam menit sebelum sidang ini dimulai, tetapi Benny tidak kunjung datang. Scarlett pun bertanya pada Fabian, "Apakah kamu sudah menghubungi Pak Benny? Apakah dia akan segera tiba?"Fabian mengangguk dengan ekspresi tenang, tidak seperti Scarlett yang gugup dan panik karena dia duduk di kursi terdakwa untuk pertama kali dalam hidupnya.Fabian berka