Share

Keputusan Adelia

David memandang kosong kursi plastik di sampingnya. Tempat biasa istrinya menikmati segelas kopi atau teh sambil menghabiskan senja. Begini rasa cinta yang sudah di ujung tanduk. Lebih baik ia ditampar calon mertua atau dipukul kakak ipar dari pada tak dapat berbuat apa-apa seperti ini. Tangannya masih menggenggam gawainya, entah sudah berapa puluh kali ia coba hubungi Adelia. Tak pernah tersambung, seperti kisah asmaranya kini.

Senja jingga itu hari ini tak terlihat. Mendung di ufuk barat seperti kegamangan yang melenyapkan keceriaan dan kemesraan di rumah ini. Tak ada lagi perempuan cantik yang bergelayut manja di bahunya, tiba-tiba menghempaskan diri di pangkuan atau melingkarkan lengan di perut dari belakang. Rumah ini begitu sunyi, berlawanan dengan suasana hati David yang berkecamuk tak karuan.

“Aku rindu kamu, Vid,” gumam Adelia sambil bercermin.

Wajahnya kembali tirus, sejak pulang dari rumah mertuanya ia sama sekali tak selera memasukkan mak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status