Share

44. Duka

Di saat Bagas bersiap akan melajukan mobilnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Terpampang nama sang ayah di layar. Tak menunggu lama, Bagas mengangkat panggilan telepon tersebut.

“Halo, Ayah.”

“Halo, Gas. Kamu masih di pengadilan sekarang?”

“Nggak. Aku sudah mau pulang.”

“Kamu ke rumah sakit sekarang ya, Gas. Temani Ayah di sini.”

Bagas terdiam sejenak dengan kening yang berkerut. Tak lama, dia kembali bersuara.

“Ada apa, Ayah? Apa yang terjadi? Apa Ayah sakit?”

Haryo tak menjawab pertanyaan Bagas. Tapi, dia malah tergugu yang membuat Bagas khawatir.

“Ayah, aku ke rumah sakit sekarang juga! Kirimkan lokasinya segera!”

***

Bagas berjalan cepat di koridor rumah sakit, sambil menggandeng tangan Armila. Wajah suami istri itu tampak cemas. Mereka khawatir terjadi sesuatu yang menimpa Haryo.

Langkah pasangan suami istri itu terhenti ketika melihat Haryo duduk terpekur di depan ruang ICU. Bagas lalu duduk di sebelah sang ayah, diikuti oleh Armila.

“Ayah,” sapa Bagas lembut. Dia lalu menggengg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status