Share

Bab 144

Penulis: Liazta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-03 13:35:22

Berliana terbangun ketika mendengar suara ribut-ribut di dalam apartemennya. Meskipun kepalanya masih terasa sakit dan juga pusing, ia tetap berangsur duduk dan keluar dari kamar. Betapa terkejutnya, ketika melihat mamanya yang sedang menangis-nangis dan menolak untuk dibawa polisi. Sedangkan para wartawan sudah ramai dan masuk ke dalam apartemennya, memberikan berbagai macam pertanyaan.

"Ada apa ini?" Melihat mamanya yang diperlakukan seperti ini oleh pihak kepolisian, tidak bisa diterimanya. Di dorongnya tubuh pria nan tegak tersebut.

"Kami memiliki surat perintah untuk menangkap ibu Susi dan juga Mbak Berliana." Pria berseragam coklat itu, menunjukkan surat perintah di tangannya.

Wajah Berliana memucat ketika mendengar apa yang disampaikan oleh polisi itu. Tanpa mengetahui kesalahan yang dilakukannya, ia d ini dijemput paksa seperti ini "Kalian pasti salah," tolaknya. Ditepisnya tangan petugas yang akan memegang tangannya.

"Kami tidak punya salah dengan siapapun. Kami juga ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 145

    "Klien saya menuntut Mbak Berliana dan juga ibu Susi dengan tuduhan penipuan. Selain penipuan, pak Daffin juga mengatakan bahwa kalian menjual harta milik istri beliau."Tubuh Susi melemas, kakinya gemetar, ketika mendengar apa yang disampaikan pengacara Daffin. Apakah seperti ini bencinya Daffin kepada putrinya, sehingga dengan tega menghancurkan hidup Berliana. Berliana hanya diam dan merasakan sakit di hatinya. Apa yang dilakukan Daffin, sungguh membuat dirinya marah dan kecewa. Permasalahan ini sudah sangat lama dan mengapa mengungkitnya kembali. "Saya sudah menyiapkan semua berkas yang terkait dengan kasus penjualan rumah milik ibu Hana. Berkas-berkas ini akan menjadi bukti atas penipuan yang telah ibu Berliana lakukan bersama dengan ibu Susi. Penipuan ini terjadi sekitar hampir 5 tahun yang lalu." Effendi menunjukkan berkas-berkas yang ada di dalam map yang dipegangnya. Wajah Berliana memucak ketika mendengar ucapan pria tersebut."Apa maksudnya?" tanya Susi yang mendadak pik

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 146

    Mulut Hana terbuka ketika mengetahui berita kakak tirinya, ditangkap oleh polisi. Dalam berita itu, tampak jelas bahwa Berliana dijemput paksa bersama dengan mama tirinya. "Kenapa mereka ditangkap. Apa yang mereka lakukan, tindakan kejahatan Apa yang sudah mereka perbuat." Hana bertanya dalam hatinya. Setelah kematian papanya, ia bagaikan orang yang diusir dari rumahnya sendiri. Hubungannya juga semakin menjauh dari keluarga Mama tirinya. Mereka hanya akan datang menemuinya, bila ada perlu saja. Meskipun Berliana dan juga Susi begitu sangat jahat, namun melihat nasib ibu dan anak itu membuat Hana merasa kasihan. "Lagi apa?" tanya Mita yang duduk di samping Hana. Matanya memandang ke layar televisi tanpa berbicara lagi. Dilihatnya berita tentang penangkapan Berliana dan Susi."Kenapa mereka ditangkap ya ma?" Hana memandang Mita."Mama juga nggak tahu," jawab Mita. Dalam berita yang saat ini tayang, tidak disampaikan apa alasan penangkapannya. "Kita dengar aja, berita tentang mere

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 147

    Untuk acara kencannya malam ini, dengan sengaja Daffin membeli baju kemeja koleksi terbaru, hasil rancangan desainer busana langganannya. Malam ini, ia ingin terlihat tampan dan juga gagah di hadapan wanita pujaan hatinya.Daffin memakai baju kemeja berwarna hitam, lengan yang panjang. Kemudian celana jeans berwarna navy. Lihatnya tampilannya di depan cermin. Layaknya pria yang akan berkencan dengan kekasihnya. Daffin ingin wanita pujaan hatinya, terpesona bila melihatnya nanti.Meskipun tidak suka memakai minyak rambut, namun malam ini, pria itu dengan sengaja memberikan minyak di rambutnya dan menyisir rapi. "Hana sangat suka dengan wangi parfum yang ini." Diambilnya botol parfum yang berbahan kaca di atas meja rias istrinya dan menyemprotkan parfum di bajunya. Ia teringat, Hana begitu sangat senang mencium leher dan juga menempel di dadanya bila memakai aroma parfum yang saat ini sudah melekat di tubuhnya."Ini kencan pertama, nggak boleh gagal." Pria itu tersenyum lebar. Rasa ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 148

    Hana menghentikan pekerjaannya, ketika mendengar suara orang yang berbicara kepadanya.Tanpa mendapat jawaban pria itu duduk di kursi yang ada di depan Hana.Ia masih diam tanpa memandang orang yang saat ini duduk di depannya. Apakah telinganya yang salah dengar atau memang benar yang duduk di depannya adalah suaminya. Aroma parfum yang tercium di Indra penciumannya, meyakinkannya, bahwa yang saat ini yang duduk dan memandangnya adalah Daffin.Berada di posisi seperti ini sungguh membuat jantungnya berdegup dengan sangat hebatnya. Ia tidak menduga akan bertemu Daffin di sini. Daffin hanya diam dan memandang istrinya yang hanya menundukkan kepala. "Halo apa kabar?" pria itu menyapa istrinya, layaknya menyapa kekasihnya yang baru saja ditemuinya.Hana mengangkat kepalanya dan memandang pria yang duduk di depannya. Melihat wajah tampan suaminya, sungguh membuat jantungnya berdegup dengan hebatnya. Bukan hanya dirinya saja yang merasa senang, namun juga kedua anak di dalam perutnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 149

    Daffin tersenyum melihat istrinya makan dengan lahap. Makan sepiring berdua, membuat suasana makan malamnya semakin romantis. Ini untuk yang ke 3 kalinya, ia memasukkan nasi ke dalam piring dengan porsi yang banyak. Bukan hanya Hana saja yang makan dengan banyak, ia juga makan dengan lahap. Setelah beberapa hari ini selera makannya menurun drastis. "Apa masih mau tambah?" Daffin tersenyum menawarkan Hana."Hana sudah kenyang. Kalau makan terlalu banyak, nanti perut sesak." Hana tersenyum. Hatinya senang, melihat istrinya yang sudah mau tersenyum seperti ini. "Abang juga." "Kok tahu Hana di sini?" "Oh tadi kebetulan Abang datang ke restoran ini. Niatnya mau makan di sini. Soalnya sudah beberapa hari ini gak ada selera sama sekali. Tiba-tiba aja kepengen sekali makan nasi padang. Eh gak tahunya, tadi sewaktu di parkiran ketemu mama dan papa. Mama cerita kalau adek ada di sini, ya terus abang langsung ke sini dong," ucapnya dengan tersenyum dan mengarang cerita.Mulut Hana membula

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 150

    Hana hanya diam dan memandang keluar jendela. Tidak ada satu katapun yang diucapkannya. Berada di dekat Daffin seperti ini, sungguh membuat jantungnya berdegup dengan sangat hebat. Dipandangnya secara diam-diam wajah tampan suaminya. Wajahnya begitu sangat merah, menahan rasa malu, ketika tertangkap basah menatap wajah Daffin. "Kalau mau lihat Abang, lihat aja dek." Daffin mengulum senyumnya. Mendengar ucapan Daffin, membuat Hana semakin malu. Sedangkan suaminya tampak begitu sangat bahagia dengan senyum yang tidak pernah hilang dari bibirnya. Pria itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sangat rendah dan sebelah tangannya memegang tangan istrinya. Berulang kali diciumnya punggung tangan Hana. " Rindu sekali dek." Daffin berkata dengan jujur.Hana hanya diam tanpa menjawab. Bila Daffin, begitu sangat entengnya mengatakan rindu, namun tidak dengan dirinya, yang begitu sangat malu untuk mengatakan rindu. "Ini kapan nyampenya sih?" Dipandangnya wajah suaminya sekilas dan kemu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 151

    Hana memajukan bibirnya memandang punggung lebar suaminya. "Katanya rindu tapi buktinya mana," batinnya.Sedih dan kecewa, ketika melihat Daffin pergi tanpa ingin menikmati malam berdua bersama dengannya. "Tadi, Hana nolak diajak muter-muter sampai pagi. Tapi kalau misalnya, abang temanin di kamar sampai pagi, bahkan pagi lagi, Hana nggak nolak." Hana tidak ada henti-hentinya berkata di dalam hatinya dengan mata yang berkaca-kaca.Surya dan Mita memandang putranya yang keluar dari rumah. Ada rasa kasihan ketika melihat raut wajah putra mereka, yang tampak lemas. Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi. Surya, dengan sengaja memerintahkan pengawal khusus untuk melindungi putranya. "Kenapa nggak disuruh aja, dia nginep di sini, bila masih rindu." Mita mengusap punggung Hana. Senyum mengembang di bibirnya."Hana nggak rindu kok." Bagaikan tomat masak, seperti itulah wajahnya saat ini. Ia begitu sangat malu ketika mama mertuanya, bisa mengetahui apa yang dirasakannya. Dengan cepat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 152

    Begitu selesai melakukan ibadahnya, Hana keluar dari dalam kamar untuk mencari sarapan. Senyum mengembang di bibirnya, ketika melihat mama dan papa mertua yang sudah memakai setelan baju olahraga yang sama. Ia, begitu sangat mengetahui kebiasaan kedua mertuanya yang selalu melakukan olahraga rutin, setiap pagi. "Apa mau sarapan?" Mita tersenyum dan mengusap perut menantunya. Mita dan Surya baru saja keluar dari kamar mereka dan berencana untuk lari pagi di halaman depan."Iya ma." Hana tersenyum memandang stelan baju olahraga yang dipakai oleh papa dan Mama mertuanya. "Baju olahraga opa dan oma, unyu-unyu ya nak." Hana mengusap perutnya."Ya mau gimana lagi, papa nurut selera Mama. Mama ngajak pakai baju pink ya wajib pakai baju pink." Surya terlihat awet muda dengan mengenakan baju serta celana olahraga berwarna pink yang sama dengan isterinya. Pria itu bersyukur, karena tidak diberi sepatu berwarna pink.Mita tertawa lepas ketika mendengar ucapan suaminya. "Kita selalu pakai baju

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07

Bab terbaru

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 264

    Hana hanya diam saat kalung indah itu melingkar di lehernya. "Abang, beneran ini?" Tanyanya yang masih tidak percaya. "Iya sayang, nanti kasih Abang bonus ya." Daffin tersenyum dan mengangkat 3 jarinya.Mata Hana terbuka lebar saat melihat tiga jari suaminya. "Maksudnya 3 ronde?" Wanita cantik itu bertanya dengan wajah serius."Iya dong sayang," jawab Daffin.Hana diam dan menelan air ludahnya. Namun wanita itu tidak mampu untuk menolak, berhubungan apa yang diberikan Daffin tidak sebanding dengan apa yang dia inginkan. "Jangankan 3, 10 aja Hana layani bang," kata Hana dengan candaan.Namun berbeda dengan tanggapan yang diberikan Daffin. Pria itu ternyata mengganggap apa yang dikatakan istrinya serius. "Kalau gitu sampai pagi ya sayang." Dengan sangat genit Daffin mengedipkan matanya.Hana diam dan menelan air ludahnya. Mengapa dia berkata seperti itu sehingga Daffin salah mengartikan. "Emang sanggup?" Dengan bodohnya Hana bertanya dan terkesan menantang sang suami. "Ya jelas sanggu

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 263

    Hana begitu sangat menikmati liburnya di kota Dewata Bali. Sesuai dengan apa yang di katakan Daffin, ini merupakan perjalanan bulan madu pertama mereka setelah menikah. Ia memiliki waktu berdua dengan sang suami. Sedangkan kedua anaknya diasuh nenek, kakek dan baby sitter nya. Mama mertuanya benar-benar memberikannya waktu untuk berbulan madu. Hana tersenyum malu-malu ketika melihat Daffin menatapnya. "Kalau ada si kembar pasti lebih asik," ucapnya untuk menghilangkan rasa canggung. Meskipun sekarang mereka sudah memiliki dua bayi kembar, namun tetap saja Hana merasa canggung jika Daffin menatapnya tanpa berkedip."I love you," jawab Daffin dengan menyelisikan jari telunjuk dan jempolnya.Hana tertawa ketika melihat tingkah suaminya. "Lain yang dibilangin lain yang dijawab," ucapnya yang tersenyum malu."Emangnya tadi bilangin apa?" tanya Daffin yang mengulum senyumnya."Andaikan ada si kembar disini, pasti asik." Hana kembali mengulang ucapannya."Mana boleh si kembar datang kesini.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 262

    Udara yang tadi terasa dingin kini sudah berangsur menghangat dan matahari sudah mulai mengeluarkan panas paginya yang menyehatkan.Hana masih sangat nyaman dengan duduk di tepi pantai bersama bersama dengan Daffin. Dengan sangat manja menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Sayang, Abang mau ke kamar, ambil si kembar. Kalau nunggu bangun, takutnya nanti terlalu siang dan keburu panas." Daffin tersenyum dan mengusap kepala istrinya."He... He.... Tahu aja kalau Hana lagi malas berdiri," ucapnya dengan tersenyum. Sejak tadi ia begitu malas untuk beranjak dari duduknya. Duduk di tepi pantai, melihat air omba yang saling berkejaran, membuat hatinya tenang. Dalam waktu sebentar saja permasalahan yang selama ini menghimpit dadanya berangsur-angsur terlupakan."Mami si kembar malasnya level tinggi." Daffin tersenyum dan beranjak dari duduknya. Panas pagi seperti ini sangat dibutuhkan oleh kedua anaknya, karena itu mereka sudah berniat untuk menjemur si kembar setiap pagi, selama berad

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 261

    Udara pagi terasa sangat segar ketika masuk ke lubang hidung dan mengisi paru-parunya. Hana berulang kali menarik napas yang panjang dan menghembuskan secara berlahan-lahan. Pagi ini dia menikmati segarnya udara pagi di tepi pantai. Matahari yang mulai terbit, menambah indahnya suasana pagi ini.Daffin menggenggam tangan istrinya. Pria berwajah tampan itu tersenyum ketika melihat rona bahagia yang terpancar di wajah ibu dua anak tersebut. "Nanti kalau si kembar sudah bangun pasti dia senang ya lihat pantai." Hana tersenyum. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Kiandra dan juga Keyzia saat melihat keindahan pantai seperti sekarang. "Pasti minta masuk ke dalam air." Daffin tertawa. Baru saja membayangkan saja sudah membuat ia gemas sendiri. Si kembar sudah sangat pintar bermain. Apalagi jika diajak bermain air. Biasanya bayi kembar itu tidak akan mau keluar dari dalam air dan mami mereka akan kesulitan ketika membujuk kedua bayi kembarnya agar mau berhenti berendam. Daffin bis

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 260

    Berliana mendongakkan kepalanya ke atas dan memandang langit yang sudah semakin gelap. Mungkin sebentar lagi hujan akan kembali turun. Angin yang berhembus kencang, membuatnya sedikit takut. "Mama, tenanglah di sini. Mau seperti apapun mama, aku akan tetap selalu menyayangi mama. Mama, aku pamit pulang, Aku juga akan pergi meninggalkan Indonesia, dalam waktu 3 bulan ini. Jadi mungkin aku tidak datang ke sini untuk melihat mama. Tapi aku janji, aku akan langsung ke sini, setelah aku kembali dari Korea. Aku akan menuruti semua yang mama katakan. Aku juga sudah mendapatkan identitas baru. Aku sudah tidak menjadi Berliana lagi." Diusapnya air mata yang mengalir deras. Semua kisah hidupnya, semua cerita indah tentang kebersamaannya dengan sang mama, akan disimpan di dalam memori ingatannya. Berliana sudah mendapatkan kabar dari pria yang membantunya membuat identitas baru. Pria itu mengabarkan bahwa identitas barunya sudah selesai. Itu artinya, ia sudah bisa pergi meninggalkan Indonesia.

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 259

    "Selamat tidur anak ganteng mami." Hana tersenyum dan mencium pipi bulat Keandra kiri dan kanan. Ia juga mencium bibir kecil bayi laki-laki tersebut.Selamat tidur sayang mami yang cantik jelita." Hana tersenyum dan mencium pipi kiri dan kanan, bayi cantiknya. Di mata ibu dua anak itu, anak-anaknya makhluk yang paling sempurna. Keandra yang terlihat begitu tampan dan Keyzia yang tampak begitu sangat cantik. "Kenapa ya, kalau cium adek nggak pernah ada puasnya. Mami ngerasa selalu aja kurang." Hana tersenyum sambil menatap wajah cantik putrinya. Meskipun kedua anaknya sudah tidur, namun Hana tetap saja berbicara, seakan kedua bayi itu mendengar apa yang dikatakannya. Ia kembali mencium kening dan juga puncak kepala bayi yang berambut tebal tersebut. "Abang Kean, jangan nakal ya sama adek. Jangan digigit kuping, jangan disedot hidung dan juga pipi adek ya." Hana tersenyum memandang Keandra. Sebenarnya ia ingin memisahkan tempat tidur kedua bayi itu, namun jika tidur ditempat tidur ter

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    bab 258

    Bian tersenyum penuh kepuasan ketika melihat hasil persidangan Susi. "Manusia iblis," ejeknya. Selama beberapa minggu ini pria itu selalu mengikuti perkembangan kasus Susi. Dan hari ini dia begitu sangat bahagia karena mendengar keputusan hakim. Wanita itu membayar perbuatannya dengan nyawanya sendiri. Diambilnya telpon genggam yang terletak di atas meja. Ia langsung menghubungi nomor ponsel yang tersimpan di kontak telepon. Nomor ponsel yang selalu akan disimpannya. Suara panggilan telepon yang dilakukannya baru di angkat di panggil yang sudah ketiga kalinya. Biasanya Bian akan marah jika panggilan telepon yang dilaksanakannya diabaikan begitu saja. Namun saat ini, ia tidak marah, mungkin karena suasana hatinya yang sangat senang. "Halo." Suara serak yang menjawab telpon darinya, menandakan si penjawab telpon sedang menangis. "Pantas saja kamu bisa seperti ini Berliana, ternyata kamu keturunan iblis, betul nggak sih." Senyum penuh kemenangan terukir di wajah tampannya.Berliana

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 257

    "Hana mau dengar semuanya ma." Hana memandang punggung Susi yang membelakanginya.Saya juga pernah merencanakan agar para preman melakukan perbuatan asusila kepada Hana. Setelah mereka puas dengan tubuhnya saya meminta agar menghabisi nyawanya. Karena apa Saya ingin terkesan seperti korban kejahatan preman yang mabuk. Namun nyatanya Hana tidak pulang ke rumah karena dia menginap di rumah teman sekolahnya. Dan hal itu sudah saya lakukan berulang kali. Namun selalu saja gagal dan pada akhirnya saya membatalkan rencana tersebut.Hana memegang dada yang terasa begitu sangat sakit dan sesak. Tidak terbayang olehnya ternyata wanita yang dinikahi ayahnya memang benar-benar iblis."Saya bahkan tidak pernah menyesal karena menghilangkan nyawa suami saya yang kebetulan bodoh itu. Karena jujur, saya tidak pernah mencintainya. Saya menikah dengan dia, hanya untuk mendapatkan harta dan uangnya. Dan semua itu karena dia yang terlalu bodoh dan terlalu berharap lebih kepada saya. Karena nyatanya, say

  • Bukan Istri Pilihan Suamiku    Bab 256

    "Mama Berliana berlari dan memeluk Susi dengan erat. Air mata kesedihan tidak bisa di tutupinya. Susi tersenyum dan mengusap punggung putrinya. Senyum yang ditunjukkan sebagai bukti bahwa dirinya baik-baik saja. "Mama baik-baik aja nak.""Mama aku sungguh tidak sanggup." Berliana berkata di tengah isak tangisnya. Menyaksikan persidangan sang mama, sungguh membuat tubuhnya lemas dan tidak sanggup untuk menerima kenyataan pahit atas hukuman yang akan diterima oleh wanita yang sudah melahirkannya. Namun yang lebih membuat hatinya terasa sakit dan juga perih, ketika tidak bisa membela mamanya sama sekali. Ribuan kata makian untuk menghakimi perbuatan Susi. Mereka terlalu pandai untuk menilai dan menghakimi kesalahan yang orang lain lakukan. Ingin rasanya Berliana marah dan menangkis semua perkataan orang-orang itu. Namun apa yang dikatakan mereka benar. Semua fakta tidak bisa di pungkiri. Pada akhirnya dia berusaha untuk tuli dan tidak mendengarkan. Meskipun kenyataannya, apa yang dikat

DMCA.com Protection Status