Share

Chapter 21

Mangkuk keramik putih yang sebelumnya berisikan sup kentang-wortel telah kosong. Kami berbincang dan bergurau sambil makan sehingga tak terasa masakan berkuah yang tadi mengisinya telah habis disantap olehku.

"Lagi pula, untuk apa memotong wortel dan kentangnya rapi-rapi kalau nanti malah diblender setelah direbus?" protes Layla yang duduk di meja. Perbincangan kami mengenai proses memasak hidangan makan siang tadi masih belum berakhir.

"Tidak enak dilihat kalau potongannya berantakan seperti itu," balasku menanggapi gerutuannya. Aku berdiri dari dudukku lalu melangkah ke arahnya.

"Huft, dasar perfeksionis," ucapnya sambil mendengus kesal. Aku terkekeh mendengarnya mengataiku dengan sebutan itu.

"Ya, aku memang perfeksionis. Ada masalah dengan itu?" Aku mengambil salah satu gelas yang masih terisi penuh dari atas meja lalu meneguknya.

"Tidak ada masalah, Tuan Perfeksionis," cibirnya dengan kesal lalu memalingkan mukanya ke kiri. Tingkahnya yan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status