Share

Chapter 23

Cahaya yang sangat terang membuatku terpaksa terbangun dari tidur dan membuka kedua mataku. Sinar matahari pagi menerobos masuk melewati jendela kamar dan langsung mengenai mukaku.

"Ugh, silau ...." Mataku menyipit akibat cahaya yang berasal dari luar itu. Kupalingkan mukaku dari cahaya yang menyilaukan itu sambil mengedipkan mata berkali-kali.

Setelah indera penglihatanku mulai terbiasa akan terangnya ruangan ini, aku dapat melihat seisi kamar tidurku dengan jelas.

Ruang tidur berukuran 4×5 meter yang bernuansa putih-hitam. Tidak ada yang berubah dari ruangan ini sejak kemarin. Kualihkan pandanganku ke samping kiriku. Ranjang yang cukup luas ini terasa kosong tanpa kehadiran seseorang.

Tangan kiriku meraba permukaan seprai putih yang dingin. "Sepertinya dia tidak kembali ke sini ...," lirihku dengan suara serak.

Aku mendorong tubuhku dengan kedua tanganku untuk mengubah posisiku dari baring menjadi duduk, tetapi tanganku begitu lemah sehingga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status