Share

Chapter 22

Sebuah mobil sedan kuning berhenti di depan bangunan bertingkat 3 yang memiliki banyak jendela pada setiap lantainya. Aku membayar biaya taksi terlebih dahulu sebelum turun dari angkutan umum ini.

"Akhirnya sampai juga di indekos," gumamku sambil menghela napas lelah.

Sebuah senyuman lebar mulai terbentuk di wajahku. Aku tidak sabar untuk memberi tahu Layla berapa banyak uang yang kudapat dari penjualan bangkai monster itu. 'Kira-kira, bagaimana reaksinya nanti? Kaget? Kagum? Aku tidak sabar untuk melihatnya.'

Kuayunkan kakiku berjalan ke arah pintu masuk. Seseorang menyambutku yang baru saja pulang dari tempat yang dipenuhi oleh bau alkohol tadi. Orang yang menyambutku bukanlah Layla, tetapi bu Luna, si pemilik indekos.

"Akhirnya kamu pulang juga, Orpheus. Saya pikir kamu tersesat karena tak kunjung pulang," sambut wanita gemuk itu. Terdapat sedikit kekhawatiran pada suaranya yang datar itu.

Kulirik jam dinding yang menggantung tak jauh di de

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status