Share

Buruk!

last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-06 19:05:00

Manik mata biru itu perlahan mulai terbuka, Allen memicingkan mata saat cahaya lampu rumah sakit memancar tepat diatas kepalanya.

"Bos ...."

Suara Ace asisten pribadinya membuat Allen menyadari kalau dia ternyata masih diberikan kesempatan untuk hidup.

"Sebentar aku panggilkan dokter Bos."

Ace berlalu keluar ruangan dimana Allen dirawat, tidak sampai lima menit dia kembali bersama seorang lelaki bertubuh tinggi dengan jubah putih yang menunjukkan identitasnya sebagai dokter.

"Bagaimana perasaanmu Bos?" tanya dokter Liam.

"Buruk!" jawab Allen singkat.

Bos Mafia ini tidak pernah berucap baik jika diberi pertanyaan seperti itu, bagi Allen hidup dia selalu buruk dan tidak pernah ada kata baik sejak dia kecil.

Liam terkekeh dan menggelengkan kepala. "Kau selalu kuat seperti biasa Al, untung saja tidak ada peluru yang mengenai organ vitalmu."

"Aku memang selalu beruntung!"

"Iya, kamu memang selalu beruntung. Makanya banyak bekas luka tembakan ditubuhmu." Dokter Liam menepuk pundak Allen.

"Aww...!" ringisnya. "Kamu sengaja yah?" bentak Allen.

"Ups ... I'm so sorry. Aku lupa dengan luka tembakan dipundakmu," kekeh Liam sengaja membuat Bos Mafia itu kesal.

Liam adalah seorang dokter pribadi Allen, mereka hanya berbeda dua tahun saja dengan Liam yang lebih tua.

Mereka berkenalan saat Allen pertama kali terjun kedunia mafia saat dia berumur dua puluh tahun.

Liam yang waktu itu masih kuliah dijurusan kedokteran, sudah melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan peluru pistol yang bersarang di pinggang Allen Clarck.

Sejak saat itu Allen mulai mempercayakan Liam untuk menjadi dokter pribadinya, yang harus selalu siap dua puluh empat jam kapan dan dimana saja, jika ada panggilan dari Allen seperti sekarang.

Allen berdecak sambil mengusap pundaknya. "Berapa hari aku pingsan?"

"Hampir seminggu. Bos kehilangan banyak darah dan sempat kritis," jawab Ace.

"Lalu bagaimana mayat musuh-musuh itu?"

"Sudah kami musnahkan sebelum polisi tiba disana Bos."

Allen mengangguk. "Selidiki terus kelompok itu, mereka semakin berani menunjukkan diri di tempat umum sekarang. Perketat penjagaan dan turunkan lebih banyak orang untuk mencari keberadaan mereka!" titahnya.

"Baik Bos!"

"Bisakah kalian berhenti bicara soal musuh-musuh dulu," sela Liam yang masih berdiri didekat mereka, "bahkan luka ditubuhmu saja belum kering Al, lebih baik Kamu banyak beristirahat daripada memikirkan semua itu!" ujar dokter Liam lagi menunjukkan kekhawatirannya.

Allen dan Ace sontak menatap Liam bersamaan, tatapan tajam keduanya seakan sedang mencabik-cabik tubuh lelaki berjubah putih itu.

"Berhenti menatapku seperti itu! Kalian bos dan Asisten sama saja, senang menyusahkan aku!" gerutu Liam pada Allen dan Ace.

Hanya dia yang berani berbicara dan berbuat seenaknya pada penguasa Mafia didaratan Amerika ini, kenal lama dengan Allen membuat Liam tahu bagaimana kepribadian serta sepak terjang lelaki itu semenjak memutuskan hidup didunia yang hitam dan kejam.

"Sudahlah, karena kau sudah sadar dan sudah bisa menatapku dengan tajam seperti itu. Aku akan kembali ke Miami sekarang, ada banyak pasien yang menunggu aku disana!" pamit Liam berjalan keluar ruangan.

"Terima kasih Lim. Bonus punyamu akan aku transfer nanti kerekening," ujar Allen yang dibalas lambaian tangan sebagai tanda ok dari Liam.

"Bos, aku minta maaf karena terlambat datang. Malam kejadian aku juga dihadang oleh mereka saat Bos mengirim sinyal red code padaku, sepertinya para bedebah itu sudah mengikuti kita sejak Bos turun dari dalam mobil," ujar Ace merasa bersalah karena tidak bisa tiba tepat waktu disana.

"Tidak perlu memikirkan itu lagi ... aku baik-baik saja sekarang," sahut Allen santai. "Oh iya, ada seorang wanita yang menolong aku di gang, di mana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja?" tanyanya yang baru ingat kalau ada seorang wanita yang ikut duduk menemani dia menunggu Ace.

"Maaf Bos, saat aku tiba aku memang melihat dia duduk disamping bos yang mulai kehilangan kesadaran. Karena sibuk menolong Bos, aku tidak sempat mengucapkan terima kasih padanya. Saat aku berbalik mencari dia wanita itu sudah tidak ada disana," terang Ace menjelaskan malam ketika dia tiba disana.

Sekitar lima menit setelah wanita itu menemani Allen, Ace tiba bersama pasukan Blue Fire yang lain.

Ace yang khawatir melihat keadaan bosnya tidak terlalu menggubris wanita yang memakai jaket jeans dengan rambut panjang yang digerai.

Wanita itu berkata kalau kondisi bos mereka sudah sangat lemah karena kehilangan banyak darah, bahkan sejak tadi dia mengajak Allen berbicara lelaki itu tidak lagi menanggapi ucapannya seperti biasa.

Setelah berkata begitu, Ace yang sudah membawa tubuh Allen kedalam mobil berbalik untuk berterima kasih pada wanita tersebut. Tapi ketika dia berbalik menatap ke sekeliling, wanita itu sudah tidak ada disana.

"Sayang sekali … apa kau tahu kalau dia yang menolongku saat musuh terakhir itu ingin membunuhku yang sudah tersudut Ace? Dia sangat pemberani ... di tengah penuh mayat dan darah, dia malah ikut membantuku disana," ujar Allen yang kembali terbayang wajah cantik serta wangi aroma tubuh wanita itu.

"Aku ingin kau mencari dimana wanita itu berada Ace. Aku sangat ingin berterima kasih padanya! Kalau tidak salah namanya adalah…," sambung Allen lagi mencoba mengingat-ingat siapa nama wanita yang sudah menolong dia malam saat kejadian baku tembak itu terjadi.

"Siapa namanya bos?" sela Ace ikut penasaran nama wanita pemberani itu.

"Entahlah Ace, aku lupa dengan namanya…," jawab Allen yang bingung kenapa dia bisa sampai lupa dengan nama wanita itu.

Padahal dia sempat mendengar namanya saat dia berujar memperkenalkan diri sebelum Allen benar-benar tidak sadarkan diri.

Tiba-tiba terdengar panggilan red code dari salah satu anggota Blue Fire yang berjaga di rumah sakit tempat Allen dirawat.

"Bos, kita harus segera pergi. Musuh sudah tahu keberadaan kita disini," ujar Ace setelah mendapatkan laporan dari headphone yang dipakainya.

"Sial! Harusnya kamu langsung membawa aku kembali ke Miami, Ace!" gerutu Allen mencabut infus ditangan dan mengambil dua buah pistol Glock 17 kesayangannya diatas meja nakas.

Pistol Glock 17 dirancang untuk memuat tujuh belas peluru berukuran sembilan milimeter. Dari segi akurasi, Glock 17 juga dirancang untuk membantu koordinasi tangan dan mata penembak secara alami, yang sesuai dengan tipe Allen yang jago dalam hal tembak menembak dan tepat sasaran.

"Maaf Bos, tapi kondisi Bos tidak memungkinkan untuk dibawa kembali ke Miami waktu itu. Apalagi dengan keadaan Bos yang butuh banyak transfusi darah...," sahut Ace berdiri disamping bosnya dan memakaikan jas hitam yang penuh dengan senjata rahasia milik Allen.

Merekapun bergegas keluar dari dalam ruang perawatan Allen dan turun menggunakan tangga darurat menuju bassment, dimana anggota yang lain sudah menunggu kedatangan dua orang penting pemimpin Blue Fire.

Musuh yang sudah lebih dulu mencium kalau Bos Mafia paling berkuasa dan ditakuti itu akan turun melalui tangga darurat, sudah mengepung mereka berdua terlebih dahulu disana.

Baku tembak pun tidak bisa terelakkan lagi, Allen dan Ace bergantian saling menembakkan timah panas kearah musuh di depan mereka.

Anggota Blue Fire yang juga berjaga dirumah sakit, ikut membantu dua orang petinggi mereka.

"Tangkap satu orang bedebah itu hidup-hidup Ace, kita harus menemukan siapa dalangnya!" titah Allen ditengah baku tembak yang masih terjadi.

"Baik bos."

Ace lalu memberi perintah untuk menangkap satu orang musuh dan membawanya ke markas mereka yang ada dikota Miami.

Dorrr

Satu tembakan dilepas Allen yang melesat cepat disamping telinga Ace.

"Perhatikan sekitarmu bodoh!" ujarnya menembak mati musuh yang berada tepat di depan asistennya.

"Terima kasih bos...!" sahut Ace tersenyum tulus.

Selama ini mereka seperti satu paket yang tak terpisahkan, Ace bahkan tidak akan segan mengorbankan nyawanya untuk melindungi Allen sang boss.

Begitu pun sebaliknya, Allen juga akan sama berkorbannya untuk Ace yang sudah menemani dia dalam jatuh bangun, mempertahankan dan memperoleh kekuasaan sebagai Bos Mafia yang paling ditakuti.

"Ayo cepat, aku tidak ingin buang-buang waktu lagi dikota ini!"

Allen dan Ace kompak keluar dari tempat persembunyian mereka dan mulai menembak musuh yang semakin banyak berdatangan.

Dengan langkah panjang dan lebar, mereka maju menerobos pihak musuh yang tumbang satu persatu.

Selain menggunakan pistol dan senjata rahasia, keduanya juga menumbangkan pihak musuh dengan pukulan dan tendangan.

Allen dan Ace dibekali dengan ilmu bela diri yang cukup mumpuni, jika mereka terpaksa harus bertarung dengan tangan kosong.

Bunyi tembakan saling bersahutan dari lantai atas dan bawah tangga darurat, terdengar memekakan telinga. Bau amis darah mulai tercium bersamaan dengan banyaknya mayat yang berserakan dilantai.

"Bos, ada musuh dari arah jam sembilan...!" teriak Ace yang berjarak beberapa meter di depannya.

Dorrr

Allen dengan cepat menembakkan peluru kearah yang dikatakan Ace padanya, tanpa mengarahkan pandangan matanya kesana.

Tembakan Allen selalu tepat sasaran dan mengenai dada kiri musuh tersebut.

Ace tersenyum simpul melihat kehebatan Bos Mafia bernama Allen Clarck, bos tangguh yang selama ini dia layani.

Luka bekas tembakan ditubuh Allen kembali mengeluarkan darah karena terlalu banyak bergerak, kemeja putih yang dia pakai kini berubah warna menjadi merah yang tertutup jas hitam milik dia.

Ada sekitar lima puluh orang musuh yang datang menyergap Allen dan Ace di tangga darurat, namun berhasil dilumpuhkan oleh mereka bersama dengan anggota Blue Fire lainnya.

"Segera ke bandara dan cari rute yang lain. Mereka akan terus mengejar kita sampai kesana!" titah Allen ketika dia dan Ace berhasil masuk kedalam mobil sport milik sang Bos Mafia.

Kejar-kejaran terjadi di sepanjang jalan menuju Bandara di mana jet pribadi Allen sudah siap menunggu kedatangannya.

Dua mobil Blue Fire yang ditugaskan untuk mengawal bos mereka, berada di depan dan dibelakang. Meski saling salip menyalip dengan musuh, namun tidak ada satupun yang mengeluarkan tembakan.

Allen masih menunggu dengan sabar dan bersiap menembakkan rudal mini yang terpasang di mobilnya, jika mereka berani berbuat onar lagi.

Lelaki itu tidak akan mengampuni siapa saja yang berani mengganggu ketenangan sang Bos Mafia Blue Fire.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
SyaMeera Rizqi
Wow cerita keren, sy suka yang berbau mafia..... semangat thor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Boss Mafia, I Love You   Mengaku Atau Mati

    "Bos, biar aku gantikan perban ditubuhmu," tawar Ace yang duduk disamping Allen.Keduanya berhasil take off meninggalkan Bandar Udara Internasional Benito Juárez Mexico, setelah mengecoh pihak musuh dengan cara berganti mobil saat mereka mengambil rute lain.Mobil yang dikejar oleh pihak musuh hanya terdapat anggota Blue Fire yang rela mati demi bisa menyelamatkan bos mereka.Untuk bisa menjadi salah satu anggota Mafia Blue Fire, mereka akan melewati beberapa ritual dengan kontrak menggunakan darah.Dan setelah bergabung dengan mafia yang paling ditakuti ini, mereka harus menyerahkan sepenuhnya hidup dan mati mereka demi sang bos yang mereka layani.Dengan bantuan biaya hidup yang tinggi serta kehidupan keluarga mereka yang terjamin, banyak yang tergoda ingin ikut bergabung dengan Blue Fire milik Allen Clarck sekalipun nyawa mereka yang menjadi taruhan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Boss Mafia, I Love You   Wanita Pemuas

    Seorang wanita cantik memakai dress putih berbahan satin menjuntai kebawah sampai pada pahanya yang berkulit eksotis, berjalan dengan anggun menuruni tangga apartemen mewah milik Allen Clarck. Dengan rambutnya yang cokelat dan manik mata yang berwarna senada, wanita itu tersenyum bahagia melihat sosok seorang pria yang selama hampir lima tahun ini menjadi kekasihnya. Bukan, lebih tepatnya wanita ini yang beranggapan kalau mereka adalah sepasang kekasih. Allen tidak pernah menggangap hubungan keduanya lebih dari sekedar pemuas nafsunya belaka. Mereka masih bersama hingga sekarang hanya karena saling menguntungkan saja. "I'm miss you so much Al." ujarnya memeluk tubuh atletis sang bos mafia. "Kau sudah menyiapkan air untuk aku mandi?" tanya Allen masih dalam dekapan wanita yang malam ini sengaja berpenampilan seksi dan wangi demi memuaskan lelaki penuh nafsu ini.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09
  • Boss Mafia, I Love You   Berkas Lamaran

    Dua tahun kemudian"Good morning Bos!" sapa seluruh karyawan A, Corp setiap kali bertemu dengan pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.Allen yang selalu dingin dengan orang lain hanya mengangguk tanpa membalas sapaan karyawannya."Hari ini berkas lamaran untuk sekretaris baru Bos sudah ada diatas meja," ujar Ace sebelum membuka pintu masuk ruangan Allen.Satu buah meja kerja bersama tempat duduk nyaman berwarna hitam dan satu stel kursi sofa berwarna abu-abu mengisi ruangan sang Bos Mafia di perusahaan ini.Setumpuk berkas sudah tersusun rapi disamping kiri meja dan segelas kopi hitam yang masih mengepul berada disamping kanannya."Kamu mau kemana Ace?" tanya Allen saat melihat asistennya akan menutup pintu dan keluar dari ruangan dia."Aku akan pergi kebagian keuangan bos, laporan bulan lalu ada sedikit masalah. Aku harus mengeceknya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Boss Mafia, I Love You   Rose White

    "Dad...!""Iya Nak, Dady ada dibelakang!" sahut seorang pria yang tahun ini sudah genap berumur lima puluh tiga tahun dengan rambut yang mulai beruban.Dia adalah Alex White, ayah kandung dari Rose White.Mereka pindah ke Miami tepat dua tahun lalu, saat ibu Rose meninggal dunia karena sakit kanker yang dideritanya.Rose yang saat itu baru setahun menjalani kuliah di salah satu universitas ternama di kota Mexico, terpaksa harus mengikuti ayahnya Alex kembali ke kota asal dia demi bisa menyambung hidup.Segala kepunyaan keluarga mereka dikota kelahiran ibunya harus habis terjual demi pengobatan wanita itu yang memakan biaya hingga ratusan juta dollar.Di kota Miami Florida, Alex membuka usaha toko bunga yang sejauh ini cukup ramai dan memiliki pelanggan tetap.Melalui usaha dia ini, Alex berhasil menguliahkan anak mereka satu-satunya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Boss Mafia, I Love You   Satu Ruangan

    "Gimana Dad?""Perfect!"Rose sedang mematut dirinya didepan cermin saat ayahnya Alex keluar dari dalam kamar."Jam berapa kamu mau ke kantor Rose?" tanya Alex dari arah dapur.Jarak dari dapur dengan kamar mereka hanya berbatas dinding.Rose sedang berdiri di depan kamar dia, dimana terdapat cermin berukuran satu badan peninggalan ibunya dulu.Ibu Rose memang senang berlama-lama di depan cermin seperti kebanyakan wanita pada umumnya."Sebelum jam delapan aku harus sudah tiba disana Dad." sahut Rose sambil memakai heels lima centi berwarna hitam miliknya."Kalau begitu kamu sarapan dulu, Dady buatkan omelette mau?""Boleh ... tapi jangan lama-lama Dad."Alex dengan sigap mengambil tiga butir telur dari dalam lemari pendingin, dan mulai meracik bumbu untuk sarapan omelette mere

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-17
  • Boss Mafia, I Love You   Rangkulan Dipinggang

    Pagi-pagi sekali Allen sudah bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaan A, Corp miliknya. Ace bahkan diminta untuk menjemput dia pukul tujuh tepat di Mansion. Memakai setelan jas berwarna hitam dengan sepatu berwarna senada yang mengkilat, Allen turun dari tangga melingkar dengan gagahnya. "Good morning Bos!" sapa Ace membungkuk memberi hormat Allen mengangguk dan keluar mendahului Ace menuju mobil mewah yang sudah terparkir di depan pintu kebaya mansionnya. "Silahkan Bos...." ujar salah seorang penjaga membukakan pintu mobil untuk bos mereka. "Apa kau sudah mengatur apa yang aku minta kemarin Ace?" tanya Allen saat mobil yang membawanya meluncur meninggalkan halaman mansion. "Sudah Bos. Semua sudah aku atur sesuai dengan perintah Bos!" sahut Ace melirik sekilas bosnya dari kaca spion di depan. Dia duduk dikursi kemudi denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-19
  • Boss Mafia, I Love You   Bulu-bulu Halus

    Sebulan sudah Rose bekerja di perusahaan A,Corp sebagai seorang sekretaris. Kini dia semakin lincah dan gesit dalam bekerja.Semalam Ace menghubungi dia untuk pagi ini sebelum jam tujuh, dia sudah harus datang ke sebuah alamat yang Ace kirimkan melalui pesan singkat semalam pada Rose.Dan disinilah dia sekarang, berdiri di depan sebuah cottage mewah pinggir kota dengan perasaan bingung.Untuk apa Ace memintanya kesini? Asisten bos mereka itu tidak mengatakan secara detail apa yang harus dia lakukan pagi ini setelah tiba di alamat yang dia kirimkan."Selamat pagi nona...," sapa seorang wanita paruh baya memakai seragam rapi."Pagi...," sapa Rose kembali."Mari nona, ikut saya kedalam." ajaknya dan berlalu masuk kedalam cottage.Dengan langkah pelan dan pikiran yang dipenuhi tanda tanya, Rose pun melangkah mengikuti wanita itu dari be

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • Boss Mafia, I Love You   Tukang Perintah

    Perjalanan dari Kota Miami, Florida menuju Negara kincir angin Belanda membutuhkan waktu selama lima belas jam lebih lamanya. Selama berada di dalam pesawat jet pribadi milik sang Bos Mafia, Rose hanya duduk diam di kursi karena merasa pusing dengan perjalanan udara yang memakan waktu lama seperti ini. "Apa kau butuh sesuatu Rose?" tanya Allen mendekati tempat duduk sekretarisnya. Rose menggeleng dengan wajah yang sudah pucat pasi. "Lebih baik kamu tidur dulu di kamar Rose, aku akan meminta pramugari membawakan kamu teh hangat nanti." Rose mengangguk dan bangkit berdiri dari kursinya dengan lemah, menuju kamar dalam pesawat yang khusus disediakan untuk Allen jika dia ingin beristirahat. "Ace…!" panggil Allen setelah Rose masuk ke dalam kamar. "Iya Bos?" "Kenapa kamu tidak bilang kalau Rose akan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02

Bab terbaru

  • Boss Mafia, I Love You   PENGUMUMAN

    Akhirnya hari ini datang jugaAuthor rada² gak rela mau tamatin cerita ini, tapi setiap pertemuan pasti ada perpisahan...Author mau ngucapin terima kasih untuk semua pembaca setia Boss Mafia, I Love You yang selalu setia menanti up setiap hari...Juga untuk semua yang sudah mendukung cerita ini sampai tamat…Untuk sahabat sesama penulis Buenda Vania yang selalu setia author curhatin setiap saat,,Untuk teman-teman yang tergabung dalam Group Author Halu dan Group Author Bahagia…Terima kasih untuk setiap canda tawa selama ini,, sharing tentang segala macam hal dari yang serius sampe yang nggak penting…At least untuk suami dan anak tercinta yang selalu sabar dan mendukung hobi istri dan bundanya…I love you more ❤️By the way untuk karya kedua author sudah terbit yah guysJudulnya

  • Boss Mafia, I Love You   I Love You

    "Kau mau ke mana lagi, Al?" rengek Rose memeluk suaminya posesif."Aku mau ke kamar mandi sebentar Baby, perutku sakit…," keluh Allen."Tidak boleh, kau harus tetap di sini bersamaku!""Astaga … lalu aku harus buang air disini Rose?" Wanita itu mengangguk dengan puppy eyes-nya.Semenjak hamil, Rose semakin bersikap manja padanya. Allen tidak diizinkan oleh wanita itu sedikit pun menjauh darinya.Bahkan untuk ke kamar mandi saja, Rose akan mengikuti pria berjambang itu ke dalam seperti saat ini. Rose sedang duduk di dekat dia yang sedang berkonsentrasi mengeluarkan tahap akhir isi dalam perutnya."Kau tidak jijik setiap hari menemaniku begini Rose?""Tidak.""Tapi aku yang malah jijik dengan diriku sendiri melihat kau begitu betah disini Baby…."Ro

  • Boss Mafia, I Love You   Hamil

    Dua bulan setelah bulan madu di atas kapal itu, Rose keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat.Sudah seharian ini wanita berambut panjang itu muntah-muntah di dalam sana. Allen sampai khawatir melihat keadaan istrinya."Kita ke rumah sakit saja Baby…." Rose menggeleng bersandar di dada bidang Allen yang memeluknya."Tapi aku khawatir melihat kau muntah-muntah begini sejak pagi Baby. Aku tidak tenang meninggalkanmu sendiri di mansion""Aku tidak apa-apa, Al. Kau pergilah bekerja, mungkin aku hanya salah makan saja kemarin."Allen berdecak, mulai jengkel dengan Rose yang tidak mau mendengarkan perkataannya. Pria itu kelimpungan sendiri mengurus wanitanya karena Amberd sedang berlibur ke luar negeri.Mau menghubungi Alex pun, pria itu tidak ada di Miami sekarang. Dia memilih kembali ke Mexico membuka usahanya di sana sembari menemani Eduardo

  • Boss Mafia, I Love You   Kapal Pesiar

    "Kapal pesiar?""Iya, kita akan berlayar selama seminggu penuh di atas laut."Allen mengajak Rose naik ke atas kapal pesiar berukuran cukup besar yang belum lama dia beli.Pria itu sengaja membelinya untuk hadiah pernikahan dia untuk Rose. Bahkan pada kapal badan tertulis inisial nama keduanya dan tanggal pernikahan mereka.Allen benar-benar memastikan hadiah ini akan menjadi kenangan untuk mereka berdua, sekaligus sebagai tempat bulan madu mereka setelah resmi menjadi suami istri."Ini sangat indah, Al…." Rose berdiri pada dek kapal, menatap hamparan laut luas di depan mereka. Kapal itu mulai bergerak saat keduanya naik ke atas sana."Kau suka?""Sangat, aku sangat menyukainya…," sahut Rose terkagum-kagum."Aku senang jika kau menyukainya Baby." Allen memeluk wanitanya dari belak

  • Boss Mafia, I Love You   Janji Suci

    Tanggal sebelas di bulan sebelas adalah tanggal terindah untuk Allen dan Rose. Pasangan itu memantapkan hati untuk saling mengikat janji suci di depan pendeta.Rose berjalan mendekati Allen yang tengah menunggunya di depan altar, dengan mata yang berkaca-kaca.Wanita itu berjalan pelan ditemani Alex di sampingnya dengan mata yang sembab. Pria paruh baya itu tidak menyangka anak yang selama ini dia jaga dan dia rawat, kini akan menikah dengan seorang pria pilihannya.Teringat bagaimana Alex memberi pesan-pesan untuk Rose tadi saat mereka masih di ruang ganti pengantin."Hiduplah dengan bahagia, Nak. Daddy akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kau dan keluargamu. Mommy-mu pasti ikut bahagia melihat kau akan menikah hari ini."Rose tersenyum menggenggam tangan ayahnya. "Terima kasih, Dad. Terima kasih karena sudah menjaga aku sampai sekarang. Terima kasih juga karena tidak

  • Boss Mafia, I Love You   Rencana

    "Kau senang?"Rose mengangguk penuh semangat. "Tentu saja, Al. Malam ini adalah salah satu malam terindah di hidupku.""Memangnya malam selain ini apalagi?" tanya Allen penasaran."Kau mau tahu?" Allen mengangguk."Malam di mana aku sadar aku sudah mencintaimu, Al." sahut Rose mengingat malam panjang mereka berdua."Benarkah? Boleh aku tahu kapan tepatnya itu?" Rose tertawa geli, malu untuk memberitahukannya pada Allen."Kenapa tertawa? Jangan membuatku penasaran Baby…." keluh Allen memeluk posesif wanitanya dari belakang."Aku malu memberitahukannya padamu.""Kenapa malu? Aku bukan orang lain Baby, aku calon suamimu sekarang!"Rose tersenyum dengan wajah memerah. Mendengar Allen berkata calon suami makin membuat hatinya berdebar tidak karuan. Rose merasa seper

  • Boss Mafia, I Love You   Will You Marry Me?

    "Cepatlah Rose, kita sudah terlambat!""Berisik!" sahut Rose keluar dari dalam kamar mereka.Wanita itu memakai gaun peach sampai ke mata kakinya dengan dada yang menyembul sempurna, dan punggung yang terbuka sampai ke batas bokong. Rambutnya diikat ke atas, memperlihatkan leher Rose yang jenjang.Allen mendekati wanitanya terpesona. "Kau memang selalu cantik dan menawan Baby…," puji pria itu merangkul pinggang Rose.Wanita bermanik mata biru itu hanya mencebik, menepis rangkulan Allen padanya. Rose masih kesal dengan pria berjambang itu, dia menganggap Allen tidak pernah peka dengan perdebatan mereka semalam.Meski terkesan seperti anak kecil, tapi Rose kesal saja Allen bertingkah seperti pria polos yang tidak mengerti apa-apa.Mereka pun naik ke mobil diantarkan salah satu anggota Blue Fire menuju venue tempat pernikahan Ace dan Sonya diadakan.

  • Boss Mafia, I Love You   Meminta Restu Dua

    "Daddy…." panggil Rose mendekati Alex. "Kemarilah, duduk disini dengan Daddy." Pria paruh baya itu menepuk kursi bangku disampingnya. ""Kau sedang apa sendirian disini, Dad?" tanya Rose ikut duduk bersama ayahnya. "Menikmati pemandangan sore hari Rose. Biasanya Daddy dan mommy selalu duduk disini setiap jam begini." Rose mengernyit tidak mengerti. "Disini?" "Iya, Nak. Rumah kakekmu ini dulunya adalah tempat tinggal pertama kami setelah menikah," terang Alex mengingat kenangannya bersama ibu Rose. "Benarkah? Kenapa Daddy tidak pernah mengatakannya padaku kalau kita punya rumah lain lagi, selain rumah kita yang dulu?" tanya Rose tidak percaya. "Itu karena rumah ini terpaksa Daddy jual untuk biaya persalinan ibumu, Nak. Kami sangat susah dulu, bahkan untuk membelikan ibumu makanan yang dia suka saja Daddy tida

  • Boss Mafia, I Love You   Lebih Cepat Lebih Baik

    "Kau disini Ace?" Sonya kaget mendapati pria itu sudah lebih dulu berada di rumah orang tuanya.Wanita berlesung pipit itu dijemput oleh anggota Blue Fire di hotel sebelumnya atas perintah Ace."Duduk, Sonya!" perintah ibunya menatap tajam anak perempuan mereka."I-iya, Mom." Takut-takut wanita itu duduk di samping Ace yang tersenyum tenang menatapnya."Apa benar pria ini adalah calon suamimu?" tanya ibu Sonya tanpa basa basi.Sonya tertunduk tidak berani menatap kedua orang tuanya. "Iya, Mom … Dad.""Lalu benar kalau dia sudah menghamilimu?" tanya wanita paruh baya itu lagi.Sonya mengangguk, tidak berani bersuara. Ace tengah menggenggam tangannya dengan hangat, seakan memberikan ketenangan di hati wanitanya.Dua pasangan suami istri itu saling menatap satu sama lain, dan kompak menghembuskan nafas panja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status