Home / Romansa / Boss Mafia, I Love You / Rangkulan Dipinggang

Share

Rangkulan Dipinggang

last update Last Updated: 2021-06-19 15:00:00

Pagi-pagi sekali Allen sudah bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaan A, Corp miliknya. Ace bahkan diminta untuk menjemput dia pukul tujuh tepat di Mansion.

Memakai setelan jas berwarna hitam dengan sepatu berwarna senada yang mengkilat, Allen turun dari tangga melingkar dengan gagahnya.

"Good morning Bos!" sapa Ace membungkuk memberi hormat

Allen mengangguk dan keluar mendahului Ace menuju mobil mewah yang sudah terparkir di depan pintu kebaya mansionnya.

"Silahkan Bos...." ujar salah seorang penjaga membukakan pintu mobil untuk bos mereka.

"Apa kau sudah mengatur apa yang aku minta kemarin Ace?" tanya Allen saat mobil yang membawanya meluncur meninggalkan halaman mansion.

"Sudah Bos. Semua sudah aku atur sesuai dengan perintah Bos!" sahut Ace melirik sekilas bosnya dari kaca spion di depan.

Dia duduk dikursi kemudi dengan Allen yang berada dikursi belakang mobil.

"Bagus. Aku ingin kamu yang menjemput dia nanti di lobby kantor."

"Baik Bos."

Selama perjalanan menuju perusahaan A, Corp Allen larut dalam pikirannya tentang sosok wanita yang kurang dari sejam lagi akan kembali bertemu dengan dia.

Ada rasa gugup dan tidak sabar dihati Allen setiap kali nama Rose terlintas dibenaknya. Entah karena apa, tapi wanita itu sudah berhasil menarik perhatian dia dari pertama mereka bertemu saat kejadian baku tembak itu terjadi.

Tidak kurang dari lima belas menit, mobil mewah Allen tiba diperusahaan miliknya. Lelaki penuh kharisma itu turun setelah seorang penjaga keamanan disana membukakan pintu untuknya.

"Good morning Bos," sapa seorang berbadan kekar yang memakai seragam rapi.

Allen mengangguk dan masuk kegedung berlantai dua puluh diikuti Ace asistennya dari belakang.

Di dalam lift Ace mulai membacakan jadwal Allen hari ini, dimana pada jam sepuluh nanti dia akan menemui seorang rekan bisnis dari Arab untuk membicarakan kerja sama mereka dalam pembangunan salah satu hotel yang dia punya di kota ini.

"Aku ingin Rose yang menemaniku nanti menemui rekan bisnis kita disana. Kau tidak perlu ikut, selesaikan masalah yang kemarin dengan bagian keuangan. Aku ingin laporannya sudah ada dimeja kerjaku besok pagi!" ujar Allen saat keduanya keluar dari dalam lift.

"Baik Bos. Ada lagi?"

"Tidak, kau siap-siap saja nanti menjemput sekretaris baruku dibawah." sahut Allen dan berjalan masuk keruangannya setelah Ace membukakan pintu.

Sebuah meja berukuran lebih kecil dari meja kebesaran milik Allen, berdiri rapi disamping kiri tempat dia biasa menghabiskan waktunya di kantor.

Allen tersenyum tipis membayangkan sebentar lagi meja itu akan terisi dengan seorang wanita bertubuh seksi dengan manik mata berwarna sama dengannya.

Diatas meja semua kebutuhan Rose sebagai sekretarisnya telah disediakan oleh Ace dengan lengkap.

Allen memutari meja tersebut dengan tangan yang menyentuh sisi-sisinya, dan duduk dikursi putar nyaman yang khusus dipesan Ace untuk menyenangkan hati sang bos.

"Bagaimana Bos?" tanya Ace yang sejak tadi memperhatikan tingkah tidak biasa Allen.

"Nyaman dan rapi. Kerja bagus Ace, kau bisa keluar sekarang. Aku akan menghubungimu jika Rose sudah tiba!"

Ace mengangguk puas karena berhasil membuat Allen senang dengan pekerjaannya lagi, lalu membungkuk memberi hormat sebelum dia keluar dari ruangan bosnya.

Sepeninggal Ace, Allen beranjak dan menyalakan sebuah TV disudut ruangan dimana cctv seluruh lantai gedung perusahaan A,Corp miliknya tersambung langsung.

Sambil menikmati kopi panas yang selalu tersedia diruangan sebelum dia tiba, Allen terus memperhatikan layar datar yang terpaku di dinding dengan seksama.

Pandangan matanya kini sedang memperhatikan kamera cctv di pintu utama gedung A,Corp hingga sebuah mobil berwarna abu-abu berhenti disana.

Seorang wanita yang dia tunggu-tunggu sejak tadi terlihat turun dengan anggun dari mobil itu.

Mata tajam Allen tidak berhenti memperhatikan bagaimana Rose berbicara dengan seorang penjaga keamanan dikantornya dan tersenyum dengan sangat cantik.

"Dia sudah sampai Ace, bawa dia kesini sekarang!" ujar Allen yang menghubungi asistennya melalui intercom kantor.

Allen masih terus menatap Rose yang kini telah berjalan masuk menuju meja resepsionis, pandangan mata wanita itu terus memperhatikan gedung perusahaan miliknya.

Mungkin ini pertama kalinya Rose bisa masuk ke gedung sebesar ini hingga tatapan matanya terlihat berbinar dengan wajah yang terus tersenyum sumringah.

Hingga saat Ace mendekati wanita dengan rambut yang dia ikat tinggi keatas itu, Rose mulai terlihat canggung dan gugup namun malah menarik perhatian Allen.

Menggemaskan sekali pikirnya. Tunggu, menggemaskan? Apa yang aku pikirkan. Allen menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran aneh yang melintas dalam pikirannya. Bodoh! Gumam Allen dalam hati.

Dia lalu mematikan layar tv dan berbalik menatap pemandangan laut dari balik kaca, sampai terdengar pintu yang diketuk dari luar dan terbuka.

"Bos, nona Rose sudah disini."

Lelaki yang tampak gagah dari belakang itupun berbalik dan menatap wanita yang selama dua tahun ini dia cari.

Allen sempat terpana beberapa saat melihat wajah Rose yang akhirnya bisa dia tatap secara langsung pagi ini, masih sama seperti dulu batinnya.

Pesona wanita yang sempat menolongnya dulu tidak berubah sama sekali meski terlihat gugup didepan dia.

Allen pun berjalan mendekati kursi sofa tamu dan mempersilahkan Rose duduk disana.

Beberapa kali Rose membasahi bibirnya yang membuat Allen sedikit tergoda dengan bibir merah merekah wanita yang duduk di depannya ini.

Mereka berbicara cukup lama sampai Allen memintanya untuk ikut bersama dia menemui seorang klien yang sempat dibicarakan Ace tadi.

Bos dan sekretaris barunya itupun turun dari lantai dua puluh bersama menuju pintu utama perusahaan A,Corp dimana mobil mewahnya sudah terparkir menunggu disana.

Beberapa pasang mata terlihat penasaran dengan siapa sosok wanita baru yang berjalan bersisian bersama pemimpin mereka. 

"Kau bisa bawa mobil?" tanya Allen sebelum mereka naik kemobil.

"Bisa Tuan."

"Kalau begitu kamu yang menyetir!"

Rose mengangguk cepat dan masuk dikursi kemudi dengan Allen yang duduk dibelakang.

Astaga ... aku benar-benar seperti supirnya sekarang, gumam Rose dalam hati dan mulai melajukan mobil mewah bos barunya.

Seumur hidup, baru sekarang dia membawa mobil mahal seperti ini. Bahkan wangi aroma mobil tercium berkelas seperti pemiliknya.

Sesuai dengan perintah Allen tadi, Ace tidak ikut dengan mereka menuju sebuah restoran tempat dia akan bertemu dengan rekan bisnisnya dari Arab.

Selama menuju kesana, Allen hanya diam dengan mata yang memandang lurus kedepan. 

Rasa canggung semakin terasa saat Rose tidak sengaja melirik bosnya dari kaca spion bersamaan dengan pandangan mata Allen padanya.

Hingga mereka tiba, Rose dengan sigap mengambil beberapa dokumen serta tablet yang baru diberikan Ace tadi, saat dia ditugaskan ikut dengan Allen hari ini.

Sedikit berlari untuk mengimbangi langkah kaki panjang Allen, Rose hampir saja terjatuh jika lelaki itu tidak menahan tubuhnya.

Tangan kekar Allen merangkul pinggang ramping Rose dengan satu tangan yang lain berada di saku celana.

Rose seketika membatu dengan kedua mata yang membola sempurna karena kaget dan gugup saat mereka berdekatan seperti ini.

"Ma-maaf Tuan," ujar Rose terbata.

Jarak diantara mereka sangat dekat hingga wangi aroma maskulin sang bos mafia bisa tercium sangat jelas di indera penciuman Rose.

Allen tersenyum tipis dan melepaskan rangkulan tangannya. "Lain kali kamu harus lebih berhati-hati lagi Rose...," ujarnya dan kembali berjalan di depan sekretaris barunya dengan langkah yang lebih pendek.

Rose yang masih gugup berusaha mengatur detak jantung dia yang bertalu-talu karena kedekatan mereka berdua tadi.

Aura bosnya ini memang sangat kuat dan berbeda, itu terbukti dari cara dia berbicara dengan rekan bisnis mereka yang berhasil mencapai kata kesepakatan hanya dalam waktu satu jam saja.

Rose yang masih baru dalam dunia sekretaris pun masih sering dibantu oleh Allen yang dingin dan tidak banyak bicara padanya. 

Related chapters

  • Boss Mafia, I Love You   Bulu-bulu Halus

    Sebulan sudah Rose bekerja di perusahaan A,Corp sebagai seorang sekretaris. Kini dia semakin lincah dan gesit dalam bekerja.Semalam Ace menghubungi dia untuk pagi ini sebelum jam tujuh, dia sudah harus datang ke sebuah alamat yang Ace kirimkan melalui pesan singkat semalam pada Rose.Dan disinilah dia sekarang, berdiri di depan sebuah cottage mewah pinggir kota dengan perasaan bingung.Untuk apa Ace memintanya kesini? Asisten bos mereka itu tidak mengatakan secara detail apa yang harus dia lakukan pagi ini setelah tiba di alamat yang dia kirimkan."Selamat pagi nona...," sapa seorang wanita paruh baya memakai seragam rapi."Pagi...," sapa Rose kembali."Mari nona, ikut saya kedalam." ajaknya dan berlalu masuk kedalam cottage.Dengan langkah pelan dan pikiran yang dipenuhi tanda tanya, Rose pun melangkah mengikuti wanita itu dari be

    Last Updated : 2021-06-22
  • Boss Mafia, I Love You   Tukang Perintah

    Perjalanan dari Kota Miami, Florida menuju Negara kincir angin Belanda membutuhkan waktu selama lima belas jam lebih lamanya. Selama berada di dalam pesawat jet pribadi milik sang Bos Mafia, Rose hanya duduk diam di kursi karena merasa pusing dengan perjalanan udara yang memakan waktu lama seperti ini. "Apa kau butuh sesuatu Rose?" tanya Allen mendekati tempat duduk sekretarisnya. Rose menggeleng dengan wajah yang sudah pucat pasi. "Lebih baik kamu tidur dulu di kamar Rose, aku akan meminta pramugari membawakan kamu teh hangat nanti." Rose mengangguk dan bangkit berdiri dari kursinya dengan lemah, menuju kamar dalam pesawat yang khusus disediakan untuk Allen jika dia ingin beristirahat. "Ace…!" panggil Allen setelah Rose masuk ke dalam kamar. "Iya Bos?" "Kenapa kamu tidak bilang kalau Rose akan s

    Last Updated : 2021-07-02
  • Boss Mafia, I Love You   Jaga Matamu Ace!

    Rose tertidur di kursi sofa dalam kamar hotel bosnya, setelah menyelesaikan tugas yang diberikan Allen padanya tadi.Allen yang tidak tega melihat sekretarisnya yang tampak sangat kelelahan, mengangkat tubuh Rose keatas ranjang dan menidurkan dia disana.Sekilas Allen begitu menikmati wajah Rose yang mulus tanpa cela itu, dengan bibir yang merah merekah alami.Tanpa sadar lelaki itu mengusap dahi Rose dan memberikannya ciuman selamat malam.Astaga … apa yang aku lakukan? Gumam Allen dalam hati dan berdiri menjauh dari ranjang kamar hotelnya, dimana Rose sedang tertidur pulas.Lelaki itu merutuki dirinya sendiri karena berbuat hal yang menurutnya sangat aneh. Dia tidak pernah mencium seorang wanita dalam kondisi yang sedang tidur seperti ini.Ada apa dengannya? Pikiran-pikiran itu terus menghantui isi dalam kepalanya semenjak Rose bekerja dan dekat deng

    Last Updated : 2021-07-04
  • Boss Mafia, I Love You   Cantik Seperti Orangnya

    Rotterdam merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Belanda. Memiliki sejuta keindahan dan keunikan, membuat kota satu ini selalu tidak pernah sepi dari incaran pengunjung.Rotterdam sendiri mempunyai tempat wisata yang unik dan menarik. Dimulai dari museum, teater, wisata unik, dan balai kesenian.Dan siang ini, Ace membawa bosnya Allen bersama sekretaris mereka Rose menuju Rumah Kubus Rotterdam.Rumah yang dibangun dengan menggunakan arsitektur yang unik dan dicat berwarna kuning cerah berbentuk kubus, merupakan rancangan dari seorang seniman terkemuka Belanda bernama Piet Blom.Seniman tersebut memang selalu menghadirkan rancangan arsitektur bangunan yang unik dan kreatif, dalam setiap rancangan yang dihasilkannya."Tolong ambil gambarku Ace…." pinta Rose menyodorkan ponsel miliknya ke hadapan asisten sang bos."Biar aku saja!"&nb

    Last Updated : 2021-07-06
  • Boss Mafia, I Love You   Bergosip

    Sekembalinya dari Belanda, Rose membelikan banyak buah tangan untuk ayahnya Alex dan Sonya sahabatnya.Bekerja sebagai seorang sekretaris dari perusahaan terkemuka dan terkenal seperti A,Corp memberikan banyak keuntungan untuk Rose.Ikut bersama Allen ke Belanda, Rose mendapatkan uang lembur yang cukup banyak dari lelaki berjambang itu.Sonya seketika iri dengan Rose yang sudah jalan-jalan gratis keluar negeri, bahkan bisa mendapatkan tambahan uang saku untuknya.Bahkan Rose tidak naik pesawat komersil seperti kebanyakan orang, yang ingin pergi menggunakan kendaraan terbang itu."Kamu bahkan berfoto dengan bosmu Allen, Rose?"Rose mengangguk. "Seperti yang kamu lihat…," ujarnya bangga."Astaga … kamu beruntung sekali Rose. Lalu ini siapa?" tanya Sonya menunjuk lelaki yang berdiri disamping Allen.

    Last Updated : 2021-07-07
  • Boss Mafia, I Love You   Siapa Wanita Itu?

    Saat jam makan siang tiba, Allen memilih untuk beristirahat di ruangannya. Meja kerja Rose yang berada di dekat meja kebesaran dia juga sudah lama kosong.Wanita itu pergi keluar untuk makan siang sejak tadi. Sempat berpamitan untuk mengisi perutnya yang keroncongan dan menawarkan untuk membelikan dia makanan, tapi Bos Mafia itu menolak.Dia hanya ingin istirahat sebentar di sofa, merebahkan dirinya di sana selama jam istirahat makan siang ini.Baru sekitar tiga puluh menit Allen tertidur di sofa kantor, lelaki itu dikejutkan dengan kedatangan Juliet di ruangannya."Sedang apa kamu disini?!" sentak Allen tidak suka.Meski banyak yang tahu Juliet adalah simpanan dia, tapi Allen tidak suka jika wanita yang selalu menghangatkan ranjangnya itu datang ke perusahaan dia, ataupun mengikutinya kemanapun."Kenapa marah-marah Al? Kamu tidak merindukan aku?" sahut Julie

    Last Updated : 2021-07-08
  • Boss Mafia, I Love You   Dibuntuti

    "Maafkan aku Bos, aku tidak tahu kalau Bos sedang punya tamu tadi…." ujar Rose tertunduk.Entah kenapa malah dia yang merasa malu dengan kelakuan atasannya ini di kantor.Membayangkan kejadian mesum yang benar-benar menguji imannya yang jomblo, membuat hati Rose mencelos. Seketika dia juga ingin punya pacar yang bisa diajak bermesraan seperti itu."Itu bukan salahmu Rose, kamu tidak perlu meminta maaf….""Apa dia pacar Bos?" tanya Rose ingin tahu dan mengangkat kepalanya menatap Allen yang duduk di kursi kebesaran dia."Bukan.""Lalu?""Wanita pemuasku lebih tepatnya!" jujur Allen dengan wajahnya yang dingin."Hah? Maksudnya Bos?""Sudahlah, itu bukan urusanmu. Yang pasti dia bukan siapa-siapa bagiku!"Rose langsung menutup bibirnya rapat-rapat tidak berani

    Last Updated : 2021-07-10
  • Boss Mafia, I Love You   Kedipan Mata

    "Bo-bos.""Jangan takut, kamu tunggu di dalam mobil saja Rose. Mobil ini anti peluru, kamu tidak akan apa-apa disini.""Tapi Bos-""Dengarkan aku Rose!" potong Allen cepat.Lelaki itu menarik kedua bahu Rose dan menatapnya dengan dalam. "Jangan berani keluar dari dalam mobil ini, jika kamu mau aku dan kamu selamat! Tunggu disini sampai Ace datang dengan yang lain, kunci mobilnya begitu aku turun nanti. Kamu dengarkan Rose?"Rose mengangguk patuh, namun dalam hati sedang ketakutan. Meskipun dia jago bela diri, tapi untuk hal bermain pistol atau apapun itu dia tidak bisa.Sekilas dirinya teringat saat kejadian malam dimana dia menolong Allen waktu itu.Sampai sekarang Rose bahkan tidak tahu apa-apa tentang siapa sebenarnya sosok seorang Allen Clarck, mengapa lelaki yang memiliki bisnis yang maju dan sukses itu terus berhad

    Last Updated : 2021-07-11

Latest chapter

  • Boss Mafia, I Love You   PENGUMUMAN

    Akhirnya hari ini datang jugaAuthor rada² gak rela mau tamatin cerita ini, tapi setiap pertemuan pasti ada perpisahan...Author mau ngucapin terima kasih untuk semua pembaca setia Boss Mafia, I Love You yang selalu setia menanti up setiap hari...Juga untuk semua yang sudah mendukung cerita ini sampai tamat…Untuk sahabat sesama penulis Buenda Vania yang selalu setia author curhatin setiap saat,,Untuk teman-teman yang tergabung dalam Group Author Halu dan Group Author Bahagia…Terima kasih untuk setiap canda tawa selama ini,, sharing tentang segala macam hal dari yang serius sampe yang nggak penting…At least untuk suami dan anak tercinta yang selalu sabar dan mendukung hobi istri dan bundanya…I love you more ❤️By the way untuk karya kedua author sudah terbit yah guysJudulnya

  • Boss Mafia, I Love You   I Love You

    "Kau mau ke mana lagi, Al?" rengek Rose memeluk suaminya posesif."Aku mau ke kamar mandi sebentar Baby, perutku sakit…," keluh Allen."Tidak boleh, kau harus tetap di sini bersamaku!""Astaga … lalu aku harus buang air disini Rose?" Wanita itu mengangguk dengan puppy eyes-nya.Semenjak hamil, Rose semakin bersikap manja padanya. Allen tidak diizinkan oleh wanita itu sedikit pun menjauh darinya.Bahkan untuk ke kamar mandi saja, Rose akan mengikuti pria berjambang itu ke dalam seperti saat ini. Rose sedang duduk di dekat dia yang sedang berkonsentrasi mengeluarkan tahap akhir isi dalam perutnya."Kau tidak jijik setiap hari menemaniku begini Rose?""Tidak.""Tapi aku yang malah jijik dengan diriku sendiri melihat kau begitu betah disini Baby…."Ro

  • Boss Mafia, I Love You   Hamil

    Dua bulan setelah bulan madu di atas kapal itu, Rose keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat.Sudah seharian ini wanita berambut panjang itu muntah-muntah di dalam sana. Allen sampai khawatir melihat keadaan istrinya."Kita ke rumah sakit saja Baby…." Rose menggeleng bersandar di dada bidang Allen yang memeluknya."Tapi aku khawatir melihat kau muntah-muntah begini sejak pagi Baby. Aku tidak tenang meninggalkanmu sendiri di mansion""Aku tidak apa-apa, Al. Kau pergilah bekerja, mungkin aku hanya salah makan saja kemarin."Allen berdecak, mulai jengkel dengan Rose yang tidak mau mendengarkan perkataannya. Pria itu kelimpungan sendiri mengurus wanitanya karena Amberd sedang berlibur ke luar negeri.Mau menghubungi Alex pun, pria itu tidak ada di Miami sekarang. Dia memilih kembali ke Mexico membuka usahanya di sana sembari menemani Eduardo

  • Boss Mafia, I Love You   Kapal Pesiar

    "Kapal pesiar?""Iya, kita akan berlayar selama seminggu penuh di atas laut."Allen mengajak Rose naik ke atas kapal pesiar berukuran cukup besar yang belum lama dia beli.Pria itu sengaja membelinya untuk hadiah pernikahan dia untuk Rose. Bahkan pada kapal badan tertulis inisial nama keduanya dan tanggal pernikahan mereka.Allen benar-benar memastikan hadiah ini akan menjadi kenangan untuk mereka berdua, sekaligus sebagai tempat bulan madu mereka setelah resmi menjadi suami istri."Ini sangat indah, Al…." Rose berdiri pada dek kapal, menatap hamparan laut luas di depan mereka. Kapal itu mulai bergerak saat keduanya naik ke atas sana."Kau suka?""Sangat, aku sangat menyukainya…," sahut Rose terkagum-kagum."Aku senang jika kau menyukainya Baby." Allen memeluk wanitanya dari belak

  • Boss Mafia, I Love You   Janji Suci

    Tanggal sebelas di bulan sebelas adalah tanggal terindah untuk Allen dan Rose. Pasangan itu memantapkan hati untuk saling mengikat janji suci di depan pendeta.Rose berjalan mendekati Allen yang tengah menunggunya di depan altar, dengan mata yang berkaca-kaca.Wanita itu berjalan pelan ditemani Alex di sampingnya dengan mata yang sembab. Pria paruh baya itu tidak menyangka anak yang selama ini dia jaga dan dia rawat, kini akan menikah dengan seorang pria pilihannya.Teringat bagaimana Alex memberi pesan-pesan untuk Rose tadi saat mereka masih di ruang ganti pengantin."Hiduplah dengan bahagia, Nak. Daddy akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kau dan keluargamu. Mommy-mu pasti ikut bahagia melihat kau akan menikah hari ini."Rose tersenyum menggenggam tangan ayahnya. "Terima kasih, Dad. Terima kasih karena sudah menjaga aku sampai sekarang. Terima kasih juga karena tidak

  • Boss Mafia, I Love You   Rencana

    "Kau senang?"Rose mengangguk penuh semangat. "Tentu saja, Al. Malam ini adalah salah satu malam terindah di hidupku.""Memangnya malam selain ini apalagi?" tanya Allen penasaran."Kau mau tahu?" Allen mengangguk."Malam di mana aku sadar aku sudah mencintaimu, Al." sahut Rose mengingat malam panjang mereka berdua."Benarkah? Boleh aku tahu kapan tepatnya itu?" Rose tertawa geli, malu untuk memberitahukannya pada Allen."Kenapa tertawa? Jangan membuatku penasaran Baby…." keluh Allen memeluk posesif wanitanya dari belakang."Aku malu memberitahukannya padamu.""Kenapa malu? Aku bukan orang lain Baby, aku calon suamimu sekarang!"Rose tersenyum dengan wajah memerah. Mendengar Allen berkata calon suami makin membuat hatinya berdebar tidak karuan. Rose merasa seper

  • Boss Mafia, I Love You   Will You Marry Me?

    "Cepatlah Rose, kita sudah terlambat!""Berisik!" sahut Rose keluar dari dalam kamar mereka.Wanita itu memakai gaun peach sampai ke mata kakinya dengan dada yang menyembul sempurna, dan punggung yang terbuka sampai ke batas bokong. Rambutnya diikat ke atas, memperlihatkan leher Rose yang jenjang.Allen mendekati wanitanya terpesona. "Kau memang selalu cantik dan menawan Baby…," puji pria itu merangkul pinggang Rose.Wanita bermanik mata biru itu hanya mencebik, menepis rangkulan Allen padanya. Rose masih kesal dengan pria berjambang itu, dia menganggap Allen tidak pernah peka dengan perdebatan mereka semalam.Meski terkesan seperti anak kecil, tapi Rose kesal saja Allen bertingkah seperti pria polos yang tidak mengerti apa-apa.Mereka pun naik ke mobil diantarkan salah satu anggota Blue Fire menuju venue tempat pernikahan Ace dan Sonya diadakan.

  • Boss Mafia, I Love You   Meminta Restu Dua

    "Daddy…." panggil Rose mendekati Alex. "Kemarilah, duduk disini dengan Daddy." Pria paruh baya itu menepuk kursi bangku disampingnya. ""Kau sedang apa sendirian disini, Dad?" tanya Rose ikut duduk bersama ayahnya. "Menikmati pemandangan sore hari Rose. Biasanya Daddy dan mommy selalu duduk disini setiap jam begini." Rose mengernyit tidak mengerti. "Disini?" "Iya, Nak. Rumah kakekmu ini dulunya adalah tempat tinggal pertama kami setelah menikah," terang Alex mengingat kenangannya bersama ibu Rose. "Benarkah? Kenapa Daddy tidak pernah mengatakannya padaku kalau kita punya rumah lain lagi, selain rumah kita yang dulu?" tanya Rose tidak percaya. "Itu karena rumah ini terpaksa Daddy jual untuk biaya persalinan ibumu, Nak. Kami sangat susah dulu, bahkan untuk membelikan ibumu makanan yang dia suka saja Daddy tida

  • Boss Mafia, I Love You   Lebih Cepat Lebih Baik

    "Kau disini Ace?" Sonya kaget mendapati pria itu sudah lebih dulu berada di rumah orang tuanya.Wanita berlesung pipit itu dijemput oleh anggota Blue Fire di hotel sebelumnya atas perintah Ace."Duduk, Sonya!" perintah ibunya menatap tajam anak perempuan mereka."I-iya, Mom." Takut-takut wanita itu duduk di samping Ace yang tersenyum tenang menatapnya."Apa benar pria ini adalah calon suamimu?" tanya ibu Sonya tanpa basa basi.Sonya tertunduk tidak berani menatap kedua orang tuanya. "Iya, Mom … Dad.""Lalu benar kalau dia sudah menghamilimu?" tanya wanita paruh baya itu lagi.Sonya mengangguk, tidak berani bersuara. Ace tengah menggenggam tangannya dengan hangat, seakan memberikan ketenangan di hati wanitanya.Dua pasangan suami istri itu saling menatap satu sama lain, dan kompak menghembuskan nafas panja

DMCA.com Protection Status