Share

171. Nggak Ada yang Gratis

Miguel masih memancing emosi Rudi. "Gimana kalo pria yang katanya dermawan itu punya niat buruk?" tanya Miguel lagi. "Kita kan nggak tahu isi hati dan pikiran orang lain. Iya kan, Pa?"

Orang-orang saling pandang. Miguel berjalan mendekati Rudi.

Kevan melihat Felicia duduk di deretan kursi nomor dua sebelah kanan, tepat di belakang Sarah dan Mahendra. Di sampingnya, Rudi masih bergumam tidak jelas.

"Hemmmm! Hmmm!"

Felicia menyemangati suaminya yang sedang dilanda galau. "Sayang, Miguel cuekin aja! Jangan diambil hati!"

Rudi mengangguk. Rudi tahu, emosi dapat menyebabkan kondisi kesehatannya semakin memburuk. Rudi juga tahu bahwa Miguel mengambil kesempatan itu untuk menjatuhkan dirinya sehingga dia bisa menguasai perusahaan Darwin Group.

"Papa!" Miguel memanggil Rudi. Dia berdiri di sampingnya.

Kevan bergegas berdiri di belakang kursi roda Rudi.

'Aku takut Miguel gelap mata dan dorong Tuan Rudi sampai jatuh,' pikir Kevan. 'Aku nggak mau Tuan Rudi kenapa-kenapa.'

Miguel menunduk. "Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status