Hari berikutnya.Cuaca jam 12 siang di kota Baubau begitu cerah. Setelah urusannya dengan Rinanto dan Senopati selesai, Kevan kembali membuat janji dengan orang-orang yang sudah berkenan membantunya. Mereka adalah Adnan dan Nacita. Hari ini, Kevan membuat janji di kantor K.C Tobacco miliknya."Makasih udah dateng jauh-jauh dari pulau Orion ke sini, Pak Adnan."Kevan menyambut kedatangan Adnan di depan pintu kantornya. Hari ini adalah hari Sabtu. Di Sabtu seperti ini, para pekerja hanya masuk setengah hari dan mereka libur di hari Minggu. Kevan dan Adnan berjabat tangan sambil saling melemparkan tatapan mata penuh makna."Saya libur setiap weekend. Jadi, sama sekali nggak ada masalah." Adnan bersikap dingin seperti biasa. Mereka melangkah masuk. Angga memperhatikan Kevan dari kejauhan. Berbeda dengan Ziyad yang selalu berada di dekat Kevan.'Sorot mata itu lagi,' keluh Kevan di dalam hati. Dia menangkap sorot mata penuh kebencian dari Adnan.Kevan menutupi perasaannya di depan Adnan
"Nenek di mana?" Kevan tidak peduli dengan jawaban Rafiq. Kevan tidak meresponnya. Dia justru bertanya keberadaan Cinta. Ziyad dan Rafiq merasakan aura mencekam di sekitar mereka. Ziyad tahu, Kevan geram. Kevan tidak suka dengan jawaban Rafiq. "Nyonya udah nunggu Anda di ruang makan. Karena udah masuk Jam makan malam."Kevan sontak melihat jam di pergelangan tangan kanannya. Pukul 06:00 sore waktu Paloma, Orion. Musim panas sudah selesai. Itu artinya, negara Nexterra sudah memasuki musim hujan dan Kevan membencinya.Kevan melangkah menuju ruang makan. Saat sampai di sana, dia tidak melihat keberadaan Christian."Sore, Nek." Kevan menyapa Cinta. Semua orang melihatnya datang. Kevan tahu, sejak awal tidak ada yang menyukai kehadirannya. Namun, dia bersikap tidak peduli. "Ayo cepet makan! Jangan nunggu hidangannya dingin!" Cinta menatap kursi Christian yang kosong. Dia buru-buru menyelesaikan makannya. Kevan duduk di kursinya. Dia menatap menu makan malam yang tersedia di atas mej
Jessy Wongso tersedak hingga wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Dia menatap Kevan dengan pandangan menyelidik.Ken yang berada di sebelah Jessy menuangkan air mineral. "Cepet minum, Jes!" Setelah itu, Ken menatap Kevan tajam.Kevan tidak terkejut melihat reaksi Jessy ataupun Ken. Namun, Azraf yang tidak mengerti hanya bisa diam sambil menatap Kevan. Azraf beberapa kali pernah mengobrol dengan Kevan. Menurutnya, Kevan adalah kakak yang asyik, santai, berpengetahuan luas, dan tegas. "Seorang pria yang baik akan tegas pada dirinya sendiri, lalu tegas pada orang lain." Azraf mengulang kalimat yang pernah Kevan lontarkan padanya saat terakhir mereka mengobrol."Azraf, kamu ngomong apa barusan?" tanya Daniel yang duduk di sisi kanannya."Ah, nggak ada, Kak. Aku cuma nyanyi-nyanyi aja kok." Wajah lugu Azraf berhasil meyakinkan Daniel. Daniel tidak bertanya apapun lagi. Dia melanjutkan makannya dengan cepat."Heh, Kevan! Jangan ngomong kasar gitu sama Mamaku!" Berto berteriak. "Bisa
Ken kaget. Wajahnya memucat. "Astaga!" pekiknya. "Diーdia ... kenapa dia bisa ke sini?! Sebenernya Kevan sama Nacita ada hubungan apa?! Apa mungkin mereka pacaran?!"Jessy tidak menyadari perubahan mood pada Ken. Dia memandangi Nacita dengan penuh kekaguman. "Nacita itu tipikal cewek dingin yang nggak gampang dideketin cowok. Kok Kevan bisa kenal dia? Mereka kenalan di mana? Ah, sial!"Ken tidak berhenti memikirkan wanita di masa lalunyaーNacita Erlangga. Dia sangat heran dengan Kevan. Nacita dan Egi datang bersama Angga Abbas yang memiliki panca indera tajam. Angga mengamati wajah Ken yang memerah karena menahan diri untuk tidak emosi."Sayang, kamu kenal dia? Apa dia keturunan Tionghoa? Ternyata dia ... janda yang cantik. Apa aku bisa jodohin dia sama Kakaknya temanku?"Jessy Wongso pun merupakan keturunan Tionghoa. Maka, Jessy sangat senang dengan kedatangan tamunya Kevan. Jessy seolah lupa dengan status janda Nacita yang dibicarakan sejak tadi.Telinga Ken panas begitu mendengar k
"Kakek sama Nenek mau liat foto-foto Paman Ken mesra sama cewek nggak?"Ketika Ken sampai di pintu ruang makan, dia mendengar Kevan berbicara dengan Cinta dan Christian. Dia berhenti. Ken menengok ke belakang, tepat ke arah Kevan yang sedang mengangguk kepada Ziyad. Detik itu juga, Ziyad menyerahkan amplop coklat berukuran sedang kepada Dabin.Jantung Ken berdebar lebih cepat. Dengan kedua mata yang melotot, dia berjalan mendekati Kevan.Ziyad memberikan amplop dengan sedikit menunduk. "Silakan, Tuan Dabin!"Terlambat! Ken sudah terlambat.Dabin telah menerima amplop itu. Dia segera memberikannya kepada Christian.Suhu di ruang makan mendadak menjadi dingin. Semua orang berhenti makan. Mereka tahu, ada sesuatu yang menggemparkan akan terjadi.Kevan melirik Nacita yang semakin gugup. Sebenarnya, Nacita tidak setuju dengan rencana Kevan. Namun, Kevan bagaikan dewa keadilan. Dia menginginkan keadilan untuk Nacita dan anaknya. Kevan bahkan berjanji bahwa rencananya akan berjalan lancar j
"Apanya yang udah jelas, Pa?! Saya kan belum ngomong apa-apa! Jadi, jangan sok tau kayak gitu!"Ken protes. Dia tidak akan tinggal diam atas semua tuduhan Christian yang baginya tidak mendasar. Ken memang pernah bermain api dengan Nacita. Bahkan sampai sekarang, Ken tidak bisa melupakan masa lalunya dengan Nacita.'Aku akuin, cinta terlarangku sama Nacita emang dosa terindah yang pernah aku lakuin sepanjang hidup. Selama jalin hubungan sama dia, aku ngerasa bahagia. Dia beda banget sama Jessy yang selalu ngatur aku.'Semua itu adalah kata hati Ken Hanindra. Dia bahkan masih berani membandingkan istri sah dengan mantan wanita simpanannya. 'Nacita itu wanita penurut. Laki-laki manapun pasti betah sama dia. Aku ninggalin dia bukan karena aku cinta sama Jessy. Tapi ....'Ken berhenti mengutarakan isi hatinya karena dia mendengar Christian berteriak. "Seorang pria sejati akan setia pada pasangannya, begitu pula sebaliknya. Itulah yang dinamakan cinta sejati. Apa kalian semua paham?!"Ch
"Nona Nacita, aku nggak sangka kamu serendah itu! Orang-orang pasti tertipu sama penampilan kamu." Kata-kata kasar itu terucap dari mulut Donita. Dia terus mengolok-olok Nacita. "Penampilannya jadi daya tarik Nacita untuk menggaet Suami-suami orang. Hemm, emang sih ... bodynya seksi. Mukanya cantik dan kulitnya terawat. Suami mana ya nggak terpikat sama dia?"Donita terus merendahkan Nacita hingga membuat Julian muak."Udahlah, nggak usah ikut campur urusan rumah tangga Ken! Kita boleh nasehatin Ken, tapi ya ... cuma sekedar nasehatin aja. Nggak usah ikut campur urusan Nacita!"Pemikiran Julian jauh lebih dewasa dan pastinya akan menjadi nilai plus di mata Kevan. Memang sebenarnya, itulah tujuan Julian. Yaitu merebut hati Kevan.Kevan melihat Cinta duduk lesu. Cinta sesekali memijit keningnya yang berdenyut. Di sisi lain, Kevan juga melihat Christian menggenggam erat tangan sang istri."Saya nggak tau, kenapa Kevan bawa Nacita ke sini!" seru Ken. "Karena saya udah lama mutusin Nacita
"Aku bukan pengemis."Nacita menatap Jessy dalam-dalam. Dia berusaha membuat Jessy dan semua orang merasakan kemarahannya.Semua orang tercengang mendengar perkataan Nacita, terlebih lagi Ken. Karena yang Ken ingat, Nacita adalah perempuan lemah lembut dan penurut. Dia tidak mungkin melontarkan kata-kata kasar, rendahan dan kotor. Hal yang paling penting bagi Ken adalah Nacita bukan seorang perempuan pembangkang."Aku nggak suka ngemis cinta, uang, kekuasaan atau apapun itu."Ken shock. Dia tidak puas dan tidak senang dengan karakter Nacita yang sekarang. 'Kenapa Nacita berubah? Nggak ada lagi kesan penurut dan manis di dirinya. aku nggak bisa lagi monopoli dia.'Ken memutar otaknya untuk menghentikan Nacita. Ken tidak ingin sesuatu yang lebih buruk menimpa dia dan keluarganya. 'Padahal kalo ada kesempatan, aku mau balik lagi sama dia. Aku kangen banget pingin gagahin dia. Liat body-nya yang aduhai, makin buatku nggak nahan!'Saat mengutarakan isi hatinya, Ken melirik Jessy. Lalu, m