Share

309. Bukan Sebuah Mimpi

Dewa angin mendekat padanya. Bimantara bersiap dengan tongkatnya.

“Setiap seratus tahun sekali kami mencari manusia yang bisa melindungi bumi dari kejahatan manusia itu sendiri,” ucap Dewa angin padanya. “Kami tidak boleh ikut campur atas urusan manusia. Kami hanya dapat mengutus satu manusia untuk menjadi penegak kedamaian di muka bumi ini.”

“Carilah manusia yang lain saja,” tegas Bimantara. “Aku tidak pantas untuk itu dan aku tidak memiliki keinginan untuk menjadi Candaka Uddhiharta.”

Dewa angin tertawa. Dia bisa menangkap di mata Bimantara kalau jiwanya sedang terganggu karena kesedihan yang dialaminya.

“Aku akan datang lagi diwaktu yang tepat dan nanti aku akan bertanya lagi,” ucap Dewa Angin.

“Seribu kali kau datang padaku, aku tetap pada keputusanku saat ini,” tegas Bimantara.

“Dasar darah muda,” umpat Dewa Angin padanya lalu dengan cepat berubah kembali menjadi cahaya. Tak lama kemudian cahaya itu menghilang lalu gua itu dipenuhi tiupan angin. Bimantara tampak kedinginan. Seket
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ar_key
di sana pasti ada jawabannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status