Share

315. Dewa Api

Langit di atas bukit naga tampak mendung. Awan hitam hampir saja menutupi seluruh puncak bukit itu. Dewa api berdiri di atas batu besar yang di belakangnya terdapat sebuah kawah yang membumbungkan percikan api. Seorang pemuda berambut panjang sebahu dengan ikat kepala berlambang perguruan matahari datang dengan napas terengah-engah. Dia berjalan mendekati Dewa api yang menatapnya dengan tajam.

“Apakah penyamaranmu sudah selesai?” tanya Dewa Api pada pemuda itu.

Pemuda itu masih mengatur napasnya. Menjadi sosok manusia telah membuatnya lelah menanjaki bukit itu. Ya, pemuda itu adalah Wira. Sahabat dekat Pangeran Sakai dan Rajo di perguruan matahari.

“Sepertinya begitu,” jawab Wira. “Tugasku sudah selesai mencari tahu segala hal tentang pemuda itu.”

Dewa Api tertawa.

“Bagaimana rasanya menjadi manusia dan harus mengikuti segala hal yang dilakukan manusia di perguruan matahari?” tanya Dewa Api penasaran.

“Rasanya sangat sulit,” jawab Wira.

“Kau yakin bahwa pemuda itu pantas diuji untuk m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status