Share

162. Prahara di Istana

“Apakah Tuan Guru tahu kenapa ayahku bisa menjadi mayat hidup bukan menjadi arwah seperti Tuan Guru Besarku saat terbangkitkan oleh ajian pembangkit kematian itu?” tanya Bimantara.

Kepala Perguruan turun dari kudanya. Bimantara pun turun dari kudanya.

“Saat aku masuk ke perguruan, ayahmu lah yang menjadi Kepala Perguruan!” jawab Kepala Perguruan.

Bimantara mendengarkan ucapan Kepala Perguruan dengan lekat.

Kepala Perguruan kembali melanjutkan perkataannya. “Saat itu kami para murid baru mendengar kabar miring tentang ayahmu. Kabar miring itu mengatakan bahwa ayahmu memang menjadi kaki tangan Perguruan Tengkorak. Namun ayahmu berkhianat kepada Perguruan Tengkorak dengan merebut Pedang Perak Cahaya Merah dari Kepala Perguruan Tengkorak,” ucap Kepala Perguruan.

Bimantara terkejut mendengarnya.

“Apakah karena itu ayahku menjadi mayat hidup?” tanya Bimantara memastikan.

“Aku tidak tahu. Hanya leluhur yang tahu jawabannya,” jawab Kepala Perguruan. “Ayo kita lanjutkan perjalanan! Sebelum mat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Youe
waduh bahaya dong Bimantara sekarang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status