Share

143. Penyerangan Malam Ke Istana

Pangeran Dawuh masih berdiri kaku menatap mayat hidup raja Prawara yang kini kaki dan tangannya terikat oleh rantai. Pejabat istana di sebelahnya tampak berdiri bingung melihatnya.

“Jika mendiang kakekku bangkit dari ajian pembangkit kematian dalam kondisi begini, berarti mendiang kakekku dahulunya orang jahat,” ucap Pangeran Dawuh.

Pejabat istana tampak terkejut mendengarnya. “Ampun, Pangeran. Tak pantas bicara begitu di hadapan Yang Mulia raja,” nasehat pejabat istana padanya.

“Dia sudah bukan kakekku! Raganya telah dirasuki iblis! Jika kakekku orang baik, dia akan mewujud arwah yang tenang saat ajian pembangkit kematian itu dibacakan!” ucap Pangeran Dawuh.

“Lalu kenapa Pangeran mengurungnya di sini dan tidak membunuhnya?” tanya pejabat istana heran.

“Aku hanya ingin tahu bagaimana ajian pembangkit kematian itu bekerja dan bagaimana kelemahannya,” jawab Pangeran Dawuh.

Tak lama ke

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nanang Ariadi
kereenn .... pasukan cahaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status