Share

Bertahan Di Sampingmu
Bertahan Di Sampingmu
Penulis: Erna Azura

Pertemuan Pertama

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 12:54:24

PERTEMUAN PERTAMA

PERPUSTAKAAN UMUM NEWYORK

Pesta pernikahan Keith Maverick dan Audrey Jackson.

Lidah Sean Maverick berdecak, menatap malas layar ponselnya yang berkedip menunjukkan foto seorang gadis cantik bernama Britney.

Terhitung sudah panggilan ke sepuluh yang gadis itu lakukan tapi Sean masih malas menjawab panggilan sang gadis.

Britney adalah anak dari klien Augusta Maverick-sang ayah yang tergila-gila padanya.

Beruntung gadis itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas sehingga Charles Jhon-ayah Britney tidak mungkin menjodohkan sang putri dengan Sean.

Tinggal menunggu waktu sampai Augusta Maverick dan Charles Jhon menjodohkan Sean dengan Britney.

Sean akan bernasib sama seperti Keith-sang kakak yang menikah karena perjodohan.

Tapi beruntung bagi Keith dijodohkan dengan gadis cantik seorang Pengacara yang memiliki pembawaan kalem, anggun dan elegan tidak seperti Britney yang tingkahnya selalu membuat Sean sakit kepala.

Meski cantik tapi Britney bukan tipe gadis yang disukai Sean dan ia akan menolak perjodohan dengan Britney bagaimanapun caranya.

Sean menyelinap ke pojok Ballroom, ada sebuah stand minuman dan ia memilih menikmati pesta pernikahan Keith dan Audrey dari situ.

Netranya tanpa sengaja menangkap sosok Britney yang sedang celingukan mencarinya.

Tentu saja dia diundang ke pesta pernikahan sang kakak karena Charles Jhon-daddynya Britney adalah klien besar di perusahaan Augusta Maverick.

Sean refleks bangkit dari kursi, mengendap-ngendap keluar menuju pintu samping yang bisa mengantarkannya ke sebuah taman besar.

Ia akan bersembunyi sementara waktu di sana hingga Britney dan kedua orang tuanya pulang.

Sean melangkah panjang dan cepat menyusuri bagian sisi ruangan dengan sesekali menoleh ke belakang memastikan pelariannya ini tidak ketahui Britney.

Bugh!

Sean menabrak sesuatu karena tidak fokus malah terus melihat ke belakang saat berjalan.

"Ups!" seru seorang gadis, gaun bagian dadanya tersiram minuman dari gelas yang ia pegang karena Sean menabraknya.

"Sorry!" Sean berbisik, ia panik sampai mengusap dada sang gadis bermaksud menghilangkan noda.

"Cukup!" sentak suara gadis yang matanya menyalang itu dengan lantang membuat Sean semakin panik dan menutup mulut sang gadis dengan telapak tangannya.

"Jangan berisik!" Sean berbisik, menoleh ke belakang untuk mencari tahu apakah suara gadis mungil itu mendapat perhatian dari para tamu undangan dan Britney.

"Ikut aku," kata Sean seraya menarik tangan sang gadis melewati pintu setelah memastikan situasi aman dan Britney masih celingukan di sisi lain ruangan mencarinya.

"Dengar ... aku minta maaf, aku tidak sengaja." Sean memegang lengan gadis yang masih menunjukkan ekspresi berang.

"Maaf untuk yang mana? Yang menabrakku hingga gaun aku hancur seperti ini atau karena telah menyentuh dadaku?" Kalimat pertanyaan dalam bentuk sindiran itu membuat Sean menaikkan kedua alisnya bingung.

Butuh waktu tiga detik hingga ia sadar jika tadi telah lancang menyentuh dada bagian atas gadis itu karena panik.

Sean memijat pelipisnya bersama pejaman mata erat.

"Aku minta maaf untuk dua-duanya ... aku tidak sengaja."

"Sean!" panggil Britney dari belakang pintu.

Sontak Sean menarik tangan gadis itu untuk bersembunyi di balik pilar.

Jantungnya berdetak kencang tidak karuan, tanpa sadar untuk yang kedua kali telah berbuat lancang dengan mendekap tubuh gadis yang ketumpahan minuman itu agar Britney tidak menemukan mereka.

Mata sang gadis membulat, kedua tangannya terkepal di depan dada Sean lalu memberikan dorongan tapi Sean menahannya.

"Sssttt!" desis Sean, menatap sang gadis penuh peringatan.

"Seaaan, kamu di mana?" Britney mendesah panjang.

Sementara gadis yang sedang Sean peluk itu tenggelam di dada Sean yang bidang.

Tidak bisa bergerak karena Sean menguncinya dengan pelukan.

Sean melepaskan gadis itu setelah memastikan Britney masuk kembali ke dalam venue.

"Sorry, sampai mana kita tadi?"

Plak!

Sean merasakan pipinya perih, gadis itu menamparnya.

"Apa-apaan kamu?" Pria itu malah bertanya dengan ekspresi tidak terima.

"Pertama ... kamu menabrakku ... menumpahkan minuman ke gaunku, kedua kamu memegang dadaku dengan sangat kurangajar dan ketiga kamu memelukku tanpa ijin." Sang gadis langsung menjawab dengan napas memburu berbalut emosi.

"Aku minta maaf, aku sedang melarikan diri dari seorang gadis yang tergila-gila denganku dan aku harus memastikan dia tidak melihat kita, itu kenapa aku ... memelukmu, aku refleks ... maaf." Sean meringis, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dasar brengsek!" umpat sang gadis sambil melengos.

"Tunggu!" sergah Sean mencekal pergelangan tangan sang gadis.

"Princes!" Suara berat seorang pria membuat sang gadis urung mengumpati Sean.

"Papa!" Gadis bernama Shamika Princes itu bergumam saat melihat sosok papanya mendekat.

"Tuan Folke?" Sean menyapa dengan nada tidak percaya karena klien di perusahaannya ternyata ayah dari gadis yang baru saja menamparnya.

"Tuan Maverick!" Arjuna Bernard Folke balas menyapa.

Raut wajah pria itu terlihat bingung melihat sang putri sedang berduaan bersama klien bisnisnya.

"Papa kenal sama ...." Shamika Princes, putri pertama Arjuna Bernard Folke pengusaha IT dari Jerman—menunjuk Sean dan papanya bergantian dengan ekspresi tidak percaya.

"Tuan Maverick ini klien bisnis Papa ...." Arjuna Folke menerangkan, tampak senyum sarat makna tercetak di wajahnya yang tampan.

"Anda sudah mengenal putri saya Tuan Maverick?" Arjuna melirik tangan Sean yang sedang mencekal tangan Princes.

"Ah maaf ... Tuan Folke, saya minta maaf ... tadi saya tidak sengaja menabrak putri Anda dan menumpahkan minuman ke gaunnya tapi saya akan bertanggung jawab, di sebelah gedung ini ada butik ... bagaimana kalau saya ganti gaun putri Anda dengan yang baru?"

Arjuna Folke menoleh pada putrinya yang masih memberengut karena kesal.

"Bagaimana Princes, kamu mau?" Arjuna Folke mengembalikan tawaran tersebut kepada Princes.

Princess menatap Sean kesal. "Tentu saja dia harus bertanggung jawab, Papa."

"Aku akan memilih gaun yang sangat mahal, biar kamu tahu rasa," ujar Princes di dalam hati.

"Baiklah kalau begitu Tuan Folke, saya bawa putri Anda sebentar ... tenang saja, saya akan menjaganya dengan nyawa saya."

Sean memang berlebihan, ia mengatakan hal tersebut hanya karena tidak enak hati mengetahui gadis yang telah ia lecehkan secara tidak sengaja dengan cara memegang dada dan memeluknya itu adalah putri klien bisnisnya.

Ia harus membungkam mulut Shamika Princes agar tidak mengadu kepada papanya.

Semoga saja gadis itu seperti para kekasihnya yang bisa disogok menggunakan barang- barang bermerk.

Arjuna Folke tertawa kemudian mengangguk, pria yang masih tampan di usia paruh baya itu bergerak merapat ke dinding untuk memberi jalan kepada putrinya dan Sean.

"Tunggu Princes ya, Pa ...."

"Ya sayang."

Sean kembali memegang pergelangan tangan Princess, menuntun gadis itu menuju pintu keluar lain yang penting tidak melewati venue karena mungkin Britney masih ada di sana.

"Lepasin ih, enggak usah pegang-pegang juga." Princess menghela tangan Sean kasar.

Princes menggunakan bahasa Indonesia, bahasa dari tanah kelahiran sang Mama-Kejora Gunadhya.

Langkah Sean terhenti seketika, pria itu menoleh dramatis keningnya mengkerut dalam.

"Bahasa apa itu?"

"Kamu tidak akan mengerti," ketus Princes, memalingkan wajah, menarik langkah panjang melewati Sean dengan ekspresi judes.

Sean merotasi matanya jengah tapi tak ayal menyusul Princes yang sudah beberapa langkah di depan.

Bab terkait

  • Bertahan Di Sampingmu   Pertemuan Kedua

    PERTEMUAN KEDUA DIAN BALLROOM, HOTEL RAFFLES JAKARTABaby Shower putri pertama Kenzo Maverick.Sean memisahkan diri dari keluarganya, tadi ia pamit untuk mencari minuman.Sesungguhnya bukan minuman yang Sean cari tapi seorang gadis.Sean sudah belajar bahasa Indonesia selama setahun, ia sangat bertekad mendapat istri seorang wanita asli Indonesia.Ia jatuh cinta pada kecantikan wanita Indonesia setelah bertemu Jillian dan Laura meski mereka adalah blasteran.Sekedar memberitau, Jillian adalah istri dari Kenzo Maverick-adik tiri Sean dan Laura adalah ibu tiri Sean.Augusta Maverick menikahi Laura-cinta sejatinya tahun lalu.Sean ingin anak-anaknya secantik Laura dan Jillian bila nanti ia menikahi wanita Indonesia. Satu gelas minuman berada di genggaman Sean, pria itu berjalan pelan sendirian mengitari venue dengan matanya bergerilya mencari mangsa.Sean terlalu fokus menoleh ke samping sampai tidak memperhatikan keadaan di depannya.Bugh!"Yaaaah ...." Seorang gadis mengesah.Sean ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Bertahan Di Sampingmu   Pertemuan Ketiga

    Sean akhirnya pergi ke Bar, cukup jauh dari resort tempatnya menginap. Sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan maksimum. Sean meminta driver yang disewanya untuk ikut turun menemani tapi pria itu menolak, akhirnya Sean masuk sendirian. Kalau bukan karena Daisy sedang mengandung—ia akan memaksa Max menghabiskan malam bersamanya di Bar dan karena Max tidak bisa ikut, Keith jadi ikut-ikutan tidak mau ikut. "Dasar pria-pria budak cinta." Sean mengumpati kedua kakaknya. Biasanya Mommy Jeniffer bersedia menemaninya tapi beliau sudah tidur semenjak matahari terbenam. Tapi tidak lucu bila ia pergi ke Bar untuk mencari wanita ditemani Mommy. Sean masuk ke dalam Bar yang direkomendasikan petugas resort dan ternyata cukup bagus. Bukan Bar biasa melainkan Bar khusus orang-orang berkantung tebal. Matanya mengedar ke penjuru Bar dan harus mendapati kekecewaan karena kebanyakan pengunjung adalah warga Negara Asing sama seperti dirinya. Sean baru menyadari kalau ia salah masu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Bertahan Di Sampingmu   Kanaya

    "Emm ... kayanya sih, boleh ... ayo." Princes turun dari stool diikuti Sean yang begitu antusias dengan ajakannya.Sean yang berjalan di belakang Princes menyeringai, berjanji di dalam hati harus mendapatkan Kanaya.Di meja itu ternyata bukan hanya ada Kanaya dan Princes tapi ada seorang gadis yang mirip dengan Kanaya."Sean ... ini Kanaya dan itu kembarannya Kaluna, yang di samping Kaluna itu Brian-kekasihnya dan ini Zyandru ... mereka semua sepupu aku ... kecuali Brian." Princes mengenalkan para sepupunya pada Sean.Sean mengulurkan tangannya menyalami para sepupu Princes di mulai dari Kanaya."Tadi kami sudah berkenalan, tapi baru sekarang resmi berkenalannya," celetuk Sean seraya menggerakan tangan yang sedang bertaut dengan tangan Kanaya. Sean sengaja menahan sebentar tangan Kanaya ketika hendak menariknya membuat Kanaya mendongak dan netra mereka bertemu."Sean ini klien bisnisnya papa di New York," sambung Princes memberitau siapa Sean.Suara Princes menarik Sean dari dalamny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Bertahan Di Sampingmu   Percaya Diri

    Princes menatap dirinya di cermin wastafel sambil mencuci tangan yang sebenarnya tidak kotor.Wajah cantik Princes memberengut, kesal pada diri sendiri yang nyaris tidak bisa mengendalikan diri.Princes menarik napas kemudian mengeluarkan perlahan."Jangan malu-maluin donk ... ini tuh bukan pertama kali kamu suka sama cowok, kan!" Princes bicara pada cermin di depannya.Menarik napas lagi lalu mengeluarkan perlahan, Princes pun mengayun langkah keluar dari toilet.Ia berharap permainan truth and dare sialan itu tidak dimainkan lagi.Dan harapan Princes terkabul, saat ini Kaluna bersama Brian tengah mengambil alih acara live music.Beruntung Kaluna memiliki suara yang merdu begitu juga Brian, para pengunjung sekarang memfokuskan perhatian ke arah panggung kecil di mana Kaluna dan Brian bersama band sedang menyanyikan sebuah lagu yang sedang hits saat ini sehingga kebanyakan dari mereka ikut menyanyi.Mungkin dari banyaknya pengunjung, hanya Sean yang tidak benar-benar fokus menikmati p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Bertahan Di Sampingmu   Menyadarkan

    Keesokan paginya, Sean menyempatkan untuk sarapan pagi bersama kakak beserta kakak ipar dan sang Mommy tercinta. Mereka duduk di satu meja bulat dan besar. "Aku tidak suka bawang, Max ... kamu yang makan bawangnya."Daisy yang semenjak mengandung semakin manja tidak pernah bisa membuat hidup Max tenang.Dan tanpa membantah—Max pasti akan mengabulkan permintaan Daisy atau mengikuti perintahnya dan mewujudkan keinginannya."Kamu mau orange juice?" Keith bertanya sebelum beranjak dari kursinya."Boleh." Audrey menjawab. "Dan tolong bawakan salad lagi," tambahnya kemudian dan mendapat anggukan dari Keith sebelum meninggalkan meja.Perlu diketahui, dua kakak Sean yaitu Keith dan Max menikah dengan istri mereka berdasarkan perjodohan.Awalnya Max menolak keras perjodohan tersebut tapi sekarang bucinnya setengah mati kepada Daisy- istrinya.Berbeda halnya dengan Keith yang memang tidak pernah menolak perintah daddy tapi Sean tahu kalau Keith berusaha keras mencintai Audrey dan begitu juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Bertahan Di Sampingmu   Malah Mendekatkan

    Sean Ganteng : Hallo 👋Princes mengerjap, nyaris menjatuhkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi saat ternyata tiba-tiba Sean mengirim pesan dan langsung terbaca olehnya.Apakah nanti pria itu akan berpikir kalau Princes sedang online sambil membuka ruang pesan dengan Sean tapi tidak mengirim pesan apapun.Maka, buru-buru Princes mengetik sesuatu di sana.Princes : Aku baru mau chat kamu.Sean Ganteng : Jadi, kita satu hati?Princes mendekap ponsel di dada, pipinya seketika merona.Princes : Kami pulang hari ini, aku sedang berada di Bandara.Princes mencoba mengalihkan pertanyaan Sean tadi yang telah membuatnya baper.Sean Ganteng : Sendiri?Princes : Sama yang lain donk.Sean Ganteng : Oh ya? 🤔Padahal Sean tidak mengatakan kalau ia tidak mempercayai ucapan Princes tapi Princes merasa perlu meyakinkan Sean bila ucapannya benar."Kak ... ayo kita selfie," ajak Princes seraya mengangkat ponselnya.Kanaya yang berada di samping Princes langsung tersenyum tipis pada kamera.Tentu Kana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Bertahan Di Sampingmu   Menghilang

    Zyandru seumuran dengan Princes, dia tahu kalau Princes tidak akan percaya apapun nasihatnya jadi menurut cowok itu lebih baik menjodoh-jodohkan Sean dengan Princes saja sekalian.Princes memelototkan mata tapi bibirnya tersenyum kepada Zyandru."Jangan pulang pagi ya Princes." Kaluna berpesan sambil tersenyum penuh makna.Mungkin Kaluna menduga kalau Sean sedang melakukan pendekatan dengan Princes dan Princes juga sebenarnya sudah menyukai Sean.Princes pun balas memberikan senyum teramat manis kepada Kaluna, di luar kebiasaannya karena Princes bukan lah gadis anggun.Meski anak pertama dan memiliki dua adik laki-laki, tapi Princes adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Folke yang begitu dimanja oleh sang Papa-Arjuna Bernard Folke.Zyandru sudah berlalu lebih dulu diikuti Kaluna juga Brian meninggalkan Princes yang kemudian menjadi canggung salah tingkah sementara Sean yang sedang berusaha menutupi kecewanya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Bertahan Di Sampingmu   Permintaan Di Luar Dugaan

    "Kenapa tidak membalas pesanku?" Pria tampan di samping Kanaya bertanya."Oh maaf ... aku sibuk." Kanaya menjawab santai.Pria tampan teman dekat Kanaya mengerutkan kening, menyempatkan menoleh sekilas untuk melihat wajah Kanaya."Sibuk apa?" Pria itu bertanya lagi kemudian mengembalikan tatap ke depan karena ia sedang mengemudi."Liburan." Kanaya menjawab tanpa dosa.Sudah pria itu duga kalau Kanaya akan menjawab demikian.Pria itu mendengus kesal."Dua minggu sama sekali tidak ada kabar darimu, kamu membuat aku nyaris gila." Kanaya menghadapkan wajah pada pria di sampingnya, kepalanya miring mengamati pria itu baik-baik."Apa?" Pria itu bertanya maksud dari tindakan Kanaya menatapnya begitu intens."Aku tidak melihat tanda-tanda awal sakit jiwa di diri kamu ... kamu bercukur, sepertinya juga kamu mandi sebelum bertemu denganku dan pakaianmu rapi ... tidak Dean, kamu tidak gila." Kanaya memberitahu hasil penelitiannya.Dean berdecak lidah kesal disertai rotasi mata jengah."Bukan it

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Bertahan Di Sampingmu   Baby Shower

    "Kamu saja yang datang ... ah, tidak ... aku saja ...." Kanaya berulang kali mengatakan hal tersebut sambil mondar-mandir di kamarnya yang luas.Ryley sudah terbiasa melihat pemandangan ini jadi dia hanya bisa meluruskan kakinya di sofa kemudian bersandar nyaman dengan kedua tangan di lipat di belakang kepala. "Ryley!" seru Kanaya menghentikan langkah."Yes Babe." Ryley menegakan punggung juga menurunkan kakinya."Bantu aku memikirkan apakah aku atau kamu yang datang ke Baby shower anaknya Princes? Atau kita tidak perlu datang saja sekalian?" Kanaya menghentakan kakinya kemudian duduk menyamping di atas pangkuan Ryley.Kedua tangannya melingkar di leher Ryley namun sayangnya wajah cantik itu terus memberengut. "Bagaimana kalau kita berdua datang ... kamu dan Princes adalah sepupu, kita sudah mendapat kebahagiaan kita sendiri ... kamu tidak perlu cemburu lagi dengan Princes dan aku juga tidak akan mengungkit masa lalu kamu dengan Sean."Tentu saja Ryley bisa dengan mudah mengatakan

  • Bertahan Di Sampingmu   Mac And Cheese With Love

    Kanaya memang tega, tanpa perasaan melarang Ryley untuk mengundang Princes ke pesta pernikahan mereka yang dirayakan di New York."Bagaimana aku mengatakannya kepada Sean, Babe?" Ryley mengesah, dia stress karena tidak berhasil membujuk Kanaya, meluluhkan hatinya selama seminggu ini."Kamu tinggal mengatakan kalau Sean boleh datang tapi istrinya tidak," jawab Kanaya santai tanpa beban.Kanaya sedang memoles blushon di pipinya.Hari ini mereka akan pergi memilih kue dan mencicipi catering untuk pesta pernikahan yang akan berlangsung dua minggu lagi."Dia sepupumu." Ryley mengingatkan."Betul, dan dia merebut priaku." Kanaya mengarahkan ujung blushon pada Ryley yang duduk di kursi di bagian kaki ranjang.Ryley mengesah panjang. "Aku tidak tega mengatakannya kepada Sean... Princes pasti akan sakit hati...." Ryley menggantung kalimatnya."Memangnya kamu belum bisa melupakan Sean?" tanya Ryley hati-hati tidak ingin si ibu hamil dengan hormon yang membuat mood berubah-ubah itu mengamuk."

  • Bertahan Di Sampingmu   I Love You

    Perut buncit Princes menjadi daya tarik sendiri bagi Sean, dia suka sekali mengusap perut Princes dan menurutnya dengan kehamilan itu—Princes tampak berkali-kali lipat lebih seksi.Selama resepsi berlangsung, Sean mati-matian menahan gairahnya.Dan akhirnya sekarang dia bisa berdua saja dengan Princes melewati malam pertama setelah mereka resmi menjadi suami istri."Aku bantu," ujar Sean menahan tangan Princes yang tengah membuka sleting di belakang punggung.Princes mengumpulkan rambutnya di pundak agar Sean mudah membuka sleting.Perlahan tangan pria itu menurunkan resleting lalu menarik bagian atas gaun ke bawah namun tertahan di pinggang karena perut Princes yang besar.Princes harus menggunakan kedua tangan dan menggoyangkan sedikit bokong agar bisa menurunkan gaun itu melewati perutnya."Bisa?" tanya Sean perhatian."Bisa ...." Princes menjawab setelah berhasil melepas gaun menyisakan camisol sebagai dalaman.Dia membalikan badan mengajadap Sean."Aku bantu buka kemejanya ya?""

  • Bertahan Di Sampingmu   Bahagia Selamanya

    Princes seringkali menonton film di Netflix yang menceritakan tentang hubungan calon mempelai pengantin yang sering kali tidak sependapat ketika mempersiapkan pernikahan sampai berujung dibatalkannya pernikahan tersebut.Awalnya ketika Sean mengatakan dia mengambil cuti untuk membantu mempersiapkan pesta pernikahan—jujur, Princes khawatir kalau kisahnya dan Sean akan berakhir seperti film di Netflix.Tapi nyatanya yang terjadi pada Princes, mempersiapkan pernikahan bersama orang dicintai menjadi pengalaman paling seru dan menarik.Karena Sean selalu mendukung keinginan Princes tapi terkadang dia juga memberikan masukan yang tidak mendapat penolakan dari Princes.Malah selisih paham terjadi antara Princes dengan ayahnya, tapi Papa Juna segera mengalah.Shamika Princes benar-benar menjadi seorang Princes yang keinginannya selalu diikuti oleh Raja dan Ratu juga semua orang.Dan hari yang dinanti-nanti oleh Princes juga Sean telah tiba.Princes dan Sean tentu menjadi orang paling bahagia

  • Bertahan Di Sampingmu   Tentang Pesta Pernikahan

    Hari pernikahan semestinya menjadi hari yang paling bahagia bagi pasangan pengantin tapi tidak dengan Kanaya yang sejak pagi buta mengalami morningsick hingga siang hari bahkan berlanjut di malam hari saat acara resepsi berlangsung.Dia juga mengusir MUA yang hendak mendandaninya tanpa alasan.Entah kenapa Kanaya tidak menyukai wajah MUA dan asistennya jadi dia tidak mau didandani oleh wanita itu.Akhirnya pihak Wedding Organizer harus mencari MUA pengganti detik itu juga.Kanaya lebih menyukai terbaring di atas ranjang di dalam kamar hanya menggunakan camisol panjang dan mengusir semua orang yang masuk ke dalam kamar termasuk ayah dan bunda.Kanaya belum siap menghadapi ayah.Menghadapi bunda saja tadi malam yang tidak sengaja mengetahui kehamilannya membuat dia kesulitan untuk terlelap dan tidak berhenti mual muntah karena stress.Sekalinya acara besar itu dimulai, Kanaya tidak mau di foto, padahal momen ini adalah momennya yang mengharuskan dirinya mendapatkan banyak dokumentasi.

  • Bertahan Di Sampingmu   Terungkap

    "Jaga diri ya, aku pulang."Sean mengusap kepala Princes, mengecup keningnya lalu berlutut mengecup perut Princes di mana ada anaknya yang sedang berjuang hidup di dalam sana."Hati-hati ya Sean, aku tunggu bulan depan di pesta pernikahan kita." Princes memeluk Sean setelah pria itu bangkit berdiri."Minggu depan aku datang." Sean memberitahu kalau Princes tidak perlu menunggu hingga bulan depan untuk bertemu dengannya.Karena dia juga kesulitan menghabiskan weekend tanpa Princes."Jangaaaan, kamu ke sini lagi bulan depan aja ... ketika kita akan menikah." Princes mendongak dan dia mendapat kecupan di kening dari Sean."Aku enggak tahu mau ngapain weekend nanti, sayang.""Kita bisa video Call seharian ...." Princes memberi ide."Kita akan menikah Sean, kita akan hidup selamanya ... jadi aku minta beberapa minggu sebelum pernikahan kita—kamu pikirkan kembali tentang ini ... bukan hanya kamu tapi juga aku ...." Raut wajah Sean berubah tegang mendengar ucapan Princes.Jangan bilang kala

  • Bertahan Di Sampingmu   Bingung

    "Apa yang kamu lakukan di sini?" Kanaya menggeram tertahan, matanya juga melotot menatap Ryley."Menjemput tunanganku." Ryley menjawab dengan santai."Aku bisa pulang sendiri." Kanaya mendorong dada Ryley agar menyingkir dari jalannya."Ayolah Babe, jangan mengusirku ... aku ayah dari anak yang ada di rahimmu."Kanaya menghentikan langkah kemudian membalikan badan."Ssssttt!" Dia mendesis sambil menempelkan telunjuknya di bibir.Matanya menatap nyalang Ryley yang malah cengengesan membuatnya dua kali lipat lebih kesal.Sungguh sangat menyebalkan."Sekalian saja kamu umumkan di media cetak kalau aku hamil anak kamu." Kanaya bersarkasme."Ide bagus, aku akan suruh sekertarisku me—""Ryley!!" Jeritan Kanaya menghentikan jemari Ryley yang hendak menghubungi sekertarisnya."Yes baby." Ryley mendekat, mengangkat kedua tangan untuk memeluk Kanaya.Kanaya menghela tangan Ryley kasar, dia membalikan badan dan kembali melangkah."Apa kamu mual muntah tadi pagi?" Ryley bertanya lagi sambil meran

  • Bertahan Di Sampingmu   Waktu Yang Sempit

    "Sean ...." Princes beranjak dari kursi, bibirnya tersenyum lebar dan matanya juga berbinar.Princes langsung memburu Sean yang tengah berjalan mendekat bersama keluarganya kemudian memeluk pria itu erat."Aku kangen, anak kita juga." Princes mengurai pelukan kemudian mengusap perutnya.Sean berlutut dengan satu kaki dia mengecup perut Princes setelah mengusapnya lembut.Dan semua itu tertangkap jelas oleh indra penglihatan Papa Juna.Ada cemburu yang menyelinap namun tidak bisa ia pungkiri kalau hatinya menghangat melihat kebahagiaan di wajah Princes ketika bertemu Sean.Sekeras apapun Papa mencari alasan untuk tidak merelakan Princes bersama Sean namun selalu menemukan jalan buntu.Papa selalu luluh dengan kenyataan kalau putrinya bahagia bersama Sean.Satu persatu keluarga Sean memperkenalkan diri.Papa sudah pernah bertemu beberapa kali dengan tuan Maverick-daddynya Sean.Papa Juna menghargai kedatangan beliau dan menyambut dengan ramah.Mama bersalaman dengan Mommy Jeniffer, mere

  • Bertahan Di Sampingmu   Pertemuan Keluarga

    "Aku tidak ingin Mom bersedih bertemu dengan Dad," kata Sean sambil menggenggam tangan Mom Jeniffer. Mom malah terkekeh, beliau balas menggenggam tangan Sean dan melingkupinya dengan tangan yang lain. "Tadinya justru Mom senang akan bertemu istri papamu, Mom selalu tenang setiap kali bertemu dan berbincang dengannya ... tapi kamu bilang Laura tidak ikut ke Jerman, Mom jadi sedih." Mom mengesah. "Mom ... aku yang mengatakan kepada Kenzo agar aunty Laura tidak perlu datang, selain aku tidak ingin menyakiti Mom ... aku juga tidak ingin kedua orang tua Princes berpikir yang tidak-tidak." "Baiklah, kamu atur saja ... kamu sudah dewasa." Tapi Mom mengulurkan tangannya mengusap kepala Sean di depan banyak orang di ruang tunggu Bandara. Sean mengangguk-anggukan kepala dan saat dia menoleh ke samping, dia mendapati sosok sang ayah sedang berjalan mendekat diikuti adik tirinya. Sean beranjak berdiri. "Dad," sapanya dengan mata merah dan dada bergemuruh haru. Ada rindu yang mendesa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status