Share

Malah Mendekatkan

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-01-03 12:24:06

Sean Ganteng : Hallo đź‘‹

Princes mengerjap, nyaris menjatuhkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi saat ternyata tiba-tiba Sean mengirim pesan dan langsung terbaca olehnya.

Apakah nanti pria itu akan berpikir kalau Princes sedang online sambil membuka ruang pesan dengan Sean tapi tidak mengirim pesan apapun.

Maka, buru-buru Princes mengetik sesuatu di sana.

Princes : Aku baru mau chat kamu.

Sean Ganteng : Jadi, kita satu hati?

Princes mendekap ponsel di dada, pipinya seketika merona.

Princes : Kami pulang hari ini, aku sedang berada di Bandara.

Princes mencoba mengalihkan pertanyaan Sean tadi yang telah membuatnya baper.

Sean Ganteng : Sendiri?

Princes : Sama yang lain donk.

Sean Ganteng : Oh ya? 🤔

Padahal Sean tidak mengatakan kalau ia tidak mempercayai ucapan Princes tapi Princes merasa perlu meyakinkan Sean bila ucapannya benar.

"Kak ... ayo kita selfie," ajak Princes seraya mengangkat ponselnya.

Kanaya yang berada di samping Princes langsung tersenyum tipis pada kamera.

Tentu Kanaya tidak ingin tampak jelek di media sosial Princes.

Kanaya pikir foto selfie itu untuk kebutuhan story I*******m.

Kaluna ikut mendekat di susul Zyandru.

"Sini hapenya, aku yang fotoin." Brian menengadahkan tangan, berbaik hati ingin membantu.

Princes memberikan ponselnya kemudian mereka semua berpose dengan latar VIP lounge tempat di mana mereka sedang menunggu privat jet—milik AG Grup-perusahaan keluarga mereka—selesai dilakukan pengecekan kelayakan terbang.

Usai mendapatkan ponselnya kembali dari Brian, Princes mencari foto mana yang dirinya terlihat cantik untuk dikirim pada Sean.

Ternyata foto yang ditangkap Brian sangat bagus, tidak seperti ketika selfie yang mana wajah Princes terlihat besar.

Jadi, Princes mengirim foto yang ditangkap oleh Brian barusan pada Sean.

Sean tersenyum lebar, Memperbesar foto yang diterimanya dengan menggerakan jari telunjuk dan jempol pada layar hingga hanya wajah Kanaya saja yang tampak.

Tidak lama kemudian Sean mengomentari foto tersebut.

Sean Ganteng : Cantik.

Ingin rasanya Princes menari Jaipongan saat ini juga saking bahagianya dipuji oleh Sean.

Princes tidak tahu saja kalau sesungguhnya yang Sean puji adalah Kanaya.

Sean Ganteng : Jam berapa tiba di New York?

Sean mengirim pesan kembali.

Princes : 12:35 besok.

Sean Ganteng : Oke, sampai ketemu besok.

Princes : See You

Ya Tuhan, Princes tidak sabar ingin segera sampai di New York.

Semestinya Princes mampir dulu ke Jerman menjemput Evangeline-kakak sepupunya yang juga sedang menuntut ilmu bersamanya di New York, sekaligus pulang kampung bertemu mama dan papa tapi Princes tidak sanggup menahan rindu kepada Sean.

Dan ia berbohong banyak hal agar Evangeline juga mama dan papa mau mengerti.

Pesawat akhirnya siap mengudara, mereka semua naik ke dalamnya.

Memilih kursi yang nyaman karena akan menempuh perjalanan hampir dua puluh empat jam.

Begitu pesawat mengudara, Zyandru langsung asyik bermain game.

Kanaya yang duduk di depannya tengah membaca buku novel tebal bahasa Perancis.

Kaluna dan Brian mengambil tempat paling belakang agar bisa leluasa bercumbu tanpa ada yang berani mengganggu.

Princes bersandar punggung dengan nyaman, kakinya diluruskan ke depan.

Ponselnya bergetar, ternyata ponsel Princes langsung tersambung dengan WiFi di pesawat.

Mungkin karena pesawat ini juga yang membawa mereka ke Jakarta dari New York dua minggu lalu.

Masih merogoh ponselnya dari dalam tas saja bibir Princes sudah tersenyum.

Sangat berharap kalau Sean yang menghubunginya, mungkin karena rindu.

Setelah mendapatkan ponselnya, Princes membuka kunci layar lalu membaca sebuah pesan.

Senyumnya tidak serta merta pudar membaca pesan tersebut.

Evangeline : Karena kamu enggak ke Jerman jadi aku akan kembali ke New York ketika sudah mendekati masa perkuliahan di mulai.

Sepupu sekaligus bestie-nya Princes yang mengirim pesan.

Padahal baru saja Princes sedang memikirkan dia.

Princes : Oke.

Evangeline : Hanya oke?

Princes : Aku merindukan mu.

Evangeline : Aku enggak.

Princes tertawa pelan, mengirim stiker tertawa terbahak-bahak untuk Evangeline seraya membenarkan posisi duduknya.

Evangeline memiliki ayah berdarah Alterio sedangkan ibunya adalah Gunadhya sama seperti mamanya Princes.

Gadis itu tinggal di Jerman bersama kedua orang tuanya sama seperti Princes hanya saja dalam liburan kali ini Evangeline tidak mendapat ijin liburan ke Jakarta karena memiliki daddy yang sangat posesif.

Tidak tahu saja kalau anak gadisnya lebih sering pacaran dari pada belajar selama di New York.

Princes menutup ruang pesan dengan Evangeline karena ingin membuka ruang pesan dengan Sean, masuk ke profil lalu meng-klik foto Sean hingga wajah tampannya memenuhi layar.

Diusapnya foto Sean menggunakan ibu jari Princes, bibir mungil itu masih tersenyum dengan sorot mata berbinar.

Princes tergila-gila kepada Sean.

Dan selama puluhan jam, Princes menghabiskan hampir seluruh waktunya menatap foto Sean di akun I*******m pria itu.

Nyaris dua puluh empat jam berlalu dan akhirnya mereka tiba di New York.

Perjalanan panjang tersebut tidak lagi membuat mereka jet lag karena terlampau sering melakukannya.

Bagi mereka, pulang ke Indonesia bisa kapanpun mereka ingin baik menggunakan privat jet atau menggunakan penerbangan komersial.

Di saat yang lain sibuk meregangkan tubuh, tidak dengan Princes yang sibuk mengoreksi penampilannya di cermin.

Bibirnya sudah terlihat glosy warna chery lalu pipinya tampak segar karena perona pipi warna pink.

Princes juga menyisir rambutnya yang panjang dengan sering sebelum turun dari pesawat.

Kini mereka tengah berjalan beriringan menuju pintu kedatangan.

Dari jauh Princes sudah melihat Sean, pria itu masih menggunakan pakaian kerjanya dan terlihat sangat ... tampan.

Princes berjalan mendekat kemudian masuk ke dalam pelukan Sean yang merentangkan satu tangan.

Sean mengecup pipi Princes sekilas.

Hal tersebut sebenarnya lumrah di lakukan di Negara ini, telah menjadi kebiasaan orang-orang di sini memberikan pelukan dan kecupan di pipi ketika bertemu.

Namun sekarang hal itu mampu membuat Princes baper sampai ke tulang.

Sean melakukannya juga kepada Kaluna tapi tidak kepada Kanaya yang melengos begitu saja melewatinya.

"Kamu jemput Princes?" tanya Kaluna menebak.

"Oh ...." Sean melirik Princes sekilas.

Gadis itu tersenyum terlihat cantik dan bahagia.

"Iya, dan kalian juga ...." Sean menjawab.

"Dan Kanaya tapi dia malah pergi gitu aja," sambung Sean di dalam hati.

"Kami udah ada yang jemput, kamu antar aja Princes ... katanya juga dia lapar." Itu Zyandru.

Bukannya menyadarkan Princes malah mendekatkan Sean dengan Princes.

Related chapters

  • Bertahan Di Sampingmu   Menghilang

    Zyandru seumuran dengan Princes, dia tahu kalau Princes tidak akan percaya apapun nasihatnya jadi menurut cowok itu lebih baik menjodoh-jodohkan Sean dengan Princes saja sekalian.Princes memelototkan mata tapi bibirnya tersenyum kepada Zyandru."Jangan pulang pagi ya Princes." Kaluna berpesan sambil tersenyum penuh makna.Mungkin Kaluna menduga kalau Sean sedang melakukan pendekatan dengan Princes dan Princes juga sebenarnya sudah menyukai Sean.Princes pun balas memberikan senyum teramat manis kepada Kaluna, di luar kebiasaannya karena Princes bukan lah gadis anggun.Meski anak pertama dan memiliki dua adik laki-laki, tapi Princes adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Folke yang begitu dimanja oleh sang Papa-Arjuna Bernard Folke.Zyandru sudah berlalu lebih dulu diikuti Kaluna juga Brian meninggalkan Princes yang kemudian menjadi canggung salah tingkah sementara Sean yang sedang berusaha menutupi kecewanya.

    Last Updated : 2025-01-04
  • Bertahan Di Sampingmu   Permintaan Di Luar Dugaan

    "Kenapa tidak membalas pesanku?" Pria tampan di samping Kanaya bertanya."Oh maaf ... aku sibuk." Kanaya menjawab santai.Pria tampan teman dekat Kanaya mengerutkan kening, menyempatkan menoleh sekilas untuk melihat wajah Kanaya."Sibuk apa?" Pria itu bertanya lagi kemudian mengembalikan tatap ke depan karena ia sedang mengemudi."Liburan." Kanaya menjawab tanpa dosa.Sudah pria itu duga kalau Kanaya akan menjawab demikian.Pria itu mendengus kesal."Dua minggu sama sekali tidak ada kabar darimu, kamu membuat aku nyaris gila." Kanaya menghadapkan wajah pada pria di sampingnya, kepalanya miring mengamati pria itu baik-baik."Apa?" Pria itu bertanya maksud dari tindakan Kanaya menatapnya begitu intens."Aku tidak melihat tanda-tanda awal sakit jiwa di diri kamu ... kamu bercukur, sepertinya juga kamu mandi sebelum bertemu denganku dan pakaianmu rapi ... tidak Dean, kamu tidak gila." Kanaya memberitahu hasil penelitiannya.Dean berdecak lidah kesal disertai rotasi mata jengah."Bukan it

    Last Updated : 2025-01-05
  • Bertahan Di Sampingmu   You can do it, Princes

    Princes masuk dari pintu yang dibuka Zyandru.Kakak sepupunya itu ternyata sudah pulang."Hai Sean." Zyandru menyapa, suaranya masih bisa terdengar oleh Princes yang kini tengah menaiki anak tangga.Princes menempati salah satu kamar di lantai dua dan karena hatinya sedang terluka jadi ia hanya ingin merebahkan dirinya di atas ranjang saja sekarang."Hai ...." Sean balas menyapa lalu berpelukan secara masculin dengan Zyandru."Princes kenapa?" Zyandru bertanya pada Sean karena tadi melihat wajah Princes memberengut."Katanya dia enggak enak badan ... mau aku bawa ke dokter tapi enggak mau ... mungkin kecapean abis liburan kemarin," tutur Sean menjelaskan.Kini ia sudah berada di ruang televisi mengikuti langkah Zyandru.Cowok itu mengangguk mengerti."Sebentar, aku ambilkan minum." Zyandru pergi ke dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman di tangannya."Sepi." Sean berujar ketika Zyandru memberikan minuman kaleng padanya.Maksudnya Sean ingin menanyakan keberadaan Kanaya."Kaluna p

    Last Updated : 2025-01-06
  • Bertahan Di Sampingmu   Misi Pertama

    "Jadi, apa yang disukai Kanaya?" Sean melontarkan pertanyaan pertama, kedua tangannya sedang memegang iPad karena akan mencatat banyak hal yang perlu ia ketahui tentang Kanaya. Princes menyeruput Caramel Machiato-nya sebelum menjawab. Mereka sedang berada di coffe shop dekat kampus Princes. Hari pertama kuliah sudah kembali dimulai dan baru saja Princes menyelesaikan mata kuliah terakhirnya. Sambil menunggu Evangeline—Princes bersedia ketika Sean mengajaknya bertemu. Beberapa malam lalu Princes telah menyetujui permintaan Sean untuk membuat pria itu bisa dekat dengan Kanaya. "Sukanya apa dulu, nih?" Princes meminta agar Sean lebih spesifik. "Makanan?" Sean berujar sambil mengetik sesuatu di layar iPad. Sepertinya Sean benar-benar serius dengan usahanya mendekati Kanaya. "Kak Aya suka makanan Korea, Jepang, Tiongkok ... kalau

    Last Updated : 2025-01-07
  • Bertahan Di Sampingmu   Sebuah Alasan

    Masih di tempat yang sama, hanya saja sekarang Sean dan Ryley pindah meja terpisah dari Princes, Evangeline dan Zyandru agar mereka bisa fokus membahas bisnis. Ada tambahan personil yaitu Kaluna dan Brian di meja itu. Jangan tanya ke mana Kanaya karena Kanaya sudah biasa menghilang. "Princes ... Ryley ganteng ya?" Evangeline memang sedang mempromosikan Ryley kepada Princes. Sama seperti Sean yang meminta bantuan Princes untuk mendekati Kanaya—Ryley juga meminta bantuan Evangeline-sepupunya untuk bisa dekat dengan Princes, itu kenapa Princes meminta Zyandru agar tidak menceritakan perihal perasaannya tentang Sean untuk menjaga perasaan Evangeline. "Lho ... bukannya Princes sukanya sama Se—" Kaluna tidak melanjutkan kalimatnya karena Zyandru meremat tangan sang kakak di bawah meja. Lalu tersadar dengan kondisi yang sedang terjadi maka untuk menjaga perasaan E

    Last Updated : 2025-01-08
  • Bertahan Di Sampingmu   Di Luar Dugaan

    "Aku enggak ...." Sean mengusap wajahnya kasar, ia mencoba menjelaskan."Aku sama Princes, enggak ...." Namun Sean malah tergagap karena gugup dan salah tingkah.Berusaha menjelaskan kepada Kanaya pun Kanaya sudah melihatnya mencium Princes dengan mata kepala sendiri.Bisa gawat kalau Kanaya berpikir jika ia menyukai Princes."Enggak apa-apa, tapi kalian bisa pindah ke kamar ... aku mau nonton tv," kata Kanaya santai. Tuh 'kan, Kanaya berpikir ada hubungan asmara antara Sean dengan Princes."Tadi hanya ketidaksengajaan, Kanaya." Sean memegang tangan Kanaya ketika perempuan itu melewatinya untuk duduk di sofa di mana sekarang Princes sudah menegakan punggung.Kanaya menatap Sean dingin kemudian melirik pada tangan Sean yang memegang tangannya."Lepas," pintanya datar.Sean melepaskannya sehingga Kanaya bisa lewat dan duduk di sofa.Mata Sean memberi kode kepada Princes agar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.Dan dengan tatapan matanya juga Princes menenangkan Sean."Tadi aku ket

    Last Updated : 2025-01-09
  • Bertahan Di Sampingmu   Pesta

    Tuuut ...Tuuuuut ...Kanaya memutus panggilan lebih dulu, Princes menjauhkan ponsel dari telinga lalu menatap layarnya dengan ekspresi tidak percaya. "Yaaah ... kok dia mau sih?" Princes melirih."Apa katanya?" Sean yang duduk tepat di depan Princes sampai mendorong wajahnya agar lebih dekat dengan sang gadis.Mata pria itu juga berbinar penuh harap."Kak Aya mau." Princes menjawab, menghasilkan tepuk tangan dari Sean yang tengah merasa bahagia bukan kepalang.Pelayan datang membawa pesanan ice cream Sean."Makan! Setelah itu kita shopping!" Sean memerintah."Kamu suka seenaknya deh ... gimana kalau ternyata kak Aya enggak mau coba? Udah maksa-maksa aku ke sini." Princes misuh-misuh sambil memakan ice cream."Ya berarti kamu yang temenin aku ke pesta." Dengan entengnya Sean menjawab."Ah ... tau gitu 'kan tadi pura-pura aja telepon kak Ayanya," gerutu Princes di

    Last Updated : 2025-01-10
  • Bertahan Di Sampingmu   Kartu Akses

    "Kenapa manyun?" Zyandru menyenggol lengan Princes yang duduk di sampingnya sambil makan keripik.Sudah satu jam lamanya mereka berdua menonton film di Netflix tapi Princes tidak juga bersuara.Wajahnya memberengut namun sorot matanya tampak sendu."Sean ngajak kak Aya ke pesta." Princes memberitahu kegundahannya."Terus kak Aya mau?" Princes menganggukan kepala."Kok bisa?" Cowok itu berkerut kening bingung."Soalnya aku bilang sama kak Aya kalau aku udah janji sama Sean mau nemenin dia ke pesta tapi tiba-tiba aku ada ujian besok jadi enggak bisa nemenin Sean malam ini dan aku minta kak Aya gantiin aku karena kalau enggak, khawatir akan berdampak sama kerjasama bisnis antara papa dengan Sean," tutur Princes menceritakan."Dan itu enggak benar, ya 'kan?" tebak Zyandru.Princes mengangguk lagi."Jadi ... kamu setuju bantuin Sean deket sama kak Aya?" Sekarang anggukan Princes begitu lambat.Raut wajahnya semakin sendu saja."Tapi aku enggak kuat." Bibirnya mengerucut.Zyandru mengembu

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Bertahan Di Sampingmu   Baby Shower

    "Kamu saja yang datang ... ah, tidak ... aku saja ...." Kanaya berulang kali mengatakan hal tersebut sambil mondar-mandir di kamarnya yang luas.Ryley sudah terbiasa melihat pemandangan ini jadi dia hanya bisa meluruskan kakinya di sofa kemudian bersandar nyaman dengan kedua tangan di lipat di belakang kepala. "Ryley!" seru Kanaya menghentikan langkah."Yes Babe." Ryley menegakan punggung juga menurunkan kakinya."Bantu aku memikirkan apakah aku atau kamu yang datang ke Baby shower anaknya Princes? Atau kita tidak perlu datang saja sekalian?" Kanaya menghentakan kakinya kemudian duduk menyamping di atas pangkuan Ryley.Kedua tangannya melingkar di leher Ryley namun sayangnya wajah cantik itu terus memberengut. "Bagaimana kalau kita berdua datang ... kamu dan Princes adalah sepupu, kita sudah mendapat kebahagiaan kita sendiri ... kamu tidak perlu cemburu lagi dengan Princes dan aku juga tidak akan mengungkit masa lalu kamu dengan Sean."Tentu saja Ryley bisa dengan mudah mengatakan

  • Bertahan Di Sampingmu   Mac And Cheese With Love

    Kanaya memang tega, tanpa perasaan melarang Ryley untuk mengundang Princes ke pesta pernikahan mereka yang dirayakan di New York."Bagaimana aku mengatakannya kepada Sean, Babe?" Ryley mengesah, dia stress karena tidak berhasil membujuk Kanaya, meluluhkan hatinya selama seminggu ini."Kamu tinggal mengatakan kalau Sean boleh datang tapi istrinya tidak," jawab Kanaya santai tanpa beban.Kanaya sedang memoles blushon di pipinya.Hari ini mereka akan pergi memilih kue dan mencicipi catering untuk pesta pernikahan yang akan berlangsung dua minggu lagi."Dia sepupumu." Ryley mengingatkan."Betul, dan dia merebut priaku." Kanaya mengarahkan ujung blushon pada Ryley yang duduk di kursi di bagian kaki ranjang.Ryley mengesah panjang. "Aku tidak tega mengatakannya kepada Sean... Princes pasti akan sakit hati...." Ryley menggantung kalimatnya."Memangnya kamu belum bisa melupakan Sean?" tanya Ryley hati-hati tidak ingin si ibu hamil dengan hormon yang membuat mood berubah-ubah itu mengamuk."

  • Bertahan Di Sampingmu   I Love You

    Perut buncit Princes menjadi daya tarik sendiri bagi Sean, dia suka sekali mengusap perut Princes dan menurutnya dengan kehamilan itu—Princes tampak berkali-kali lipat lebih seksi.Selama resepsi berlangsung, Sean mati-matian menahan gairahnya.Dan akhirnya sekarang dia bisa berdua saja dengan Princes melewati malam pertama setelah mereka resmi menjadi suami istri."Aku bantu," ujar Sean menahan tangan Princes yang tengah membuka sleting di belakang punggung.Princes mengumpulkan rambutnya di pundak agar Sean mudah membuka sleting.Perlahan tangan pria itu menurunkan resleting lalu menarik bagian atas gaun ke bawah namun tertahan di pinggang karena perut Princes yang besar.Princes harus menggunakan kedua tangan dan menggoyangkan sedikit bokong agar bisa menurunkan gaun itu melewati perutnya."Bisa?" tanya Sean perhatian."Bisa ...." Princes menjawab setelah berhasil melepas gaun menyisakan camisol sebagai dalaman.Dia membalikan badan mengajadap Sean."Aku bantu buka kemejanya ya?""

  • Bertahan Di Sampingmu   Bahagia Selamanya

    Princes seringkali menonton film di Netflix yang menceritakan tentang hubungan calon mempelai pengantin yang sering kali tidak sependapat ketika mempersiapkan pernikahan sampai berujung dibatalkannya pernikahan tersebut.Awalnya ketika Sean mengatakan dia mengambil cuti untuk membantu mempersiapkan pesta pernikahan—jujur, Princes khawatir kalau kisahnya dan Sean akan berakhir seperti film di Netflix.Tapi nyatanya yang terjadi pada Princes, mempersiapkan pernikahan bersama orang dicintai menjadi pengalaman paling seru dan menarik.Karena Sean selalu mendukung keinginan Princes tapi terkadang dia juga memberikan masukan yang tidak mendapat penolakan dari Princes.Malah selisih paham terjadi antara Princes dengan ayahnya, tapi Papa Juna segera mengalah.Shamika Princes benar-benar menjadi seorang Princes yang keinginannya selalu diikuti oleh Raja dan Ratu juga semua orang.Dan hari yang dinanti-nanti oleh Princes juga Sean telah tiba.Princes dan Sean tentu menjadi orang paling bahagia

  • Bertahan Di Sampingmu   Tentang Pesta Pernikahan

    Hari pernikahan semestinya menjadi hari yang paling bahagia bagi pasangan pengantin tapi tidak dengan Kanaya yang sejak pagi buta mengalami morningsick hingga siang hari bahkan berlanjut di malam hari saat acara resepsi berlangsung.Dia juga mengusir MUA yang hendak mendandaninya tanpa alasan.Entah kenapa Kanaya tidak menyukai wajah MUA dan asistennya jadi dia tidak mau didandani oleh wanita itu.Akhirnya pihak Wedding Organizer harus mencari MUA pengganti detik itu juga.Kanaya lebih menyukai terbaring di atas ranjang di dalam kamar hanya menggunakan camisol panjang dan mengusir semua orang yang masuk ke dalam kamar termasuk ayah dan bunda.Kanaya belum siap menghadapi ayah.Menghadapi bunda saja tadi malam yang tidak sengaja mengetahui kehamilannya membuat dia kesulitan untuk terlelap dan tidak berhenti mual muntah karena stress.Sekalinya acara besar itu dimulai, Kanaya tidak mau di foto, padahal momen ini adalah momennya yang mengharuskan dirinya mendapatkan banyak dokumentasi.

  • Bertahan Di Sampingmu   Terungkap

    "Jaga diri ya, aku pulang."Sean mengusap kepala Princes, mengecup keningnya lalu berlutut mengecup perut Princes di mana ada anaknya yang sedang berjuang hidup di dalam sana."Hati-hati ya Sean, aku tunggu bulan depan di pesta pernikahan kita." Princes memeluk Sean setelah pria itu bangkit berdiri."Minggu depan aku datang." Sean memberitahu kalau Princes tidak perlu menunggu hingga bulan depan untuk bertemu dengannya.Karena dia juga kesulitan menghabiskan weekend tanpa Princes."Jangaaaan, kamu ke sini lagi bulan depan aja ... ketika kita akan menikah." Princes mendongak dan dia mendapat kecupan di kening dari Sean."Aku enggak tahu mau ngapain weekend nanti, sayang.""Kita bisa video Call seharian ...." Princes memberi ide."Kita akan menikah Sean, kita akan hidup selamanya ... jadi aku minta beberapa minggu sebelum pernikahan kita—kamu pikirkan kembali tentang ini ... bukan hanya kamu tapi juga aku ...." Raut wajah Sean berubah tegang mendengar ucapan Princes.Jangan bilang kala

  • Bertahan Di Sampingmu   Bingung

    "Apa yang kamu lakukan di sini?" Kanaya menggeram tertahan, matanya juga melotot menatap Ryley."Menjemput tunanganku." Ryley menjawab dengan santai."Aku bisa pulang sendiri." Kanaya mendorong dada Ryley agar menyingkir dari jalannya."Ayolah Babe, jangan mengusirku ... aku ayah dari anak yang ada di rahimmu."Kanaya menghentikan langkah kemudian membalikan badan."Ssssttt!" Dia mendesis sambil menempelkan telunjuknya di bibir.Matanya menatap nyalang Ryley yang malah cengengesan membuatnya dua kali lipat lebih kesal.Sungguh sangat menyebalkan."Sekalian saja kamu umumkan di media cetak kalau aku hamil anak kamu." Kanaya bersarkasme."Ide bagus, aku akan suruh sekertarisku me—""Ryley!!" Jeritan Kanaya menghentikan jemari Ryley yang hendak menghubungi sekertarisnya."Yes baby." Ryley mendekat, mengangkat kedua tangan untuk memeluk Kanaya.Kanaya menghela tangan Ryley kasar, dia membalikan badan dan kembali melangkah."Apa kamu mual muntah tadi pagi?" Ryley bertanya lagi sambil meran

  • Bertahan Di Sampingmu   Waktu Yang Sempit

    "Sean ...." Princes beranjak dari kursi, bibirnya tersenyum lebar dan matanya juga berbinar.Princes langsung memburu Sean yang tengah berjalan mendekat bersama keluarganya kemudian memeluk pria itu erat."Aku kangen, anak kita juga." Princes mengurai pelukan kemudian mengusap perutnya.Sean berlutut dengan satu kaki dia mengecup perut Princes setelah mengusapnya lembut.Dan semua itu tertangkap jelas oleh indra penglihatan Papa Juna.Ada cemburu yang menyelinap namun tidak bisa ia pungkiri kalau hatinya menghangat melihat kebahagiaan di wajah Princes ketika bertemu Sean.Sekeras apapun Papa mencari alasan untuk tidak merelakan Princes bersama Sean namun selalu menemukan jalan buntu.Papa selalu luluh dengan kenyataan kalau putrinya bahagia bersama Sean.Satu persatu keluarga Sean memperkenalkan diri.Papa sudah pernah bertemu beberapa kali dengan tuan Maverick-daddynya Sean.Papa Juna menghargai kedatangan beliau dan menyambut dengan ramah.Mama bersalaman dengan Mommy Jeniffer, mere

  • Bertahan Di Sampingmu   Pertemuan Keluarga

    "Aku tidak ingin Mom bersedih bertemu dengan Dad," kata Sean sambil menggenggam tangan Mom Jeniffer. Mom malah terkekeh, beliau balas menggenggam tangan Sean dan melingkupinya dengan tangan yang lain. "Tadinya justru Mom senang akan bertemu istri papamu, Mom selalu tenang setiap kali bertemu dan berbincang dengannya ... tapi kamu bilang Laura tidak ikut ke Jerman, Mom jadi sedih." Mom mengesah. "Mom ... aku yang mengatakan kepada Kenzo agar aunty Laura tidak perlu datang, selain aku tidak ingin menyakiti Mom ... aku juga tidak ingin kedua orang tua Princes berpikir yang tidak-tidak." "Baiklah, kamu atur saja ... kamu sudah dewasa." Tapi Mom mengulurkan tangannya mengusap kepala Sean di depan banyak orang di ruang tunggu Bandara. Sean mengangguk-anggukan kepala dan saat dia menoleh ke samping, dia mendapati sosok sang ayah sedang berjalan mendekat diikuti adik tirinya. Sean beranjak berdiri. "Dad," sapanya dengan mata merah dan dada bergemuruh haru. Ada rindu yang mendesa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status