Keesokan paginya, Sean menyempatkan untuk sarapan pagi bersama kakak beserta kakak ipar dan sang Mommy tercinta.
Mereka duduk di satu meja bulat dan besar. "Aku tidak suka bawang, Max ... kamu yang makan bawangnya." Daisy yang semenjak mengandung semakin manja tidak pernah bisa membuat hidup Max tenang. Dan tanpa membantah—Max pasti akan mengabulkan permintaan Daisy atau mengikuti perintahnya dan mewujudkan keinginannya. "Kamu mau orange juice?" Keith bertanya sebelum beranjak dari kursinya. "Boleh." Audrey menjawab. "Dan tolong bawakan salad lagi," tambahnya kemudian dan mendapat anggukan dari Keith sebelum meninggalkan meja. Perlu diketahui, dua kakak Sean yaitu Keith dan Max menikah dengan istri mereka berdasarkan perjodohan. Awalnya Max menolak keras perjodohan tersebut tapi sekarang bucinnya setengah mati kepada Daisy- istrinya. Berbeda halnya dengan Keith yang memang tidak pernah menolak perintah daddy tapi Sean tahu kalau Keith berusaha keras mencintai Audrey dan begitu juga sebaliknya hingga sekarang keduanya saling jatuh cinta. Beruntung, sekarang Daddy sudah pensiun dari bisnis dan menikahi wanita asli Indonesia sehingga beliau tidak perlu menjodohkan Sean dengan anak klien bisnis seperti yang terjadi pada Keith dan Max. Beberapa saat kemudian Keith kembali, bukan hanya salad—ia juga membawa banyak menu sarapan pagi lain untuk Audrey agar istrinya itu tidak perlu bolak-balik mengambil makanan karena konsep sarapan pagi di restoran ini adalah prasmanan. Jeniffer-sang mommy menoleh ke samping di mana Sean duduk dan tidak bersuara, mengerutkan kening melihat si bungsu senyum-senyum sendiri sambil menatap layar ponsel. Bola matanya lantas melirik kepada si sulung Keith dan yang bersangkutan mengangkat kedua bahunya memberi kesan kalau ia juga tidak mengerti kenapa pagi ini Sean bertingkah seperti itu. "Apa kamu sakit, Sean?" Jeniffer akhirnya bertanya. Keith dan Max beserta istri mereka sontak mengangkat pandangan menatap Sean. "Tidak Mom ... aku berkenalan dengan seorang gadis asli Indonesia di Bar tadi malam dan aku sedang mencari tahu tentangnya." "Apakah dia cantik, Sean? Beritau Mommy siapa orangnya." Jeniffer merebut ponsel dari tangan Sean, membuka kaca mata hitamnya lantas menggulir layar alat komunikasi canggih yang terdapat banyak foto seorang gadis. "Kamu stalking dia di I*******m?" Sean mengangguk menjawab pertanyaan sang Mommy dengan senyum lebar lalu merebut kembali ponselnya dari tangan Jeniffer. Dan Mommy tahu siapa dia?" Sean bertanya dengan ekspresi misterius. "Siapa?" Keith jadi penasaran. "Dia seorang Gunadhya," jawab Sean bangga. Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia bisnis, mereka mengenal nama Gunadhya dan kesuksesannya dalam bisnis selama beberapa dekade terakhir. "Salah satu perusahaannya pernah menjalin kerjasama bisnis dengan perusahaan kita di Indonesia," celetuk Max. Selama ini dia yang memantau perusahaan di Indonesia sehingga mengetahui betul tentang perusahaan tersebut. "Oh ya? Berarti kita bisa menjalin kerjasama bisnis lagi dengan perusahaan mereka?" Sean begitu antusias. Karena bila perusahaan mereka menjalin bisnis, Sean jadi punya alasan untuk bertemu orang tua Kanaya dan meminta gadis itu untuk menjadi istrinya. Kurang gentle gimana coba Sean? "Kamu lupa, kalau perusahaan Maverick di Jakarta sudah menjadi milik bayi bernama Cantik itu dan sekarang di kelola oleh Kenzo?" Keith mengingatkan, menatap malas sang adik. Kenzo Maverick adalah adik tiri Sean, anak Daddynya dari wanita Indonesia yang baru tahun lalu beliau nikahi. Karena pengkhianatan Daddy di masa lalu yang sampai mendapat keturunan dari wanita lain—Mommy akhirnya menceraikan Daddy dan hanya diberikan perusahaan yang berada di Indonesia dan karena Daddy hanya ingin hidup sederhana dan bahagia di sisa umurnya bersama orang yang ia cintai—perusahaan itu pun diberikan untuk cucunya yang bernama Cantik-anak dari Kenzo Maverick. "Memangnya gadis Gunadhya itu mau tinggal di New York dan meninggalkan keluarganya? Kenapa kamu selalu ingin membuat susah hidupmu sendiri?" Max mencibir. Sean bersandar punggung, semangat di wajahnya langsung padam. Kenapa ia tidak pernah berpikir sampai ke sana? "Tadi malam, apa saja yang sudah kamu lakukan dengannya? Jangan sampai kamu menanam benih di rahim perempuan itu." Keith mengingatkan. "Keith," tegur Jeniffer dan malah Keith yang mendapat tatapan peringatan dari sang Mommy. Sedang Sean tersenyum mengingat kebersamaannya tadi malam dengan si gadis Gunadhya. Nyaris saja ia bisa mencium bibir penuh gadis pujaan hatinya. Max dan Keith merotasi bola matanya jengah melihat senyum kasmaran Sean. "Siapa namanya?" Audrey yang bertanya. "Kanaya Shaqeenarava Gunadhya." Sean menjawab, senyumnya belum luntur, matanya berbinar. Pria itu benar-benar sedang jatuh cinta. Pokoknya, bagaimana pun caranya ia harus mendapatkan Kanaya. *** Princes tersenyum sendiri menatap layar ponselnya. Diam-diam Zyandru yang sedang duduk tepat di samping Princes—melongokan kepala sedikit mengintip apa yang sedang Princes lihat di layar ponselnya itu. Ternyata Princes sedang melihat ruang pesan antara dirinya dengan Sean. Zyandru bisa langsung mengetahui karena tertulis nama 'Sean Ganteng' di sana. Mata Princes berbinar saat melihat tulisan online di bawah nama Sean, ia berharap Sean mengirim pesan kepadanya. Misalnya ucapan selamat pagi. "Ck ... Ck ... Ck ... cuma liat dia lagi online aja udah seneng banget ... gitu ya kalau lagi kasmaran." Sindir Zyandru seraya menegakan kembali punggungnya. Princes menoleh dramatis. "Apaan sih?" Mata Princes memicing. "Kamu naksir si Sean itu?" Zyandru hanya ingin mendengarnya langsung dari Princes. "Ssttt." Princes meletakan telunjuknya di depan mulut. Baru hanya mereka berdua di meja itu, yang lain masih berburu sarapan dengan mengelilingi restoran—menyambangi setiap stand dan prasmanan. Zyandru merotasi bola matanya malas, karena ia tahu yang disukai Sean adalah Kanaya tapi tidak tega memberitau Princes. Zyandru duduk di depan Sean tadi malam, jadi ia bisa melihat jelas sorot mata penuh minat Sean pada Kanaya. Sedangkan Princes duduk di sebelah Sean sehingga ia tidak menyadari itu. "Ya udah, chat aja dia." "Iiiih ... gengsi, biar dia aja yang maju duluan." Zyandru jadi iba, hanya tinggal menunggu waktu sampai Princes terluka. "Sean itu salah satu Maverick, kamu tahu 'kan perusahaan Maverick terkenal sukses di Amerika ... umur dia juga udah masuk kepala tiga sedangkan kamu baru dua puluh ... dia pasti lebih suka yang dewasa dari pada anak kecil kaya kamu yang ke kampus masih dikuncir dua." Zyandru menarik rambut panjang Princes membuat sang gadis memberengut. "Kata siapa? Gimana kalau aku bilang dia juga suka sama aku?" Princes tampak begitu percaya diri. "Enggak mungkin Princes, lagian ya ... saingan kamu itu para sosialita muda atau wanita karir atau mahasiswa tingkat akhir dengan kepribadian kalem dan dewasa." Zyandru menyinggung Kanaya di akhir kalimatnya, mencoba menyadarkan Princes agar tidak terlalu berharap apalagi menaruh hati pada Sean. Bibir mungil Princes mencebik. "Dia bilang mau jemput aku kok di Bandara." Lalu Princes menjulurkan lidahnya. "Dia bilang gitu?" Zyandru tidak percaya. Princes mengangguk penuh keyakinan. "Wah ... brengsek nih si Sean," umpat Zyandru di dalam hati. "Zyan ... jangan kasih tahu kak Aya sama kak Luna ya dan biar aku yang cerita sama Eva tentang Sean." Setelah tadi Princes begitu sombong karena akhirnya memiliki crush, sekarang malah memberikan tatapan memohon pada Zyandru. "Okeeee, tapiiii ... kamu yang nyetir ke kampus setiap hari selama satu bulan." "Deal!" Mereka berjabat tangan agar perjanjian tersebut Syah. Namun sesungguhnya Zyandru merasa resah, khawatir Kanaya juga menyukai Sean sehingga Princes akan patah hati. Kanaya adalah kakak kandung Zyandru tapi Princes juga adik sepupunya. Jangan sampai keutuhan keluarga mereka retak hanya karena seorang pria. Tapi wanita mana yang tidak akan jatuh hati pada Sean? Pria itu seorang Maverick, tampan juga mapan di usianya yang telah matang. Zyandru harus bisa menyadarkan Princes sebelum adik sepupunya itu benar-benar jatuh cinta pada Sean.Sean Ganteng : Hallo 👋Princes mengerjap, nyaris menjatuhkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi saat ternyata tiba-tiba Sean mengirim pesan dan langsung terbaca olehnya.Apakah nanti pria itu akan berpikir kalau Princes sedang online sambil membuka ruang pesan dengan Sean tapi tidak mengirim pesan apapun.Maka, buru-buru Princes mengetik sesuatu di sana.Princes : Aku baru mau chat kamu.Sean Ganteng : Jadi, kita satu hati?Princes mendekap ponsel di dada, pipinya seketika merona.Princes : Kami pulang hari ini, aku sedang berada di Bandara.Princes mencoba mengalihkan pertanyaan Sean tadi yang telah membuatnya baper.Sean Ganteng : Sendiri?Princes : Sama yang lain donk.Sean Ganteng : Oh ya? 🤔Padahal Sean tidak mengatakan kalau ia tidak mempercayai ucapan Princes tapi Princes merasa perlu meyakinkan Sean bila ucapannya benar."Kak ... ayo kita selfie," ajak Princes seraya mengangkat ponselnya.Kanaya yang berada di samping Princes langsung tersenyum tipis pada kamera.Tentu Kana
Zyandru seumuran dengan Princes, dia tahu kalau Princes tidak akan percaya apapun nasihatnya jadi menurut cowok itu lebih baik menjodoh-jodohkan Sean dengan Princes saja sekalian.Princes memelototkan mata tapi bibirnya tersenyum kepada Zyandru."Jangan pulang pagi ya Princes." Kaluna berpesan sambil tersenyum penuh makna.Mungkin Kaluna menduga kalau Sean sedang melakukan pendekatan dengan Princes dan Princes juga sebenarnya sudah menyukai Sean.Princes pun balas memberikan senyum teramat manis kepada Kaluna, di luar kebiasaannya karena Princes bukan lah gadis anggun.Meski anak pertama dan memiliki dua adik laki-laki, tapi Princes adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Folke yang begitu dimanja oleh sang Papa-Arjuna Bernard Folke.Zyandru sudah berlalu lebih dulu diikuti Kaluna juga Brian meninggalkan Princes yang kemudian menjadi canggung salah tingkah sementara Sean yang sedang berusaha menutupi kecewanya.
"Kenapa tidak membalas pesanku?" Pria tampan di samping Kanaya bertanya."Oh maaf ... aku sibuk." Kanaya menjawab santai.Pria tampan teman dekat Kanaya mengerutkan kening, menyempatkan menoleh sekilas untuk melihat wajah Kanaya."Sibuk apa?" Pria itu bertanya lagi kemudian mengembalikan tatap ke depan karena ia sedang mengemudi."Liburan." Kanaya menjawab tanpa dosa.Sudah pria itu duga kalau Kanaya akan menjawab demikian.Pria itu mendengus kesal."Dua minggu sama sekali tidak ada kabar darimu, kamu membuat aku nyaris gila." Kanaya menghadapkan wajah pada pria di sampingnya, kepalanya miring mengamati pria itu baik-baik."Apa?" Pria itu bertanya maksud dari tindakan Kanaya menatapnya begitu intens."Aku tidak melihat tanda-tanda awal sakit jiwa di diri kamu ... kamu bercukur, sepertinya juga kamu mandi sebelum bertemu denganku dan pakaianmu rapi ... tidak Dean, kamu tidak gila." Kanaya memberitahu hasil penelitiannya.Dean berdecak lidah kesal disertai rotasi mata jengah."Bukan it
Princes masuk dari pintu yang dibuka Zyandru.Kakak sepupunya itu ternyata sudah pulang."Hai Sean." Zyandru menyapa, suaranya masih bisa terdengar oleh Princes yang kini tengah menaiki anak tangga.Princes menempati salah satu kamar di lantai dua dan karena hatinya sedang terluka jadi ia hanya ingin merebahkan dirinya di atas ranjang saja sekarang."Hai ...." Sean balas menyapa lalu berpelukan secara masculin dengan Zyandru."Princes kenapa?" Zyandru bertanya pada Sean karena tadi melihat wajah Princes memberengut."Katanya dia enggak enak badan ... mau aku bawa ke dokter tapi enggak mau ... mungkin kecapean abis liburan kemarin," tutur Sean menjelaskan.Kini ia sudah berada di ruang televisi mengikuti langkah Zyandru.Cowok itu mengangguk mengerti."Sebentar, aku ambilkan minum." Zyandru pergi ke dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman di tangannya."Sepi." Sean berujar ketika Zyandru memberikan minuman kaleng padanya.Maksudnya Sean ingin menanyakan keberadaan Kanaya."Kaluna p
PERTEMUAN PERTAMAPERPUSTAKAAN UMUM NEWYORK Pesta pernikahan Keith Maverick dan Audrey Jackson.Lidah Sean Maverick berdecak, menatap malas layar ponselnya yang berkedip menunjukkan foto seorang gadis cantik bernama Britney.Terhitung sudah panggilan ke sepuluh yang gadis itu lakukan tapi Sean masih malas menjawab panggilan sang gadis.Britney adalah anak dari klien Augusta Maverick-sang ayah yang tergila-gila padanya.Beruntung gadis itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas sehingga Charles Jhon-ayah Britney tidak mungkin menjodohkan sang putri dengan Sean.Tinggal menunggu waktu sampai Augusta Maverick dan Charles Jhon menjodohkan Sean dengan Britney.Sean akan bernasib sama seperti Keith-sang kakak yang menikah karena perjodohan.Tapi beruntung bagi Keith dijodohkan dengan gadis cantik seorang Pengacara yang memiliki pembawaan kalem, anggun dan elegan tidak seperti Britney yang tingkahnya selalu membuat Sean sakit kepala.Meski cantik tapi Britney bukan tipe gadis yang dis
PERTEMUAN KEDUA DIAN BALLROOM, HOTEL RAFFLES JAKARTABaby Shower putri pertama Kenzo Maverick.Sean memisahkan diri dari keluarganya, tadi ia pamit untuk mencari minuman.Sesungguhnya bukan minuman yang Sean cari tapi seorang gadis.Sean sudah belajar bahasa Indonesia selama setahun, ia sangat bertekad mendapat istri seorang wanita asli Indonesia.Ia jatuh cinta pada kecantikan wanita Indonesia setelah bertemu Jillian dan Laura meski mereka adalah blasteran.Sekedar memberitau, Jillian adalah istri dari Kenzo Maverick-adik tiri Sean dan Laura adalah ibu tiri Sean.Augusta Maverick menikahi Laura-cinta sejatinya tahun lalu.Sean ingin anak-anaknya secantik Laura dan Jillian bila nanti ia menikahi wanita Indonesia. Satu gelas minuman berada di genggaman Sean, pria itu berjalan pelan sendirian mengitari venue dengan matanya bergerilya mencari mangsa.Sean terlalu fokus menoleh ke samping sampai tidak memperhatikan keadaan di depannya.Bugh!"Yaaaah ...." Seorang gadis mengesah.Sean ba
Sean akhirnya pergi ke Bar, cukup jauh dari resort tempatnya menginap. Sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan maksimum. Sean meminta driver yang disewanya untuk ikut turun menemani tapi pria itu menolak, akhirnya Sean masuk sendirian. Kalau bukan karena Daisy sedang mengandung—ia akan memaksa Max menghabiskan malam bersamanya di Bar dan karena Max tidak bisa ikut, Keith jadi ikut-ikutan tidak mau ikut. "Dasar pria-pria budak cinta." Sean mengumpati kedua kakaknya. Biasanya Mommy Jeniffer bersedia menemaninya tapi beliau sudah tidur semenjak matahari terbenam. Tapi tidak lucu bila ia pergi ke Bar untuk mencari wanita ditemani Mommy. Sean masuk ke dalam Bar yang direkomendasikan petugas resort dan ternyata cukup bagus. Bukan Bar biasa melainkan Bar khusus orang-orang berkantung tebal. Matanya mengedar ke penjuru Bar dan harus mendapati kekecewaan karena kebanyakan pengunjung adalah warga Negara Asing sama seperti dirinya. Sean baru menyadari kalau ia salah masu
"Emm ... kayanya sih, boleh ... ayo." Princes turun dari stool diikuti Sean yang begitu antusias dengan ajakannya.Sean yang berjalan di belakang Princes menyeringai, berjanji di dalam hati harus mendapatkan Kanaya.Di meja itu ternyata bukan hanya ada Kanaya dan Princes tapi ada seorang gadis yang mirip dengan Kanaya."Sean ... ini Kanaya dan itu kembarannya Kaluna, yang di samping Kaluna itu Brian-kekasihnya dan ini Zyandru ... mereka semua sepupu aku ... kecuali Brian." Princes mengenalkan para sepupunya pada Sean.Sean mengulurkan tangannya menyalami para sepupu Princes di mulai dari Kanaya."Tadi kami sudah berkenalan, tapi baru sekarang resmi berkenalannya," celetuk Sean seraya menggerakan tangan yang sedang bertaut dengan tangan Kanaya. Sean sengaja menahan sebentar tangan Kanaya ketika hendak menariknya membuat Kanaya mendongak dan netra mereka bertemu."Sean ini klien bisnisnya papa di New York," sambung Princes memberitau siapa Sean.Suara Princes menarik Sean dari dalamny
Princes masuk dari pintu yang dibuka Zyandru.Kakak sepupunya itu ternyata sudah pulang."Hai Sean." Zyandru menyapa, suaranya masih bisa terdengar oleh Princes yang kini tengah menaiki anak tangga.Princes menempati salah satu kamar di lantai dua dan karena hatinya sedang terluka jadi ia hanya ingin merebahkan dirinya di atas ranjang saja sekarang."Hai ...." Sean balas menyapa lalu berpelukan secara masculin dengan Zyandru."Princes kenapa?" Zyandru bertanya pada Sean karena tadi melihat wajah Princes memberengut."Katanya dia enggak enak badan ... mau aku bawa ke dokter tapi enggak mau ... mungkin kecapean abis liburan kemarin," tutur Sean menjelaskan.Kini ia sudah berada di ruang televisi mengikuti langkah Zyandru.Cowok itu mengangguk mengerti."Sebentar, aku ambilkan minum." Zyandru pergi ke dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman di tangannya."Sepi." Sean berujar ketika Zyandru memberikan minuman kaleng padanya.Maksudnya Sean ingin menanyakan keberadaan Kanaya."Kaluna p
"Kenapa tidak membalas pesanku?" Pria tampan di samping Kanaya bertanya."Oh maaf ... aku sibuk." Kanaya menjawab santai.Pria tampan teman dekat Kanaya mengerutkan kening, menyempatkan menoleh sekilas untuk melihat wajah Kanaya."Sibuk apa?" Pria itu bertanya lagi kemudian mengembalikan tatap ke depan karena ia sedang mengemudi."Liburan." Kanaya menjawab tanpa dosa.Sudah pria itu duga kalau Kanaya akan menjawab demikian.Pria itu mendengus kesal."Dua minggu sama sekali tidak ada kabar darimu, kamu membuat aku nyaris gila." Kanaya menghadapkan wajah pada pria di sampingnya, kepalanya miring mengamati pria itu baik-baik."Apa?" Pria itu bertanya maksud dari tindakan Kanaya menatapnya begitu intens."Aku tidak melihat tanda-tanda awal sakit jiwa di diri kamu ... kamu bercukur, sepertinya juga kamu mandi sebelum bertemu denganku dan pakaianmu rapi ... tidak Dean, kamu tidak gila." Kanaya memberitahu hasil penelitiannya.Dean berdecak lidah kesal disertai rotasi mata jengah."Bukan it
Zyandru seumuran dengan Princes, dia tahu kalau Princes tidak akan percaya apapun nasihatnya jadi menurut cowok itu lebih baik menjodoh-jodohkan Sean dengan Princes saja sekalian.Princes memelototkan mata tapi bibirnya tersenyum kepada Zyandru."Jangan pulang pagi ya Princes." Kaluna berpesan sambil tersenyum penuh makna.Mungkin Kaluna menduga kalau Sean sedang melakukan pendekatan dengan Princes dan Princes juga sebenarnya sudah menyukai Sean.Princes pun balas memberikan senyum teramat manis kepada Kaluna, di luar kebiasaannya karena Princes bukan lah gadis anggun.Meski anak pertama dan memiliki dua adik laki-laki, tapi Princes adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Folke yang begitu dimanja oleh sang Papa-Arjuna Bernard Folke.Zyandru sudah berlalu lebih dulu diikuti Kaluna juga Brian meninggalkan Princes yang kemudian menjadi canggung salah tingkah sementara Sean yang sedang berusaha menutupi kecewanya.
Sean Ganteng : Hallo 👋Princes mengerjap, nyaris menjatuhkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi saat ternyata tiba-tiba Sean mengirim pesan dan langsung terbaca olehnya.Apakah nanti pria itu akan berpikir kalau Princes sedang online sambil membuka ruang pesan dengan Sean tapi tidak mengirim pesan apapun.Maka, buru-buru Princes mengetik sesuatu di sana.Princes : Aku baru mau chat kamu.Sean Ganteng : Jadi, kita satu hati?Princes mendekap ponsel di dada, pipinya seketika merona.Princes : Kami pulang hari ini, aku sedang berada di Bandara.Princes mencoba mengalihkan pertanyaan Sean tadi yang telah membuatnya baper.Sean Ganteng : Sendiri?Princes : Sama yang lain donk.Sean Ganteng : Oh ya? 🤔Padahal Sean tidak mengatakan kalau ia tidak mempercayai ucapan Princes tapi Princes merasa perlu meyakinkan Sean bila ucapannya benar."Kak ... ayo kita selfie," ajak Princes seraya mengangkat ponselnya.Kanaya yang berada di samping Princes langsung tersenyum tipis pada kamera.Tentu Kana
Keesokan paginya, Sean menyempatkan untuk sarapan pagi bersama kakak beserta kakak ipar dan sang Mommy tercinta. Mereka duduk di satu meja bulat dan besar. "Aku tidak suka bawang, Max ... kamu yang makan bawangnya."Daisy yang semenjak mengandung semakin manja tidak pernah bisa membuat hidup Max tenang.Dan tanpa membantah—Max pasti akan mengabulkan permintaan Daisy atau mengikuti perintahnya dan mewujudkan keinginannya."Kamu mau orange juice?" Keith bertanya sebelum beranjak dari kursinya."Boleh." Audrey menjawab. "Dan tolong bawakan salad lagi," tambahnya kemudian dan mendapat anggukan dari Keith sebelum meninggalkan meja.Perlu diketahui, dua kakak Sean yaitu Keith dan Max menikah dengan istri mereka berdasarkan perjodohan.Awalnya Max menolak keras perjodohan tersebut tapi sekarang bucinnya setengah mati kepada Daisy- istrinya.Berbeda halnya dengan Keith yang memang tidak pernah menolak perintah daddy tapi Sean tahu kalau Keith berusaha keras mencintai Audrey dan begitu juga
Princes menatap dirinya di cermin wastafel sambil mencuci tangan yang sebenarnya tidak kotor.Wajah cantik Princes memberengut, kesal pada diri sendiri yang nyaris tidak bisa mengendalikan diri.Princes menarik napas kemudian mengeluarkan perlahan."Jangan malu-maluin donk ... ini tuh bukan pertama kali kamu suka sama cowok, kan!" Princes bicara pada cermin di depannya.Menarik napas lagi lalu mengeluarkan perlahan, Princes pun mengayun langkah keluar dari toilet.Ia berharap permainan truth and dare sialan itu tidak dimainkan lagi.Dan harapan Princes terkabul, saat ini Kaluna bersama Brian tengah mengambil alih acara live music.Beruntung Kaluna memiliki suara yang merdu begitu juga Brian, para pengunjung sekarang memfokuskan perhatian ke arah panggung kecil di mana Kaluna dan Brian bersama band sedang menyanyikan sebuah lagu yang sedang hits saat ini sehingga kebanyakan dari mereka ikut menyanyi.Mungkin dari banyaknya pengunjung, hanya Sean yang tidak benar-benar fokus menikmati p
"Emm ... kayanya sih, boleh ... ayo." Princes turun dari stool diikuti Sean yang begitu antusias dengan ajakannya.Sean yang berjalan di belakang Princes menyeringai, berjanji di dalam hati harus mendapatkan Kanaya.Di meja itu ternyata bukan hanya ada Kanaya dan Princes tapi ada seorang gadis yang mirip dengan Kanaya."Sean ... ini Kanaya dan itu kembarannya Kaluna, yang di samping Kaluna itu Brian-kekasihnya dan ini Zyandru ... mereka semua sepupu aku ... kecuali Brian." Princes mengenalkan para sepupunya pada Sean.Sean mengulurkan tangannya menyalami para sepupu Princes di mulai dari Kanaya."Tadi kami sudah berkenalan, tapi baru sekarang resmi berkenalannya," celetuk Sean seraya menggerakan tangan yang sedang bertaut dengan tangan Kanaya. Sean sengaja menahan sebentar tangan Kanaya ketika hendak menariknya membuat Kanaya mendongak dan netra mereka bertemu."Sean ini klien bisnisnya papa di New York," sambung Princes memberitau siapa Sean.Suara Princes menarik Sean dari dalamny
Sean akhirnya pergi ke Bar, cukup jauh dari resort tempatnya menginap. Sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan maksimum. Sean meminta driver yang disewanya untuk ikut turun menemani tapi pria itu menolak, akhirnya Sean masuk sendirian. Kalau bukan karena Daisy sedang mengandung—ia akan memaksa Max menghabiskan malam bersamanya di Bar dan karena Max tidak bisa ikut, Keith jadi ikut-ikutan tidak mau ikut. "Dasar pria-pria budak cinta." Sean mengumpati kedua kakaknya. Biasanya Mommy Jeniffer bersedia menemaninya tapi beliau sudah tidur semenjak matahari terbenam. Tapi tidak lucu bila ia pergi ke Bar untuk mencari wanita ditemani Mommy. Sean masuk ke dalam Bar yang direkomendasikan petugas resort dan ternyata cukup bagus. Bukan Bar biasa melainkan Bar khusus orang-orang berkantung tebal. Matanya mengedar ke penjuru Bar dan harus mendapati kekecewaan karena kebanyakan pengunjung adalah warga Negara Asing sama seperti dirinya. Sean baru menyadari kalau ia salah masu
PERTEMUAN KEDUA DIAN BALLROOM, HOTEL RAFFLES JAKARTABaby Shower putri pertama Kenzo Maverick.Sean memisahkan diri dari keluarganya, tadi ia pamit untuk mencari minuman.Sesungguhnya bukan minuman yang Sean cari tapi seorang gadis.Sean sudah belajar bahasa Indonesia selama setahun, ia sangat bertekad mendapat istri seorang wanita asli Indonesia.Ia jatuh cinta pada kecantikan wanita Indonesia setelah bertemu Jillian dan Laura meski mereka adalah blasteran.Sekedar memberitau, Jillian adalah istri dari Kenzo Maverick-adik tiri Sean dan Laura adalah ibu tiri Sean.Augusta Maverick menikahi Laura-cinta sejatinya tahun lalu.Sean ingin anak-anaknya secantik Laura dan Jillian bila nanti ia menikahi wanita Indonesia. Satu gelas minuman berada di genggaman Sean, pria itu berjalan pelan sendirian mengitari venue dengan matanya bergerilya mencari mangsa.Sean terlalu fokus menoleh ke samping sampai tidak memperhatikan keadaan di depannya.Bugh!"Yaaaah ...." Seorang gadis mengesah.Sean ba