Princes menatap dirinya di cermin wastafel sambil mencuci tangan yang sebenarnya tidak kotor.
Wajah cantik Princes memberengut, kesal pada diri sendiri yang nyaris tidak bisa mengendalikan diri. Princes menarik napas kemudian mengeluarkan perlahan. "Jangan malu-maluin donk ... ini tuh bukan pertama kali kamu suka sama cowok, kan!" Princes bicara pada cermin di depannya. Menarik napas lagi lalu mengeluarkan perlahan, Princes pun mengayun langkah keluar dari toilet. Ia berharap permainan truth and dare sialan itu tidak dimainkan lagi. Dan harapan Princes terkabul, saat ini Kaluna bersama Brian tengah mengambil alih acara live music. Beruntung Kaluna memiliki suara yang merdu begitu juga Brian, para pengunjung sekarang memfokuskan perhatian ke arah panggung kecil di mana Kaluna dan Brian bersama band sedang menyanyikan sebuah lagu yang sedang hits saat ini sehingga kebanyakan dari mereka ikut menyanyi. Mungkin dari banyaknya pengunjung, hanya Sean yang tidak benar-benar fokus menikmati penampilan di atas panggung. Benaknya terus berpikir bagaimana cara agar bisa mendekati Kanaya. Melihat karakter Kanaya yang dingin, sepertinya Kanaya bukan gadis yang mudah didekati. Sean harus memakai trik untuk mendapatkan gadis itu. Ia menoleh pada Princes yang semenjak kembali dari toilet tidak terdengar suaranya padahal berada di samping Sean. Dan ketika mata mereka bertemu—Sean mendapat senyum manis dari Princes. Ada sedikit canggung di senyum itu, Sean juga merasa aneh. Di antara yang lain hanya Princes yang lebih dulu ia kenal. Walaupun pertemuan mereka dalam kondisi kecelakaan yaitu tidak sengaja menumpahkan minuman tapi semakin ke sini justru Princes tidak segalak ketika mereka pertama kali bertemu. Sean mencondongkan tubuhnya ke samping hingga lengannya menyentuh lengan Princes. Barus saja Sean mendapat ide, bila mungkin dengan mendekati Princes—ia bisa jadi lebih dekat dengan Kanaya dan mengetahui segala hal tentangnya. "Hey ...." Sean menghadapkan wajahnya pada Princes dan ketika gadis itu menoleh menghasilkan jarak yang sangat dekat wajah keduanya. Sean bisa melihat bagaimana bulu mata lebat nan lentik itu mengibas pelan seperti gerakan slowmotion. "Tukeran nomor hape, yuk!" Sean benar-benar sudah fasih berbahasa Indonesia sampai ke bahasa tidak baku yang umum digunakan. "Hum?" Princes mengerjap dengan debaran jantung menggila dampak dari kulit mereka yang saling bersentuhan dan hembusan napas Sean yang menerpa wajahnya dengan lembut. Sean bisa melihat Princes tiba-tiba gugup, meraih ponselnya dari atas meja dengan gerakan kaku. "Ketik di sini," kata Princes memberikan ponselnya pada Sean. Sean mengetikan nomor ponselnya di kontak Princes kemudian memberikan ponsel itu kembali pada Princes. Princes mendengus geli membaca nama Sean yang pria itu tulis di kontaknya. 'Sean Ganteng', begitu dia menamai nomornya di kontak Princes. "Benar 'kan? Aku ganteng?" Sean bertanya penuh percaya diri. "Bangeeeettt." Princes mengatakannya dalam hati. Princes mengerutkan pangkal hidung "Mungkin," kata Princes pada kenyataannya. Princes melakukan panggilan ke nomor Sean dalam aplikasi chat membuat ponsel pria itu yang tersambung pada WiFi pun berkedip. Sekarang Sean sudah mendapat nomor Princes dan tidak akan lama lagi ia bisa mendapat nomor ponsel Kanaya. Betapa bahagianya Princes karena bisa mendapat nomor Sean dan pria itu pula yang memberikan secara langsung. Apakah Sean sudah menyukainya? Karena Princes juga sudah menyukai Sean, sekarang hatinya sedang berbunga-bunga membayangkan langkah Sean selanjutnya untuk mendekatinya kemudian menyatakan cinta. Mengingat mereka tinggal di kota yang sama di Negri Paman Sam pasti hubungan ini akan berjalan lancar, setidaknya itu yang ada dalam benak Princes saat ini. Begitu percaya diri kalau Sean merasakan perasaan yang sama dengannya. Princes kemudian bersenandung ikut menyanyikan lagu yang sedang dinyanyikan Kaluna dan Brian. Namun sayang Princes salah besar karena sebenarnya justru dari posisi duduk Sean sekarang yang setengah menyandar pada sisi tubuh Princes—Sean bisa dengan jelas menatap wajah eksotis Kanaya. Karena merasa ditatap begitu intens—Kanaya menoleh, ia memergoki Sean sedang menatapnya. Pria itu sempat salah tingkah dengan menegakan posisi duduk tapi kemudian tertegun saat Kanaya mengembalikan tatapan ke semula dengan seulas senyum tipis di bibir. Sean sangat yakin kalau tadi Kanaya tersenyum kepadanya meski sangat tipis. Pria itu lalu berdekhem singkat. "Kapan kalian pulang?" celetuk Sean bertanya. "Beberapa hari lagi, kami akan menghabiskan masa liburan di Indonesia." Zyandru yang menjawab. Sean semakin memiringkan kepalanya hingga menyentuh pelipis Princes. "Kabari aku kalau kamu udah sampai di New York." Sean bermaksud berbisik tapi suara musik yang kencang membuatnya tetap harus menaikkan intonasi. "Kenapa memang?" Kepala Princes meneleng menatap Sean penuh selidik. "Nanti aku jemput di Bandara." Jawaban Sean itu membuat pipi Princes bersemu.Keesokan paginya, Sean menyempatkan untuk sarapan pagi bersama kakak beserta kakak ipar dan sang Mommy tercinta. Mereka duduk di satu meja bulat dan besar. "Aku tidak suka bawang, Max ... kamu yang makan bawangnya."Daisy yang semenjak mengandung semakin manja tidak pernah bisa membuat hidup Max tenang.Dan tanpa membantah—Max pasti akan mengabulkan permintaan Daisy atau mengikuti perintahnya dan mewujudkan keinginannya."Kamu mau orange juice?" Keith bertanya sebelum beranjak dari kursinya."Boleh." Audrey menjawab. "Dan tolong bawakan salad lagi," tambahnya kemudian dan mendapat anggukan dari Keith sebelum meninggalkan meja.Perlu diketahui, dua kakak Sean yaitu Keith dan Max menikah dengan istri mereka berdasarkan perjodohan.Awalnya Max menolak keras perjodohan tersebut tapi sekarang bucinnya setengah mati kepada Daisy- istrinya.Berbeda halnya dengan Keith yang memang tidak pernah menolak perintah daddy tapi Sean tahu kalau Keith berusaha keras mencintai Audrey dan begitu juga
Sean Ganteng : Hallo 👋Princes mengerjap, nyaris menjatuhkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi saat ternyata tiba-tiba Sean mengirim pesan dan langsung terbaca olehnya.Apakah nanti pria itu akan berpikir kalau Princes sedang online sambil membuka ruang pesan dengan Sean tapi tidak mengirim pesan apapun.Maka, buru-buru Princes mengetik sesuatu di sana.Princes : Aku baru mau chat kamu.Sean Ganteng : Jadi, kita satu hati?Princes mendekap ponsel di dada, pipinya seketika merona.Princes : Kami pulang hari ini, aku sedang berada di Bandara.Princes mencoba mengalihkan pertanyaan Sean tadi yang telah membuatnya baper.Sean Ganteng : Sendiri?Princes : Sama yang lain donk.Sean Ganteng : Oh ya? 🤔Padahal Sean tidak mengatakan kalau ia tidak mempercayai ucapan Princes tapi Princes merasa perlu meyakinkan Sean bila ucapannya benar."Kak ... ayo kita selfie," ajak Princes seraya mengangkat ponselnya.Kanaya yang berada di samping Princes langsung tersenyum tipis pada kamera.Tentu Kana
Zyandru seumuran dengan Princes, dia tahu kalau Princes tidak akan percaya apapun nasihatnya jadi menurut cowok itu lebih baik menjodoh-jodohkan Sean dengan Princes saja sekalian.Princes memelototkan mata tapi bibirnya tersenyum kepada Zyandru."Jangan pulang pagi ya Princes." Kaluna berpesan sambil tersenyum penuh makna.Mungkin Kaluna menduga kalau Sean sedang melakukan pendekatan dengan Princes dan Princes juga sebenarnya sudah menyukai Sean.Princes pun balas memberikan senyum teramat manis kepada Kaluna, di luar kebiasaannya karena Princes bukan lah gadis anggun.Meski anak pertama dan memiliki dua adik laki-laki, tapi Princes adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Folke yang begitu dimanja oleh sang Papa-Arjuna Bernard Folke.Zyandru sudah berlalu lebih dulu diikuti Kaluna juga Brian meninggalkan Princes yang kemudian menjadi canggung salah tingkah sementara Sean yang sedang berusaha menutupi kecewanya.
"Kenapa tidak membalas pesanku?" Pria tampan di samping Kanaya bertanya."Oh maaf ... aku sibuk." Kanaya menjawab santai.Pria tampan teman dekat Kanaya mengerutkan kening, menyempatkan menoleh sekilas untuk melihat wajah Kanaya."Sibuk apa?" Pria itu bertanya lagi kemudian mengembalikan tatap ke depan karena ia sedang mengemudi."Liburan." Kanaya menjawab tanpa dosa.Sudah pria itu duga kalau Kanaya akan menjawab demikian.Pria itu mendengus kesal."Dua minggu sama sekali tidak ada kabar darimu, kamu membuat aku nyaris gila." Kanaya menghadapkan wajah pada pria di sampingnya, kepalanya miring mengamati pria itu baik-baik."Apa?" Pria itu bertanya maksud dari tindakan Kanaya menatapnya begitu intens."Aku tidak melihat tanda-tanda awal sakit jiwa di diri kamu ... kamu bercukur, sepertinya juga kamu mandi sebelum bertemu denganku dan pakaianmu rapi ... tidak Dean, kamu tidak gila." Kanaya memberitahu hasil penelitiannya.Dean berdecak lidah kesal disertai rotasi mata jengah."Bukan it
Princes masuk dari pintu yang dibuka Zyandru.Kakak sepupunya itu ternyata sudah pulang."Hai Sean." Zyandru menyapa, suaranya masih bisa terdengar oleh Princes yang kini tengah menaiki anak tangga.Princes menempati salah satu kamar di lantai dua dan karena hatinya sedang terluka jadi ia hanya ingin merebahkan dirinya di atas ranjang saja sekarang."Hai ...." Sean balas menyapa lalu berpelukan secara masculin dengan Zyandru."Princes kenapa?" Zyandru bertanya pada Sean karena tadi melihat wajah Princes memberengut."Katanya dia enggak enak badan ... mau aku bawa ke dokter tapi enggak mau ... mungkin kecapean abis liburan kemarin," tutur Sean menjelaskan.Kini ia sudah berada di ruang televisi mengikuti langkah Zyandru.Cowok itu mengangguk mengerti."Sebentar, aku ambilkan minum." Zyandru pergi ke dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman di tangannya."Sepi." Sean berujar ketika Zyandru memberikan minuman kaleng padanya.Maksudnya Sean ingin menanyakan keberadaan Kanaya."Kaluna p
PERTEMUAN PERTAMAPERPUSTAKAAN UMUM NEWYORK Pesta pernikahan Keith Maverick dan Audrey Jackson.Lidah Sean Maverick berdecak, menatap malas layar ponselnya yang berkedip menunjukkan foto seorang gadis cantik bernama Britney.Terhitung sudah panggilan ke sepuluh yang gadis itu lakukan tapi Sean masih malas menjawab panggilan sang gadis.Britney adalah anak dari klien Augusta Maverick-sang ayah yang tergila-gila padanya.Beruntung gadis itu masih duduk di bangku sekolah menengah atas sehingga Charles Jhon-ayah Britney tidak mungkin menjodohkan sang putri dengan Sean.Tinggal menunggu waktu sampai Augusta Maverick dan Charles Jhon menjodohkan Sean dengan Britney.Sean akan bernasib sama seperti Keith-sang kakak yang menikah karena perjodohan.Tapi beruntung bagi Keith dijodohkan dengan gadis cantik seorang Pengacara yang memiliki pembawaan kalem, anggun dan elegan tidak seperti Britney yang tingkahnya selalu membuat Sean sakit kepala.Meski cantik tapi Britney bukan tipe gadis yang dis
PERTEMUAN KEDUA DIAN BALLROOM, HOTEL RAFFLES JAKARTABaby Shower putri pertama Kenzo Maverick.Sean memisahkan diri dari keluarganya, tadi ia pamit untuk mencari minuman.Sesungguhnya bukan minuman yang Sean cari tapi seorang gadis.Sean sudah belajar bahasa Indonesia selama setahun, ia sangat bertekad mendapat istri seorang wanita asli Indonesia.Ia jatuh cinta pada kecantikan wanita Indonesia setelah bertemu Jillian dan Laura meski mereka adalah blasteran.Sekedar memberitau, Jillian adalah istri dari Kenzo Maverick-adik tiri Sean dan Laura adalah ibu tiri Sean.Augusta Maverick menikahi Laura-cinta sejatinya tahun lalu.Sean ingin anak-anaknya secantik Laura dan Jillian bila nanti ia menikahi wanita Indonesia. Satu gelas minuman berada di genggaman Sean, pria itu berjalan pelan sendirian mengitari venue dengan matanya bergerilya mencari mangsa.Sean terlalu fokus menoleh ke samping sampai tidak memperhatikan keadaan di depannya.Bugh!"Yaaaah ...." Seorang gadis mengesah.Sean ba
Sean akhirnya pergi ke Bar, cukup jauh dari resort tempatnya menginap. Sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan maksimum. Sean meminta driver yang disewanya untuk ikut turun menemani tapi pria itu menolak, akhirnya Sean masuk sendirian. Kalau bukan karena Daisy sedang mengandung—ia akan memaksa Max menghabiskan malam bersamanya di Bar dan karena Max tidak bisa ikut, Keith jadi ikut-ikutan tidak mau ikut. "Dasar pria-pria budak cinta." Sean mengumpati kedua kakaknya. Biasanya Mommy Jeniffer bersedia menemaninya tapi beliau sudah tidur semenjak matahari terbenam. Tapi tidak lucu bila ia pergi ke Bar untuk mencari wanita ditemani Mommy. Sean masuk ke dalam Bar yang direkomendasikan petugas resort dan ternyata cukup bagus. Bukan Bar biasa melainkan Bar khusus orang-orang berkantung tebal. Matanya mengedar ke penjuru Bar dan harus mendapati kekecewaan karena kebanyakan pengunjung adalah warga Negara Asing sama seperti dirinya. Sean baru menyadari kalau ia salah masu
Princes masuk dari pintu yang dibuka Zyandru.Kakak sepupunya itu ternyata sudah pulang."Hai Sean." Zyandru menyapa, suaranya masih bisa terdengar oleh Princes yang kini tengah menaiki anak tangga.Princes menempati salah satu kamar di lantai dua dan karena hatinya sedang terluka jadi ia hanya ingin merebahkan dirinya di atas ranjang saja sekarang."Hai ...." Sean balas menyapa lalu berpelukan secara masculin dengan Zyandru."Princes kenapa?" Zyandru bertanya pada Sean karena tadi melihat wajah Princes memberengut."Katanya dia enggak enak badan ... mau aku bawa ke dokter tapi enggak mau ... mungkin kecapean abis liburan kemarin," tutur Sean menjelaskan.Kini ia sudah berada di ruang televisi mengikuti langkah Zyandru.Cowok itu mengangguk mengerti."Sebentar, aku ambilkan minum." Zyandru pergi ke dapur dan kembali dengan dua kaleng minuman di tangannya."Sepi." Sean berujar ketika Zyandru memberikan minuman kaleng padanya.Maksudnya Sean ingin menanyakan keberadaan Kanaya."Kaluna p
"Kenapa tidak membalas pesanku?" Pria tampan di samping Kanaya bertanya."Oh maaf ... aku sibuk." Kanaya menjawab santai.Pria tampan teman dekat Kanaya mengerutkan kening, menyempatkan menoleh sekilas untuk melihat wajah Kanaya."Sibuk apa?" Pria itu bertanya lagi kemudian mengembalikan tatap ke depan karena ia sedang mengemudi."Liburan." Kanaya menjawab tanpa dosa.Sudah pria itu duga kalau Kanaya akan menjawab demikian.Pria itu mendengus kesal."Dua minggu sama sekali tidak ada kabar darimu, kamu membuat aku nyaris gila." Kanaya menghadapkan wajah pada pria di sampingnya, kepalanya miring mengamati pria itu baik-baik."Apa?" Pria itu bertanya maksud dari tindakan Kanaya menatapnya begitu intens."Aku tidak melihat tanda-tanda awal sakit jiwa di diri kamu ... kamu bercukur, sepertinya juga kamu mandi sebelum bertemu denganku dan pakaianmu rapi ... tidak Dean, kamu tidak gila." Kanaya memberitahu hasil penelitiannya.Dean berdecak lidah kesal disertai rotasi mata jengah."Bukan it
Zyandru seumuran dengan Princes, dia tahu kalau Princes tidak akan percaya apapun nasihatnya jadi menurut cowok itu lebih baik menjodoh-jodohkan Sean dengan Princes saja sekalian.Princes memelototkan mata tapi bibirnya tersenyum kepada Zyandru."Jangan pulang pagi ya Princes." Kaluna berpesan sambil tersenyum penuh makna.Mungkin Kaluna menduga kalau Sean sedang melakukan pendekatan dengan Princes dan Princes juga sebenarnya sudah menyukai Sean.Princes pun balas memberikan senyum teramat manis kepada Kaluna, di luar kebiasaannya karena Princes bukan lah gadis anggun.Meski anak pertama dan memiliki dua adik laki-laki, tapi Princes adalah anak gadis satu-satunya di keluarga Folke yang begitu dimanja oleh sang Papa-Arjuna Bernard Folke.Zyandru sudah berlalu lebih dulu diikuti Kaluna juga Brian meninggalkan Princes yang kemudian menjadi canggung salah tingkah sementara Sean yang sedang berusaha menutupi kecewanya.
Sean Ganteng : Hallo 👋Princes mengerjap, nyaris menjatuhkan ponsel yang sedari tadi ia pandangi saat ternyata tiba-tiba Sean mengirim pesan dan langsung terbaca olehnya.Apakah nanti pria itu akan berpikir kalau Princes sedang online sambil membuka ruang pesan dengan Sean tapi tidak mengirim pesan apapun.Maka, buru-buru Princes mengetik sesuatu di sana.Princes : Aku baru mau chat kamu.Sean Ganteng : Jadi, kita satu hati?Princes mendekap ponsel di dada, pipinya seketika merona.Princes : Kami pulang hari ini, aku sedang berada di Bandara.Princes mencoba mengalihkan pertanyaan Sean tadi yang telah membuatnya baper.Sean Ganteng : Sendiri?Princes : Sama yang lain donk.Sean Ganteng : Oh ya? 🤔Padahal Sean tidak mengatakan kalau ia tidak mempercayai ucapan Princes tapi Princes merasa perlu meyakinkan Sean bila ucapannya benar."Kak ... ayo kita selfie," ajak Princes seraya mengangkat ponselnya.Kanaya yang berada di samping Princes langsung tersenyum tipis pada kamera.Tentu Kana
Keesokan paginya, Sean menyempatkan untuk sarapan pagi bersama kakak beserta kakak ipar dan sang Mommy tercinta. Mereka duduk di satu meja bulat dan besar. "Aku tidak suka bawang, Max ... kamu yang makan bawangnya."Daisy yang semenjak mengandung semakin manja tidak pernah bisa membuat hidup Max tenang.Dan tanpa membantah—Max pasti akan mengabulkan permintaan Daisy atau mengikuti perintahnya dan mewujudkan keinginannya."Kamu mau orange juice?" Keith bertanya sebelum beranjak dari kursinya."Boleh." Audrey menjawab. "Dan tolong bawakan salad lagi," tambahnya kemudian dan mendapat anggukan dari Keith sebelum meninggalkan meja.Perlu diketahui, dua kakak Sean yaitu Keith dan Max menikah dengan istri mereka berdasarkan perjodohan.Awalnya Max menolak keras perjodohan tersebut tapi sekarang bucinnya setengah mati kepada Daisy- istrinya.Berbeda halnya dengan Keith yang memang tidak pernah menolak perintah daddy tapi Sean tahu kalau Keith berusaha keras mencintai Audrey dan begitu juga
Princes menatap dirinya di cermin wastafel sambil mencuci tangan yang sebenarnya tidak kotor.Wajah cantik Princes memberengut, kesal pada diri sendiri yang nyaris tidak bisa mengendalikan diri.Princes menarik napas kemudian mengeluarkan perlahan."Jangan malu-maluin donk ... ini tuh bukan pertama kali kamu suka sama cowok, kan!" Princes bicara pada cermin di depannya.Menarik napas lagi lalu mengeluarkan perlahan, Princes pun mengayun langkah keluar dari toilet.Ia berharap permainan truth and dare sialan itu tidak dimainkan lagi.Dan harapan Princes terkabul, saat ini Kaluna bersama Brian tengah mengambil alih acara live music.Beruntung Kaluna memiliki suara yang merdu begitu juga Brian, para pengunjung sekarang memfokuskan perhatian ke arah panggung kecil di mana Kaluna dan Brian bersama band sedang menyanyikan sebuah lagu yang sedang hits saat ini sehingga kebanyakan dari mereka ikut menyanyi.Mungkin dari banyaknya pengunjung, hanya Sean yang tidak benar-benar fokus menikmati p
"Emm ... kayanya sih, boleh ... ayo." Princes turun dari stool diikuti Sean yang begitu antusias dengan ajakannya.Sean yang berjalan di belakang Princes menyeringai, berjanji di dalam hati harus mendapatkan Kanaya.Di meja itu ternyata bukan hanya ada Kanaya dan Princes tapi ada seorang gadis yang mirip dengan Kanaya."Sean ... ini Kanaya dan itu kembarannya Kaluna, yang di samping Kaluna itu Brian-kekasihnya dan ini Zyandru ... mereka semua sepupu aku ... kecuali Brian." Princes mengenalkan para sepupunya pada Sean.Sean mengulurkan tangannya menyalami para sepupu Princes di mulai dari Kanaya."Tadi kami sudah berkenalan, tapi baru sekarang resmi berkenalannya," celetuk Sean seraya menggerakan tangan yang sedang bertaut dengan tangan Kanaya. Sean sengaja menahan sebentar tangan Kanaya ketika hendak menariknya membuat Kanaya mendongak dan netra mereka bertemu."Sean ini klien bisnisnya papa di New York," sambung Princes memberitau siapa Sean.Suara Princes menarik Sean dari dalamny
Sean akhirnya pergi ke Bar, cukup jauh dari resort tempatnya menginap. Sekitar satu jam perjalanan dengan kecepatan maksimum. Sean meminta driver yang disewanya untuk ikut turun menemani tapi pria itu menolak, akhirnya Sean masuk sendirian. Kalau bukan karena Daisy sedang mengandung—ia akan memaksa Max menghabiskan malam bersamanya di Bar dan karena Max tidak bisa ikut, Keith jadi ikut-ikutan tidak mau ikut. "Dasar pria-pria budak cinta." Sean mengumpati kedua kakaknya. Biasanya Mommy Jeniffer bersedia menemaninya tapi beliau sudah tidur semenjak matahari terbenam. Tapi tidak lucu bila ia pergi ke Bar untuk mencari wanita ditemani Mommy. Sean masuk ke dalam Bar yang direkomendasikan petugas resort dan ternyata cukup bagus. Bukan Bar biasa melainkan Bar khusus orang-orang berkantung tebal. Matanya mengedar ke penjuru Bar dan harus mendapati kekecewaan karena kebanyakan pengunjung adalah warga Negara Asing sama seperti dirinya. Sean baru menyadari kalau ia salah masu
PERTEMUAN KEDUA DIAN BALLROOM, HOTEL RAFFLES JAKARTABaby Shower putri pertama Kenzo Maverick.Sean memisahkan diri dari keluarganya, tadi ia pamit untuk mencari minuman.Sesungguhnya bukan minuman yang Sean cari tapi seorang gadis.Sean sudah belajar bahasa Indonesia selama setahun, ia sangat bertekad mendapat istri seorang wanita asli Indonesia.Ia jatuh cinta pada kecantikan wanita Indonesia setelah bertemu Jillian dan Laura meski mereka adalah blasteran.Sekedar memberitau, Jillian adalah istri dari Kenzo Maverick-adik tiri Sean dan Laura adalah ibu tiri Sean.Augusta Maverick menikahi Laura-cinta sejatinya tahun lalu.Sean ingin anak-anaknya secantik Laura dan Jillian bila nanti ia menikahi wanita Indonesia. Satu gelas minuman berada di genggaman Sean, pria itu berjalan pelan sendirian mengitari venue dengan matanya bergerilya mencari mangsa.Sean terlalu fokus menoleh ke samping sampai tidak memperhatikan keadaan di depannya.Bugh!"Yaaaah ...." Seorang gadis mengesah.Sean ba