Home / Rumah Tangga / Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu / Bab 28. Kembalilah Menjadi Nyonya Wajendra

Share

Bab 28. Kembalilah Menjadi Nyonya Wajendra

Author: nanadvelyns
last update Last Updated: 2024-09-25 08:36:55

Masalah terkait tanah lapak semakin runyam karena pihak Wajendra tidak mau mengalah, sedangkan Naura masih ingin terus bertahan. Sebab, bagaimanapun juga dia adalah orang yang membayar uang muka lebih dulu.

Naura berusaha menghubungi Stave bahkan Zafir, tapi tidak ada jawaban sedikitpun. Bahkan pesan dan telepon pribadinya kepada kedua orang itu sama sekali tidak dibalas.

Namun, setelah berhari-hari, sebuah email masuk ke pesannya. Ternyata, pihak Wajendra mengundang dirinya untuk bertemu dan membahas masalah ini lebih lanjut secara resmi.

Tanpa pikir panjang, Naura langsung menyetujuinya dan menyetujui jadwal temu. Hingga kemudian, dia sudah berada di ruangan yang sama dengan Zafir.

Mereka duduk berhadapan dalam hening.

Pertemuan ini mengatasnamakan bisnis, tapi Naura tak melihat siapapun di ruangan itu kecuali mereka. Bahkan Stave tak terlihat di mana pun, padahal seharusnya pria itu harus selalu bersama-sama dengan Zafir.

"Di mana bawahan Anda yang lain, Tuan Wajendra?" tanya Na
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 29. Undangan Pernikahan

    Mata Naura melebar saat melihat Evelyn berdiri di depannya. Ia terkejut, apalagi saat melihat sosok bayi mungil yang ada di pelukan wanita itu. Ternyata, waktu sudah berjalan begitu cepat hingga Naura tak sadar kalau sudah waktunya bagi Evelyn untuk melahirkan."Oh, ada Kak Naura di sini? Maaf, aku baru saja tiba. Kalau tahu, aku–""Sudah berapa lama kamu berdiri di situ, Evelyn?"Perkataan Zafir memotong pembicaraan Evelyn dengan Naura. Membuat wanita itu tersenyum, tapi kemudian memasang wajah bingung yang polos."Baru saja. Ada apa, Sayang?" Mendengar jawaban Evelyn, Zafir terlihat lega. Sedangkan Naura hanya diam dan tidak mengatakan apapun, tersenyum pun tidak. Bahkan ia sudah melangkah pergi saat Evelyn menggapai lengannya dan menariknya kembali. "Ayo masuk dulu!" "Lain kali saja. Aku memiliki urusan penting yang menunggu," jawab Naura. Ia kembali ingin melangkah, tapi Evelyn kembali menahan lengannya. "Ayolah, Kak Naura. Hanya sebentar, Kok. Bagaimanapun juga kita pernah t

    Last Updated : 2024-09-25
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 30. Ajari Aku Tentang Kamu

    Setelah pertemuannya dengan Zafir dan Evelyn, Naura tersenyum puas. Sebab, ternyata Zafir benar-benar mengalah mengenai tanah lapak yang sebelumnya entah karena alasana apa, diperebutkan oleh Wajendra. Kemudian, segala persiapan berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. Naura berhasil mendapat karyawan dengan kualitas bagus dan mempersiapkan grand opening butiknya dengan sangat baik.Hingga hari di mana butik Naura debut, banyak selebritis besar dan beberapa pejabat tinggi yang menghadiri acaranya. Meskipun tidak sebanyak dulu, tetapi setidaknya masih ada media yang datang untuk meliput acaranya. Ternyata, tak semua media mau menurut pada ancaman boikot milik Wajendra.Selagi Naura memberikan kata sambutan, Arjuna duduk dengan wajah datar yang dilengkapi oleh sunggingan senyum tipis di meja paling depan. Pria itu duduk bersama deretan investor besar di butik Naura dan bertepuk tangan paling meriah muncul begitu Naura selesai berbicara. "Nona Naura selalu membuat sesuatu yang lu

    Last Updated : 2024-09-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 31. Tentang Arjuna Renjana

    "Sudah berapa lama beliau seperti ini?" "Tiga tahun." Saat ini, Naura dan Arjuna berdiri di kamar Nyonya Renjana sebelumnya, ibu kandung Arjuna, Nyonya Helena, yang terbaring dengan berbagai alat yang terpasang di tubuhnya.Helena didiagnosa memiliki penyakit kronis di bagian otak serta jantungnya, sehingga menyebabkan wanita konglomerat itu tidak sadarkan diri selama bertahun-tahun. Tepatnya, setelah kepergian suaminya, ayah Arjuna, entah ke mana."Lalu, di mana keluargamu yang lain?" tanya Naura tanpa berusaha menyembunyikan raut penasaran di wajahnya.Setelah bertekad untuk mengenal pria itu lebih dalam, Naura berjanji untuk lebih sering bertanya.Kini, kedua matanya yang dihiasi bulu mata lentik memperhatikan Arjuna yang masih memandangi ibunya dalam diam."Ayahku sudah lama pergi, kini tersisa ibuku saja." Naura mengangguk mengerti, hatinya diam-diam merasa simpati. Tangan kanan Naura pun bergerak lembut mengelus punggung Arjuna untuk menenangkan pria itu.Namun, tindakan itu

    Last Updated : 2024-09-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 32. Hari Pernikahan

    "Selamat atas pernikahan kalian, Tuan dan Nyonya Wajendra." Naura tersenyum ke arah Zafir dan Evelyn yang kini berdiri di pelaminan. Raut wajah Naura terlihat senang, seolah tidak pernah memiliki hubungan buruk apapun dengan keduanya. Naura tampak cantik dengan floor length dress-nya yang berwarna biru tua. Sementara kedua pengantin terlihat elegan dalam balutan jas dan gaun putih. Tak jauh dari mereka, seorang wanita tampak kerepotan menimang bayi laki-laki yang telah berumur enam bulan, Zevan. Bayi itu terlihat aktif melihat ke langit-langit gedung yang dilapisi kristal-kristal putih. Keberadaan Zevanmembuat Naura salah fokus, karena ternyata butuh waktu lama bagi Zafir untuk resmi menikahi Evelyn. Apa pria itu sengaja menunggu baby blues istrinya mereda?"Anda tidak kemari dengan tuan Renjana?" tanya Evelyn. Suara Evelyn membuat Naura memalingkan wajahnya dari Zevan dan kembali menghadap Evelyn.Wanita itu terlihat sangat bangga dengan mahkota pengantinnya yang bersinar sehi

    Last Updated : 2024-09-27
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 33. Kaki yang Lecet

    "Mengapa kamu tidak pernah bercerita kalau kamu juga diundang ke acara pernikahan Zafir dan Evelyn? Lalu, apa-apaan pengumumanmu tadi?!”Naura berkata dengan ekspresi terkejut. Sebab, sama seperti para tamu yang lain, dia juga sama sekali tidak menyangka kalau Arjuna akan mengklaimnya di depan umum seperti itu!Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Arjuna dan seperti biasa pria itu selalu menampilkan sosok acuh tak acuh. "Kamu juga tidak pernah bercerita," balas Arjuna.Naura menghela napas tipis, tidak ada yang salah dari kalimat pria itu. Mereka berdua memang sama-sama tidak tahu. “Mengklaim kamu sebagai bagian dariku akan membuatmu aman, karena kamu tidak akan dirundung di depan publik seperti itu lagi.’ lanjut Arjuna sambil membelokkan setirnya ke kiri."Mau makan siang?" tawar Arjuna sambil melirik Naura. “Namun, aku tak ingin menyeretmu dan keluargamu ke dalam masalahku di masa depan, Arjuna. Sebaiknya, kita tidak perlu berbuat sejauh ini.” Naura berkata tanpa mempedul

    Last Updated : 2024-09-27
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 34. Kembali Ke Kalimantan

    Hari di mana mereka mendatangi rapat resmi tambang batubara Kalimantan tiba. Sejak kedatangannya di bandara, semua terasa begitu mirip seperti kunjungannya beberapa bulan lalu. Kamera flash masih ada dan kejaran wartawan juga masih sama.Namun, yang membedakan adalah Naura tak perlu lagi bersikap mesra dengan Zafir dan memasang topeng profesional. Sebab, ia kembali mendatangi tempat ini, tapi dengan status dan pria yang berbeda. Sebagian besar karyawan masih menatapnya seolah tak percaya. Sebab, kini dia menjadi kekasih Arjuna dan bercerai dengan Zafir. Hal serupa juga terjadi pada Zafir dan Evelyn. Kukungan wartawan ke pasangan itu bahkan lebih banyak daripada kepadanya dan Arjuna.Sambil terus mencoba acuh, Naura berjalan berdampingan dengan Arjuna menuju ruang rapat dengan senyum yang mengembang.Mereka disambut hangat oleh para pejabat dan karyawan tinggi. Semua orang tersenyum padanya, kecuali Evelyn dan Zafir. Dua pasangan itu hanya memasang wajah datar dan sesekali terseny

    Last Updated : 2024-09-27
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 35. Bagaimana Caranya Kamu Bertahan, Naura?

    Sesudah rapat, Naura berdiri di rooftop gedung seorang diri karena tugasnya sebagai pendamping Arjuna telah selesai. Sedangkan Arjuna, pria itu masih memiliki urusan lain bersama dengan jajaran petinggi dan Zafir untuk membahas pengadaan alat berat baru.Dengan kopi di tangan, Naura memandang jauh ke arah hutan dan arena proyek. Tiba-tiba, di tengah ketenangannya, pintu lift di belakangnya terbuka.TING!Namun, Naura sama sekali tak menoleh, karena dari langkah kakinya saja dia sudah tahu siapa yang berkunjung, Evelyn. "Jika kamu ingin bersandiwara seperti yang kamu lakukan di tepi danau Amsterdam, sebaiknya urungkan hal tersebut, Evelyn. Sebab, sekarang aku tidak akan segan untuk benar-benar mendorongmu." Naura masih tidak menoleh sedikit pun, tapi pandangan matanya mendingin tajam ke arah hamparan hutan yang teletak jauh dari hadapannya. "Aku kemari bukan untuk mencari keributan.” perkataan Evelyn membuat Naura mengerutkan kening dengan posisi masih bergeming.Naura lalu menegak

    Last Updated : 2024-09-27
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 36. Pertama Kali

    Naura melangkah masuk ke dalam kamarnya dan pandangan matanya berubah menjadi waspada. Sebab, beberapa barangnya mengalami perubahan tempat. Sambil meraih magic stick yang selalu ia bawa ke mana-mana setelah bercerai, Naura berjalan mengendap menuju balkon. Terdapat sebuah siluet di sana.Saat kakinya sampai di ambang pintu balkon, keberadaan seseorang membuatnya menghembuskan napas lega.Di sana, Arjuna berdiri di balkon kamarnya sambil memasukkan tangan ke dalam saku. Tampak samping pria itu sangat mempesona, dengan bibir tipis yang merah dan rahang tegas.Naura terpesona. Apalagi saat melihat angin lembut menerbangkan anak-anak rambut pria itu yang mulai memanjang.Tak lama pria itu menoleh dan kedua mata mereka bertemu."Dari mana saja?"Suara Arjuna menarik Naura kembali dari lamunan dan langsung memijat dadanya yang berdegup lebih kencang. "Rooftop. Di sana aku tak sengaja bertemu dengan orang yang tidak aku sukai." Mendengar itu, Arjuna tersenyum tipis dan tiba-tiba merentan

    Last Updated : 2024-09-28

Latest chapter

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 172. Untukmu, Bukan Untuknya

    Sehari setelahnya, Naura seperti biasa sibuk mengurus berbagai macam pekerjaan. Masalah internal Tirta sudah mereda berkat dana investasi yang diberikan Althaf. Perusahaan pun dapat kembali berjalan seperti sedia kala.Damian pun secara rutin selalu mengirimkan laporan mengenai perkembangan Renjana, pria itu mengabarkan bahwa Renjana menggelar rapat tertutup. Helena meminta Naura untuk hadir, namun dengan hati-hati ia menolaknya. Meskipun Helena sendiri yang mengundangnya, rapat itu tetaplah bersifat internal. Naura segan untuk bergabung, dia belum menjadi istri sah Arjuna. Helena sepertinya telah memantapkan hatinya, wanita itu berhasil bangkit dari keterpurukannya untuk berdiri melindungi Arjuna. Situasi anak dan ibu itu memang sedang berada di ujung tanduk. Di tengah kesibukannya, ponsel Naura lagi-lagi berdering. Naura hanya melirik sekilas, keningnya terlipat bingung karena penghubungnya adalah nomor tak tak dikenal. "Tolong angkat untukku, Kate," pinta Naura sambil kembal

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 171. Tunangan Renjana dan Nyonya Tirta

    Senyum Jordan yang semula ramah kini berubah sama dinginnya dengan Naura, kilatan kebencian muncul selintas di matanya. "Nyonya Tirta, alangkah baiknya jika Anda tidak ikut campur lebih dalam. Internal Renjana adalah sesuatu yang tidak bisa diusik pihak manapun, saya peringat--""Tuan Jordan, apa kalimat saya yang sebelumnya kurang jelas untuk Anda?" potong Naura, tidak takut pada penekanan Jordan. "Aku adalah bibi Arjuna, berani-beraninya kamu memperlakukanku seperti ini?! Aku sungguh tidak akan rela jika ternyata keponakanku menikahi wanita angkuh sepertimu!" balas Lina sambil terus menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Tidak ada maksud sedikitpun untuk dianggap angkuh. Tetapi amanah tetaplah amanah, saya hanya ingin menjaga kepercayaan calon ibu mertua saya." Jordan mengerutkan keningnya. "Apa kami menurutmu adalah kekonyolan Renjana? Saya adalah sepupu yang jelas memiliki darah kental Renjana seperti Arjuna, di mana etika Anda--""Tuan Jordan, jika itu yang memang Anda

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 170. Kerabat dan Sahabat

    Naura menatap Zafir dingin, saat pandangan mata mereka bertemu perasaan jauh yang membeku semakin terasa. Pria itu benar-benar memutuskan untuk mengakhiri kerjasama Wajendra dan Tirta hanya karena darah untuk Arjuna? Jika kerjasama dibatalkan maka kemungkinan besar kedua belah pihak akan rugi puluhan miliar dalam sekejap, Naura tidak mengerti jalan pikiran Zafir saat ini. Naura kemudian menarik kasar tangannya dari Zafir, membuat kembali jarak di antara mereka. "Itu keputusanmu?" tanya Naura. Zafir tidak menjawab, matanya hanya menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Kalau begitu terima kasih banyak atas waktu yang telah Anda sisihkan untuk saya. Mohon maaf jika mengganggu--""Justru harusnya aku yang bertanya. Apa ini keputusan yang kamu ambil? Pria itu sedang berada di ambang kehancuran dan--""Saya permisi, tuan Wajendra. Masalah pembatalan kerjasama, mari kita bicarakan setelah ini. Saya masih memiliki keperluan lain, terima kasih." Potong Naura balik, lalu melangkah ke

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 169. Demi Arjuna

    Keesokan harinya, mobil Naura mulai memasuki wilayah Mansion Wajendra. Pintu gerbang terbuka lebar tanpa ragu, seolah sang tuan rumah telah memberikan amanat untuk menyambut kedatangannya kapanpun. Tanpa Naura tahu, beberapa meter sebelum mobilnya melewati gerbang masuk Mansion Wajendra seseorang berlari cepat ke dalam.Begitu mobil terparkir rapi di halaman depan, belum sempat Naura keluar dari mobilnya dari arah dalam Mansion muncul Zafir yang melangkah keluar sambil menggendong Zevan. Naura turun dengan tenang, memasang senyum tipis sebagai bentuk formalitas."Naura?" ucap Zafir dengan raut wajah yang tertegun, seolah tak menyangka Naura mengunjunginya. Naura mengangguk tipis. "Maaf karena saya berkunjung tanpa menghubungi Anda lebih dulu, tuan Wajendra."Zafir tersenyum semakin luas, menggeleng pelan. "Masuk dulu, kebetulan aku juga memiliki beberapa hal yang perlu disampaikan.""Mama!" Zevan tiba-tiba berbicara, anak itu tersenyum riang ke arahnya. Naura tertegun, seingatnya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 168. Darah AB Rhesus Negatif

    Semua orang di ruang interogasi membatu di posisinya begitu melihat Naura menampar keras Diandra. "Jangan limpahkan emosimu pada orang lain, kamu sendiri lah yang mengkhianati Arjuna di masa lalu," ucap Naura dingin, lalu terdiam sejenak dan melanjutkan. "Tirta kotor karena rela melakukan apapun demi uang? Bukankah semua manusia memiliki perasaan seperti itu? Tetapi setidaknya mereka tidak menggunakan cara untuk merangkak ke ranjang penguasa dan mengkhianati pasangan sendiri."Semua orang menahan napas dalam, kalimat Naura sangat tajam dan valid. Tidak ada yang bisa membantah wanita itu. Tetapi Diandra perlahan kembali tersenyum dan menatap Naura datar. "Dia juga akan meninggalkanmu, Naura. Seperti mantan suamimu itu," ucap Diandra dengan seringaian tipisnya. Naura masih tetap tenang. "Itu hanya harapan pribadimu, bukan?"Diandra terkekeh. "Benar, tetapi kenyataannya juga akan begitu. Aku peringatkan kamu untuk tidak terlalu percaya pada Aran. Dia tidak jauh berbeda seperti manta

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 167. Interogasi Diandra

    Naura melangkah masuk ke bilik rumah sakit Arjuna, dia melihat sosok Helena yang bahkan tak berubah posisi sejak awal kepergiannya serta kondisi Arjuna yang masih belum sadar.Helena yang menyadari kedatangan Naura pun menoleh cepat, pandangan matanya masih lemas dan cemas. "Ibu." Naura mendekati Helena dan memeluknya, membuat Helena perlahan kembali terisak. Ia mengelus lembut punggung Helena yang gemetar. "Semuanya akan baik-baik saja, bu.""Bagaimana... Bagaimana jika tidak?" balas Helena lirih. "Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja," jawab Naura cepat. Helena melepas pelukan mereka, lalu menggenggam lembut tangan Naura. Naura tersenyum tipis. "Aku sudah menenangkan para investor, perusahaan Renjana akan baik-baik saja setidaknya untuk satu minggu kedepan." Lalu ia melirik Arjuna. "Bagaimanapun kehadiran Arjuna sangat penting. Jika dalam satu minggu Arjuna belum bangun, kita harus memiliki rencana yang lain."Helena terdiam, meskipun di awal dia sempat lega mendengar p

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 166. Althaf Batista

    Naura menarik napas dalam sebelum melangkah keluar dari mobil. Ditemani Damian dan Kate, Naura berjalan mantap masuk ke dalam gedung perusahaan utama Renjana. Aura dominasinya terasa kental, banyak orang yang menatapnya bingung namun enggan bertanya begitu pandangan mereka bertemu. Saat pintu ruang rapat terbuka, kakinya melangkah masuk dengan elegan. Seluruh investor dan jajaran petinggi Renjana spontan berdiri, namun raut wajah mereka nampak kebingungan. Setelah duduk di kursi pemimpin rapat, suara bisik-bisik gaduh semakin terdengar. Tetapi kericuhan itu terhenti begitu Naura meraih mic di atas mejanya. "Selamat sore, para investor serta jajaran Renjana yang terhormat." Hening. Semua orang seolah menahan napas, tak ada satupun yang menggeser tatapannya dari Naura. "Kehadiran saya di sini tidak lebih dari menjalankan mandat dari nyonya besar Renjana. Oleh karena itu, saya--""Jadi benar bahwa tuan Renjana dalam keadaan kritis?""Apa?! Berita itu benar?! Lalu bagaimana masa d

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 165. Giliran Naura

    Tubuh Arjuna perlahan melemas, keduanya perlahan terduduk di aspal dengan posisi saling memeluk. Mata Naura masih mengunci sosok Diandra yang ikut menatap syok. Tak lama Damian muncul dengan pengawal Renjana, tubuh Diandra ditarik kasar dan diseret menjauh. Damian membantu Naura untuk menopang tubuh Arjuna, lalu mobil datang dan segera membawa mereka ke rumah sakit. Raut wajah Arjuna kini pucat total, keringat dingin dan darah segar membasahi tubuhnya. Tangan Naura gemetar menggenggam lengan pria itu, kedua matanya sedikit memerah karena menahan rasa takut di hatinya. Arjuna harus baik-baik saja, mereka akan baik-baik saja. Naura berusaha terus menanamkan pikiran positif di kepalanya. Sampai di rumah sakit, pihak mereka bergegas memindahkan tubuh Arjuna ke ranjang roda. Mereka melangkah cepat menuju ruang operasi darurat. Arjuna mulai tak sadarkan diri, sedangkan darahnya masih terus mengalir. Wajah Naura ikut pucat karena khawatir, sekujur tubuhnya dingin melihat pri

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 164. Tak Terduga

    Pagi hari Naura tidak bersiap ke kantor atau butik seperti biasanya, wanita itu kini tengah sibuk mengaduk adonan cheesecake di dapur. Mengingat janjinya pada Ana kemarin, dia dengan senang hati mengabulkan permintaan anak manis yang selalu bergelayut manja padanya. Menunggu kue benar-benar matang sempurna di dalam oven, Naura mencuci tangannya dan meraih ponsel di atas meja. Naura membuatkan kue untuk beberapa orang, tidak hanya Ana. Tetapi untuk itu ia ingin memberi Arjuna sebagai orang pertama yang menerima masakannya. Dua hingga empat panggilan, tak ada satupun yang terjawab. Naura mengerutkan keningnya tipis, tidak biasanya Arjuna mengabaikan panggilannya. "Nyonya, apa... Sisa kue ini bisa saya bagikan ke tuan Damian?" tanya Kate yang juga ikut membantu Naura di dapur. Naura menoleh dan tersenyum. "Tentu saja." Lalu ia teringat kejadian di pantai saat dirinya tengah prewedding. "Kate.""Ya, nyonya?" balas Kate cepat sambil merapikan barang-barang dapur. "Apa hubunganmu de

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status