Share

Bab 36. Pertama Kali

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 18:52:49

Naura melangkah masuk ke dalam kamarnya dan pandangan matanya berubah menjadi waspada. Sebab, beberapa barangnya mengalami perubahan tempat.

Sambil meraih magic stick yang selalu ia bawa ke mana-mana setelah bercerai, Naura berjalan mengendap menuju balkon. Terdapat sebuah siluet di sana.

Saat kakinya sampai di ambang pintu balkon, keberadaan seseorang membuatnya menghembuskan napas lega.

Di sana, Arjuna berdiri di balkon kamarnya sambil memasukkan tangan ke dalam saku. Tampak samping pria itu sangat mempesona, dengan bibir tipis yang merah dan rahang tegas.

Naura terpesona. Apalagi saat melihat angin lembut menerbangkan anak-anak rambut pria itu yang mulai memanjang.

Tak lama pria itu menoleh dan kedua mata mereka bertemu.

"Dari mana saja?"

Suara Arjuna menarik Naura kembali dari lamunan dan langsung memijat dadanya yang berdegup lebih kencang.

"Rooftop. Di sana aku tak sengaja bertemu dengan orang yang tidak aku sukai."

Mendengar itu, Arjuna tersenyum tipis dan tiba-tiba merentan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 37. Apa yang Kamu Lakukan Pada Putraku!

    Begitu Arjuna pergi dari ruangannya, Naura dengan cepat mempersiapkan dirinya untuk tidur. Ternyata, benar yang dikatakan oleh Arjuna, apa yang terjadi di antara mereka itu sangat berbahaya!Naura bahkan sampai melupakan percakapannya dengan Evelyn tadi dan terus mengingat bagaimana lembutnya bibir pria itu mendominasi miliknya.Hangat dan basah. Benar-benar tidak waras. Naura mengeluh dengan wajah memerah dan bersiap untuk menutup pintu balkon. Namun, saat pintu hendak tertutup sepenuhnya, Naura dapat mendengar suara tawa bayi yang sedemikian keras. Keningnya terlipat karena hanya ada satu anak kecil di sini, Zevan. Kakinya melangkah menuju bibir balkon dan Naura menoleh ke sana dan kemari untuk mencari asal suara tersebut. Ketika sedikit memaksa tubuhnya untuk melihat ke bawah lebih banyak, kedua mata Naura terbelalak saat mendapati Zevan yang sudah merangkak hingga ke pembatas balkon. Anak itu tanpa pengawasan dan berada di balkon tanpa pengamanan sendirian!"Evelyn! Evelyn!

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 38. Batalnya Kerja Sama

    Naura membeku di posisinya dan otaknya blank. Apa dia baru saja menerima tamparan keras dari Evelyn setelah menolong Zevan? Pikiran Naura membeku, karena dia yang belum sepenuhnya pulih dari rasa syok harus menghadapi tamparan Evelyn dan tuduhan yang tak masuk akal.Zafir yang baru keluar dari kamar menahan napas karena sangat terkejut melihat hal ini. Situasi di depannya benar-benar kacau.Setelah mendapat kesadarannya kembali, pandangan mata Naura mendingin dan wanita itu segera menatap datar Evelyn. Suara tamparan yang kencang dan pintu ruangan yang terbuka membuat beberapa orang menatap ke arah mereka dengan tatapan ingin tahu. Namun, tiba-tiba kerumunan itu memecah dan Arjuna muncul dari sana. Pria itu menatap ke arah mereka dengan alis berkerut, seolah bertanya apa yang terjadi.Namun, tatapan Arjuna langsung berubah saat melihat Naura berdiri di hadapan Evelyn sambil memegangi pipinya yang memerah.“Naura, kamu baik baik saja?”Keberadaan Arjuna membuat Naura merasa lega, ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 39. Tanggung Sendiri Resikonya

    "Kita kembali ke Jakarta sekarang."Satu kalimat Arjuna membuat seluruh karyawan kelimpungan, termasuk Damian. Pria itu terpaksa bangun dari tidurnya untuk mempersiapkan penerbangan Arjuna yang mendadak.Kate juga menjadi salah satu yang langsung sibuk ke sana ke mari untuk mengurus barang-barang Naura. Setelah dirasa selesai, persiapan singkat itu diakhiri dengan langkah Naura yang tegas ke luar dari kamar.Namun, di luar dugaan siapa pun, Zafir sudah berdiri di depan kamar menunggunya."Naura," bisik Zafir berbisik begitu melihat sosok mantan istrinya itu melangkah keluar sambil menyeret koper."Zafir.” Naura terkesiap. “Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanpa menjawab apa-apa, Zafir dengan cepat merangsek masuk ke dalam kamar dan meletakkan kedua tangannya di bahu Naura.Hal ini memancing perhatian Kate dan membuat wanita itu menatap Zafir dengan tatapan tak suka. Namun, saat dia hendak maju untuk membantu Naura, tangan atasannya itu telah lebih dulu memberikan kode bahwa ia baik-b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 40. Nyaman di Pelukan Arjuna

    Berbanding terbalik dengan suasana kacau Zafir dan Evelyn, pasangan Arjuna dan Naura merasa sangat damai.Mereka duduk berhadapan dengan Arjuna yang sibuk mengompres pipi kiri Naura yang terlihat memerah."Aku baik-baik saja, Arjuna," ucap Naura untuk menenangkan pria itu. Pasalnya, Arjuna terlihat sangat khawatir sekarang. Kemerahan di pipinya tidak begitu mengkhawatirkan, tetapi Arjuna harus membentak Damian tiga kali hanya karena pria itu terlambat menyiapkan kompres es batu untuknya."Jika dibiarkan akan membengkak," balas Arjuna bebal dan masih mengompres pipi Naura. Tampaknya, dia sedang dalam mode tidak mau mendengarkan kalimat siapapun saat ini.Naura tidak punya pilihan lain selain menurut. Tanpa sadar pandangan matanya mulai semakin lembut pada Arjuna dan menatap wajah pria itu dengan detail. Terutama jakunnya yang naik turun dan pandangan mata pria itu yang menajam.Arjuna tampak seksi sekaligus lembut dalam satu waktu."Apa dia menyentuhmu lagi selain ini?" Pertanyaan A

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 41. Siapa itu Diandra?

    "Terima kasih banyak, dokter."Pagi ini Arjuna memanggil dokter secara khusus untuk memeriksa Naura dan hasilnya membuat pria itu menggeram.Lengan Naura memang tidak mengalami cedera serius, tapi terjadi pembengkakan di sendi Naura, sehingga memungkinkannya untuk merasa nyeri secara repetitif."Kamu tidak pergi keluar hari ini?" Naura bertanya pada Arjuna begitu dokter meninggalkan kamarnya.Arjuna menggeleng singkat dan mata emerald-nya menatap Naura dalam. "Bukankah kamu sendiri yang meminta waktuku?"Naura mengerutkan keningnya, kapan dia pernah meminta waktu Arjuna?"Di pesawat semalam," lanjut Arjuna setelah mendapati wajah bingung Naura.Mendengar hal itu, Naura segera teringat saat di mana Arjuna berniat memanggil tiga dokter sekaligus untuk memeriksanya.Naura tersenyum. "Ah... Itu? Aku tidak masalah kalau kamu memang memiliki urusan penting yang men–”"Jadwalku bersih." Arjuna memotong cepat, membuat Naura tidak punya pilihan lain selain membiarkan pria itu melakukan hal yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 42. Wanita dari Masa Lalu

    "Di mana calon menantuku?" Helena bertanya lagi di tengah kesadarannya yang belum terkumpul sempurna. Naura yang mendengar itu tersentak kaget di dalam hatinya. Apakah yang disebut Diandra itu adalah wanita yang diceritakan Damian? Mantan kekasih Arjuna?Naura melirik Arjuna, raut wajah pria itu mengeras dan terlihat enggan untuk menjawab ibunya.Namun, kemudian pria itu dengan lembut mengelus kepala ibunya, "Diandra sudah tidak bersamaku, Bu."Helena mengerutkan kening lalu memejamkan matanya lagi. Dia belum bisa mencerna keadaan terbaru dari Arjuna."Damian," Arjuna memecah keheningan."Ya?"Damian melangkah maju, bibirnya tersenyum tipis saat matanya bertemu dengan mata Helena."Apa dokter masih–"Belum selesai Arjuna bicara, suara derap langkah yang terburu-buru terdengar. Semua orang menoleh dan langsung memberikan akses masuk, termasuk Arjuna.Seoran dokter pria paruh baya masuk tanpa ragu. Sepertinya dia sudah lama berada di sekitar Renjana, karena tidak ada wajah khawatir at

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 43. Apa yang Kalian Lakukan?

    Sebelum kembali ke apartemennya, Naura memutuskan untuk menemui Helena terlebih dahulu dan memperkenalkan diri dengan lebih baik.Sebab, menurut Naura, sangat tak sopan apabila ia kembali begitu saja tanpa memperdulikan sang Nyonya Rumah. Lagipula, Arjuna pun berencana untuk mengenalkan Naura sekaligus menjelaskan apa yang telah terjadi selama tiga tahun belakangan ini kepada Helena."Begitu. Aku pasti telah menyinggung perasaanmu." Helena bersuara setelah mendengar penjelasan dari putranya.Naura menggeleng. "Saya mengerti. Nonya Renjana tidak perlu khawatir."Raut wajah Helena berubah menjadi senyum kaku. "Tidak perlu memanggilku sekaku itu. Untuk ke depannya, panggil saja aku Ibu. Sama seperti Arjuna."Naura melirik Arjuna untuk meminta persetujuan.Setelah mendapat anggukan dari pria itu, Naura kembali menatap Helena dan ikut mengangguk. "Baiklah, Ibu." Senyuman tulusnya kembali muncul."Arjuna memang sulit untuk diajak berkomunikasi. Jika kamu mengalami kesulitan, tidak perlu r

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 44. Mau Bergabung Denganku?

    "Aku Diandra." wanita itu tersenyum pongah sambil mengulurkan tangannya ke arah Naura. Melihat itu, ekspresi Naura terlihat tenang. Bahkan hampir tidak menampilkan ekspresi apa pun. Namun, saat dia hendak membalas uluran Diandra, Arjuna tiba-tiba menahan tangannya dan menyeretnya pergi."Ayo masuk," ucap Arjuna tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Diandra.Sebelum benar-benar berpisah, Naura dan Diandra sempat saling tatap. Bibir Diandra terus tersenyum sinis, sementara Naura hanya diam dan mengikuti langkah Arjuna.Dari belakang, Naura bisa mendengar suara Damian yang berusaha untuk membawa Diandra menjauh dari Mansion."Nona, mohon jangan buat saya bersikap kasar. Tuan Renjana–""Ternyata Aran sama sekali tidak berubah ya," potong Diandra.Naura yang mendengar nama itu mengernyitkan dahinya diam-diam. Aran? Apa itu panggilan Arjuna dari Diandra?Saat mata Naura kembali menatap Arjuna, raut wajah pria itu terlihat keras. Kondisi pria itu membuat Naura yang ingin meminta penjelasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 178. Berita Arjuna Renjana

    Naura mengerjapkan matanya pelan, hanya ada atap putih khas rumah sakit di pengelihatannya. Belum ada lebih dari tiga detik, otak wanita itu secara otomatis mengingat Arjuna lalu menyusul pada pekerjaannya. Tubuh Naura mendadak menegang. Saat berusaha mengambil posisi duduk, ia tersadar bahwa sekarang dirinya berada di rumah sakit dengan selang infus di tangan. Menoleh ke samping, ia melihat sosok Althaf yang duduk tertidur di kursi dekat ranjangnya. Pria itu terlihat sangat lelah dan tenang, hingga tak lama kedua mata Althaf tiba-tiba terbuka, membuat pandangan mereka jatuh bersama di satu titik. "Kamu sudah sadar?" ucap Althaf sambil mengambil posisi tegak, wajahnya menatap penuh khawatir ke arah Naura. Naura mengangguk. "Iya. Apa aku sebelumnya pingsan?"Hening sejenak, sampai akhirnya Althaf mendengus tipis dan menatap Naura seolah marah. "Kamu bertanya padaku? Astaga! Ini semua karena pola makanmu yang berantakan, aku curiga sebenarnya sejak dulu pola makanmu seperti ini, y

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 177. Tumbang-Bangkit

    "Selamat datang, nyonya Tirta. Mohon maaf karena kami tidak sempat menyambut Anda--""Tidak masalah, wakil manajer." Potong Kate mewakili Naura, membuat sang wakil manajer itu terdiam. "Di mana manajer Frank?" tanya Naura, matanya memperhatikan satu persatu wajah yang menyambutnya. "Ah... Beliau sedang memiliki urusan penting di luar, nyonya. Setelah mendengar kabar bahwa Anda akan datang beliau bergegas menuju kemari, mohon pengertiannya karena belakangan ini perusahaan sedang sibuk-sibuknya," jawab sang wakil manajer. Naura ataupun Kate tidak ada lagi yang membalas, sementara Althaf sejak awal hanya diam dan mengamati di belakang Naura. Mereka pun akhirnya dipersilahkan masuk menuju ruang utama manajer Frank, di sana Naura duduk dengan tenang di sofa tengah ruangan mereka. "Berikan aku laporan terkini," pinta Naura secara tiba-tiba. Sang wakil manajer dengan cepat melipat keningnya bingung. "Laporan mengenai apa, nyonya?"Naura menaikkan alis kirinya, pertanyaan macam apa itu?

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 176. Menanti Kabar

    Naura tiba di Sulawesi dengan selamat bersama Kate dan Althaf. Menunggu pagi, ketiganya pun singgah di salah satu hotel kota setempat. Tidak memungkinkan untuk langsung bergerak di tengah malam menuju pagi ini. Keesokan harinya begitu siang, mereka berkumpul di ruang tengah hotel Naura untuk membahas urusan hari ini. "Nyonya, apa tidur Anda nyaman?" tanya Kate khawatir karena menyadari raut wajah Naura yang tidak begitu baik. Naura mengangguk singkat. "Aku baik-baik saja." Lalu matanya melirik Althaf. "Apa hal yang kamu tunda sampaikan semalam?" Althaf tersenyum tipis sambil menyesap kopi hitamnya, kedua matanya membalas tatapan Naura seperti biasa. "Aku memiliki rekan yang berpengaruh, dia Gubernur di kota ini. Dia bisa menekan pergerakan media atau hukum yang sekiranya dikendalikan pelaku. Pion kuda juga sudah dikerahkan sejak pagi."Kate yang mendengar ini pun merasa penasaran. "Pion kuda?"Althaf mengangguk cepat. "Hal yang paling digilai pria itu selain uang adalah wanita,

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 175. Andai Kamu di Sini

    Naura tertegun menatap Althaf, apa-apaan jawaban pria itu? Sementara Althaf tak lama kemudian tertawa, lalu ia menggeleng pelan. "Aku bercanda." Naura pun akhirnya perlahan ikut tertawa tipis meskipun perasaannya sudah terlanjur canggung. "Jadi siapa dia?" tanya Naura lagi, berusaha mengalihkan suasana canggung mereka. Althaf perlahan berhenti dari tawanya, lalu bersandar pada sofa sambil memejamkan mata. "Entahlah, terlalu menyakitkan untuk disebut," jawab pria itu seolah kejadian menyakitkan itu baru terjadi kemarin. Naura menaikkan alis kirinya. "Dia rekan kerjamu atau kerabat jauh mungkin?" Althaf membuka sebelah matanya sekilas untuk menatap Naura. "Sudah aku katakan, dia terlalu sakit untuk disebutkan." Naura terkekeh tipis. "Mengapa mendadak dramatis?" Althaf ikut tertawa. "Aku tidak dramatis, tetapi memang kenyataannya sangat menyakitkan!" Naura hanya menggeleng pelan melihat kelakuan pria itu, lalu lanjut memasukkan sesendok makanan ke mulutnya. "Tapi." Althaf

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 174. Teman Masa Kecil Naura

    "Maaf, aku harus segera kembali ke kantor," ucap Naura setelah menyimpan kembali ponselnya. Althaf mengangguk ringan. "Tentu saja, tidak masalah. Aku juga memiliki beberapa pekerjaan lain." Naura balas tersenyum, lalu saat ia hendak mengucapkan kalimat perpisahan, Althaf tiba-tiba kembali bicara. "Apa aku boleh menemuimu kapanpun sebagai teman kecil setelah ini?" Naura menaikkan alis kirinya, lalu tanpa keberatan mengangguk. "Iya, mengapa tidak?" Althaf terkekeh. "Baiklah, terima kasih banyak. Aku hanya takut mengganggu waktu nyonya besar Tirta." Naura ikut terkekeh tipis. "Jangan mengolokku, Althaf." Berikutnya ia melirik ke jam analog di tangan kirinya. "Maaf, aku harus segera ke kantor." Althaf yang masih memiliki senyum lembut mengangguk. "Iya, hati-hati di jalan. Segera kabari aku jika terjadi sesuatu." Naura balas mengangguk juga, kemudian mereka akhirnya berpisah setelah dua hingga tiga kalimat pamit. Sampai di kantor Tirta, Naura dengan cepat menyerahkan seluruh

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 173. Melindungi, Dilindungi

    Selesai mendonorkan darahnya, Althaf meminta izin pada Naura untuk melihat kondisi Arjuna. Tidak merasa keberatan, Naura pun mengizinkannya. Mereka melangkah bersama menuju ruangan Arjuna. Begitu pintu dibuka, hanya ada hening yang diiringi suara mesin pendeteksi detak jantung. Pandangan Naura otomatis melembut saat melihat sosok Arjuna yang masih tebaring memejamkan matanya. Tanpa Naura ketahui, Althaf menyadari tatapannya beberapa saat. Lalu ia pun beralih ikut menatap Arjuna. Naura duduk di kursi tidak jauh dari ranjang Arjuna, sementara Althaf berdiri di belakangnya. "Sudah berapa lama beliau tidak sadarkan diri?" tanya Althaf. Naura memandangi Arjuna semakin dalam, lalu meraih tangan hangat pria itu. "Tiga hari.""Sebuah keajaiban beliau masih dapat bertahan di tengah kondisinya yang kekurangan darah," balas Althaf takjub. Naura tersenyum tipis, tidak menjawab. Tetapi dia setuju mengenai keajaiban yang disebutkan Althaf, karena Arjuna memang selalu membuatnya terkejut. "A

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 172. Untukmu, Bukan Untuknya

    Sehari setelahnya, Naura seperti biasa sibuk mengurus berbagai macam pekerjaan. Masalah internal Tirta sudah mereda berkat dana investasi yang diberikan Althaf. Perusahaan pun dapat kembali berjalan seperti sedia kala.Damian pun secara rutin selalu mengirimkan laporan mengenai perkembangan Renjana, pria itu mengabarkan bahwa Renjana menggelar rapat tertutup. Helena meminta Naura untuk hadir, namun dengan hati-hati ia menolaknya. Meskipun Helena sendiri yang mengundangnya, rapat itu tetaplah bersifat internal. Naura segan untuk bergabung, dia belum menjadi istri sah Arjuna. Helena sepertinya telah memantapkan hatinya, wanita itu berhasil bangkit dari keterpurukannya untuk berdiri melindungi Arjuna. Situasi anak dan ibu itu memang sedang berada di ujung tanduk. Di tengah kesibukannya, ponsel Naura lagi-lagi berdering. Naura hanya melirik sekilas, keningnya terlipat bingung karena penghubungnya adalah nomor tak tak dikenal. "Tolong angkat untukku, Kate," pinta Naura sambil kembal

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 171. Tunangan Renjana dan Nyonya Tirta

    Senyum Jordan yang semula ramah kini berubah sama dinginnya dengan Naura, kilatan kebencian muncul selintas di matanya. "Nyonya Tirta, alangkah baiknya jika Anda tidak ikut campur lebih dalam. Internal Renjana adalah sesuatu yang tidak bisa diusik pihak manapun, saya peringat--""Tuan Jordan, apa kalimat saya yang sebelumnya kurang jelas untuk Anda?" potong Naura, tidak takut pada penekanan Jordan. "Aku adalah bibi Arjuna, berani-beraninya kamu memperlakukanku seperti ini?! Aku sungguh tidak akan rela jika ternyata keponakanku menikahi wanita angkuh sepertimu!" balas Lina sambil terus menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Tidak ada maksud sedikitpun untuk dianggap angkuh. Tetapi amanah tetaplah amanah, saya hanya ingin menjaga kepercayaan calon ibu mertua saya." Jordan mengerutkan keningnya. "Apa kami menurutmu adalah kekonyolan Renjana? Saya adalah sepupu yang jelas memiliki darah kental Renjana seperti Arjuna, di mana etika Anda--""Tuan Jordan, jika itu yang memang Anda

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 170. Kerabat dan Sahabat

    Naura menatap Zafir dingin, saat pandangan mata mereka bertemu perasaan jauh yang membeku semakin terasa. Pria itu benar-benar memutuskan untuk mengakhiri kerjasama Wajendra dan Tirta hanya karena darah untuk Arjuna? Jika kerjasama dibatalkan maka kemungkinan besar kedua belah pihak akan rugi puluhan miliar dalam sekejap, Naura tidak mengerti jalan pikiran Zafir saat ini. Naura kemudian menarik kasar tangannya dari Zafir, membuat kembali jarak di antara mereka. "Itu keputusanmu?" tanya Naura. Zafir tidak menjawab, matanya hanya menatap tajam Naura. Naura tersenyum tipis. "Kalau begitu terima kasih banyak atas waktu yang telah Anda sisihkan untuk saya. Mohon maaf jika mengganggu--""Justru harusnya aku yang bertanya. Apa ini keputusan yang kamu ambil? Pria itu sedang berada di ambang kehancuran dan--""Saya permisi, tuan Wajendra. Masalah pembatalan kerjasama, mari kita bicarakan setelah ini. Saya masih memiliki keperluan lain, terima kasih." Potong Naura balik, lalu melangkah ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status