Share

Bab 267. Ada Yang Tidak Mengerti

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 18:49:55

Setelah menolak permintaan Tiara untuk bercerai, sang presiden pun meninggalkan kediaman Bara.

Asisten pribadi Tiara, Vivi, dengan cepat berlarian ke arah atasannya dan membantu wanita itu berdiri.

Vivi menangis deras, sejak awal dia dilarang masuk oleh penjaga pintu dan langsung syok begitu pintu terbuka melihat Tiara yang terkapar lemas penuh darah di lantai.

"Nyonya, hati-hati..." Vivi berusaha menahan air matanya agar tidak menangis lagi.

Tiara tersenyum tipis ke arah Vivi, saat menyadari bawahannya itu menangis, Tiara dengan cepat berkata,"Aku belum mati."

Vivi tidak menjawab, dia tahu hal itu. Tetapi melihat sosok Tiara yang terkapar lemas dengan darah tentu saja dia sangat cemas.

Ketika hendak melangkah keluar, tiba-tiba saja Sela mendekat ke arahnya.

"Nyonya, Anda baik-baik saja?" tanya Sela dengan raut wajah polos.

"Sela, kemari. Tidak perlu mempedulikan wanita itu, dia sudah berbuat jahat padamu," ujar Jovan yang berdiri tak jauh dari mereka.

Sela menggeleng cepat. "
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
ending nya jg mengantung entar ahhaha
goodnovel comment avatar
Wiwin
iya nih..sebel..gt trs
goodnovel comment avatar
Wiwin
hehehe..iya ya..setuju
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 268. Bukan Kamu Atau Ayah, Tapi Aku

    Pagi ini, sejak awal bangun, sarapan, hingga ketika dirinya hendak mulai bekerja, orang suruhan presiden selalu mengikutinya. Tidak peduli berapa kali Tiara mencegahnya, perempuan itu akan kembali atau bahkan tidak beranjak sedikitpun dari posisinya. Tiara duduk sambil memeriksa dokumen yang telah dipilah oleh Vivi, lalu tak lama suara ketukan pintu terdengar. Tanpa diperintah apa pun, Vivi bergegas beranjak berdiri menuju pintu. Ketika Tiara mengangkat pandangannya, sosok ibunya yang melangkah masuk terlihat. "Tiara, ibu perlu bicara." Pandangan mata Tiara tetap datar seperti sebelumnya, hubungan ibu dan anak mereka memang tidak terlalu dekat. "Apa?" tanya Tiara dingin. Tak menjawab Tiara, sang ibu justru melirik ke arah orang presiden, membuat Tiara ikut menatapnya. Wanita itu sadar akan tatapan dua nyonya Bara tersebut, oleh karena itu dia sedikit menundukkan kepalanya. "Mohon maaf, para nyonya. Tetapi, atas perintah--""Kamu hanya ditugaskan untuk mengawasiku agar tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 269. Tawaran Zafir

    Naura tengah mendengarkan presentasi rapat di kantor utama Tirta, namun meskipun begitu tidak ada yang tahu kemana fokus pikirannya pergi. Sejak pagi dia hanya memikirkan Tiara, hatinya jelas merasa khawatir mengingat wanita itu tak memiliki dukungan apa pun dari internal maupun eksternal. "Bagaimana, nyonya Tirta?" tanya ketua divisi yang sedang melakukan presentasi tersebut, membuat Naura tersadar. "Iya, maaf? Oh... Bagus, teruskan." Setelah Naura menjawab, raut wajah puas dan bahagia segera terpancar dari para anggota divisi tersebut. Begitu rapat selesai, Naura dengan cepat bergegas keluar dan Kate seperti biasa mengikuti dari belakang. "Anda baik-baik saja, nyonya?" tanya Kate khawatir. Naura mengangguk singkat. "Iya, apa aku terlihat tidak fokus di rapat tadi?"Kate balas mengangguk juga. "Lumayan, nyonya. Anda ingin saya buatkan teh atau--""Nyonya Tirta!" Dari arah belakang muncul suara pria yang memanggilnya, membuat Naura dan Kate menoleh bersamaan. "Ada apa?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 270. Tirta-Bara

    "Apa yang membuat nyonya Tirta terhormat mengunjungi kediaman Bara kami?"Suara Jovan yang melayang dengan nada sarkas terdengar. Naura berdiri di hadapan mobil sedan hitam mewahnya, menatap dingin Jovan dan Sela yang 'menyambutnya'. "Di mana nyonya Bara?" tanya Naura langsung, tidak mengindahkan basa-basi Jovan. Jovan tersenyum dingin. "Istri saya kebetulan sedang ada perjalanan bisnis mendadak ke Mesir, nyonya. Sayang sekali, Anda--""Lalu mobil siapa yang terpakir di situ?" Potong Naura, lirikan matanya tertuju pada mobil limosin putih yang terpakir tak jauh dari mereka. Jovan sedikit tercekat, dia tidak tahu kalau Naura bahkan mengetahui mobil Tiara. "Istri saya--""Bisakah Anda tidak membuat waktu saya terbuang sia-sia? Cepat panggil nyonya Bara." Potong Naura saat Jovan hendak melontarkan alasan baru. Jovan menggeleng cepat. "Istri saya sedang tidak enak badan, nyonya Tirta. Tidak bisakah Anda berhenti ikut campur?" Tatapan dan nada bicara Jovan berubah lebih tajam. Naura

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 1. Kekasih Zafir

    “Nyonya! Tuan Zafir membawa seorang wanita asing masuk ke dalam Mansion!"Ucapan Kate, asisten pribadinya, membuat Naura langsung mengalihkan pandangan dari tumpukkan dokumen di atas meja."Pekerja baru?" tanya Naura.Kate menggeleng. "Bukan, Nyonya! Wanita itu adalah kekasih Tuan Zafir!!"Naura terkejut. Zafir adalah pria yang telah dia nikahi selama enam tahun, lalu apa maksudnya pria itu membawa seorang kekasih ke kediaman mereka?"Bawa aku menemui mereka," titah Naura, membuat Kate menganggukkan kepala dan mengantarnya ke tempat Zafir berada.Baru saja mereka sampai di ruang tamu, Naura bisa mendengar percakapan antara dua orang di dalam sana. “Rumahmu indah sekali, Zafir! Aku sangat menyukainya!” “Kamu akan tinggal di sini, jadi bagus kalau kamu suka.” Tampak seorang wanita dengan rambut hitam panjang bergelombang sedang tersenyum dan tertawa manis ke arah seorang pria. Wajah wanita itu begitu cantik, ditambah dengan ekspresi polosnya, siapa pun yang melihat pasti akan jatuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 2. Naura Egois?

    "Kenapa wanita itu berada di mansion utama? Bukankah kamu sudah berjanji akan membiarkannya tinggal di paviliun samping!?” Terlihat Naura sedang berdiri di hadapan Zafir dengan wajah marah. “Hanya karena masalah sepele seperti itu, kamu berani menerobos ruang kerjaku dan membentakku?” tanya Zafir dengan wajah kesal.“Melanggar janji adalah hal sepele untukmu, Zafir, tapi tidak untukku!” balas Naura dingin.Tepat hari ini, sudah lebih dari dua minggu semenjak Evelyn benar-benar tinggal di kediaman Naura dan Zafir. Di waktu yang bersamaan, sudah dua minggu pula Naura dan Zafir terus bersitegang akibat wanita tersebut.Ketika Naura setuju untuk menjadikan Evelyn ibu penggantinya, dia sudah memberikan sejumlah persyaratan kepada Zafir, termasuk membiarkan Evelyn untuk tinggal di paviliun samping dan bukan di mansion utama. Semua demi menghindari ketidaknyamanan saat bertemu dengan wanita tersebut.Namun, siapa yang sangka bahwa setelah dua minggu Naura pergi mengurus bisnis di negara

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 3. Pertemuan Bisnis

    “Sayang, makan ini. Kata Ibu, ini bagus untuk kehamilanmu.”“Minum ini juga. Ini akan memperkuat janinnya.”“Pegang tanganku, Sayang! Aku tidak mau kamu terjatuh!”Kalimat manis penuh perhatian terus-menerus dilontarkan oleh Zafir di setiap saat kepada Evelyn, dan hal itu juga didengar oleh orang lain di kediaman, termasuk Naura.Walau kehamilan Evelyn membuat suasana mansion menjadi lebih cerah, tapi untuk Naura … dia merasa tempat tersebut semakin asing dan dingin baginya.Bagaimana tidak? Bagi seorang istri yang sebelumnya sudah berusaha keras untuk memberikan keturunan dan gagal, kenyataan Evelyn hamil dan diberikan sejuta macam perhatian oleh Zafir sama saja dengan sebuah tamparan keras untuk Naura. Meski begitu, Naura berusaha untuk tetap tegar. Wanita itu berusaha sekeras mungkin untuk menanamkan kepercayaan pada suaminya, dan fokus pada tujuan akhir mereka yang ingin memiliki anak–meskipun harus dari rahim wanita lain. Oleh karena itu, Naura pun rutin mengirim vitamin serta

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 4. Tata Krama Evelyn

    Suasana ruangan VIP itu begitu tegang. Semua orang tampak terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.Tidak ada yang menyangka Arjuna akan begitu marah dengan tindakan Evelyn!Namun, Naura sudah menduganya, karena ini adalah salah satu hal yang paling dia takuti akan terjadi, di mana Evelyn yang tidak tahu tata krama kalangan atas, akan menyinggung Arjuna dengan kebiasaannya yang abai terhadap aturan.Zafir tampak memeluk pundak Evelyn, mencoba untuk melindungi wanita itu dan memastikan dia baik-baik saja. “Kamu tidak apa-apa?”“T-tidak, tapi tanganku sakit.” jawab Evelyn manja, tampak lemah dan begitu takut.Naura memaki dalam hati, bukan karena sikap Evelyn, melainkan karena tindakan Zafir. Tidak bisakah pria itu sadar kalau tamu penting mereka tengah marah besar akibat wanita yang dia lindungi itu!? Bisa-bisanya dia malah abai terhadap Arjuna dan hanya fokus sepenuhnya kepada Evelyn?Khawatir Arjuna tersinggung, Naura gegas maju menghadap pria itu. “Maaf, Tuan Renjana, Evelyn t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 5. Amarah Naura

    "Naura!" Setelah Arjuna Renjana meninggalkan mereka begitu saja, Naura justru memberikan tatapan merendahkan pada dirinya. Zafir tidak terima!Setelah sampai di mansion, Zafir mengikuti Naura ke kamar. Ia membuka pintu cepat dan menutupnya kembali, lalu menatap Naura dari ambang pintu. "Apa yang membuatmu menjadi semarah ini?" tanya Zafir, wajahnya menunjukkan perasaan frustasi. Banyak pikiran yang berkecamuk di kepalanya.Naura menatap tajam suaminya, kemudian menunjuk Zafir dengan jari telunjuknya. “Kamu tidak tahu–!”“Kamu yang tidak tahu diri!”Zafir memotong kalimat penuh amarah Naura, lalu menuduh Naura yang tidak tahu diri! Naura menahan amarah dengan mengepalkan tangan di kedua sisinya. “Kamu bilang, aku tidak tahu diri?”“Kalau kamu tidak berbuat onar, Tuan Renjana tidak mungkin meninggalkan pertemuan penting itu begitu saja.”Naura menatap Zafir dengan pandangan tidak percaya. Naura bahkan kehilangan kata-katanya.Sekarang Zafir menyebutnya berbuat onar, padahal dia send

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 270. Tirta-Bara

    "Apa yang membuat nyonya Tirta terhormat mengunjungi kediaman Bara kami?"Suara Jovan yang melayang dengan nada sarkas terdengar. Naura berdiri di hadapan mobil sedan hitam mewahnya, menatap dingin Jovan dan Sela yang 'menyambutnya'. "Di mana nyonya Bara?" tanya Naura langsung, tidak mengindahkan basa-basi Jovan. Jovan tersenyum dingin. "Istri saya kebetulan sedang ada perjalanan bisnis mendadak ke Mesir, nyonya. Sayang sekali, Anda--""Lalu mobil siapa yang terpakir di situ?" Potong Naura, lirikan matanya tertuju pada mobil limosin putih yang terpakir tak jauh dari mereka. Jovan sedikit tercekat, dia tidak tahu kalau Naura bahkan mengetahui mobil Tiara. "Istri saya--""Bisakah Anda tidak membuat waktu saya terbuang sia-sia? Cepat panggil nyonya Bara." Potong Naura saat Jovan hendak melontarkan alasan baru. Jovan menggeleng cepat. "Istri saya sedang tidak enak badan, nyonya Tirta. Tidak bisakah Anda berhenti ikut campur?" Tatapan dan nada bicara Jovan berubah lebih tajam. Naura

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 269. Tawaran Zafir

    Naura tengah mendengarkan presentasi rapat di kantor utama Tirta, namun meskipun begitu tidak ada yang tahu kemana fokus pikirannya pergi. Sejak pagi dia hanya memikirkan Tiara, hatinya jelas merasa khawatir mengingat wanita itu tak memiliki dukungan apa pun dari internal maupun eksternal. "Bagaimana, nyonya Tirta?" tanya ketua divisi yang sedang melakukan presentasi tersebut, membuat Naura tersadar. "Iya, maaf? Oh... Bagus, teruskan." Setelah Naura menjawab, raut wajah puas dan bahagia segera terpancar dari para anggota divisi tersebut. Begitu rapat selesai, Naura dengan cepat bergegas keluar dan Kate seperti biasa mengikuti dari belakang. "Anda baik-baik saja, nyonya?" tanya Kate khawatir. Naura mengangguk singkat. "Iya, apa aku terlihat tidak fokus di rapat tadi?"Kate balas mengangguk juga. "Lumayan, nyonya. Anda ingin saya buatkan teh atau--""Nyonya Tirta!" Dari arah belakang muncul suara pria yang memanggilnya, membuat Naura dan Kate menoleh bersamaan. "Ada apa?" tanya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 268. Bukan Kamu Atau Ayah, Tapi Aku

    Pagi ini, sejak awal bangun, sarapan, hingga ketika dirinya hendak mulai bekerja, orang suruhan presiden selalu mengikutinya. Tidak peduli berapa kali Tiara mencegahnya, perempuan itu akan kembali atau bahkan tidak beranjak sedikitpun dari posisinya. Tiara duduk sambil memeriksa dokumen yang telah dipilah oleh Vivi, lalu tak lama suara ketukan pintu terdengar. Tanpa diperintah apa pun, Vivi bergegas beranjak berdiri menuju pintu. Ketika Tiara mengangkat pandangannya, sosok ibunya yang melangkah masuk terlihat. "Tiara, ibu perlu bicara." Pandangan mata Tiara tetap datar seperti sebelumnya, hubungan ibu dan anak mereka memang tidak terlalu dekat. "Apa?" tanya Tiara dingin. Tak menjawab Tiara, sang ibu justru melirik ke arah orang presiden, membuat Tiara ikut menatapnya. Wanita itu sadar akan tatapan dua nyonya Bara tersebut, oleh karena itu dia sedikit menundukkan kepalanya. "Mohon maaf, para nyonya. Tetapi, atas perintah--""Kamu hanya ditugaskan untuk mengawasiku agar tidak

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 267. Ada Yang Tidak Mengerti

    Setelah menolak permintaan Tiara untuk bercerai, sang presiden pun meninggalkan kediaman Bara. Asisten pribadi Tiara, Vivi, dengan cepat berlarian ke arah atasannya dan membantu wanita itu berdiri. Vivi menangis deras, sejak awal dia dilarang masuk oleh penjaga pintu dan langsung syok begitu pintu terbuka melihat Tiara yang terkapar lemas penuh darah di lantai. "Nyonya, hati-hati..." Vivi berusaha menahan air matanya agar tidak menangis lagi. Tiara tersenyum tipis ke arah Vivi, saat menyadari bawahannya itu menangis, Tiara dengan cepat berkata,"Aku belum mati."Vivi tidak menjawab, dia tahu hal itu. Tetapi melihat sosok Tiara yang terkapar lemas dengan darah tentu saja dia sangat cemas. Ketika hendak melangkah keluar, tiba-tiba saja Sela mendekat ke arahnya. "Nyonya, Anda baik-baik saja?" tanya Sela dengan raut wajah polos. "Sela, kemari. Tidak perlu mempedulikan wanita itu, dia sudah berbuat jahat padamu," ujar Jovan yang berdiri tak jauh dari mereka. Sela menggeleng cepat. "

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 266. Sang Bapak Presiden

    Keringat dingin menetes di lantai kediaman keluarga Bara.Tiara berlutut denga kepala tertunduk dalam, di depannya duduk seorang pria paruh baya dengan badan gempal yang memegang cambuk. Di sebelahnya terdapat Jovan yang duduk di sofa, Sela ikut duduk di sana sambil memeluk erat lengan suaminya dengan wajah ketakutan. Jovan tersenyum puas melihat Tiara yang berlutut tak berkutik, inilah akibat dari melawan kata-katanya. "Aku sudah pernah memberi peringatan padamu sebelumnya, bukan? Mengapa kamu melanggar perintah ku?" ucap presiden dengan nada bicara yang dingin. Tak pernah ada yang tahu sosok mengerikan kepala negara yang satu ini. Dia selalu tersenyum ramah di hadapan para rakyat, bahkan jika Tiara berteriak lari keluar untuk meminta pertolongan tak akan ada yang percaya. "Saya tidak mengerti maksud Anda, bapak Presiden." CTAK!Presiden mengayuhkan kasar cambuk itu ke lantai, membuat Tiara mengepalkan kedua tangannya dengan mata terpejam. "Tidak tahu malu!" ucap presiden sam

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 265. Hadiah Dari Bapak Presiden

    "Ada apa, nyonya?" tanya Kate penasaran saat mereka telah berada di dalam mobil menuju Mansion Tirta. "Nyonya Bara menitipkan pesan pada pelayan tadi menggunakan kertas ini," ucapnya sambil menunjukkan kertas yang sudah dia remas kuat tadi. "Dia hanya mengatakan ada sesuatu yang berada di luar perkiraan serta memintaku untuk terus percaya serta dan tidak khawatir," lanjut Naura. Kate mengerutkan keningnya. "Jadi 'beliau' yang dimaksud pelayan tadi adalah nyonya Bara?" tanyanya syok dan menambahkan,"Lalu bagaimana dengan luka memar dan cambuknya? Itu juga nyonya Bara?"Naura mengangguk singkat, hatinya semakin merasa khawatir. "Nyonya, bukankah ini sudah masuk ke dalam tindakan kekerasan?" tanya Kate khawatir. Naura tidak menjawab, dia juga tahu hal itu.Melihat Naura yang tidak merespon, Kate yang sudah kalut khawatir pun kembali bicara. "Sepertinya masalah ini memang sangat berbahaya, nyonya. Mengingat Presiden bahkan mampu membungkam keluarga Bara yang berada diurutan kelima,

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 264. Surat Dari Tiara

    Naura melangkah masuk ke dalam Mansion Tirta begitu tiba. Malam ini otaknya tidak bersahabat untuk diajak beristirahat, kepalanya masih penuh dengan Tiara. Meskipun masalah itu bukan urusannya, Naura tetap merasa tidak tenang untuk Tiara. Dia pernah berada di posisi rumit seperti itu seorang diri, tidak ada yang membantunya hingga rasanya seperti tercekik ingin mati. Menghela napas tipis, Naura duduk di kursi kerjanya. Malam ini terasa jauh lebih hening dibanding biasanya. Kate sudah pamit pergi sebelum Naura masuk ke dalam ruang kerja, kini dirinya benar-benar sendirian mengurus pekerjaan. Naura memeriksa ponselnya terlebih dahulu sebelum memulai fokusnya pada layar komputer. Tidak ada pesan atau panggilan apa pun dari Arjuna, sepertinya pria itu mulai kembali sibuk.Meletakkan ponselnya kembali ke atas meja, Naura meregangkan tubuhnya sebelum bekerja. Tiga jam lebih, wanita itu bahkan tidak menggeser pandangannya dari layar komputer selain untuk menyeruput teh yang sempat di

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 263. Percaya Pada Diri Sendiri

    Naura melangkah masuk ke sebuah gedung restoran bintang lima tak jauh dari lokasi pertemuan sembilan pilar negara sebelumnya. Saat hampir tiba di area Mansion Tirta, Naura tiba-tiba menerima panggilan dari Tiara. Wanita itu meminta pertemuan secara mendadak malam ini juga. Sampai di dalam restoran, Naura dibawa oleh seorang pelayan wanita menuju ruang VIP tempat Tiara berada. Mereka saling melempar senyum setelah saling melihat. "Selamat datang, nyonya Tirta. Maaf karena saya meminta waktu Anda secara tiba-tiba seperti ini," ucap Tiara dengan raut wajah dan nada bicara tak enak. Naura mengangguk singkat. "Bukan masalah besar, kebetulan sejujurnya saya juga khawatir dengan kondisi Anda."Mendengar Naura yang selalu memperlakukannya dengan baik, senyum dan tatapan mata Tiara berubah sedikit mengabu. Kepalanya tertunduk lemah. "Saya... Merasa malu karena Anda dapat melihat sosok tidak berdaya saya. Saya seorang kepala keluarga wanita, seperti Anda. Tetapi saya lemah dan tidak--""A

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 262. Nyonya Bara Meminta Cerai

    "Nyonya Bara." Beberapa penjaga yang bertugas di depan pintu ruang rumah sakit Jovan membungkuk menyapa Tiara. Tiara masuk tanpa menjawab sapaan mereka, raut wajahnya suram menahan amarah. Di dalam dia melihat Jovan tengah mengunyah buah pisang, mata pria itu melirik kedatangan Tiara dengan malas. Mata Tiara menelusuri ruangan itu dengan dingin, sosok Sela entah berada di mana. Wanita itu sepertinya ditahan petugas agar tidak mendekat pada Jovan untuk sementara waktu. "Nyonya Bara yang terhormat mengunjungiku?" ucap Jovan dengan nada sarkas. Tiara tidak membalas dan memilih duduk dengan tenang di sofa. "Bagaimana kondisimu?""Apa itu penting? Bukankah ini yang kau mau?" balas Jovan, menatap penuh kebencian pada Tiara. Tiara mengepalkan kedua tangannya. "Kamulah yang memancing emosi tuan Wajendra, semua orang tahu bahwa pria itu masih memiliki perasaan pada nyonya Tirta.""Tidak, bukan salahku. Jika sejak awal kamu tidak mengizinkan nyonya Tirta ikut campur, maka kejadian ini ti

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status