Share

Bab 27. Jegalan Wajendra

Penulis: nanadvelyns
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 00:34:48

Dua minggu setelah perceraian Naura dan Zafir, publik masih membahas tentang mereka meski intensitas pemberitaan media sudah menghilang sepenuhnya.

Ini mengapa Naura tidak ingin begitu peduli.

Sebab, dia yakin kalau pihak internal Wajendra pasti akan menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membungkam media yang terus bersuara.

Bahkan, humas Wajendra juga pasti telah menyewa buzzer untuk memancing opini sebaliknya yang lebih netral. Sebab, beberapa kali Naura ataupun Kate menemukan komentar seperti itu di sosial media.

Setelah mematikan ponsel yang dia gunakan untuk mengecek berita, Naura bangun dengan nyaman dan segera ia menyiapkan diri untuk melaksanakan aktivitas barunya.

Di luar, Kate sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan atasannya dengan selalu tersenyum dan menyapa hangat.

Tidak pernah berubah, yang berubah hanya panggilan yang ia gunakan.

"Selamat pagi, Nona."

Wanita itu memang turut mengundurkan diri dari Wajendra untuk terus mengabdi pada Naura. Sebab, Kate merasa,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 28. Kembalilah Menjadi Nyonya Wajendra

    Masalah terkait tanah lapak semakin runyam karena pihak Wajendra tidak mau mengalah, sedangkan Naura masih ingin terus bertahan. Sebab, bagaimanapun juga dia adalah orang yang membayar uang muka lebih dulu. Naura berusaha menghubungi Stave bahkan Zafir, tapi tidak ada jawaban sedikitpun. Bahkan pesan dan telepon pribadinya kepada kedua orang itu sama sekali tidak dibalas.Namun, setelah berhari-hari, sebuah email masuk ke pesannya. Ternyata, pihak Wajendra mengundang dirinya untuk bertemu dan membahas masalah ini lebih lanjut secara resmi.Tanpa pikir panjang, Naura langsung menyetujuinya dan menyetujui jadwal temu. Hingga kemudian, dia sudah berada di ruangan yang sama dengan Zafir. Mereka duduk berhadapan dalam hening. Pertemuan ini mengatasnamakan bisnis, tapi Naura tak melihat siapapun di ruangan itu kecuali mereka. Bahkan Stave tak terlihat di mana pun, padahal seharusnya pria itu harus selalu bersama-sama dengan Zafir."Di mana bawahan Anda yang lain, Tuan Wajendra?" tanya Na

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 29. Undangan Pernikahan

    Mata Naura melebar saat melihat Evelyn berdiri di depannya. Ia terkejut, apalagi saat melihat sosok bayi mungil yang ada di pelukan wanita itu. Ternyata, waktu sudah berjalan begitu cepat hingga Naura tak sadar kalau sudah waktunya bagi Evelyn untuk melahirkan."Oh, ada Kak Naura di sini? Maaf, aku baru saja tiba. Kalau tahu, aku–""Sudah berapa lama kamu berdiri di situ, Evelyn?"Perkataan Zafir memotong pembicaraan Evelyn dengan Naura. Membuat wanita itu tersenyum, tapi kemudian memasang wajah bingung yang polos."Baru saja. Ada apa, Sayang?" Mendengar jawaban Evelyn, Zafir terlihat lega. Sedangkan Naura hanya diam dan tidak mengatakan apapun, tersenyum pun tidak. Bahkan ia sudah melangkah pergi saat Evelyn menggapai lengannya dan menariknya kembali. "Ayo masuk dulu!" "Lain kali saja. Aku memiliki urusan penting yang menunggu," jawab Naura. Ia kembali ingin melangkah, tapi Evelyn kembali menahan lengannya. "Ayolah, Kak Naura. Hanya sebentar, Kok. Bagaimanapun juga kita pernah t

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 30. Ajari Aku Tentang Kamu

    Setelah pertemuannya dengan Zafir dan Evelyn, Naura tersenyum puas. Sebab, ternyata Zafir benar-benar mengalah mengenai tanah lapak yang sebelumnya entah karena alasana apa, diperebutkan oleh Wajendra. Kemudian, segala persiapan berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. Naura berhasil mendapat karyawan dengan kualitas bagus dan mempersiapkan grand opening butiknya dengan sangat baik.Hingga hari di mana butik Naura debut, banyak selebritis besar dan beberapa pejabat tinggi yang menghadiri acaranya. Meskipun tidak sebanyak dulu, tetapi setidaknya masih ada media yang datang untuk meliput acaranya. Ternyata, tak semua media mau menurut pada ancaman boikot milik Wajendra.Selagi Naura memberikan kata sambutan, Arjuna duduk dengan wajah datar yang dilengkapi oleh sunggingan senyum tipis di meja paling depan. Pria itu duduk bersama deretan investor besar di butik Naura dan bertepuk tangan paling meriah muncul begitu Naura selesai berbicara. "Nona Naura selalu membuat sesuatu yang lu

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 31. Tentang Arjuna Renjana

    "Sudah berapa lama beliau seperti ini?" "Tiga tahun." Saat ini, Naura dan Arjuna berdiri di kamar Nyonya Renjana sebelumnya, ibu kandung Arjuna, Nyonya Helena, yang terbaring dengan berbagai alat yang terpasang di tubuhnya.Helena didiagnosa memiliki penyakit kronis di bagian otak serta jantungnya, sehingga menyebabkan wanita konglomerat itu tidak sadarkan diri selama bertahun-tahun. Tepatnya, setelah kepergian suaminya, ayah Arjuna, entah ke mana."Lalu, di mana keluargamu yang lain?" tanya Naura tanpa berusaha menyembunyikan raut penasaran di wajahnya.Setelah bertekad untuk mengenal pria itu lebih dalam, Naura berjanji untuk lebih sering bertanya.Kini, kedua matanya yang dihiasi bulu mata lentik memperhatikan Arjuna yang masih memandangi ibunya dalam diam."Ayahku sudah lama pergi, kini tersisa ibuku saja." Naura mengangguk mengerti, hatinya diam-diam merasa simpati. Tangan kanan Naura pun bergerak lembut mengelus punggung Arjuna untuk menenangkan pria itu.Namun, tindakan itu

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 32. Hari Pernikahan

    "Selamat atas pernikahan kalian, Tuan dan Nyonya Wajendra." Naura tersenyum ke arah Zafir dan Evelyn yang kini berdiri di pelaminan. Raut wajah Naura terlihat senang, seolah tidak pernah memiliki hubungan buruk apapun dengan keduanya. Naura tampak cantik dengan floor length dress-nya yang berwarna biru tua. Sementara kedua pengantin terlihat elegan dalam balutan jas dan gaun putih. Tak jauh dari mereka, seorang wanita tampak kerepotan menimang bayi laki-laki yang telah berumur enam bulan, Zevan. Bayi itu terlihat aktif melihat ke langit-langit gedung yang dilapisi kristal-kristal putih. Keberadaan Zevanmembuat Naura salah fokus, karena ternyata butuh waktu lama bagi Zafir untuk resmi menikahi Evelyn. Apa pria itu sengaja menunggu baby blues istrinya mereda?"Anda tidak kemari dengan tuan Renjana?" tanya Evelyn. Suara Evelyn membuat Naura memalingkan wajahnya dari Zevan dan kembali menghadap Evelyn.Wanita itu terlihat sangat bangga dengan mahkota pengantinnya yang bersinar sehi

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 33. Kaki yang Lecet

    "Mengapa kamu tidak pernah bercerita kalau kamu juga diundang ke acara pernikahan Zafir dan Evelyn? Lalu, apa-apaan pengumumanmu tadi?!”Naura berkata dengan ekspresi terkejut. Sebab, sama seperti para tamu yang lain, dia juga sama sekali tidak menyangka kalau Arjuna akan mengklaimnya di depan umum seperti itu!Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Arjuna dan seperti biasa pria itu selalu menampilkan sosok acuh tak acuh. "Kamu juga tidak pernah bercerita," balas Arjuna.Naura menghela napas tipis, tidak ada yang salah dari kalimat pria itu. Mereka berdua memang sama-sama tidak tahu. “Mengklaim kamu sebagai bagian dariku akan membuatmu aman, karena kamu tidak akan dirundung di depan publik seperti itu lagi.’ lanjut Arjuna sambil membelokkan setirnya ke kiri."Mau makan siang?" tawar Arjuna sambil melirik Naura. “Namun, aku tak ingin menyeretmu dan keluargamu ke dalam masalahku di masa depan, Arjuna. Sebaiknya, kita tidak perlu berbuat sejauh ini.” Naura berkata tanpa mempedul

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 34. Kembali Ke Kalimantan

    Hari di mana mereka mendatangi rapat resmi tambang batubara Kalimantan tiba. Sejak kedatangannya di bandara, semua terasa begitu mirip seperti kunjungannya beberapa bulan lalu. Kamera flash masih ada dan kejaran wartawan juga masih sama.Namun, yang membedakan adalah Naura tak perlu lagi bersikap mesra dengan Zafir dan memasang topeng profesional. Sebab, ia kembali mendatangi tempat ini, tapi dengan status dan pria yang berbeda. Sebagian besar karyawan masih menatapnya seolah tak percaya. Sebab, kini dia menjadi kekasih Arjuna dan bercerai dengan Zafir. Hal serupa juga terjadi pada Zafir dan Evelyn. Kukungan wartawan ke pasangan itu bahkan lebih banyak daripada kepadanya dan Arjuna.Sambil terus mencoba acuh, Naura berjalan berdampingan dengan Arjuna menuju ruang rapat dengan senyum yang mengembang.Mereka disambut hangat oleh para pejabat dan karyawan tinggi. Semua orang tersenyum padanya, kecuali Evelyn dan Zafir. Dua pasangan itu hanya memasang wajah datar dan sesekali terseny

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 35. Bagaimana Caranya Kamu Bertahan, Naura?

    Sesudah rapat, Naura berdiri di rooftop gedung seorang diri karena tugasnya sebagai pendamping Arjuna telah selesai. Sedangkan Arjuna, pria itu masih memiliki urusan lain bersama dengan jajaran petinggi dan Zafir untuk membahas pengadaan alat berat baru.Dengan kopi di tangan, Naura memandang jauh ke arah hutan dan arena proyek. Tiba-tiba, di tengah ketenangannya, pintu lift di belakangnya terbuka.TING!Namun, Naura sama sekali tak menoleh, karena dari langkah kakinya saja dia sudah tahu siapa yang berkunjung, Evelyn. "Jika kamu ingin bersandiwara seperti yang kamu lakukan di tepi danau Amsterdam, sebaiknya urungkan hal tersebut, Evelyn. Sebab, sekarang aku tidak akan segan untuk benar-benar mendorongmu." Naura masih tidak menoleh sedikit pun, tapi pandangan matanya mendingin tajam ke arah hamparan hutan yang teletak jauh dari hadapannya. "Aku kemari bukan untuk mencari keributan.” perkataan Evelyn membuat Naura mengerutkan kening dengan posisi masih bergeming.Naura lalu menegak

Bab terbaru

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 51. Kekasih Renjana. Apa Yang Terjadi?

    Arjuna sama sekali tidak bergerak dari posisinya, dia duduk di sebelah Naura yang masih terpejam dengan selang infus menjalar. "Aku membawakan ini untukmu, jika kamu mati sekarang masa depanku bisa suram." Damian datang dan menyodorkan kotak pizza berukuran sedang. Arjuna menolaknya cepat. "Aku tidak butuh."Damian menghela napas tipis, tidak ada yang bisa memaksa pria itu sekarang. Sejak semalam Arjuna tidak memakan apa pun, makanan yang disiapkan oleh pihak Istana didiamkan begitu saja hingga dingin. Tak lama, ponsel Damian berdenting. Tangannya dengan cepat mengeluarkan ponsel dari saku jas. Alis kiri pria itu terangkat sekilas setelah melihat siapa yang mengirimnya pesan. "Kamu menggunakan Phantom?" tanya Damian setelah menyimpan ponselnya lagi. Email dari Phantom baru saja masuk, mereka menagih biaya pada pihak Renjana. Arjuna mengangguk tanpa menoleh. "Ya."Damian tersenyum tipis, lalu menarik kursi lain untuk duduk di samping pria itu. "Mereka menagih satu miliar dolla

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 50. Diandra Ketahuan?!

    Sekitar ribuan kilo meter dari Royal Palace Amsterdam, Diandra duduk di tepi jendela kediaman keluarganya, Tagona. Ia duduk untuk menikmati angin malam yang berhembus lembut pada kulitnya. Bibirnya tersenyum dingin setiap kali matanya menatap layar ponsel yang sedang sibuk ia mainkan. “Janda Wajendra Terlibat Skandal! Tidur Dengan Pemimpin Renjana?!”“Video Syur Naura Tirta! No Cencored!”“Janda Wajendra Yang Kesepian Menggoda Naga Asia Untuk Menghangatkan Ranjang?!”Diandra tertawa keras, lalu mengambil botol alkohol yang berada tidak jauh dari dirinya. “Seandainya kamu tidak merebut posisiku, Naura Tirta. Aran hanya milikku,” gumam Diandra di tengah hasratnya meminum alkohol. Tetapi, setelah beberapa detik kemudian ia termenung, Diandra kembali berbicara. “Ah... Aran bahkan sudah meninggalkanku sebelum denganmu.” Dia merasa hatinya lah yang paling hancur di dunia ini, tidak ada satupun manusia yang berpihak padanya. Setelah semua yang ia lakukan, bahkan kekasihnya pun ikut b

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 49. Bedebah Yang Mudah Diinjak

    "Yang mulia." Petugas keamanan Istana segera menyingkir dari layar monitor CCTV begitu William dan Arjuna datang. Rekaman CCTV dipusatkan pada pergerakan Arjuna-Naura sejak awal kedatangan mereka, tidak ada yang berbicara atau mengalihkan pandangan dari layar. "Berhenti." Pinta Arjuna begitu melihat sesuatu yang mencurigakan. "Seorang pelayan?" William melirik sepupunya bingung. "Dia mencurigakan," balas Arjuna singkat. William mengerutkan keningnya. "Tapi jelas bahwa kalian semua meminum wine yang dia berikan, bukan?"Arjuna berdecak kesal. "Mundur beberapa detik." Dia menghiraukan William untuk memberikan perintah pada petugas keamanan yang memegang kendali monitor. Tak!Saat pergerakan layar kembali dihentikan, mereka semua melihat pelayan itu dengan gesit diam-diam memasukkan sesuatu ke dalam gelas yang akan diberikan pada Naura. Raut wajah William menjadi lebih serius. "Simpan rekaman itu, ganti ke tempat lain."Petugas keamanan menurut, dengan gesit ia mengganti lokasi C

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 48. Akan Mengejarmu Hingga ke Neraka!!

    Suasana menjadi chaos, Arjuna berusaha menutupi tubuh Naura menggunakan selimut. Pria itu berdiri dengan telanjang dada melindungi Naura, sementara Naura masih berbaring di belakang Arjuna dengan tubuh yang bergerak gelisah.Mereka tidak mengerti mengapa 'kegiatan' mereka diketahui oleh pihak luar, tapi Arjuna berusaha tenang dan melindungi Naura."Oh Tuhan! Tuan Renjana yang terhormat, bisa-bisanya Anda melakukan hal seperti ini?!" Seru salah satu bangsawan senior."Siapa yang mengizinkan kalian masuk?" tanya Arjuna datar, menatap tajam semuanya.Tak lama, kerumunan bangsawan itu terbelah, muncul William, Catharina, dan Helena."Yang Mulia! Lihat perilaku menyimpang sepupu Anda ini! Sangat memalukan!""Benar, Yang Mulia! Istana harus mengambil tindakan tegas karena mereka bisa menjatuhkan martabat kerajaan!"William menghiraukan seruan para bangsawan, matanya menatap penuh tanya ke arah Arjuna.Arjuna mengangguk tipis, tatapannya seolah mengatakan dia akan menjelaskan semuanya nanti.

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 47. Apa Kalian Sadar Apa yang Kalian Lakukan?!

    "Naura Tirta, hati-hati karena dia bukan orang yang mudah lengah. Di sekitarnya juga banyak orang besar, salah langkah maka semuanya gugur.""Baik, dimengerti."Panggilan penuh perintah itu terputus seketika setelah dijawab. Pria dengan rambut coklat dan memiliki brewok tipis menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku.Dia berjalan di tengah ramainya lalu lalang penduduk sekitar dengan jaket dan wajah tertutup menuju Istana. Melewati pintu belakang, beberapa pasang mata yang melihatnya menyapa seperti biasa."Hei, kemana saja? Cepat, acara sebentar lagi dimulai!""Hai, Jhon! Kau baru datang?"Dia hanya menjawabnya dengan senyum tipis singkat dan melanjutkan langkahnya dengan cepat menuju bagian dalam belakang Istana, tempat para pelayan menyibukkan diri mereka.Setelah mengganti pakaian, dengan cepat Jhon menemui kepala pelayan yang sibuk memberikan perintah."Tuan Karl, setelah menyiapkan kamar tamu apa saya boleh diizinkan membantu pekerjaan pelayan lain di aula pesta?"Kepala pelaya

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 46. Gairah Memanggil 21+

    Dua hari setelah Naura mendapatkan tawaran lamaran dari Arjuna, pria itu kembali menghubunginya mengenai pernikahan sepupunya yang berada di Belanda. Sebab, Arjuna meminta Naura untuk menjadi pendampingnya dan tidak ada alasan untuk Naura menolak.Setibanya di Royal Palace Amsterdam, kedatangan mereka segera menjadi pusat perhatian. Dengan dress elegan yang melekat di tubuhnya, Naura melangkah di samping Arjuna dengan raut wajah tenang."Selamat atas pernikahan kalian." Arjuna menjabat tangan sepupu laki-lakinya, William. “Selamat juga untukmu, Tuan Putri.” kali ini Naura yang bersuara sambil memeluk singkat Catharina, Putri Mahkota Kerajaan Belanda yang menjadi istri dari William.Mendengar itu, William tersenyum dan menggenggam erat tangan Arjuna. Dia adalah putra dari paman Arjuna, sang Perdana Menteri Belanda. "Jadi ini wanita yang membuatmu gila saat itu?" tanya William dengan suara rendah, sedangkan yang ditanyai mendelik tajam."Aku hanya bercanda! Tidak perlu serius seperti

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 45. Naura Cemburu. Jadi istriku?

    "Nona, apa Anda baik-baik saja?" Kate menyentuh bahu Naura, keningnya sedikit terlipat karena sudah tiga kali ia memanggil wanita itu namun tidak mendapatkan jawaban. "Iya?" jawab Naura cepat, wajahnya sedikit terkejut. "Bahan khusus yang Anda pesan dari China baru saja tiba, Anda ingin melihatnya sekarang?" tanya Kate. Naura menggeleng singkat. "Tidak perlu, aku percayakan padamu." Kate tersenyum, mengangguk mengerti. Naura menghela napas tipis dan kembali menatap tumpukkan kertas di hadapannya, sejak kejadian kemarin tanpa sadar dia jadi sering melamun. Diandra, Naura belum sempat menanyakan alasan wanita itu tiba-tiba muncul di kediaman Renjana. Ekspresi Arjuna langsung berubah buruk tiap kali nama wanita itu disebut, membuat Naura selalu segera mengurungkan niatnya. Bagaimana hubungan mereka sekarang? Apakah masih ada sesuatu yang belum selesai dan tidak Naura ketahui? Naura memijit keningnya, dia tidak pernah menduga kejadian kemarin benar-benar menghantui pikiran

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 44. Mau Bergabung Denganku?

    "Aku Diandra." wanita itu tersenyum pongah sambil mengulurkan tangannya ke arah Naura. Melihat itu, ekspresi Naura terlihat tenang. Bahkan hampir tidak menampilkan ekspresi apa pun. Namun, saat dia hendak membalas uluran Diandra, Arjuna tiba-tiba menahan tangannya dan menyeretnya pergi."Ayo masuk," ucap Arjuna tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Diandra.Sebelum benar-benar berpisah, Naura dan Diandra sempat saling tatap. Bibir Diandra terus tersenyum sinis, sementara Naura hanya diam dan mengikuti langkah Arjuna.Dari belakang, Naura bisa mendengar suara Damian yang berusaha untuk membawa Diandra menjauh dari Mansion."Nona, mohon jangan buat saya bersikap kasar. Tuan Renjana–""Ternyata Aran sama sekali tidak berubah ya," potong Diandra.Naura yang mendengar nama itu mengernyitkan dahinya diam-diam. Aran? Apa itu panggilan Arjuna dari Diandra?Saat mata Naura kembali menatap Arjuna, raut wajah pria itu terlihat keras. Kondisi pria itu membuat Naura yang ingin meminta penjelasa

  • Bercerailah, Nyonya! Tuan Sudah Menunggu   Bab 43. Apa yang Kalian Lakukan?

    Sebelum kembali ke apartemennya, Naura memutuskan untuk menemui Helena terlebih dahulu dan memperkenalkan diri dengan lebih baik.Sebab, menurut Naura, sangat tak sopan apabila ia kembali begitu saja tanpa memperdulikan sang Nyonya Rumah. Lagipula, Arjuna pun berencana untuk mengenalkan Naura sekaligus menjelaskan apa yang telah terjadi selama tiga tahun belakangan ini kepada Helena."Begitu. Aku pasti telah menyinggung perasaanmu." Helena bersuara setelah mendengar penjelasan dari putranya.Naura menggeleng. "Saya mengerti. Nonya Renjana tidak perlu khawatir."Raut wajah Helena berubah menjadi senyum kaku. "Tidak perlu memanggilku sekaku itu. Untuk ke depannya, panggil saja aku Ibu. Sama seperti Arjuna."Naura melirik Arjuna untuk meminta persetujuan.Setelah mendapat anggukan dari pria itu, Naura kembali menatap Helena dan ikut mengangguk. "Baiklah, Ibu." Senyuman tulusnya kembali muncul."Arjuna memang sulit untuk diajak berkomunikasi. Jika kamu mengalami kesulitan, tidak perlu r

DMCA.com Protection Status