Share

Bab 0004

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-02-05 09:56:59

"Ndra … masih sore, kita clubbing yuk! Gue janjian sama Weny disana!" Ricko memelaskan wajah berharap sang sahabat mau menemaninya.

"Terserah lo lah!” sahut Andra ketus.

Dengan hati riang gembira Ricko memutar kemudi menuju sebuah night club termewah di Jakarta.

Tidak lama mereka pun sampai disambut petugas Valet.

Suara musik kencang menyambut mereka begitu masuk ke dalam gedung.

Mereka diarahkan petugas untuk duduk di salah satu meja, keduanya memiliki akses VIP sehingga tidak sulit menemukan meja kosong.

Pelayan datang untuk menuliskan pesanan mereka dan setelah gadis cantik dengan rok super pendek itu pergi tiba-tiba Ricko menggebrag meja membuat Andra terkejut hingga spontan mengalihkan pandangan ke arah Ricko yang sebelumnya sedang mematuti layar ponsel mengecek email masuk.

"Gue ada ide!!" teriak Ricko mencoba mengalahkan dentuman suara yang DJ mainkan.

"Ide apaan?" Andra menjawab ketus lalu memalingkan kembali wajahnya pada ponsel tidak terlalu tertarik dengan apapun ide yang berasal dari otak mesum sahabatnya itu.

Namun Ricko sudah imun dengan sikap dingin dan ketus Andra.

"Ini idenya briliant sekali Andra makanya gue semangat ...," kata Ricko antusias sampai kobaran api tampak di matanya.

"Iya, ide apa?" Andra mengulang pertanyaannya.

"Gimana kalau lo kawin kontrak selama lima Tahun, cari perempuan biasa yang enggak matre trus kasih dia lima Milyar untuk tutup mulut, perjanjian itu tertulis diatas materai dihadapan pengacara kita ... Jika dia menyebarkan berita bahwa pernikahan kalian ini hanyalah pernikahan kontrak, maka dia harus membayar ganti rugi sebesar sepuluh Triliun, gimana?" tanya Ricko percaya diri kalau idenya memang briliant.

Ricko tau Andra pernah terluka karena cinta, wanita yang dicintainya hanya menginginkan kekayaan saja.

Beberapa tahun lalu Andra sempat terpuruk karena wanita itu membawa hampir seluruh harta peninggalan Sonny Gunadhya.

Rasa sakit yang berubah benci dan dendam malah membuatnya bangkit untuk merintis perusahaan hingga lebih besar dan sukses seperti sekarang namun karena hal itu juga Andra menjadi dingin dan tidak pernah tertarik lagi dengan makhluk bernama wanita.

"Nanti lah gue pikirin dulu,” jawab Andra malas-malasan.

Tidak lama suara lembut seorang perempuan mengalihkan perhatian keduanya.

"Hai ... hai Kak Ricko, apa kabar?" sapa gadis cantik bertubuh mungil bersuara manja.

Ternyata itu Weny bersama dua orang sahabat perempuannya yang tidak kalah cantik menghampiri meja Ricko dan Andra.

Mereka bertiga adalah anak dari para bos besar perusahaan di Indonesia yang hobbynya menghabiskan uang orang tua di nightclub.

Dan entah kenapa sedikit pun Andra tidak tertarik pada mereka, pria dengan pundak lebar itu hanya diam sambil memainkan telepon genggamnya.

"Baik ..., " jawab Ricko. “Kamu apa kabar cantik?" imbuhnya lagi balas menyapa.

“Baik donk,” jawab Weny tapi matanya menatap Andra.

"Kak Andra kok diam aja? Lagi ada masalah kerjaan ya?" Weny bertanya.

"Bukan, Kak Andra lagi bingung cari cewek untuk di jadiin istri," sela Ricko menjadikan masalah Andra sebagai candaan.

"Ayo Ndra, pilih salah satu," kata Ricko menunjuk ketiga gadis yang masih berdiri di samping meja mereka.

Sontak Andra melototkan mata seolah ingin menerkam Ricko hidup-hidup sedangkan Weny tampak antusias melupakan harga dirinya.

Dia percaya dengan ucapan Ricko padahal Ricko hanya ingin mencairkan suasana dengan kelakarnya karena tahu Weny beserta dua sahabatnya bukan kriteria perempuan yang sedang mereka cari.

"Kita semua disini lajang loh Kak Andra, termasuk aku. Apa perlu kita kencan dulu untuk mengenal satu sama lain?" Weny menawarkan bersama asa yang melambung tinggi.

Andra membalas dengan senyum kecut membuat Weny yang sudah menyukai Andra dari dulu jadi kecewa.

Weny dan kedua sahabatnya didatangi seorang petugas yang mengatakan kalau meja mereka sudah siap.

Ketiga gadis cantik itu lantas pergi meninggalkan Ricko dan Andra setelah sebelumnya Weny sempat berbasa-basi dengan Ricko.

Hampir dini hari Andra dan Ricko pun akhirnya pulang, Ricko akan mengantar Andra ke rumahnya di kawasan Elite di Jakarta Selatan.

Tapi sebelumnya dua pria tampan itu mampir di sebuah minimarket untuk membeli air mineral.

Andra lupa, dia jarang membawa uang cash dengan malas dia melangkahkan kaki menuju atm disamping minimarket tapi sialnya dia juga lupa pin ATM sehingga ATMnya tertelan mesin tersebut.

"Kalau gesek kartu kredit hanya beberapa ribu rupiah kan konyol." Andra membatin.

Akhirnya Andra kembali ke mobil menemui Ricko.

"Ko ... ada receh? gue enggak bawa uang cash, ATM gue ketelen tadi lupa pin!" Andra menggaruk kepalanya merasa bodoh.

"Yaaaa … masa Presdir lupa pin ATM," ledek Ricko seraya memberikan beberapa puluh ribu rupiah kepada Andra.

Andra menutup pintu kencang sebagai balasan ledekan Ricko membuat pria itu berjengit.

“Sialan si Gunung Es!” Ricko mengumpat.

Setelah membeli air mineral mereka melanjutkan perjalanan pulang.

Sesampainya di rumah, security membuka pagar rumah peninggalan orang tua Andra yang mewah dan megah.

Rumah berlantai dua dengan cat putih bersih mendominasi, terdapat jendela-jendela kaca yang besar di bagian depan dan samping rumah tersebut.

Kolam renang dibagian belakang dan ada kolam ikan juga di halaman bagian kirinya yang luas.

Dibagian depannya terdapat garasi luas berisi deretan mobil mewah dan motor sport koleksi Andra.

"Ndra, pertimbangkan aja dulu permintaan om dan tante juga Ide gue tadi ya! Kan enggak ada salah nya ... kalau lo bangkrut gue gimana Ndra? Cicilan mobil sport gue belum lunas.” Ricko membujuk disertai kelakar.

"Berisik ah, lo tuh kaya emak-emak komplek ya cerewet banget,” ketus Andra saat keluar dari mobil Ricko yang dibalas kekehan oleh sang sahabat.

Setelah melihat Andra menghilang dibalik pintu besar bercat putih, Ricko pun menginjak pedal gas menuju apartemen miliknya.

Andra masuk ke dalam rumah di sambut asisten rumah tangga yang terlihat seperti bangun tidur, pasti sebelumnya security dari pos depan menelepon paviliun dimana para asisten tinggal untuk mengabarkan kalau dan tuan muda sudah tiba agar mereka segera membukakan pintu dan selanjutnya menunggu perintah bila sang tuan muda membutuhkan sesuatu.

Andra naik ke kamarnya tanpa sepatah kata pun kepada sang asisten rumah tangga, semua penghuni rumah itu sudah terbiasa dengan sikap dingin Andra.

Setelah membersihkan tubuh dan berganti pakaian, Andra menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

Pekerjaan dan permintaan om Salim hari ini cukup membuat pikirannya lelah.

Tidak menunggu lama dengan mudahnya Andra memasuki alam mimpi yang dalam dan tenang.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
YOSI TAEF
alur cerita begitu bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0005

    "Selamat Pagi Pak Rahmat...," sapa Rena kepada Satpam kantornya. Setiap pagi Rena selalu menyapa teman kantornya tanpa terkecuali sekuriti, gadis itu tidak pernah membeda-bedakan status seseorang dan selalu ramah pada semua karyawan di sana. "Pagi juga Bu Rena..., " jawab Pak Rahmat, sedikit membu

    Last Updated : 2024-02-05
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0006

    Jam menunjukan pukul dua siang saat Rena bangun dari mimpi indahnya. Kepalanya terasa berat dan berdenyut kencang karena tadi malam Rena baru sampai di kossan pukul tiga dini hari. Di hari pertama bekerja, Rena berinisiatif ikut membantu membereskan Restoran walau bukan tugasnya dan tidak ada yang

    Last Updated : 2024-02-19
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0007

    Rena menatap telepon genggamnya, "Yaaa … di-cancel," gumamnya yang terdengar oleh Andra dan Ricko. "Kamu lagi nunggu ojeg online? " tanya Ricko kembali menoleh kepada Rena setelah Andra tidak memberikan jawaban apapun atas tatapan pertanyaannya. "Iya tapi di cancel ... aku harus pesen lagi! Pak R

    Last Updated : 2024-02-20
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0008

    Ponsel Rena terus bergetar dan sudah ada dua puluh enam panggilan tak terjawab, tapi Rena masih asik dengan mimpinya. Pasalnya Rena baru bisa memejamkan mata pada pukul empat subuh, gadis cantik itu lupa mengubah mode bunyi dari mode getar di telepon genggam. Sampai akhirnya telepon genggam itu ja

    Last Updated : 2024-02-21
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0009

    Tiba-tiba tangis Rena mereda karena tersadar kalau Ricko dan Andra sedang memperhatikannya dengan ekspresi bingung dan penuh khawatir. Selama Rena menangis, kedua pria tampan itu hanya bisa saling tatap tanpa bisa berkata-kata. "Maaf ... Pak Ricko, harus melihat saya seperti ini.” Suara Rena terde

    Last Updated : 2024-02-22
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0010

    Setelah mengantar tante Mery pulang ke rumahnya, Andra dan Ricko pamit untuk pergi ketempat Gym. Mobil mereka meluncur membelah jalanan Ibu Kota Jakarta yang sedikit lenggang di hari Minggu. Andra hanya terdiam, tatapan matanya fokus kedepan, mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang meski

    Last Updated : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0011

    "Ada apa Rena? Kamu enggak apa-apa, kan?" Mia balik bertanya dengan nada cemas. "Mia, dua hari aku begadang … badan aku demam dan menggigil mungkin karena enggak terbiasa pulang pagi, bisa kamu gantikan aku menjadi resepsionis malam ini aja di Restoran? Nanti semua uang gaji selama tiga hari boleh

    Last Updated : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0012

    Setelah Brifing pagi, Rena kembali kemejanya dan bersiap untuk melakukan pelayanan. seperti hari-hari sebelumnya, Rena berjuang untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan membahagiakan kedua orang tua juga adik-adiknya. Hanya keluarganya yang ada dipikiran Rena, tidak pernah muluk keinginan gadi

    Last Updated : 2024-02-23

Latest chapter

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0438

    Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0437

    “Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0436

    Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0435

    Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0434

    “Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0433

    Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0432

    “Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0431

    Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0430

    “Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status