Share

Bab 0003

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-02-05 09:43:24

“Mah ... Telepon Andra sama Ricko, ajak mereka makan malam di sini, ada yang mau Papa bicarakan sama mereka,” pinta Salim lembut kepada sang istri yang sedang bersamanya duduk di teras samping sambil meminun secangkir wedang jahe.

"Kenapa enggak Papa aja? Berantem lagi sama Andra?" Mery memicingkan matanya penuh selidik, pasalnya sang suami sering beradu argumen dengan keponakannya itu mengenai bisnis walau sekarang Andra telah mandiri membangun bisnisnya kembali dari nol.

Salim mengembalikan pandangannya ke depan dengan raut sendu.

"Pa... Andra itu sudah dewasa enggak bisa Papa atur paling Papa kasih saran, biar dia yang menentukan, Papa jangan paksa-paksa nanti dia enggak mau ketemu kita,” tambahnya lagi memberi saran.

Salim Gunadhya adalah adik dari Sonny Gunadhya-ayah kandung Andra, setelah kedua orang tua Andra meninggal, Salim dan Mery lah yang merawat Andra dan mengajarkan bisnis kepadanya.

Mery tidak bisa mempunyai anak sehingga Mery dan Salim sangat menyayangi Andra seperti anak mereka sendiri.

Mery meraih telepon genggam miliknya dari atas meja untuk menghubungi Andra.

"Hallo Andra sayang ….” Panggilan Mery langsung mendapat jawaban.

“Hari ini makan malam di rumah Tante ya! Jangan lupa ajak Ricko ... Tante kangen banget sama kalian berdua.” Mery berujar dengan nada manja.

"Oke Tante... Nanti Andra kesana sama Ricko,” sahut Andra datar kemudian memutuskan sambungan teleponnya lebih dulu.

Setelahnya Tante Merry menyimpan ponsel pintar tersebut diatas meja.

“Dingin sedingin gunung es.” Mery mengeluhkan sikap Andra sambil bangkit dari kursi.

"Mau kemana, Ma?" tanya Salim melantangkan suara.

"Masak!! Anak kesayanganku mau datang!" sahut Mery sedikit berteriak dari dalam rumah karena langkahnya sudah hampir tiba di dapur.

Beberapa jam kemudian terdengar suara bel pintu depan rumah berbunyi.

Ting …

Tong...

"Bi, tolong bukain pintu …,” titah Tante Mery yang saat ini sedang sibuk dengan spatula dan wajan.

"Baik Bu," kata Bi Inah, bergegas berlari menuju ruang tamu.

"Apa kabar Bi Inah sayang?" sapa Ricko memeluk Bi Inah dari samping dan wanita paruh baya itu meronta.

"Aduuuh... Tuan muda Ricko jangan kaya gini ah, Bibi jadi enggak enak hati." Bi Inah meronta melepas tangan Ricko dengan wajah merah padam.

Bi Inah selalu saja menjadi objek kejahilan Ricko bila pria itu berkunjung ke sini, tak heran Ricko bersikap seperti itu karena merasa bi Inah ikut andil dalam mengurusnya ketika dia kecil.

Ricko hanya tergelak melihat tingkah bi Inah, sedangkan Andra yang merasa risih melihat kelakuan Ricko lebih memilih terus melangkah masuk lebih dalam munuju ruang keluarga.

"Apa Kabar Om?” sapa Andra sekenanya begitu melihat Salim sedang sibuk mematuti layar MacBook diruang keluarga.

"Oh baik, kamu akhirnya datang … masih inget Om ya?" saut Salim bersarkasme.

Andra berlalu ke dapur mencari tantenya tanpa memperdulikan provokasi Salim, dia pikir percuma melawan orang tua.

"Halo Tante .…” Andra memeluk Tante kesayangannya lantas mencium kening beliau lembut.

Wanita sosialita yang memiliki wajah judes itu sebenarnya memiliki hati yang baik dan tulus walau sedikit cerewet, tapi Andra menyayanginya.

"Halo Sayang ... Kenapa udah lama enggak mampir kesini? Tante kangen kamu .…” Tante Mery berujar bersama pendar sendu di mata.

"Andra sibuk Tante ... Maaf ya." Andra menjawab datar, meraih sendok untuk mencicipi masakan Mery lalu duduk di kursi meja makan.

Bersamaan dengan itu Salim dan Ricko beriringan masuk ke ruang makan untuk makan malam bersama.

Sambil makan malam, mereka berbincang-bincang bertukar pikiran mengenai bisnis dan perusahaan namun Andra memilih mendengarkan dalam diam, Ricko yang banyak bicara.

Bila diperhatikan, Ricko lebih seperti keponakan Salim dan Mery, tapi sebetulnya Ricko hanya anak dari supir ayah Sonny yang sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga Gunadhya semenjak ayah Ricko meninggal karena kecelakaan mobil.

Setelah makan malam, mereka duduk di taman belakang yang menyajikan pemandangan kolam ikan ditemani kue buatan Mery.

Taman yang luas dengan kolam ikan Koi yang besar itu memiliki beragam tanaman yang indah hingga terdapat pepohonan yang rindang membuat mereka betah berlama-lama disana.

"Andra, kemarin Om meeting dengan para klien, dan mereka menginginkan kamu segera menikah, karena kamu adalah pimpinan tertinggi AG Group, mereka beranggapan kalau kamu sukses memimpin keluarga maka kamu juga pasti sukses memimpin perusahaan. Mereka tidak mau melihat klien bisnisnya yang masih lajang pergi ke night club, mabuk- mabukan dan main perempuan enggak jelas ...." Salim menjeda kalimatnya sambil membenarkan posisi kacamata.

Sementara itu tegas Andra langsung mengetat karena tidak suka mendengar ucapan Salim.

"Cari lah istri, Nak … Om dan Tante pun ingin segera mempunyai menantu, sudah saatnya kamu menikah,” imbuh Salim dengan nada rendah.

Dalam hati Salim tidak ingin Andra membencinya karena berani mengatur tapi Salim hanya ingin yang terbaik untuk Andra.

"Apa hubungannya kehidupan pribadi Andra dengan kinerja Andra Om? Andra yang merintis bisnis ini dari nol lagi dan dalam tujuh tahun bisa berkembang hampir menyamai keberhasilan perusahan milik Om … sudah banyak klien yang puas dengan kinerja Andra, jika mereka tidak suka Andra yang memimpin perusahaan suruh mereka cari perusahaan lain saja untuk menjadi rekan bisnisnya!" Andra berseru penuh penekanan.

Salim dan Mery serta Ricko terkesiap tidak percaya Andra akan berkata seperti itu, Salim beranjak dari duduknya lantas pergi masuk ke dalam rumah.

Pria paruh baya yang hampir seluruh rambutnya memutih itu tidak mau melanjutkan pembicaraan karena tau Andra adalah anak keras kepala.

Di Umurnya yang sudah tua, Salim tidak ingin mendengar perkataan yang menyakiti hatinya.

Masih di taman itu, Mery meraih kemudian menggenggam tangan Andra.

"Andra sayang, om hanya ingin yang terbaik buat kamu ... dan om juga tau apa yang terbaik untuk kamu, kita ini adalah orang tua yang sudah lanjut usia, mungkin besok atau lusa kita meninggal semua kekayaan ini juga menjadi milik kamu, sayang ... jadi kita sedang mempersiapkan kamu untuk menjalankan dan menghadapi semuanya, tolonglah pertimbangkan permintaan om mu itu,” tutur Mery menatap penuh permohonan.

"Lagian yang main perempuan itu aku loh Tante … bukan Andra, Andra hanya ikut-ikutan aja," aku Ricko lalu tergelak menghangatkan suasana.

"Dasar kamu ya! Kamu juga kapan mau nikah? Keburu tua nanti enggak laku loh," ledek Mery disusul tawa renyah.

Mereka masih berbincang hingga beberapa menit kemudian Mery mengalihkan pembicaraan tidak ingin terlalu menekan keponakannya

Padahal Andra diam tampak termenung karena sedang mencerna perkataan om dan tantenya.

Setelah mereka puas berbincang-bincang, Andra dan Ricko pamit.

Dua pria bertubuh atletis itu pulang menggunakan mobil Ricko setelah sebelumnya Mery mengantar mereka hingga halaman depan.
Comments (2)
goodnovel comment avatar
tri hi
bagus sih cuma byr y jg lumayan mahal...
goodnovel comment avatar
Rahmawati Adja
keren banget novelnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0004

    "Ndra … masih sore, kita clubbing yuk! Gue janjian sama Weny disana!" Ricko memelaskan wajah berharap sang sahabat mau menemaninya. "Terserah lo lah!” sahut Andra ketus. Dengan hati riang gembira Ricko memutar kemudi menuju sebuah night club termewah di Jakarta. Tidak lama mereka pun sampai disam

    Last Updated : 2024-02-05
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0005

    "Selamat Pagi Pak Rahmat...," sapa Rena kepada Satpam kantornya. Setiap pagi Rena selalu menyapa teman kantornya tanpa terkecuali sekuriti, gadis itu tidak pernah membeda-bedakan status seseorang dan selalu ramah pada semua karyawan di sana. "Pagi juga Bu Rena..., " jawab Pak Rahmat, sedikit membu

    Last Updated : 2024-02-05
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0006

    Jam menunjukan pukul dua siang saat Rena bangun dari mimpi indahnya. Kepalanya terasa berat dan berdenyut kencang karena tadi malam Rena baru sampai di kossan pukul tiga dini hari. Di hari pertama bekerja, Rena berinisiatif ikut membantu membereskan Restoran walau bukan tugasnya dan tidak ada yang

    Last Updated : 2024-02-19
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0007

    Rena menatap telepon genggamnya, "Yaaa … di-cancel," gumamnya yang terdengar oleh Andra dan Ricko. "Kamu lagi nunggu ojeg online? " tanya Ricko kembali menoleh kepada Rena setelah Andra tidak memberikan jawaban apapun atas tatapan pertanyaannya. "Iya tapi di cancel ... aku harus pesen lagi! Pak R

    Last Updated : 2024-02-20
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0008

    Ponsel Rena terus bergetar dan sudah ada dua puluh enam panggilan tak terjawab, tapi Rena masih asik dengan mimpinya. Pasalnya Rena baru bisa memejamkan mata pada pukul empat subuh, gadis cantik itu lupa mengubah mode bunyi dari mode getar di telepon genggam. Sampai akhirnya telepon genggam itu ja

    Last Updated : 2024-02-21
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0009

    Tiba-tiba tangis Rena mereda karena tersadar kalau Ricko dan Andra sedang memperhatikannya dengan ekspresi bingung dan penuh khawatir. Selama Rena menangis, kedua pria tampan itu hanya bisa saling tatap tanpa bisa berkata-kata. "Maaf ... Pak Ricko, harus melihat saya seperti ini.” Suara Rena terde

    Last Updated : 2024-02-22
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0010

    Setelah mengantar tante Mery pulang ke rumahnya, Andra dan Ricko pamit untuk pergi ketempat Gym. Mobil mereka meluncur membelah jalanan Ibu Kota Jakarta yang sedikit lenggang di hari Minggu. Andra hanya terdiam, tatapan matanya fokus kedepan, mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang meski

    Last Updated : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0011

    "Ada apa Rena? Kamu enggak apa-apa, kan?" Mia balik bertanya dengan nada cemas. "Mia, dua hari aku begadang … badan aku demam dan menggigil mungkin karena enggak terbiasa pulang pagi, bisa kamu gantikan aku menjadi resepsionis malam ini aja di Restoran? Nanti semua uang gaji selama tiga hari boleh

    Last Updated : 2024-02-23

Latest chapter

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0438

    Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0437

    “Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0436

    Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0435

    Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0434

    “Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0433

    Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0432

    “Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0431

    Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0430

    “Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status