Setelah Brifing pagi, Rena kembali kemejanya dan bersiap untuk melakukan pelayanan. seperti hari-hari sebelumnya, Rena berjuang untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan membahagiakan kedua orang tua juga adik-adiknya. Hanya keluarganya yang ada dipikiran Rena, tidak pernah muluk keinginan gadi
Tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di kantor om Bimo, tadi malam Ricko dan Andra sudah berbicara dengan om Bimo melalui sambungan telepon membahas masalah kontrak pernikahan Andra dengan Rena sekaligus melakukan janji pertemuan untuk hari ini. Beberapa saat kemudian mereka tiba di kantor Om B
Setelah menurunkan Rena di pinggir jalan, Ricko bergegas kembali ke kantor untuk melaporkan hasil pertemuannya tadi dengan om Bimo dan Rena kepada Andra. Sepanjang jalan bibirnya seperti lupa bagaimana caranya berhenti tersenyum. Ricko yakin Rena bisa meluluhkan hati Andra karena sesungguhnya Rena
*Café Milan Jam menunjukan pukul tujuh, Ricko dan Andra sudah beberapa menit menunggu dan Andra mulai merasa kesal karena Rena masih belum terlihat batang hidungnya. Duduknya mulai gelisah karena tidak terbiasa menunggu. "Kemana perempuan itu?!" Andra bergumam raut masam. "Sebentaaaar ... kantor
Malam itu Rena kembali diantar pulang oleh Andra dan Ricko, sesampainya di depan gang kosan, Andra memarkirkan mobil untuk menurunkan Rena. "Terimakasih Pak Andra ... Terimakasih Pak Ricko,” ucap Rena sembari membuka pintu mobil lantas turun sebelum mendengar sahutan kedua pria tampan yang duduk di
"Kenapa Rena harus sekhawatir ini? malah ingin mengorbankan diri nganter gue ke depan jalan? Laaah, terus dia gimana pulangnya? Kocak memang ini cewek.” Andra membatin sambil menatap manik Rena dalam. Terpancar jutaan khawatir di manik mata indah milik Rena juga dahi yang mengkerut menandakan gadis
Tok... Tok... Ceklek Santi-sekretaris Andra masuk sembari berjalan melenggak lenggokan tubuhnya menghampiri Andra berharap bos tampannya itu akan tergoda oleh kemolekan tubuhnya yang seksi. "Ini dokumen yang Bapak minta dan Ini yang harus Bapak tanda tangani. Saya juga sudah melakukan pesan Bapa
"Bu Rena ada yang cari!” Pak Rahmat berseru dari ambang pintu kaca. Rena dan Mia sontak menoleh ke sana dan sudah bisa dipastikan siapa yang mencari Rena. Siapa lagi kalau bukan calon suami pura- puranya. "Terimakasih, Pak!” Rena menyahut. “Aku pulang duluan ya Miaku sayang." Rena mengecup pipi M