"Kenapa Rena harus sekhawatir ini? malah ingin mengorbankan diri nganter gue ke depan jalan? Laaah, terus dia gimana pulangnya? Kocak memang ini cewek.” Andra membatin sambil menatap manik Rena dalam. Terpancar jutaan khawatir di manik mata indah milik Rena juga dahi yang mengkerut menandakan gadis
Tok... Tok... Ceklek Santi-sekretaris Andra masuk sembari berjalan melenggak lenggokan tubuhnya menghampiri Andra berharap bos tampannya itu akan tergoda oleh kemolekan tubuhnya yang seksi. "Ini dokumen yang Bapak minta dan Ini yang harus Bapak tanda tangani. Saya juga sudah melakukan pesan Bapa
"Bu Rena ada yang cari!” Pak Rahmat berseru dari ambang pintu kaca. Rena dan Mia sontak menoleh ke sana dan sudah bisa dipastikan siapa yang mencari Rena. Siapa lagi kalau bukan calon suami pura- puranya. "Terimakasih, Pak!” Rena menyahut. “Aku pulang duluan ya Miaku sayang." Rena mengecup pipi M
Andra mengangkat tangan meminta pelayan membawa bill lantas memberikan kartunya tanpa melihat berapa yang harus dia bayar. Pelayan pergi lalu kembali membawa mesin EDC. Setelah membayar tagihan makan malam di kencan pertama ini, Andra bangkit dari kursi lantas mengulurkan tangan ke arah Rena. Ren
Nafas Andra terembus lega, masalah yang terbentur waktu untuk perkenalan keluarga telah mendapat solusi. *** Andra dan Santi sedang berdiskusi serius di ruangan Andra lalu beberapa menit kemudian Ricko masuk ke ruangan itu membawa rasa ingin tahu yang besar tentang kencan Andra dan Rena kemarin.
Hari Jum'at antrian Teller dan Customer Service sangat panjang, selalu seperti itu karena sabtu dan minggu Bank akan tutup. Antrian masih membludak hingga lewat jam tutup cabang, Rena mulai gelisah karena khawatir akan kehabisan tiket untuk pulang ke Bandung. Berkali-kali dia melirik arloji di tan
Sesaat Rena menatap Andra tak percaya setelah insiden tamparan barusan—Andra masih memperdulikannya. Tangan Rena terulur perlahan menerima kantong keresek putih lalu menyimpannya di atas pangkuan. "Makasih ya Mas ... maaf ya yang tadi, aku enggak sengaja,” ucap Rena tulus. "Memang tadi kenapa?" t
Pagi sekali Rena sudah bangun dan sibuk di dapur memasak sarapan untuk keluarganya, bakat memasak yang dimiliki Rena menurun dari ibu Susi. "Hem ... harum … masak apa, Kak?" tanya Amalia begitu sosoknya sampai di dapur. "Masak kesukaannya bapak ... biar bapak cepet sembuh. Kamu beresin meja ya! Te