Pagi sekali Rena sudah bangun dan sibuk di dapur memasak sarapan untuk keluarganya, bakat memasak yang dimiliki Rena menurun dari ibu Susi. "Hem ... harum … masak apa, Kak?" tanya Amalia begitu sosoknya sampai di dapur. "Masak kesukaannya bapak ... biar bapak cepet sembuh. Kamu beresin meja ya! Te
Hari sabtu Bandung selalu dipadati dengan kendaraan berplat B belum lagi kendaraan dari berbagai daerah di sekitar Kota Bandung seolah berlomba mencari hiburan atau ketenangan di kota sejuk yang terkenal dengan kuliner dan tempat wisata berudara dingin itu. Beberapa kali Andra membunyikan klakson m
"Bukan untuk sekarang ... tapi untuk minggu depan acara ulang tahun Whenny,” jawab Andra tanpa menatap Rena, karena kini pria dingin itu sibuk dengan smartphone-nya. "Whenny, cewek sombong yang ketemu di restoran waktu itu? Enggak ah ... aku enggak mau datang, malu ... aku enggak biasa datang ke ac
"Rena ... Om tinggal sebentar ya. “ Om Salim kemudian menatap Andra. “Ajak Rena mencicipi makanan,” kata om Salim kepada keponakannya. Beliau pergi setelah mendapat senyum manis dan anggukan kepala samar dari Andra. Tante Mery masih memindai Rena mencari-cari kekurangan fisik dari kekasih sang kep
Jalanan di daerah Dago-Bandung dipadati oleh muda-mudi yang sedang menikmati malam minggu bersama kekasih atau sahabat, berjejer tenda-tenda kuliner di sepanjang trotoar membuat para pejalan kaki harus turun ke jalan menambah kepadatan di jalan raya membuat mobil yang Andra dan Rena tumpangi hampir
Tangannya terjulur mengambil keripik dalam bungkusan yang sudah Andra buka, sambil mengamati para pejalan kaki yang lalu lalang juga mobil-mobil yang bergerak seperti siput yang sedang malas. Cahaya lampu LED di minimarket tersebut memantul di bola mata Rena yang jernih, mata dengan bulu mata lebat
"Ada apa Ma? Kok mukanya cemberut gitu?" Om Salim bertanya lantas menyeruput kopinya dalam cangkir, beliau mengambil satu keping kue ibunya Rena yang disajikan asisten rumah tangga di atas meja. Tante Mery menghela napas panjang sebelum akhirnya bicara, "Mama enggak suka sama calon istrinya Andra .
"Rena ... ayo masuk!” Nada suaranya terdengar memerintah. "Hah? Tante Mery?” Rena panik, sumpah demi apapun Rena masih trauma berhadapan dengan tante sosialita yang masih terlihat cantik walau diusianya yang tidak lagi muda itu, tapi Rena tidak bisa menolak ajakan beliau, tidak mungkin dia kabur be
Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re
“Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak
Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d
Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S
“Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me
Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu
“Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang
Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi
“Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline