Share

Bab 0009

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-22 19:42:38

Tiba-tiba tangis Rena mereda karena tersadar kalau Ricko dan Andra sedang memperhatikannya dengan ekspresi bingung dan penuh khawatir.

Selama Rena menangis, kedua pria tampan itu hanya bisa saling tatap tanpa bisa berkata-kata.

"Maaf ... Pak Ricko, harus melihat saya seperti ini.” Suara Rena terdengar serak setelah menangis.

"Ya udah … kita ngobrol di cafe sana," ajak Ricko sembari membantu Rena bangkit dari kursi taman.

Andra beranjak dari duduknya dan pergi menuju Cafe mendahului Rena dan Ricko.

Sampai di sana mereka duduk di kursi meja yang kosong.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Ricko sambil memberikan buku menu kepada Rena.

"Saya air mineral aja, Pak...," jawab Rena cepat.

"Kenapa hanya air mineral? kita makan siang saja sekalian,” kata Ricko mencoba menenangkan gadis cantik yang sedang bersedih itu.

"Enggak bisa Pak, saya buru-buru! Saya harus mencari pak Imam petugas donor di Rumah Sakit ini," tolak Rena seraya beranjak dari duduknya, baru teringat tujuan utamanya berada disini.

Ricko menahan Rena dengan menarik tangannya dan meminta gadis itu untuk duduk kembali.

"Donor? Kamu mau donor atau gimana? Coba ceritakan dulu ada apa sebenarnya?” Ricko akan terus memaksa sebelum mendapat penjelasan dari Rena.

"Tadi adik saya telepon dari Bandung, katanya bapak masuk ICU karena jantungnya anfal dan harus segera di operasi, membutuhkan biaya seratus juta tapi lima puluh jutanya harus dibayarkan dulu untuk jaminan saat ini juga, jadi saya berpikir untuk menjual ginjal saya agar bapak bisa operasi secepatnya," tutur Rena dengan suara berat seraya mengusap air mata di pipinya yang tidak bisa berhenti mengalir.

Andra dan Ricko saling pandang dengan ekspresi wajah kedua pemuda tampan itu terkejut tapi juga tak kuat menahan tawa.

"Apa kamu pikir segampang itu menjual ginjal? Terus jualnya di Rumah Sakit lagi.” Ricko berucap sambil menahan tawa.

"Semangatnya sie oke tapi otaknya enggak dipake,” batin Andra yang juga setengah mati menahan tawa.

"Lalu harus bagaimana?" Tanya Rena polos.

Andra menggelengkan kepala kemudian mengalihkan pandangannya dengan bibir sedikit melengkung masih menahan tawa.

Rena merasa Andra dan Ricko sedang meledeknya jadi dia pun tidak dapat menunjukkan ekspresi masam, mengerucutkan bibir dengan wajah ditekuk.

"Malah ngetawain, ya kali kamu orang kaya, mau apa tinggal menjentikan jari ... sedangkan aku mau beli makan juga harus mikir?!" gerutu Rena dalam hati.

"Udah lah , enggak usah membahas ginjal! Lagian kenapa kamu enggak telepon aku dan meneriama Kawin Kontrak ini, Rena? Kenapa kamu harus mengorbankan ginjal kamu? Kamu enggak perlu khawatir masalah uang lagi kalau menerima Kawin Kontrak ini,” ujar Ricko gemas dengan kebodohan gadis berponi didepannya ini.

Andra hanya diam saja tidak membantah semua perkataan Ricko.

Sesungguhnya Andrad merasa iba, sebetulnya bisa saja meminjamkan uangnya tapi diad juga butuh orang untuk menjadi istri pura-puranya dan melihat kepribadian Rena, ia berpikir kalau Rena termasuk gadis yang bisa diperhitungkan.

"Kenapa kamu enggak pinjam uang ke Bank tempat kamu bekerja?” Andra akhirnya buka suara sambil melipat tangannya di dada.

"Gaji saya masih kecil Pak, hanya cukup untuk biaya hidup di Jakarta dan sebagian untuk di kirim ke keluarga di Bandung, malah itu pun masih kurang jika bapak kambuh sakit jantungnya atau adik harus bayar kuliah." jawab Rena lirih dengan tatapan nanar dan kedua tangannya saling meremat di atas meja.

"Kalo begitu kamu terima ya tawaran ini, sekarang juga kita bisa transfer seratus juta ke keluarga kamu di Bandung." Ricko serius dengan perkataannya karena dia merasa iba dengan keadaan Rena.

Dia tidak pernah tau jika seseorang bisa mengalami keadaan sulit seperti ini.

Ricko dibesarkan oleh Tante Mery dan Om Salim dengan berlimpah materi sehingga tidak pernah merasakan sekali pun yang namanya kesulitan uang.

Rena menatap Andra dalam, ragu dengan tawaran Ricko karena seperti yang sudah dia katakan bahwa kastanya sangat jauh berbeda dengan Andra dan apakah orang tua Andra akan menyetujui pernikahan ini?

Apakah orang tua Andra juga tau mengenai Kawin Kontrak ini dan membiarkan anaknya mencari istri kontrak?

Benak Rena dipenuhi dengan ribuan pertanyaan membuat kepalanya pening.

Gadis cantik yang malah semakin cantik saat sedang menangis karena hidungnya memerah pun menghela nafas, kemudian menunduk menatap sneaker belel yang ia kenakan lantas mendongak menatap Andra.

"Ya Tuhan aku akan menikahi pria tampan nan kaya raya ini? Tapi apa aku pantas untuknya? Apa wanita sejagat Indonesia enggak akan mengutuk aku?" Rena membatin.

Andra mengalihkan pandangannya yang sebelumnya sedang menatap Rena. Wajah tanpa ekspresi itu membuat Rena enggan menerima tawaran Ricko.

"Isshh ... Aku juga harus bertahan selama lima tahun dengan pria dingin sedingin gunung es ini?" gerutu Rena dalam hati.

Tapi hanya ini jalan yang bisa dia tempuh dan dengan sangat terpaksa Rena menganggukkan kepalanya pelan.

Telepon genggam Rena berdering, dia segera menggeser tombol hijau dilayar ponselnya.

"Kaaaaak, gimana?" Tanya lia begitu panggilan itu tersambung.

Suara panik di sebrang telepon kini menguatkan keputusan Rena untuk menerima tawaran Ricko.

"Iya De, sekarang Kaka transfer uangnya" balas Rena panik

Teriakan Amelia disebrang telepon sana masih bisa terdengar oleh Andra dan Ricko.

"Berapa nomor rekeningnya?" tanya Andra dengan ponsel ditangannya siap mengetik. Pertanyaan itu spontan mengalir begitu saja dari bibir tipisnya.

Ricko terkejut tidak percaya mendengar pertanyaan Andra yang ditujukan kepada Rena.

"Berarti Andra setuju dengan Kawin Kontrak ini.” Ricko menduga di dalam hatinya.

Rena memberikan nomor rekening Amelia diikuti jempol Andra yang mengetik nomor rekening Lia di aplikasi Online Bank rekeningnya.

TRANSFER BERHASIL

Andra memperlihatkan layar ponselnya kepada Rena.

"Done ya! 100juta," kata Andra tanpa ekspresi.

"Terimakasih, Pak Andra …,” balas Rena cepat dan kini sesuatu tak kasat mata yang menghimpit dada dan membuat Rena sesak seolah menghilang, ia sudah bisa bernafas dengan lega.

Rena bergegas menelepon Amelia kembali guna mengabarkan jika dirinya sudah mentransfer uang untuk operasi Bapak.

Disaat yang bersamaan telepon Andra pun berdering.

"Haloo Tante .…” Andra menjawab panggilan telepon tersebut.

"Sayang ... Tante udah selesai diperiksa dokter ayo kita pulang, biar obatnya di antar ke rumah aja oleh petugas rumah sakit, Tante tunggu di lobi ya sayang," ucap Tante Mery dari ujung panggilan telepon.

"Tante udah selesai, kita antar Tante pulang dulu.” Andra memberikan instruksi kepada Ricko sambil berlalu.

Baru beberapa langkah Andra membalikan tubuhnya, kemudian mencondongkan tubuh tegapnya ke arah Rena yang lebih pendek darinya.

Rena bisa merasakan harum nafas mint Andra menyentuh wajahnya jangan lupakan wangi woody dan musk dari parfum masculin pria tampan itu berhasil membuat jantung Rena salah tingkah.

"Berikan nomor telepon kamus ama Ricko, besok Ricko yang menghubungi kamu untuk bertemu dengan Pengacara untuk tanda tangan kontrak,” titah Andra dengan tatapan tajam seolah menagih hutang seratus juta tadi kemudian berlalu menuju Lift.

Mendapat serangan mendadak seperti itu membuat Rena hanya bisa mengedipkan matanya berkali-kali, teggorokannya tercekat bahkan lidah pun bekerjasama untuk bungkam.

"Sabar ya Rena ... semoga operasi bapak kamu lancar dan lekas pulih, sekarang kamu enggak perlu khawatir lagi ... dan tolong ketikan nomor ponsel kamu di sini,” pinta Ricko seraya memberikan benda pipih berwarna silver ditangannya kepada Rena.

Tanpa berkata apapun Rena mengetikan nomor ponselnya di layar ponsel milik Ricko.

"Oke Nona manis, jangan bersedih lagi ya! Sekarang pulang lah ke kosan dan malam ini jangan bekerja lagi di Restoran itu karena kamu sudah menjadi milik Andra." Ricko mengambil kembali ponselnya lantas berlalu sambil tersenyum.

Deg.

MILIK ANDRA

"Apa maksudnya? memangnya aku barang?" gumam Rena, bergidik ngeri.

"Ya udah lah yang penting bapak bisa langsung dioperasi.” Rena menghembuskan nafas lega.

Gadis itu pulang ke kosannya dengan tenang, tak menyangka satu masalahnya selesai meskipun masalah baru telah menanti di depan.

Dalam perjalanan kembali ke kosan Rena kembali termenung, masih ada sesuatu yang mengganjal dihatinya.

Rena memikirkan tentang kewajibannya yang harus menikah dengan Andra, pria dingin tanpa ekspresi yang sepertinya tidak menyukainya sama sekali.

Lalu bagaimana cara menyampaikan kepada bapak, ibu serta adik-adiknya kalau dia akan menikah?

Sedangkan mereka tahu, pacar saja Rena tidak punya.

"Oke, aku hanya akan pura-pura menikah, tapi apakah akan tinggal satu rumah? Satu kamar? atau bahkan satu kasur? Lalu apa aku harus melayani pria itu? Tapi apa dia mau?" Rena menggelengkan kepala membuang pikiran erotis dikepalanya tentang nafkah bathin.

Setelah sampai di kosan perut Rena berbunyi, baru ingat ternyata dia belum makan sedari pagi.

Rena pun kembali keluar kossan untuk mencari makan, ia melewati beberapa pemuda yang sedang nongkrong di pos ronda.

Mereka menggoda Rena tapi untungnya Jody—pemuda pengangguran anak dari preman setempat yang biasanya menggoda sambil mencegat Rena sedang tidak ada, sehingga Rena masih bisa melanjutkan perjalanan ke warteg langganannya.
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Sari Sari
novelnya menarik, bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Nuriana Nana
kenapa hrs bayar.... sedekah kan saja, biar lebih banyak rezekinya...
goodnovel comment avatar
Bahtiar konut Bahtiar konut
kenapa tidak mau terbuka ke lanjutannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0010

    Setelah mengantar tante Mery pulang ke rumahnya, Andra dan Ricko pamit untuk pergi ketempat Gym. Mobil mereka meluncur membelah jalanan Ibu Kota Jakarta yang sedikit lenggang di hari Minggu. Andra hanya terdiam, tatapan matanya fokus kedepan, mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan sedang meski

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0011

    "Ada apa Rena? Kamu enggak apa-apa, kan?" Mia balik bertanya dengan nada cemas. "Mia, dua hari aku begadang … badan aku demam dan menggigil mungkin karena enggak terbiasa pulang pagi, bisa kamu gantikan aku menjadi resepsionis malam ini aja di Restoran? Nanti semua uang gaji selama tiga hari boleh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0012

    Setelah Brifing pagi, Rena kembali kemejanya dan bersiap untuk melakukan pelayanan. seperti hari-hari sebelumnya, Rena berjuang untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan membahagiakan kedua orang tua juga adik-adiknya. Hanya keluarganya yang ada dipikiran Rena, tidak pernah muluk keinginan gadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0013

    Tiga puluh menit kemudian, mereka sampai di kantor om Bimo, tadi malam Ricko dan Andra sudah berbicara dengan om Bimo melalui sambungan telepon membahas masalah kontrak pernikahan Andra dengan Rena sekaligus melakukan janji pertemuan untuk hari ini. Beberapa saat kemudian mereka tiba di kantor Om B

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0014

    Setelah menurunkan Rena di pinggir jalan, Ricko bergegas kembali ke kantor untuk melaporkan hasil pertemuannya tadi dengan om Bimo dan Rena kepada Andra. Sepanjang jalan bibirnya seperti lupa bagaimana caranya berhenti tersenyum. Ricko yakin Rena bisa meluluhkan hati Andra karena sesungguhnya Rena

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0015

    *Café Milan Jam menunjukan pukul tujuh, Ricko dan Andra sudah beberapa menit menunggu dan Andra mulai merasa kesal karena Rena masih belum terlihat batang hidungnya. Duduknya mulai gelisah karena tidak terbiasa menunggu. "Kemana perempuan itu?!" Andra bergumam raut masam. "Sebentaaaar ... kantor

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0016

    Malam itu Rena kembali diantar pulang oleh Andra dan Ricko, sesampainya di depan gang kosan, Andra memarkirkan mobil untuk menurunkan Rena. "Terimakasih Pak Andra ... Terimakasih Pak Ricko,” ucap Rena sembari membuka pintu mobil lantas turun sebelum mendengar sahutan kedua pria tampan yang duduk di

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0017

    "Kenapa Rena harus sekhawatir ini? malah ingin mengorbankan diri nganter gue ke depan jalan? Laaah, terus dia gimana pulangnya? Kocak memang ini cewek.” Andra membatin sambil menatap manik Rena dalam. Terpancar jutaan khawatir di manik mata indah milik Rena juga dahi yang mengkerut menandakan gadis

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24

Bab terbaru

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0438

    Kepala Rena mendongak, ingin menatap wajah suami tampannya. Beberapa detik keduanya hanya saling menatap bersama senyum tipis. Kemudian kepala Andra menunduk untuk mengecup bibir Rena. “Jangan kaya gitu mukanya.” Andra yang kembali memeluk Rena pun memprotes dengan gumaman. “Gitu gimana?” Re

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0437

    “Mamaaaaa ….” Zeline yang berteriak paling kencang, merentangkan kedua tangan berlari memburu sang mama yang baru pulang dari Singapura. “Sayang.” Rena melirih dengan mata berkaca-kaca, dia berlutut menggunakan kedua tangan terentang menunggu Zeline masuk ke dalam pelukan. Narendra juga bergerak

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0436

    Malam itu mereka berkumpul di rumah Andra karena Edward memiliki sebuah informasi yang mungkin bisa membuat Rena kembali seperti dulu. Ibu dan Bapak pun ada di sana juga Aras dan Saras-istrinya. “Jadi gini, gue kenal seorang dokter Hipnoterapis yang bagus … gue udah ceritakan kondisi Rena sama d

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0435

    Dari semenjak mimpi buruk dalam hidup Rena yang menyatakan bahwa dia harus kehilangan Nadine, Rena berjuang untuk tetap waras dan tidak terpuruk demi Nadhif. Merelakan itu tidak mudah, apalagi sesuatu yang sangat diinginkan dan dicintai. Anak-anaknya terutama Nadhif lah yang menguatkan Rena. S

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0434

    “Kak … tolong selamatin Nadhif Kak, please … gunakan segala cara, aku mohon.” Rena berlinang air mata memohon kepada Edward. “Ren … aku enggak bisa janji apa-apa ya, tapi petugas medis di sini akan melakukan yang terbaik,” kata Edward menenangkan. Para petugas medis keluar masuk ruang operasi me

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0433

    Andra dan Rena pernah mendapat cobaan dari segi materi yaitu ketika Andra harus menikahi Cynthia atas dasar wasiat sang ayah atau kehilangan perusahaan dan Andra memilih kehilangan perusahaan dari pada memadu istri yang sangat dia cintai, dia rela memberikan semua kerja kerasnya kepada Cynthia lalu

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0432

    “Mama kapan pulang, Pa?” Zeline bertanya saat sang papa mengantarnya tidur. Sebenarnya Rena sudah diperbolehkan pulang dan bisa melakukan pemulihan di rumah tapi dia tidak ingin meninggalkan rumah sakit bila tidak membawa Nadhif sementara Nadhif belum bisa keluar dari NICU. “Sebentar lagi sayang

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0431

    Meski salah satu anaknya tidak selamat, tapi Rena masih tetap bersyukur karena satu anaknya lagi masih bisa bertahan meski harus dirawat sementara waktu di NICU. Rena juga menyesal karena tidak bisa ikut memakamkan putrinya yang diberi nama Nadine Alysandra Gunadhya lantaran kondisinya belum stabi

  • Berawal Dari Kontrak, Berakhir Menetap   Bab 0430

    “Mama … adik kangen.” Zeline yang naik ke ranjang hidrolik di mana sang mama tengah berbaring, memberikan pelukan erat. Sudah seminggu tidak bertemu sang mama yang dirawat di rumah sakit membuat Zeline bersedih. “Mama juga kangen sama adik.” Dan mendengar suara mama yang lirih, seketika Zeline

DMCA.com Protection Status