Share

Bab 44 — Kiana Merasakan Remasan Pelan

Ghazlan marah, jelas karena Anita berusaha menyembunyikan kenyataan bahwa Kiana sedang tidak baik-baik saja. Jika dia tidak berada di sekitar sana, mungkin dia tidak akan mendengar teriakan asisten rumah tangganya itu.

"Panggil dokter!" titah Ghazlan. Dia membopong Kiana untuk berbaring di ranjangnya dan melingkupi tubuhnya dengan selimut.

"Dokter yang mana, Tuan?"

Ghazlan ingin mengumpat pada Anita karena tidak tahu apa-apa, tapi dia menahan diri karena Anita juga tidak mengerti siapa dokter kandungan Kiana. "Biar saya yang telepon! Kamu beresin kekacauan ini dan obati luka kamu!"

"Baik, Tuan," ucap Anita ketakutan. Ghazlan tidak pernah marah tapi kalau sekalinya marah bisa membuat orang rumah takut. Karakter orang diam jauh lebih menakutkan dari pada orang yang banyak bicara.

Tanpa ingin bertanya lebih jauh lagi, Anita segera mengambil alat-alat kebersihannya. Setelah membereskan pecahan-pecahan mangkuk tersebut, dia baru akan mengobati lukanya. Dia melihat Ghazlan menghubungi se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status