Share

Bab 47 — Cup!

"Ngapain teriak?"

"Saya kira bapak hantu," ucap Kiana dengan suara sumbang. Air matanya mengering dengan cepat karena angin menerpa wajahnya. Baguslah! Dia tidak perlu mendengar pertanyaan Ghazlan.

Ghazlan setengah kesal menghampiri Kiana. "Hantu mana bisa menapak tanah?"

Kiana menyunggingkan senyum tipis. "Memang."

"Kalau takut hantu kenapa kamu bisa ada di sini malam-malam begini? Menangis lagi. Ada apa? Masih sakit?" tanya Ghazlan dengan curiga.

Kiana spontan menggeleng. "Saya tidak sakit, Pak. Saya juga nggak menangis. Tadi itu ketiup angin makanya berair. Kalau saya bisa ada di sini karena saya tidak bisa tidur."

"Duduklah!" Sebelum Kiana menolak, Ghazlan lebih dulu menarik wanita itu untuk mendaratkan pantatnya di atas ayunan yang sudah dia kembalikan ke tempatnya. Dia sendiri ikut duduk meskipun Kiana meliriknya dengan kening terlipat.

"Boleh duduk kan?" tanya Ghazlan, hanya iseng.

"Bapak sudah duduk kenapa masih bertanya?"

"Jangan sampai saya duduk kamu langsung berdiri!" Gha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status