Share

Bab 41 — KERJA NGGAK BECUS!

"Kalau jalan bisa nggak pakai mata?" hardik Ghazlan setengah kesal. Tidak seperti sebelumnya, dia sama sekali tidak memeluk Kiana melainkan hanya menyentuh bagian lengan wanita itu.

"Maaf, Pak," ucap Kiana. Dia menilik ada kemarahan dalam mata pria itu. "Bapak marah?"

"Tidak! Saya tidak pernah marah!"

"Kalau begitu kenapa bapak harus bicara keras-keras pada saya?"

"Siapa? Saya?" ucap Ghazlan geram.

"Iya, siapa lagi? Sejak dari kampus, bapak tiba-tiba marah. Apa salah saya?" tanya Kiana to the point. Dia lebih suka Ghazlan memarahinya ketimbang menyimpan kemarahannya.

Ghazlan membuang napas lumayan keras, "Sudahlah. Kamu sedang apa di sini?"

"Melihat kebun bunga yang dipindahkan ke belakang rumah saya," tukas Kiana. Ingatannya baru kembali ketika melihat sikap Ghazlan. "Terimakasih karena bapak memperhatikan saya."

"Yang memperhatikan kamu siapa? Saya hanya memindahkan sesuatu yang terbuang percuma. Dari pada Glade membuangnya ke tempat sampah, ada baiknya saya pergunakan bunga-bunga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status