Waktu berjalan begitu cepat hari yang di tunggu telah tiba. Hari dimana Andaru menikahi Vlora, wanita yang menjadi kekasih suamimu sejak lama walau terikat pernikahan dengannya hubungan mereka tetap berjalan hingga saat ini.Husna dengan gamis navy di padukan dengan pasmina panjang yang menutupi seluruh rambut dan bagaian dadanya. Walau Husna bukan wanita syar'i namun ia tidak bisa jika memakai kerudung yang hanya melingkar di leher dan kepalanya."Sudah siap?" "Pak Hasta, sudah." Husna tahu jika Hasta mencari keberadaan Zelena yang tidak menampakkan diri di depannya. Biasanya akan berlari setelah mendengar suara Hasta."Zelena berada di rumah lama. Bibi Imas mengajaknya kesana. Mungkin lusa baru pulang," Husna menjelaskan pada Hasta perginya Zelena."Hum, pantas saja dia tidak menyambutku seperti biasanya. Ayok, kita berangkat sekarang sudah malam." Mobil melaju dengan kecepatan sedang menuju hotel tempat di mana pernikahan Andaru dan Vlora berlangsung. Walau berulang kali Hasta me
Vlora menolak uluran tangan dari Husna, terbukti sebelum Husna mengucapkan kata Vlora lebih dulu mencemooh Husna."Kenapa dengan aku, Vlora? Bukankah kamu yang menginginkan aku hadir di hari bahagia kamu? Bukankah ini sebagai bukti untuk kamu kalau aku tidak memiliki perasaan apa pun pada suamimu ini?" Husna tersenyum indah pada Andaru dan Vlora. Benar yang di katakan oleh Hasta bahwa dirinya harus berani menghadapi mereka yang sudah membuat hidupnya hancur.Dengan langkah anggun Husna meninggalkan pelaminan. Vlora yang masih terkejut mendapati hasta di belakang Husna. Terlihat begitu jelas jika Hasta melindungi Husna."Pak Hasta terima kasih sudah memenuhi undangan kami, silahkan nikmati jamuan kami." Andaru menyambut kedatangan rekan bisnisnya, terlebih Andaru menganggap bahwa Hasta adalah rivalnya."Selamat pak Andaru, semoga kalian bahagia." Ucap Hasta berlalu meninggalkan pengantin langkahnya panjang mengejar Husna yang lebih dulu turun.Tamu undangan yang begitu banyak membuat H
Ayesha menarik kasar tubuh Husna semakin menjauh bersama tiga sahabatnya mereka mendorong ke gudang yang tidak terpakai terlihat suasana yang begitu sepi.Husna tidak tahu bahwa saat ini mereka berada di tempat yang semakin jauh dari pesta. Bahkan tidak ada satu orang pun yang melintas area tersebut."Nyonya tolong lepaskan saya. Kenapa Anda menyakiti saya, bukankah keinginan anda dan putri anda sudah tercapai mendapatkan Andaru walaupun dia masih berstatus sebagai suami saya. Lalu, apa lagi yang anda inginkan?" tanya Husna, dengan tubuhnya yang bergetar. Wajah Zelena berkelebat di benaknya, rasa takut kini menyeruak dalam dirinya jika hari ini tidak lagi bisa bertemu dengan putri semata wayangnya."Untuk apa aku harus melepaskan, kamu? Bukankah kamu sendiri yang mengatakan ingin membunuh menantuku, maka aku yang akan melakukannya itu, padamu.""Sudah jeng, kita lakukan saja sekarang jangan membuang waktu karena tidak menutup kemungkinan bahwa ada orang yang akan melewati tempat ini. A
Sesal sahabat Ayesha yang tidak lain adalah Mira istri dari Agung manajer di perusahaan Hasta."Seandainya aku sejak awal tahu kalau Husna adalah orang yang berhubungan dekat dengan Hasta tentu aku tidak membantumu." Ujarnya merutuki kebodohannya yang membantu Ayesha tanpa mencari tahu lebih dulu kalau Husna adalah karyawan Hasta."Kenapa kalian menyesal? Percayalah semuanya akan baik-baik saja. Perbaiki penampilan kalian kita kembali ke pesta dan sikap kalian tetap tenang." Ujar Ayesha memperbaiki penampilannya dan riasan di wajahnya sebelum kembali ke pesta.***Di dalam pesta Fara mencari sosok Husna yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya. Ada hal yang harus dia lakukan walau semua itu hanyalah tipuan semata."Mas, kamu sedang mencari siapa?" tanya Fara saat berpapasan dengan Candra tengah mencari seseorang."Ayesha apakah tadi kamu melihat, Ayesha?" tanya Candra mencoba mencari ke seluruh pesta namun, sang istri tidak menampakan diri."Hum, mungkin berada di taman samping. Tadi
Ucap Hasta membuat Yudi menggaruk kepalanya, tidak menyangka bos yang terkenal dingin itu bisa salah tingkah walau di tutupi dengan ucapannya yang dingin."I– iya, tuan. Aku pikir kalian –" ucapan Yudi terhenti namun dua tangannya di buat gerakan seperti orang yang tengah ciuman."Buang otak ngeres kamu, Yudi! Cepatlah menikah sebelum sabun di rumah cepat habis!" Sentak Hasta melempar handuk di tangannya tepat mengenai wajah Yudi."Biar bujang aku masih ting-ting. Mau coba?" ujar Yudi tidak mau kalah dengan Hasta."Ting-ting! Laki-laki apa perempuan kamu? Tong-tong yang ada!" Perdebatan antara hasta dan Yudi tidak berhenti begitu saja. Husna yang telah selesai dengan aktivitas kamar mandinya hanya diam memperhatikan mereka yang tidak menunjukkan bahwa mereka adalah atasan dan bawahan. Tanpa sadar bibirnya tertarik keatas melihat keduanya yang tidak ada mau mengalah, walau Hasta seorang bos besar tetap saja jika berhadapan dengan Yudi maka sifat aslinya keluar."Eh, Bu Husna. Sudah bo
Husna tersenyum tanpa berniat untuk melihat video dalam ponsel Anggi. "Kamu bisa menyebarnya jika kamu, ingin." Husna lelah dengan orang-orang yang menginginkan dirinya hancur."Baik, kamu pikir aku takut? Tidak, sebaliknya aku senang. Dengan begitu kamu akan keluar dari perusahaan ini dan bersiaplah menjadi gembel!" ujar Anggi penuh penekanan. Merasa yakin dengan idenya untuk menjatuhkan nama baik Husna terlebih Anggi mendapatkan dukungan dari orang-orang yang berada di bawah kendali ayahnya. Anggi yang mendapat cerita yang di dengarnya kalau Husna terjebak dalam lift yang sama dengan pak Rusdi. Walau akhirnya baik Husna dan pak Rusdi tetap bekerja tetapi nama mereka telah tercoreng meski pelakunya tertangkap."Begitu juga denganku. Aku tidak takut lakukan apa yang kamu inginkan, video itu tidak berpengaruh untukku." Husna bersikap tegas pada Anggi setelah mengetahui kalau dia adalah putri dari salah satu orang yang melakukan kekerasan saat di pesta Vlora."Oke, tunggu waktunya kamu
"Tunjukan surat penangkapan saya, mana?""Silahkan baca, dan kami juga ingin istri anda ikut dengan kami. Atas tuduhan menyiksanya dan merencanakan pembunuhan terhadap Bu Husna–""Tidak! Kalian salah orang, yang melakukan itu bukan saya tapi Ayesha! Dia yang merencanakan pembunuhan terhadap Husna. Saya hanya berada di sana tanpa menyentuhnya!" Elak Mira yang tiba-tiba datang, membuat Agung mendelik kearahnya."Silahkan jelaskan di kantor. Ikutlah dengan kami tanpa paksaan maka, akan lebih baik." "Hei! Lepaskan istri saya. Oke, saya ikut tapi aku minta pada kalian untuk tidak membawa istriku! Lepaskan dia.""Mama, papah. Apa-apa kalian hah? Lepaskan mereka!!!" Hari berlalu begitu cepat kesibukan Husna yang kian padat setelah dia menjadi ahli waris dari kekayaan milik keluarganya yang telah di kelola oleh keluarga Adhicandra.Namun, Husna memutuskan untuk menyerahkan semuanya pada orang kepercayaannya yang telah di ia susun sebelumnya. Orang-orang yang dulu berjasa pada orang tuanya ya
"Hasta,""Putra!""Nama kamu tidak ada putranya! Buat apa aku panggil Putra!""Ya, sih. Tapi itu nama pemberian ayahku tapi aku benci nama itu sebelum kamu memanggilku, Putra.""Tapi kamu tidak memakainya lagi,""Ya, sudahlah. Kita tidak perlu lagi membahas masalah nama Putra tapi kita bahas masalah kita berdua.""Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Hasta? Jangan membuatku bingung dengan sikap kamu yang aneh ini.""Husna, setelah masa iddah kamu, maukah kamu menjadi istriku? Menjadi ibu untuk anak-anakku kelak? Jika kamu meminta waktu untukku untuk menjawabnya maka akan aku berikan. Kamu tidak perlu menjawabnya hari ini pikirkan sebelum kamu mengambil keputusan, aku tidak ingin kamu memberikan keputusan itu dengan terburu-buru sehingga kamu–""Ayah Hasta! Aku mau! Aku akan menerima Ayah menjadi ayahku!" Ucapan Zelena sontak mengejutkan mereka berdua yang ada di taman sosok gadis kecil yang begitu cantik dengan wajah yang begitu berbinar setelah kedatangan yang tiba-tiba