Sesal sahabat Ayesha yang tidak lain adalah Mira istri dari Agung manajer di perusahaan Hasta."Seandainya aku sejak awal tahu kalau Husna adalah orang yang berhubungan dekat dengan Hasta tentu aku tidak membantumu." Ujarnya merutuki kebodohannya yang membantu Ayesha tanpa mencari tahu lebih dulu kalau Husna adalah karyawan Hasta."Kenapa kalian menyesal? Percayalah semuanya akan baik-baik saja. Perbaiki penampilan kalian kita kembali ke pesta dan sikap kalian tetap tenang." Ujar Ayesha memperbaiki penampilannya dan riasan di wajahnya sebelum kembali ke pesta.***Di dalam pesta Fara mencari sosok Husna yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya. Ada hal yang harus dia lakukan walau semua itu hanyalah tipuan semata."Mas, kamu sedang mencari siapa?" tanya Fara saat berpapasan dengan Candra tengah mencari seseorang."Ayesha apakah tadi kamu melihat, Ayesha?" tanya Candra mencoba mencari ke seluruh pesta namun, sang istri tidak menampakan diri."Hum, mungkin berada di taman samping. Tadi
Ucap Hasta membuat Yudi menggaruk kepalanya, tidak menyangka bos yang terkenal dingin itu bisa salah tingkah walau di tutupi dengan ucapannya yang dingin."I– iya, tuan. Aku pikir kalian –" ucapan Yudi terhenti namun dua tangannya di buat gerakan seperti orang yang tengah ciuman."Buang otak ngeres kamu, Yudi! Cepatlah menikah sebelum sabun di rumah cepat habis!" Sentak Hasta melempar handuk di tangannya tepat mengenai wajah Yudi."Biar bujang aku masih ting-ting. Mau coba?" ujar Yudi tidak mau kalah dengan Hasta."Ting-ting! Laki-laki apa perempuan kamu? Tong-tong yang ada!" Perdebatan antara hasta dan Yudi tidak berhenti begitu saja. Husna yang telah selesai dengan aktivitas kamar mandinya hanya diam memperhatikan mereka yang tidak menunjukkan bahwa mereka adalah atasan dan bawahan. Tanpa sadar bibirnya tertarik keatas melihat keduanya yang tidak ada mau mengalah, walau Hasta seorang bos besar tetap saja jika berhadapan dengan Yudi maka sifat aslinya keluar."Eh, Bu Husna. Sudah bo
Husna tersenyum tanpa berniat untuk melihat video dalam ponsel Anggi. "Kamu bisa menyebarnya jika kamu, ingin." Husna lelah dengan orang-orang yang menginginkan dirinya hancur."Baik, kamu pikir aku takut? Tidak, sebaliknya aku senang. Dengan begitu kamu akan keluar dari perusahaan ini dan bersiaplah menjadi gembel!" ujar Anggi penuh penekanan. Merasa yakin dengan idenya untuk menjatuhkan nama baik Husna terlebih Anggi mendapatkan dukungan dari orang-orang yang berada di bawah kendali ayahnya. Anggi yang mendapat cerita yang di dengarnya kalau Husna terjebak dalam lift yang sama dengan pak Rusdi. Walau akhirnya baik Husna dan pak Rusdi tetap bekerja tetapi nama mereka telah tercoreng meski pelakunya tertangkap."Begitu juga denganku. Aku tidak takut lakukan apa yang kamu inginkan, video itu tidak berpengaruh untukku." Husna bersikap tegas pada Anggi setelah mengetahui kalau dia adalah putri dari salah satu orang yang melakukan kekerasan saat di pesta Vlora."Oke, tunggu waktunya kamu
"Tunjukan surat penangkapan saya, mana?""Silahkan baca, dan kami juga ingin istri anda ikut dengan kami. Atas tuduhan menyiksanya dan merencanakan pembunuhan terhadap Bu Husna–""Tidak! Kalian salah orang, yang melakukan itu bukan saya tapi Ayesha! Dia yang merencanakan pembunuhan terhadap Husna. Saya hanya berada di sana tanpa menyentuhnya!" Elak Mira yang tiba-tiba datang, membuat Agung mendelik kearahnya."Silahkan jelaskan di kantor. Ikutlah dengan kami tanpa paksaan maka, akan lebih baik." "Hei! Lepaskan istri saya. Oke, saya ikut tapi aku minta pada kalian untuk tidak membawa istriku! Lepaskan dia.""Mama, papah. Apa-apa kalian hah? Lepaskan mereka!!!" Hari berlalu begitu cepat kesibukan Husna yang kian padat setelah dia menjadi ahli waris dari kekayaan milik keluarganya yang telah di kelola oleh keluarga Adhicandra.Namun, Husna memutuskan untuk menyerahkan semuanya pada orang kepercayaannya yang telah di ia susun sebelumnya. Orang-orang yang dulu berjasa pada orang tuanya ya
"Hasta,""Putra!""Nama kamu tidak ada putranya! Buat apa aku panggil Putra!""Ya, sih. Tapi itu nama pemberian ayahku tapi aku benci nama itu sebelum kamu memanggilku, Putra.""Tapi kamu tidak memakainya lagi,""Ya, sudahlah. Kita tidak perlu lagi membahas masalah nama Putra tapi kita bahas masalah kita berdua.""Sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Hasta? Jangan membuatku bingung dengan sikap kamu yang aneh ini.""Husna, setelah masa iddah kamu, maukah kamu menjadi istriku? Menjadi ibu untuk anak-anakku kelak? Jika kamu meminta waktu untukku untuk menjawabnya maka akan aku berikan. Kamu tidak perlu menjawabnya hari ini pikirkan sebelum kamu mengambil keputusan, aku tidak ingin kamu memberikan keputusan itu dengan terburu-buru sehingga kamu–""Ayah Hasta! Aku mau! Aku akan menerima Ayah menjadi ayahku!" Ucapan Zelena sontak mengejutkan mereka berdua yang ada di taman sosok gadis kecil yang begitu cantik dengan wajah yang begitu berbinar setelah kedatangan yang tiba-tiba
"Kamu lupa Husna setiap orang punya masa lalu sama denganku. Aku pun memiliki masa lalu dan aku memiliki kesalahan yang tentunya masih bisa dimaafkan, apakah bukti bahwa ketidak keterlibatan ku menyakiti Putri kita itu tidak menjadikan kamu percaya? Bukan itu satu alasan bahwa aku benar-benar sangat menyayangi putriku?""Ada satu hal yang sampai detik ini kamu pun tidak tahu, ah tidak! Kamu sudah tahu tapi sayangnya kamu tidak mengakui di hadapanku kesalahan apa yang sudah kamu lakukan pada anakku di situ seharusnya kamu berpikir bahwa kamu memang tidak pantas untuk menjadi ayah untuk anakku dan lagi keterlibatan kamu dalam kecelakaan yang mengakibatkan salah satunya nyawa kami melayang. Bahkan kamu tidak tahu bukan jika kamu memiliki anak kembar?" ucap Husna tidak mampu lagi menyembunyikan kebenaran tentang kecelakaan dan mengakibatkan salah satu anaknya yang meninggal."Anak? Kecelakaan? Kamu jangan sembarangan bicara Husna! Kecelakaan yang mana? Anak yang mana yang kamu maksudkan at
Tubuh Andaru luruh ke lantai sungguh kenyataan yang sangat mengejutkannya. Dirinya tidak menyangka kejadian yang sangat menyeramkan untuk dirinya terjadi pada Husna begitu derita yang dialami oleh wanita yang dia tolak mentah-mentah kehadirannya telah hidup sengsarakan karena ulah keluarganya. Hati yang membuatnya merasakan hancurnya Andaru. Siapa yang akan peduli padanya? Semuanya telah habis hanya tersisa pakainya yang di dalam tas."Maaf, Maafkan aku, Husna. Aku berjanji padamu mulai hari ini aku akan memperlakukan kamu dengan baik akan aku terima keputusan jika kamu akan membenciku." Lirihnya tubuhnya begitu lemah seakan tulang di tubuhnya telah hancur lebur kenyataan pahit yang dialami wanita di depannya Ibu dari anaknya. Telah berjuang seorang diri, terlebih anak yang ia perjuangkan telah ia hina habis-habisan. Tuhan begitu jahatnya aku, Tania aku tahu anak buta yang aku hina itu adalah darah dagingku."Maaf bagimu itu sangat mudah karena semua akan selesai dengan kata itu. Tapi
Vlora memasuki kamar yang berukuran kecil dengan tempat tidur yang sangat tidak nyaman ia gunakan meskipun ada kasur yang empuk tapi baginya kasur itu tidak layak untuknya mengingat kehidupan sebelumnya semua barang yang ia miliki bukanlah barang yang murah namun hari ini ia pun harus merelakannya."Aku harus mencari pekerjaan lain yang tentunya tidak membuatku lelah dan aku tahu pekerjaan apa yang layak untukku. Apa sebaiknya aku minta uang pada Andaru? Dia suamiku dan dia harus memberikan nafkah padaku Dan aku tetap berdiri waktu dari mana yang penting aku tidak bekerja ini sangat memalukan untukku.Semalaman Vlora tidak bisa memecahkan matanya cuaca yang sangat panas dan kasur yang tidak kalah panasnya dan kipas angin yang tidak terlalu besar membuatnya semakin kegerahan sehingga dia pun baru bisa tertidur pada jam 05.00 pagi. Bibi Jumira berusaha membangunkan flora namun tidak kunjung membuka matanya."Bibi Jum, Kenapa membuatku kaget? Semalaman Aku tidak bisa tidur aku baru bisa t
"Kapan kamu kenal aku? Sejak lama aku menyembunyikan siapa aku. Tapi kamu menuduh aku sengaja melakukan ini padamu? Bahkan saat aku masih sekolah aku sudah menyembunyikan semuanya, kamu ingat saat aku meminta untuk resepsi pernikahan kita? Hari itu adalah hari spesial di mana aku ingin mengatakan padamu yang sebenarnya aku ingin memberikan kekuatan itu padamu tapi nyatanya aku yang di berikan kejutan ini darimu. Sudahlah Kay, kita tidak perlu lagi membahas yang tidak penting jalani hidup kita." "Tidak bisa Zel, aku cinta sama kamu. Aku akan mempertahankan pernikahan kita apapun itu,""Dan aku akan menceraikan kamu Kay. Seberapa kuat kamu mempertahankan, sekuat itu pula aku akan pisah dari kamu.""Tidak akan. Jika aku tidak bisa mendapatkan kamu maka tidak ada satu orang pun yang bisa memiliki kamu."Kayan menari kasar pergelangan tangan Zelena namun tiba-tiba dari arah samping seseorang mencekal tangan Kayan yang ingin menyentuh wajah Zelena.Bugh!!"Brengsek dia wanita! Lawan aku j
"Anda jangan becanda pak Hasta. Zelena hanya anak kampung bahkan saya sendiri yang menikahinya. Lelucon Anda kurang kreatif pak Hasta." Ujar Kayan tertawa bahkan ibu dan istrinya turut tertawa tetapi tidak dengan Iva dan Denta mereka saling pandang dan menarik kerudung yang di pakai oleh Zelena."Aku tidak bercanda dengan orang asing. Aku lebih suka bercanda dengan keluarga." "Tapi tidak mungkin kalau Zelena anak pak Hasta, karena waktu itu saya menikahinya–""Dengan dia?" Hasta menunjuk kearah Andaru dan Indri mereka mendekati terkejut dengan sikap orang tua dan saudara Kayan pada Zelena."Sayang kamu kenapa nak? Jadi ini yang membuat kamu tidak ingin menghubungi dan minta pada kami untuk diam? Ini yang kata kamu akan menyelesaikan semuanya seorang diri? Lihat bahkan di hadapan kami dan banyak orang mereka tidak menghargai kamu sayang," Husna dan Indri saling melepaskan tangan Denta dan Iva yang berbuat kasar pada Zelena."Ini lelucon,"Hasta meminta mereka untuk pergi begitu juga p
Setelah malam itu Zelena tidak lagi memperdulikan kebutuhan keluarga Kayan. Waktunya ia habiskan untuk bekerja dan bekerja menyelesaikan tugas rumah dan menikmati harinya tanpa mengikuti perintah dari anggota keluarga Kayan untuk memasak makanan yang mereka sukai.Hanya menghitung jam lagi maka semuanya akan terungkap dan Zelena pun tidak ingin terlalu lama menundanya lagi.Terdengar suara teriakan dari luar terdengar dengan jelas jika itu adalah suara Gaina dan menantu kesayangannya."Zelena. Kamu ngapain aja di dalam kamar hah? Kamu udah tau pagi-pagi harus menyiapkan apa dulu sebelum berangkat bekerja, apa harus aku ingatkan setiap hari setiap saat dan setiap detik? Jadi orang pemalas minta ampun." Gaina menggedor kamar Zelena dibantu oleh menantu kesayangannya. Namun pada saat mereka mendorong pintu bersamaan dengan Zelena yang membuka pintu sehingga tubuh mereka tersungkur ke depan beruntung Zelena membantu Shella sehingga tidak sampai terjatuh karena akan sangat membahayakan ka
Zelena menoleh kearah pria di sampingnya sosok yang tidak di kenalinya menatapnya dengan tatapan sulit di artikan."Hapus air mata kamu." Ucapnya tegas."Terima kasih," Zelena meraih sapu tangan yang di sodorkan pria di sampingnya."Tidak perlu terima kasih, sudah seharusnya aku lakukan itu. Hum, Zelena bisa kita bicara sebentar?" Tristan berusaha untuk bicara dengan Zelena meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dalam hidupnya. Tidak di pungkiri kesakitan yang di alami oleh Zelena karena ulahnya yang turut adil dalam taruhan itu."Maaf sepertinya saya harus pulang sekarang." Zelena berlaku meninggalkan Tristan. Tidak bermaksud untuk menghindar tetapi getar di ponselnya yang membawanya pergi dari hadapan Tristan."Zelena tunggu!""Kamu tidak ingin mendengar aku bicara? Setidaknya izinkan aku mengatakan sekarang,""Mengatakan sekarang?""Ya, aku minta maaf. Karena aku, kamu jadi seperti ini, kenalkan aku Tristan dan aku adalah –""Kenapa tidak di lanjutkan?""Aku adalah orang yang te
Setelah perdebatan panjang Zelena berhasil pergi untuk memulai dengan mencari informasi perusahaan yang ingin ia datangi. Sesuai arahan sang adik tentunya Zelena mendatangi kantor di mana Kayan sebagai direktur."Selamat pagi mbak bisa saya bantu?" sapa resepsionis."Pagi mbak, begini saya datang sesuai informasi yang saya dapatkan dari pak Kayan jika perusahaan ini sedang membutuhkan karyawan. Saya di minta, "Pak Kayan? Kamu siapanya?" "Saya,""Saya apa cepetan!""Saya temannya dan kebetulan saya,""Tunggu dulu, saya kasih kabar pak Kayan dulu." Zelena mengangguk memilih menunggu sampai wanita di depannya selesai menghubungi seseorang yang mungkin saja adalah Kayan."Mbak langsung aja naik ke atas. Pak Kayan sudah menunggu katanya." Ujarnya acuh tanpa melihat kearah Zelena."Terima kasih Mbak, selamat bekerja. Jangan lupa tersenyum," Zelena berbalik melanjutkan langkahnya menuju lift.Sampai di lantai yang di maksud Zelena di kejutkan dengan kehadiran Kayan yang ada di depan lift.
Kayan melempar semua barang yang ada di kamar mengingat kata-kata yang diucapkan oleh Tristan mengenai Shella kekasihnya meski mereka sudah menikah secara siri namun Kayan berusaha untuk menyembunyikannya dan selalu menganggap bahwa Shella adalah kekasihnya bukan istri."Kay Ada apa sih kamu buang barang sampai hancur gini? Ada apa? Bukannya kamu siap-siap mengajak kita untuk makan di luar tapi kamu cuma marah-marah di kamar seperti ini. Apa kamu tidak jadi menerima jabatan sebagai direktur?" Gaina mendatangi kamar pribadi milik Kayan yang tidak seperti biasanya pulang kerja memilih berdiam diri di dalam kamar utama."Mama kalau aku memilih mempertahankan Zelena apakah mama bersedia menerima sebagai menantu?" Kayan bertanya dengan hati-hati.Gemuruh dalam hatinya mengingat jika Zelena yang sebenarnya telah lama menempati hatinya kini harus menjadi jalan untuk mendapatkan harta yang di inginkannya."Maksud kamu apa? Jangan bilang kamu akan memilih Zelena dan mengembalikan semua harta y
Zelena menghentikan suapannya kali ini ia menatap wajah wanita di depannya wanita yang ia ketahui adalah ibu mertuanya."Maksud Mama?" "Panggil aku ibu jangan Mama. Aku tidak suka itu, cukup anak-anakku yang memanggilku Mama tidak dengan kamu."Zelena mengangguk kembali melanjutkan makannya. "Seperti yang tadi Mama bilang sama kamu, Mama bebaskan kamu dari gudang tapi ada syaratnya. Kalau kamu bisa memenuhi syarat dari mama kamu bisa bebas di rumah ini. Tanpa harus menderita di dalam gudang tentunya kamu bisa menikmati fasilitas rumah ini yaitu tidur di dalam kamar mewah. Mama yakin ini baru pertama kalinya kamu tidur di kasur empuk.""Bebas seperti apa? Dan kenapa Mama lagi? Bukankah mama tidak ingin aku menyebut mama melainkan ibu?" Zelena tidak ingin menanggapi ucapan ibu mertuanya. Jangankan kasur yang empuk bahkan tidur di hotel berbintang dan kamar VVIP sudah di rasakan oleh Zelena. Tentu Zelena tidak menceritakan pada ibu mertuanya kalau dirinya memiliki rumah yang lebih mew
Bukan hanya Husna dan Hasta tetapi juga Andaru dan Indri mereka benar-benar mengkhawatirkan kondisi Zelena yang tidak ada kabar. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh mereka yakni Cavin pria remaja yang berstatus sebagai adik Zelena ternyata sudah memiliki firasat yang berbeda terhadap pria yang mengaku sebagai kekasih kakaknya.Di dalam kamar Cavin tidak hentinya mencari tahu keberadaan sang kakak bahkan dia rela meminta pada seseorang untuk mencari keberadaan Kayan."Aku sendiri yang akan melenyapkan kamu jika saja menyentuh kulit kakak 'ku." Ujar Cavin mengepalkan tangannya.Cavin yang kini telah menginjak remaja begitu menjaga sang kakak walau Zelena jauh dari pandangannya tetapi Cavin tidak lepas memperhatikan dan menjaganya dan kali ini untuk pertama kalinya gagal. Meski tetap bergerak tanpa sepengetahuan orang tua dan kakaknya tetapi sama halnya dengan yang lain ia pun kehilangan jejak Zelena. Cavin tidak tinggal diam seperti sekarang tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya
"Tapi ma, apa itu harus?" Kayan mencoba untuk negoisasi dengan ibunya mana mungkin dia bisa mengurung Zelena di dalam gudang yang gelap dan pengap."Kenapa tidak. Jangan bilang kalau kamu benar-benar jatuh cinta pada wanita kampungan seperti dia." Gaina menatap tidak suka pada putranya."Siapa yang jatuh cinta padanya? Tujuan kita adalah harta jabatan dan nama pasar kita sudah mendapatkannya meskipun harus menunggu dua bulan lagi tapi aku tidak tahan satu atap bersamanya. Tapi mengingat jika dia mengetahui apa yang kita lakukan pada wanita ini tentu dia akan marah pada kita Aku hanya takut jika semua fasilitas yang diberikan dia pada kita akan diambil lagi olehnya." Ujar Kayan gelisah."Kamu tidak perlu khawatir Mama sudah menyiapkan rencana lain, pokoknya wanita ini harus kita kurung di gudang beri dia pelajaran Karena dia sudah lancang membuka kamar pribadi kamu." Gaina menyeret tubuh Zelena yang tidak berdaya."Hei, bangun kamu jangan keenakan tidur sekalipun ini cuma gudang tapi s