Share

Because You Are Mine
Because You Are Mine
Penulis: sansuris27

[01] - Prolog

Penulis: sansuris27
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-15 22:46:14

BISMILLAH

__________

“Semuanya sudah dimasukkan kedalam koper? Intinya jangan ada yang tertinggal, karena kita harus berangkat sekarang. Taksi onlinenya udah datang. Jangan sampai kita ketinggalan kereta!” ucap Ilham memperingati Adel yang masih duduk termenung menerawang jauh di depan jendela kamarnya.

Namun, sepertinya perempuan itu tidak mengindahkan perkataan abangnya. Dia hanya menatap Gunung Tangkuban Perahu yang jauh di sana. Sementara, kelopak matanya terlihat sembab. Mungkin karena tangisnya semalam sehabis dari pemakaman.

Kemarin adalah hari ke tujuh sepeninggal ibunya. Dan rencananya, setelah hari itu mereka akan tinggal di Yogyakarta dan memulai hidup baru di sana.  Semoga saja, keputusan yang dia tempuh bisa membuat kehidupannya bahagia di kampung halaman Ridwan – ayahnya.

Ilham balik badan dan menatap adik semata wayangnya yang belum bergerak sama sekali. Ia menghela napas pelan dan kembali berjalan menghampiri Adel, dan langsung memegang kedua bahu adiknya.

“Del! Kita berangkat sekarang. Taksi onlinenya sudah datang, kita harus cepat, jangan sampai ketinggalan kereta,” ujarnya pelan namun sempat membuat Adel terkejut akibat tangan kakaknya yang tiba-tiba nangkring di atas bahunya.

Adel mendongakkan wajahnya, dan tersenyum kepada Ilham. Lalu, dia bangkit dan berkata, “Ayo, Bang.”

Ilham meninggalkan kamar adiknya dan berjalan keluar lebih dahulu dan kembali mengecek barang-barang yang akan dibawa. Jangan sampai ada yang tertinggal. Kemudian ia membawanya keluar dan memasukkannya ke bagasi taksi yang sudah dipesannya,  dan dibantu oleh sopir taksi.

Adel bergegas meninggalkan kamarnya. Ketika melewati nakas, teringat kembali kejadian-kejadian yang pernah dia lakukan di sana. Semuanya terasa indah, dan sangat sulit dia lupakan. Lalu, dia menghampiri pintu dan mulai meraih gagangnya dan menutupnya pelan. Pintu itulah yang selalu menjadi saksi bisu kisah-kisah yang telah dia rasakan di kamar tersayangnya itu, tetapi sekarang dengan berat hati dia harus meninggalkan semuanya.

Keluar ke ruang keluarga, sofa empuk berwana kecoklatan terlihat sangat nyaman kini hanya menjadi sorotan netra-nya yang terasa mulai buram. Sofa itulah yang menjadi saksi bisu, saat bersama keluarga kecilnya. Mama, papa, Bang Ilham, dan semua tingkah-tingkah konyol kakaknya yang dia ingat hingga detik ini.

Dan tak lama lagi, Sofa itu akan dijadikan sebagai tempat bercengkerama oleh pembeli rumahnya. Adel menggelengkan kepala, ketika kelopak matanya tak mampu menahan tetesan air mata yang sudah memberontak ingin tumpah.

Ia kemudian berjalan ke arah ruang tamu. Menatap semua yang ada di sana, kejadian ketika teman-teman sekolahnya datang bertamu kembali mengisi otaknya dan membuat senyuman di bibirnya terukir jelas. Tak terasa kisah itu kini menjadi bahan nostalgia, dan dia akan meninggalkan itu semua.

Kakinya terus melangkah, dan kini dia sudah mengencangkan jari tangannya pada gagang pintu dan mulai menutupnya perlahan. Dan terakhir, dia menguncinya dari luar. Adel berjalan pelan meninggalkan teras, matanya sempat melihat garasi mobil. Di kepalanya kembali teringat, ketika dia harus kepentok pintu mobil sebab terburu-buru ke sekolah karena terlambat. Dan sekarang, itu semua hanya menjadi saksi bisu atas perjalanan hidupnya.

Kemudian, dia menghampiri Ilham yang sudah berdiri di samping taksi, dan sepertinya barang-barangnya sudah tersimpan di bagasi, kecuali barang tote bag yang ada di tangan Adel.

Setelah mengunci pintu pagar, Adel kembali menatap rumahnya yang di sana, sudah tergantung papan bertuliskan “Rumah Ini Dijual.” Dia menghela napas pelan, dan tersenyum – tidak ikhlas jika dia harus meninggalkan semuanya. Hari ini adalah hari terakhirnya di Bandung, hari dimana kenangan-kenangan indah di rumah itu kembali mengisi otaknya.

Selamat tinggal Bandung, selamat tinggal semuanya. Mama, teman-teman dan semua kisah yang pernah terjadi di setiap sudutnya. Mungkin kisahku cukup sampai disini. I love you so much all, I don’t forget to you! Forever!

“Del, gimana? Udah?” tanya Ilham tersenyum lebar, cowok itu terlihat sangat kuat, walaupun dalam hatinya ia sungguh rapuh, tetapi ia juga tidak mau membuat Adel semakin sedih jikalau tahu dirinya cukup terpukul atas kepergian ibunda tercinta untuk selama-lamanya.

Adel balik badan ketika mendengar seruan kakaknya. Dia tersenyum dan mengangguk. Lalu, berjalan menghampiri kakaknya dan memberinya tote bag yang ada di tangannya untuk disimpan di bagasi.

Setelah itu, mereka berdua masuk kedalam taksi dan meninggalkan rumah itu. Ayahnya tidak terlihat lagi, karena memang sudah dikirim ke Yogyakarta, sehari setelah kematian ibunya. Karena, penyakitnya yang tiba-tiba kambuh dan ia akan dirawat di Yogyakarta.

*****

___________

TO BE CONTINUED

sansuris27

Perhatian! Cerita ini adalah fiksi, jika ada kesamaan, nama, tempat ataupun alur maka itu hanyalah kebetulan belaka. Tidak ada unsur plagiasi apalagi copy+paste/ terjemahan. Don't plagiat. Tekan plagiarisme, majukan penulis handal. Spirit 😗 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

| Sukai

Bab terkait

  • Because You Are Mine   [02] - Pindah ke Yogyakarta

    HAPPY READING .... ______________ Stasiun Kereta Api Bandung, entah karena sepi penumpang atau karena jadwal keberangkatan kereta tidak ada. Stasiun itu terlihat sedikit sunyi. Bangku-bangku yang biasanya sesak oleh penumpang, terlihat hanya di duduki oleh beberapa orang saja. Sementara, pagi ini telah menunjukkan jam 07:30 waktu setempat tetapi, kenapa masih terlihat sangat sepi? Tidak seperti biasanya, jikalau sudah jam demikian semua orang sudah terlihat mengantri di kursi tunggu. Ilham kembali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu ia mencocokkan dengan tiket keberangkatan kereta api jurusan Bandung – Yogyakarta, yang ada di tangan yang lain. “Sudah setengah delapan, sebentar lagi keretanya datang,” gumam Ilham kembali memperbaiki posisi duduknya yang terasa kurang nyaman. Kemudian, ia melirik ke arah bangku yang diduduki Adel, dan terlihat di sana, cewek itu hanya terdiam dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Because You Are Mine   [03] - Cowok Brengsek

    HAPPY READING .... ______________ Badai terus melanjutkan suapannya dengan tenang. Begitupun dengan Adel yang sedari tadi diam sambil menikmati gudeg pesaannya dengan lahap. Tidak ada pembicaraan yang terlontar, hanya dentingan sendok yang berbenturan dengan piring berwana putih itu yang sesekali terdengar merdu. “Orang baru yah?” tanya Badai ketika dirinya sudah menyelesaikan makannya. “He-em, baru sedetik yang lalu dilahirkan,” jawab Adel sekenanya. Dia masih melanjutkan makannya tanpa berpaling kearah cowok yang tidak dikenalnya itu. “Oh, pantesan masih ada darahnya dikit,” ucap Badai berusaha biasa saja. Walaupun ia merasa pembicaraan mereka tidak ada manfaatnya sama sekali. “Iya, kamu juga orang baru yah? cangkang lo masih menempel di punggung lo tuh. Kalau boleh tau habitat kamu di mana yah? Di Komodo, apa di Wakatobi?” tanya Adel. Badai terdiam. Dia tidak tahu menjawab pertanyaan cewek a

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Because You Are Mine   [04] - Rumah Sakit

    HAPPY READING .... _____________ Jam telah menunjukkan pukul 19:12 waktu setempat. Semua orang sudah berkumpul di meja makan. Mereka kali ini makan berempat. Karena oma sepertinya belum pulang, sebab mereka belum ke rumah sakit untuk menggantikannya. Di atas meja makan sudah tersedia jenis-jenis makanan khas Yogyakarta ada gudeg, opor ayam dan lainnya. Itu semua Akmal yang beli di warung terdekat, karena pembantunya pulang kampung tiga hari yang lalu. Jadi, kalau mau makan mereka harus beli dulu. Setidaknya, itu terjadi sampai pembantunya kembali pulang. “Silakan makan, lepas ini kita semua ke rumah sakit!” perintah Om Reza memulai mengambil gudeg lalu melahapnya dengan nikmat. Detik selanjutnya, gerakan Reza pun disusul oleh Akmal, dan kedua keponakannya. Tak berselang berapa menit, mereka semua telah menyelesaikan makannya. Adel yang merasa dirinya perempuan, mulai membereskan peralatan makan yang kotor itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • Because You Are Mine   [05] - Kamu Harus Tanggung Jawab

    HAPPY READING __________________ Setelah Om Reza, Oma dan Akmal pulang. Adel dan Ilham kembali duduk di sofa yang ada di kamar Ridwan. Adel dan Ilham hanya tersenyum senang ketika melihat Ridwan tengah istirahat di atas brangkar sana. Semoga saja ayahnya itu cepat sembuh. Mengingat kejadian tadi sore di stasiun, ingin rasanya Adel mencabik-cabik mulut cowok brengsek itu. Akan tetapi, semuanya sudah terlambat, apa yang harus dia perbuat sekarang? Tidak ada! Namun, dia sudah berniat untuk membalas perbuatan cowok itu. Raut muka Adel yang berubah menjadi bersungut-sungut memancing Ilham untuk bertanya? “Del, kamu kenapa? Mukanya kusut gitu, kalau udah ngantuk tidur aja.” Ilham mendekati Adel dan duduk lebih dekat dengannya. Menyadari ada yang memperhatikannya, Adel hanya menampilkan smirk-nya, “Kagak ada apa-apa, Kak. Adel belum ngantuk, kalau kakak mau tidur. Tidur aja,” balas Adel. Ilham mengangguk pelan, “Baik

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • Because You Are Mine   [06] - Kecopet

    HAPPY READING __________________ Selamat pagi Yogyakarta. Kota sejuta mimpi, kota sejuta harapan dan kota sejuta aktivitas mulai bangun kembali. Gelap remang-remang disertai dengan kokok ayam dari berbagai perkampungan kecil saling beradu merdu untuk membangunkan para pejuang rupiah. Menidurkan hansip malam yang habis berkeliling kompleks, serta mengingatkan sang mentari yang hampir lupa muncul pagi ini. Dari kamar melati – Rumah Sakit Yogyakarta, seorang perempuan terlihat baru bangun dari tempat berlabuhnya tadi malam. Sedangkan kakak semata wayangnya sudah mandi dan bersiap-siap, sejak tadi subuh. Mereka adalah Adel dan Ilham – kakak beradik yang semalam telah menemani Ridwan di rumah sakit. “Pagi Del, gimana tidurnya, nyenyak?” sapa Ilham kepada Adel yang masih menggaruk tengkuknya yang terasa gatal, raut mukanya masih terlihat sayu dan rambutnya yang dibiarkan terurai semalam, sudah seperti habis kesetrum listrik. Adel ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-25
  • Because You Are Mine   [07] - Dituduh Copet

    HAPPY READING __________________ “Ponsel gue!!!” Tiba-tiba, seorang pencopet langsung menyambar ponsel yang ada di tangan Adel, membuatnya berteriak panik. Ilham langsung berlari mengejar pencopet itu, berharap ponsel adiknya masih bisa terselamatkan. Adel mengacak-acak rambutnya frustrasi, bagaimana bisa ia seceroboh itu. Dia hanya mampu menatap tempat menghilangnya Ilham seraya menggigit jari. Ya Allah, semoga saja bang Ilham bisa menyelamatkan ponsel aku! Batin Adel berdo’a. ***** Suasana siang yang begitu panas membuat semua orang yang sedang istirahat dari kerja kantor memilih bercengkerama di salah satu cafe terkenal yang ada di Jalan Diponegoro. Cafe Andalusi, di sana pula terdapat sekelompok anak geng motor dari SMA Sriwijaya sedang bercengkerama ria. Untung sekali, hari ini anak geng motor itu tidak lagi membuat keonaran. Walaupun hanya bercengkerama ria, tetapi pemilik cafe tetap was-was,

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Because You Are Mine   [08] - Masuk Kontrakan

    HAPPY READING __________________ Hari semakin gelap. Adel dan Ilham kembali ke rumah Om Reza. Bukan untuk bermalam, tetapi untuk pamit karena dia sudah mendapatkan kontrakan murah tak jauh dari rumah sakit. Setelah salam, mereka berdua masuk dan menghampiri Reza yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu – membaca koran. Hari ini Reza pulang lebih cepat. Mungkin karena kerjaan kantor lagi tidak banyak, jadi Reza bisa pulang sebelum adzan magrib berkumandang. “Udah pulang, Om?” tanya Ilham sambil mencium punggung tangan pamannya. Reza mengangguk pelan, “Iya, Nak. Gimana? Udah dapat kontrakan?” tanya Reza ramah seraya menyalami kedua keponakannya. Ilham mengangguk lalu mendaratkan pantatnya di sofa yang ada di depan Reza, begitu pula dengan Adel. Setelah menyalami pamannya, dia langsung duduk di samping Ilham. “Tapi, kenapa sih kalian tidak tinggal di rumah om saja. Kenapa mesti cari kontrakan?” tanya Reza. “Tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Because You Are Mine   [09] - Tekad Badai

    HAPPY READING ***** Malam ini Badai tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran dengan kejadian tadi siang di depan cafe. Benar-benar terhina, harga dirinya di injak-injak oleh perempuan sialan itu. Badai tidak jadi ke basecamp Dark Tiger karena kondisi hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik. Saat ini dia hanya duduk di balkon kamarnya, seraya menjabak rambutnya frustrasi. Dia tidak habis pikir jika ada cewek seberani itu menginjak haga dirinya di depan teman-temannya. Jika Dark Tiger tidak mau menerimanya lagi bagaimana? Mengingat kejadian tadi siang. “Oh maaf, gue sudah salah duga. terimah kasih yah,” ujar Ilham meminta maaf dan mengelus bahu Badai pelan. Badai menjadi lega karena merasa permasalahannya dengan cowok yang ada di dekat perempuan sialan itu sudah selesai. Tetapi bukannya selesai, malahan cowok itu mendekatinya dan berbisik ke telinga Badai. “Tapi masalahnya sekarang, lo ngapain adek gue k

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-05

Bab terbaru

  • Because You Are Mine   [14] - Hari Pertama Sekolah

    HAPPY READING ***** Tidak terasa sudah banyak jam yang telah terlewati di Yogyakarta. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya, suka, duka, senang, dan sedih semuanya sudah dirasakan oleh seorang Adela Andriana. Semuanya memerlukan mental yang kokoh, untungnya masih ada Ilham yang selalu setia membantunya. Meskipun dia sekarang sedikit menjengkelkan, jujur Adel tidak bisa hidup tanpanya. Terdengar sangat lebay emang, tetapi persepsi orang kan berbeda-beda. Dan satu yang pasti, seandainya cerita ini tidak habis kena kontrak, mungkin authornya sudah mengubah judulnya, “I Love my Brother,” tetapi karena beberapa ketentuan lain maka dia akan tetap setia di judul, “Because You’re Mine.” Sudahlah, lebih baik kita masuk ke cerita. Cerita sang putri yang sangat cantik dan pada akhirnya akan bahagia dengan pangeran berkuda. “Akhirnya mereka berdua bahagia selamanya. Tamat!” Terdengar sangat klise bukan? Tanpa mendengar pendapat kalian, Author se

  • Because You Are Mine   [13] - Kecoa Lagi?

    HAPPY READING ***** “Bang!” ucap Adel menatap kakaknya yang sedang berselonjor di kursi ruang tamu. “Apa?” tanya Ilham. “Gak usah banyak tanya, baiknya kamu terusin mijitnya, di bagian sini nih!” lanjutnya memerintah. “Bukan di situ, yah ... ah bukan, di sini!” “Dih, apasih Bang! Emm!!” kesal Adel lalu memijit lengan Ilham kuat-kuat. “Aww! Kamu mau bunuh, Abang?” tanya Ilham mengaduh kesakitan. “Sudah-sudah!” putusnya kemudian lalu mengenyangkan tangan Adel dari lengannya. Bisa-bisa badannya remuk seperti habis ditindas buldozer jika Adel memijatnya seperti itu. “Dasar lo jadi adek, gak ikhlas banget kalau ngebantuin!” lirih Ilham kemudian. “Abisnya sih, Abang menjengkelkan sekali. Kayak bos killer norak tahu gak,” sahut Adel merespon. Sepertinya Adel mendengar perkataan Ilham barusan. Yang lebih kesal sekarang adalah Adel. Enak saja abangnya itu memerintahnya untuk memijitnya, tetapi kalau tidak enak, malah ma

  • Because You Are Mine   [12] - Renovasi

    HAPPY READING ***** Kegiatan bersih-bersih masih berlangsung hingga saat ini. Keringat yang sudah menetes berbenturan dengan kuman membuat Adel merasakan ada aroma-aroma yang sangat enak dicium. Yah, bau-bau yang membuat kita ingin menutup hidung agar aroma itu tidak sampai masuk ke dalam indra penciuman dan membuat organ tubuh menjadi pingsan dan tidak melaksanakan kinerjanya dengan baik. Akan tetapi, meskipun demikian. Adel dan Ilham tetap tidak mau menghentikan pekerjaannya yang dirasa masih belum adalah lima puluh persen selesai dalam perenovasian ini. Acara bersih-bersih sudah selesai dan kecoa-kecoa sialan yang sudah mati kini terkumpul di dalam baskom. Akibat semprotan Adel yang secara serampangan membuat semua makhluk yang menciumnya isdet alias berpulang ke Illahi. Sangat miris emang, apalagi keluarga besar kecoa bawah bantal semuanya tidak ada yang tersisa. Mulai dari nenek buyut hingga cucu-cucu yang masih dalam telur dan p

  • Because You Are Mine   [11] - Ilham Masih Ngambek?

    HAPPY READING ***** Sehabis membeli sarapan, Ilham kembali ke kamar ayahnya. Terlihat dia berisul-siul kecil melewati lorong koridor seraya menjinjing kantong kresek berwarna hitam polos disertai aroma-aroma enak yang mengikutinya. Sepertinya Ilham baru saja membeli gudeg dari pedagang kaki lima di depan rumah sakit sana. Memang sih, makanan pedangan kaki lima tidak kalah dengan makanan di restoran, atau bahkan di pedagang kaki lima lebih untung. Sudah enak, sederhana, murah lagi. Tidak sama di restoran, kelihatannya saja mewah, tetapi rasanya, sama. Mewah juga. Bisa membuat rekening jadi limit. Ilham membuka pintu dan melihat Adel sedang main ponsel di sofa. Sedangkan Ridwan sedang di periksa oleh suster. “Nih!” ujar Ilham seraya menyimpan gudeg di atas sofa. “Buat aku?” tanya Adel singkat. “Buat sofa! Yah buat kamu lah,” sungut Ilham membanting dirinya di sofa. Adel hanya mengerucutkan bibirnya. Lalu

  • Because You Are Mine   [10] - Senjata Makan Tuan?

    HAPPY READING ***** Terasa ada yang kurang pagi ini. Ilham yang tidur lagi selepas shalat subuh tadi, menjadi heran tidak mendapati Adel di kamar. Ilham menjadi bingung dan cemas dibuatnya. Jujur, meskipun dia sedikit kesal kepada adiknya itu, tetapi jikalau dia tidak mengetahui Adel ke mana, dia juga merasa khawatir akan terjadi apa-apa kepada adiknya itu. Ilham mondar-mandir di dalam ruangan, membuat Ridwan yang baru saja bangun dari alam mimpinya menautkan alis, karena bingung. Ada apa geranga, mengapa Ilham mondar-mandir seperti itu? Jikalau memang dia ingin jogging atau berjalan santai sambil olahraga, kenapa tidak keluar saja? “I-Ilham, kenapa mondar-mandir di situ, Nak? Adikmu mana?” tanya Ridwan terbata-bata. Ilham menghentikan aksinya, dan mendekati brangkar Ridwan. Dia berusaha menghilangkan rasa cemasnya, agar Ridwan tidak ikut cemas, tetapi dia tidak bisa. Sekuat tenaga dia melakukannya, tetapi rau

  • Because You Are Mine   [09] - Tekad Badai

    HAPPY READING ***** Malam ini Badai tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran dengan kejadian tadi siang di depan cafe. Benar-benar terhina, harga dirinya di injak-injak oleh perempuan sialan itu. Badai tidak jadi ke basecamp Dark Tiger karena kondisi hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik. Saat ini dia hanya duduk di balkon kamarnya, seraya menjabak rambutnya frustrasi. Dia tidak habis pikir jika ada cewek seberani itu menginjak haga dirinya di depan teman-temannya. Jika Dark Tiger tidak mau menerimanya lagi bagaimana? Mengingat kejadian tadi siang. “Oh maaf, gue sudah salah duga. terimah kasih yah,” ujar Ilham meminta maaf dan mengelus bahu Badai pelan. Badai menjadi lega karena merasa permasalahannya dengan cowok yang ada di dekat perempuan sialan itu sudah selesai. Tetapi bukannya selesai, malahan cowok itu mendekatinya dan berbisik ke telinga Badai. “Tapi masalahnya sekarang, lo ngapain adek gue k

  • Because You Are Mine   [08] - Masuk Kontrakan

    HAPPY READING __________________ Hari semakin gelap. Adel dan Ilham kembali ke rumah Om Reza. Bukan untuk bermalam, tetapi untuk pamit karena dia sudah mendapatkan kontrakan murah tak jauh dari rumah sakit. Setelah salam, mereka berdua masuk dan menghampiri Reza yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu – membaca koran. Hari ini Reza pulang lebih cepat. Mungkin karena kerjaan kantor lagi tidak banyak, jadi Reza bisa pulang sebelum adzan magrib berkumandang. “Udah pulang, Om?” tanya Ilham sambil mencium punggung tangan pamannya. Reza mengangguk pelan, “Iya, Nak. Gimana? Udah dapat kontrakan?” tanya Reza ramah seraya menyalami kedua keponakannya. Ilham mengangguk lalu mendaratkan pantatnya di sofa yang ada di depan Reza, begitu pula dengan Adel. Setelah menyalami pamannya, dia langsung duduk di samping Ilham. “Tapi, kenapa sih kalian tidak tinggal di rumah om saja. Kenapa mesti cari kontrakan?” tanya Reza. “Tid

  • Because You Are Mine   [07] - Dituduh Copet

    HAPPY READING __________________ “Ponsel gue!!!” Tiba-tiba, seorang pencopet langsung menyambar ponsel yang ada di tangan Adel, membuatnya berteriak panik. Ilham langsung berlari mengejar pencopet itu, berharap ponsel adiknya masih bisa terselamatkan. Adel mengacak-acak rambutnya frustrasi, bagaimana bisa ia seceroboh itu. Dia hanya mampu menatap tempat menghilangnya Ilham seraya menggigit jari. Ya Allah, semoga saja bang Ilham bisa menyelamatkan ponsel aku! Batin Adel berdo’a. ***** Suasana siang yang begitu panas membuat semua orang yang sedang istirahat dari kerja kantor memilih bercengkerama di salah satu cafe terkenal yang ada di Jalan Diponegoro. Cafe Andalusi, di sana pula terdapat sekelompok anak geng motor dari SMA Sriwijaya sedang bercengkerama ria. Untung sekali, hari ini anak geng motor itu tidak lagi membuat keonaran. Walaupun hanya bercengkerama ria, tetapi pemilik cafe tetap was-was,

  • Because You Are Mine   [06] - Kecopet

    HAPPY READING __________________ Selamat pagi Yogyakarta. Kota sejuta mimpi, kota sejuta harapan dan kota sejuta aktivitas mulai bangun kembali. Gelap remang-remang disertai dengan kokok ayam dari berbagai perkampungan kecil saling beradu merdu untuk membangunkan para pejuang rupiah. Menidurkan hansip malam yang habis berkeliling kompleks, serta mengingatkan sang mentari yang hampir lupa muncul pagi ini. Dari kamar melati – Rumah Sakit Yogyakarta, seorang perempuan terlihat baru bangun dari tempat berlabuhnya tadi malam. Sedangkan kakak semata wayangnya sudah mandi dan bersiap-siap, sejak tadi subuh. Mereka adalah Adel dan Ilham – kakak beradik yang semalam telah menemani Ridwan di rumah sakit. “Pagi Del, gimana tidurnya, nyenyak?” sapa Ilham kepada Adel yang masih menggaruk tengkuknya yang terasa gatal, raut mukanya masih terlihat sayu dan rambutnya yang dibiarkan terurai semalam, sudah seperti habis kesetrum listrik. Adel ha

DMCA.com Protection Status