/ Romansa / Because You Are Mine / [09] - Tekad Badai

공유

[09] - Tekad Badai

작가: sansuris27
last update 최신 업데이트: 2021-07-05 15:39:19

HAPPY READING

*****

Malam ini Badai tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran dengan kejadian tadi siang di depan cafe. Benar-benar terhina, harga dirinya di injak-injak oleh perempuan sialan itu. Badai tidak jadi ke basecamp Dark Tiger karena kondisi hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik.

Saat ini dia hanya duduk di balkon kamarnya, seraya menjabak rambutnya frustrasi. Dia tidak habis pikir jika ada cewek seberani itu menginjak haga dirinya di depan teman-temannya. Jika Dark Tiger tidak mau menerimanya lagi bagaimana?

Mengingat kejadian tadi siang.

“Oh maaf, gue sudah salah duga. terimah kasih yah,” ujar Ilham meminta maaf dan mengelus bahu Badai pelan. Badai menjadi lega karena merasa permasalahannya dengan cowok yang ada di dekat perempuan sialan itu sudah selesai.

Tetapi bukannya selesai, malahan cowok itu mendekatinya dan berbisik ke telinga Badai. “Tapi masalahnya sekarang, lo ngapain adek gue kemarin?” tanya Ilham dengan tatapan horornya, membuat Badai yang sempat lega kembali kicep.

Badai membeku, apa yang dia takutkan sedari tadi benar terjadi. Jika cowok itu akan bertanya mengenai adiknya yang dia cium beberapa hari yang lalu. “An – anu Bang, gue gak sengaja!” balas Badai dengan terbata-bata.

“Sudah kak, biar aku yang menangani cowok ini. Aku ingin mengatasi permasalahanku sendiri,” lerai Adel nearik Ilham menjauh dari Badai, dan dia yang mendekati cowok itu.

Badai masih membeku. Dia hanya menatap apa yang akan diperbuat cewek itu.

Adel menatap pas di muka Badai. Bola mata mereka bertemu, tetapi Adel tidak hanya merasakan hal aneh kecuali rasa benci yang mendalam. Bibir ranum Badai yang berwarna merah muda itu menjadi sorotan netranya sekarang, gejolak ingin mencabik-cabiknya mulai memberontak dalam tubuh Adel.

“Heh cowok mesum. Gue bukan cewek yang bisa lo lecehin seenaknya. Karena gue, bukan bitch seperti kebanyakan cewek yang mungkin sudah lo tiduri. Dan ingat!” Adel memegang bibir Badai dan meremasnya sedikit keras, “Bibir lo yang kotor ini tak akan selamat dari gue!” tegas Adel dan menarik bibir Ilham dan meremasnya seperti biskuit.

Badai mengaduh kesakitan dan memegang keras lengan tangan Adel serta mengenyahkan tangannya itu dari bibirnya, “Hentikan!” bentak Badai merasa dihina.

Lengan menepis tangannya dari genggaman Badai. Sedangkan Ilham dan beberapa teman Badai hanya diam membeku melihat adegan mengerikan di depannya.

Adel menaikkan sudut bibirnya dan menatap Badai dengan santai. “Kenapa? Lo gak suka? Sama! Gue juga gak suka lo perlakuin gue waktu itu. Jadi, gue kasih tau lo, biar otak mesum lo gak menyebar ke teman-teman lo ini. Sebelum lo mencubit lengan teman lo, lo mesti cubit lengan lo sendiri. Kalau lo tidak suka, maka seperti teman yang le cubit. Dia juga tidak suka lo perlakukan seperti itu. Mengerti!”

“Tapi waktu itu gue gak remas bibir lo!”

“Tapi lo cium kan! Sama saja kalau lo menyakitiku. Bukan hanya bibirku yang kamu kotori, tetapi hatiku sudah kamu tikam dengan perlakuan kotormu itu! ngerti!”

PLAKK!

Semua mata langsung melotot, serta mulut yang ternganga melihat aksi tersebut. Termasuk Adel. Dia tidak pernah menyangka kalau kakaknya berai menampar Badai.

“Lo cium adek gue!” Mata Ilham memerah karena murka. Mendengar adiknya telah di kotori oleh cowok yang ada di hadapannya itu membuat dirinya naik pitam. Dia tidak pernah terima jika adiknya itu diperlakukan seperti itu oleh cowok kurang ajar sepertinya.

“Kenapa lo diam!?” tanya Ilham mempererat genggamannya pada kerah Badai. Tetapi, Badai tak kunjung menjawab karena merasa tidak ada nyali melawan Ilham. Jikalaupun ada, tidak mungkin Badai melawannya. Lagipula di sini, dia yang bersalah.

“Hentikan, Kak! tolong,” pinta beberapa anggota Dark Tiger melerai.

“Kalian mendekat, akan ku habisi teman lo ini!” ancam Ilham membuat beberapa teman Badai langsung berhenti dan tidak tahu harus melakukan apalagi.

“Stop, Kak! Kakak gak usah kotori tangan kakak hanya untuk memberi pelajaran buat hewan sepertinya.”

Adel melerai dan langsung mengenyahkan tangan Ilham dari kerah baju Badai dengan paksa. “Ingat perkataan gue. sekali lagi lo berbuat seperti itu. Gue gak akan segan-segan nge-laporin lo ke polisi!”

Detik selanjutnya, Adel berlalu dan manrik Ilham dengan paksa. Adel merasa, ada pekerjaan yang lebih penting dan bermanfaat, selain mengurusi orang macam Badai. Kontrakan. Yah, Adel mengingat jikalau dia sama Ilham belum mendapatkan kontrakan sampai saat ini.

Sepeninggal Ilham dan Adel, teman-teman Badai menghampirinya. “Lo gak kenapa-kenapa, Bad!?” tanya Irez terlihat cemas.

Badai menggeleng pelan lalu mengusap darah di sudut bibirnya. “Gue gak kenapa-kenapa. Nih dompet gue! gue duluan,” pelan Badai memberikan dompet di tangannya, kepada Irez.

“Tapi Bad—“

Badai tidak merespon. Dia menggunakan helmnya dengan cepat lalu menstater motornya dan meninggalkan tempat itu.

******

“Akhhh sialan!!!!” Badai terus mengerang frustrasi mengingat itu semua. Harga dirinya terasa sudah sangat hina, disebut hewan oleh cewek itu. Apakah ini semua salah Badai? Tidak! Ini bukan salahnya seratus persen. Seandainya cewek itu tidak cerewet dia tidak akan melakukan itu semua.

“Tidak! Gue gak boleh terlihat lemah hanya karena sebutan hewan oleh dia. Lihat saja nanti, lo baru saja masuk ke dalam daftar masalah gue. Dan jangan panggil gue Badai Ranendra Arikusuma kalau gue gak bisa naklukin cewek seperti dia,” tekad Badai dengan mata berapi-api.

Dia bangkit dari kursi yang ada di balkon atas dan masuk ke dalam kamar setelah membanting pintu dengan keras.

******

Sehabis dari kontrakan, Adel dan Ilham langsung ke rumah sakit. Kali ini Adel merasa kalau kakaknya benar-benar ngambek kepadanya. Buktinya saja, sejak perjalanan mereka ke rumah sakit, Ilham tidak nafsu mengajaknya bicara.

Adel menghela napas berkali-kali berharap Ilham merasa terganggu dan merespon aksi konyolnya, tetapi sial, Ilham tidak beraksi apapun  dan malahan dia tidak menatap Adel barang sekali saja.

“Kak!” lirih Adel ketika Ilham masih mendiaminya, sedangkan  dia sudah beberapa kali melakukan sesuatu agar Ilham menengurnya.

Ilham tidak merespon dan langsung mengambil headset dari dalam sakunya dan menggunakannya, biar dia tidak terganggu oleh surau serak Adel.

Adel mendengkus kesal, Ilham benar-benar tidak mau meresponnya malam ini. Yah sudah tidak apa-apa, besok kita akan melihat siapa yang bakalan panik, batin Raisa tersenyum miring. Entah rencana apa lagi yang dipikirkan Adel saat ini.

Tak berapa lama, taksi yang ditumpangi oleh mereka berdua berhenti di depan rumah sakit. Mereka langsung turun dan membayar ongkos. Selepas turun dari taksi, Ilham langsung berjalan lebih dahulu tanpa menyapa Adel.

Adel mengerucutkan bibirnya. Hanya karena kecoa, Ilham menjadi dingin kepadanya. Bagaimana kalau dengan kaki seribu, katak atau ulat. Mungkin dia sudah dikubur hidup-hidup oleh kakaknya. Mengingat hewan-hewan itu adalah hewan yang paling dibenci Ilham.

“Tetapi itu tidak mungkin terjadi, gue yakin besok pasti akan kembali seperti sedia kala. Mungkin saat ini kenorakan kak Ilham lagi kambuh,” pikir Adel menyusuli Ilham.

*****

TO BE CONTINUED ....

sansuris27

Jangan lupa voment

| 1

관련 챕터

  • Because You Are Mine   [10] - Senjata Makan Tuan?

    HAPPY READING ***** Terasa ada yang kurang pagi ini. Ilham yang tidur lagi selepas shalat subuh tadi, menjadi heran tidak mendapati Adel di kamar. Ilham menjadi bingung dan cemas dibuatnya. Jujur, meskipun dia sedikit kesal kepada adiknya itu, tetapi jikalau dia tidak mengetahui Adel ke mana, dia juga merasa khawatir akan terjadi apa-apa kepada adiknya itu. Ilham mondar-mandir di dalam ruangan, membuat Ridwan yang baru saja bangun dari alam mimpinya menautkan alis, karena bingung. Ada apa geranga, mengapa Ilham mondar-mandir seperti itu? Jikalau memang dia ingin jogging atau berjalan santai sambil olahraga, kenapa tidak keluar saja? “I-Ilham, kenapa mondar-mandir di situ, Nak? Adikmu mana?” tanya Ridwan terbata-bata. Ilham menghentikan aksinya, dan mendekati brangkar Ridwan. Dia berusaha menghilangkan rasa cemasnya, agar Ridwan tidak ikut cemas, tetapi dia tidak bisa. Sekuat tenaga dia melakukannya, tetapi rau

    최신 업데이트 : 2021-07-05
  • Because You Are Mine   [11] - Ilham Masih Ngambek?

    HAPPY READING ***** Sehabis membeli sarapan, Ilham kembali ke kamar ayahnya. Terlihat dia berisul-siul kecil melewati lorong koridor seraya menjinjing kantong kresek berwarna hitam polos disertai aroma-aroma enak yang mengikutinya. Sepertinya Ilham baru saja membeli gudeg dari pedagang kaki lima di depan rumah sakit sana. Memang sih, makanan pedangan kaki lima tidak kalah dengan makanan di restoran, atau bahkan di pedagang kaki lima lebih untung. Sudah enak, sederhana, murah lagi. Tidak sama di restoran, kelihatannya saja mewah, tetapi rasanya, sama. Mewah juga. Bisa membuat rekening jadi limit. Ilham membuka pintu dan melihat Adel sedang main ponsel di sofa. Sedangkan Ridwan sedang di periksa oleh suster. “Nih!” ujar Ilham seraya menyimpan gudeg di atas sofa. “Buat aku?” tanya Adel singkat. “Buat sofa! Yah buat kamu lah,” sungut Ilham membanting dirinya di sofa. Adel hanya mengerucutkan bibirnya. Lalu

    최신 업데이트 : 2021-07-05
  • Because You Are Mine   [12] - Renovasi

    HAPPY READING ***** Kegiatan bersih-bersih masih berlangsung hingga saat ini. Keringat yang sudah menetes berbenturan dengan kuman membuat Adel merasakan ada aroma-aroma yang sangat enak dicium. Yah, bau-bau yang membuat kita ingin menutup hidung agar aroma itu tidak sampai masuk ke dalam indra penciuman dan membuat organ tubuh menjadi pingsan dan tidak melaksanakan kinerjanya dengan baik. Akan tetapi, meskipun demikian. Adel dan Ilham tetap tidak mau menghentikan pekerjaannya yang dirasa masih belum adalah lima puluh persen selesai dalam perenovasian ini. Acara bersih-bersih sudah selesai dan kecoa-kecoa sialan yang sudah mati kini terkumpul di dalam baskom. Akibat semprotan Adel yang secara serampangan membuat semua makhluk yang menciumnya isdet alias berpulang ke Illahi. Sangat miris emang, apalagi keluarga besar kecoa bawah bantal semuanya tidak ada yang tersisa. Mulai dari nenek buyut hingga cucu-cucu yang masih dalam telur dan p

    최신 업데이트 : 2021-07-18
  • Because You Are Mine   [13] - Kecoa Lagi?

    HAPPY READING ***** “Bang!” ucap Adel menatap kakaknya yang sedang berselonjor di kursi ruang tamu. “Apa?” tanya Ilham. “Gak usah banyak tanya, baiknya kamu terusin mijitnya, di bagian sini nih!” lanjutnya memerintah. “Bukan di situ, yah ... ah bukan, di sini!” “Dih, apasih Bang! Emm!!” kesal Adel lalu memijit lengan Ilham kuat-kuat. “Aww! Kamu mau bunuh, Abang?” tanya Ilham mengaduh kesakitan. “Sudah-sudah!” putusnya kemudian lalu mengenyangkan tangan Adel dari lengannya. Bisa-bisa badannya remuk seperti habis ditindas buldozer jika Adel memijatnya seperti itu. “Dasar lo jadi adek, gak ikhlas banget kalau ngebantuin!” lirih Ilham kemudian. “Abisnya sih, Abang menjengkelkan sekali. Kayak bos killer norak tahu gak,” sahut Adel merespon. Sepertinya Adel mendengar perkataan Ilham barusan. Yang lebih kesal sekarang adalah Adel. Enak saja abangnya itu memerintahnya untuk memijitnya, tetapi kalau tidak enak, malah ma

    최신 업데이트 : 2021-07-18
  • Because You Are Mine   [14] - Hari Pertama Sekolah

    HAPPY READING ***** Tidak terasa sudah banyak jam yang telah terlewati di Yogyakarta. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya, suka, duka, senang, dan sedih semuanya sudah dirasakan oleh seorang Adela Andriana. Semuanya memerlukan mental yang kokoh, untungnya masih ada Ilham yang selalu setia membantunya. Meskipun dia sekarang sedikit menjengkelkan, jujur Adel tidak bisa hidup tanpanya. Terdengar sangat lebay emang, tetapi persepsi orang kan berbeda-beda. Dan satu yang pasti, seandainya cerita ini tidak habis kena kontrak, mungkin authornya sudah mengubah judulnya, “I Love my Brother,” tetapi karena beberapa ketentuan lain maka dia akan tetap setia di judul, “Because You’re Mine.” Sudahlah, lebih baik kita masuk ke cerita. Cerita sang putri yang sangat cantik dan pada akhirnya akan bahagia dengan pangeran berkuda. “Akhirnya mereka berdua bahagia selamanya. Tamat!” Terdengar sangat klise bukan? Tanpa mendengar pendapat kalian, Author se

    최신 업데이트 : 2021-07-18
  • Because You Are Mine   [01] - Prolog

    BISMILLAH __________ “Semuanya sudah dimasukkan kedalam koper? Intinya jangan ada yang tertinggal, karena kita harus berangkat sekarang. Taksi onlinenya udah datang. Jangan sampai kita ketinggalan kereta!” ucap Ilham memperingati Adel yang masih duduk termenung menerawang jauh di depan jendela kamarnya. Namun, sepertinya perempuan itu tidak mengindahkan perkataan abangnya. Dia hanya menatap Gunung Tangkuban Perahu yang jauh di sana. Sementara, kelopak matanya terlihat sembab. Mungkin karena tangisnya semalam sehabis dari pemakaman. Kemarin adalah hari ke tujuh sepeninggal ibunya. Dan rencananya, setelah hari itu mereka akan tinggal di Yogyakarta dan memulai hidup baru di sana. Semoga saja, keputusan yang dia tempuh bisa membuat kehidupannya bahagia di kampung halaman Ridwan – ayahnya. Ilham balik badan dan menatap adik semata wayangnya yang belum bergerak sama sekali. Ia menghela napas pelan dan kembali

    최신 업데이트 : 2021-05-15
  • Because You Are Mine   [02] - Pindah ke Yogyakarta

    HAPPY READING .... ______________ Stasiun Kereta Api Bandung, entah karena sepi penumpang atau karena jadwal keberangkatan kereta tidak ada. Stasiun itu terlihat sedikit sunyi. Bangku-bangku yang biasanya sesak oleh penumpang, terlihat hanya di duduki oleh beberapa orang saja. Sementara, pagi ini telah menunjukkan jam 07:30 waktu setempat tetapi, kenapa masih terlihat sangat sepi? Tidak seperti biasanya, jikalau sudah jam demikian semua orang sudah terlihat mengantri di kursi tunggu. Ilham kembali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu ia mencocokkan dengan tiket keberangkatan kereta api jurusan Bandung – Yogyakarta, yang ada di tangan yang lain. “Sudah setengah delapan, sebentar lagi keretanya datang,” gumam Ilham kembali memperbaiki posisi duduknya yang terasa kurang nyaman. Kemudian, ia melirik ke arah bangku yang diduduki Adel, dan terlihat di sana, cewek itu hanya terdiam dengan

    최신 업데이트 : 2021-06-06
  • Because You Are Mine   [03] - Cowok Brengsek

    HAPPY READING .... ______________ Badai terus melanjutkan suapannya dengan tenang. Begitupun dengan Adel yang sedari tadi diam sambil menikmati gudeg pesaannya dengan lahap. Tidak ada pembicaraan yang terlontar, hanya dentingan sendok yang berbenturan dengan piring berwana putih itu yang sesekali terdengar merdu. “Orang baru yah?” tanya Badai ketika dirinya sudah menyelesaikan makannya. “He-em, baru sedetik yang lalu dilahirkan,” jawab Adel sekenanya. Dia masih melanjutkan makannya tanpa berpaling kearah cowok yang tidak dikenalnya itu. “Oh, pantesan masih ada darahnya dikit,” ucap Badai berusaha biasa saja. Walaupun ia merasa pembicaraan mereka tidak ada manfaatnya sama sekali. “Iya, kamu juga orang baru yah? cangkang lo masih menempel di punggung lo tuh. Kalau boleh tau habitat kamu di mana yah? Di Komodo, apa di Wakatobi?” tanya Adel. Badai terdiam. Dia tidak tahu menjawab pertanyaan cewek a

    최신 업데이트 : 2021-06-06

최신 챕터

  • Because You Are Mine   [14] - Hari Pertama Sekolah

    HAPPY READING ***** Tidak terasa sudah banyak jam yang telah terlewati di Yogyakarta. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya, suka, duka, senang, dan sedih semuanya sudah dirasakan oleh seorang Adela Andriana. Semuanya memerlukan mental yang kokoh, untungnya masih ada Ilham yang selalu setia membantunya. Meskipun dia sekarang sedikit menjengkelkan, jujur Adel tidak bisa hidup tanpanya. Terdengar sangat lebay emang, tetapi persepsi orang kan berbeda-beda. Dan satu yang pasti, seandainya cerita ini tidak habis kena kontrak, mungkin authornya sudah mengubah judulnya, “I Love my Brother,” tetapi karena beberapa ketentuan lain maka dia akan tetap setia di judul, “Because You’re Mine.” Sudahlah, lebih baik kita masuk ke cerita. Cerita sang putri yang sangat cantik dan pada akhirnya akan bahagia dengan pangeran berkuda. “Akhirnya mereka berdua bahagia selamanya. Tamat!” Terdengar sangat klise bukan? Tanpa mendengar pendapat kalian, Author se

  • Because You Are Mine   [13] - Kecoa Lagi?

    HAPPY READING ***** “Bang!” ucap Adel menatap kakaknya yang sedang berselonjor di kursi ruang tamu. “Apa?” tanya Ilham. “Gak usah banyak tanya, baiknya kamu terusin mijitnya, di bagian sini nih!” lanjutnya memerintah. “Bukan di situ, yah ... ah bukan, di sini!” “Dih, apasih Bang! Emm!!” kesal Adel lalu memijit lengan Ilham kuat-kuat. “Aww! Kamu mau bunuh, Abang?” tanya Ilham mengaduh kesakitan. “Sudah-sudah!” putusnya kemudian lalu mengenyangkan tangan Adel dari lengannya. Bisa-bisa badannya remuk seperti habis ditindas buldozer jika Adel memijatnya seperti itu. “Dasar lo jadi adek, gak ikhlas banget kalau ngebantuin!” lirih Ilham kemudian. “Abisnya sih, Abang menjengkelkan sekali. Kayak bos killer norak tahu gak,” sahut Adel merespon. Sepertinya Adel mendengar perkataan Ilham barusan. Yang lebih kesal sekarang adalah Adel. Enak saja abangnya itu memerintahnya untuk memijitnya, tetapi kalau tidak enak, malah ma

  • Because You Are Mine   [12] - Renovasi

    HAPPY READING ***** Kegiatan bersih-bersih masih berlangsung hingga saat ini. Keringat yang sudah menetes berbenturan dengan kuman membuat Adel merasakan ada aroma-aroma yang sangat enak dicium. Yah, bau-bau yang membuat kita ingin menutup hidung agar aroma itu tidak sampai masuk ke dalam indra penciuman dan membuat organ tubuh menjadi pingsan dan tidak melaksanakan kinerjanya dengan baik. Akan tetapi, meskipun demikian. Adel dan Ilham tetap tidak mau menghentikan pekerjaannya yang dirasa masih belum adalah lima puluh persen selesai dalam perenovasian ini. Acara bersih-bersih sudah selesai dan kecoa-kecoa sialan yang sudah mati kini terkumpul di dalam baskom. Akibat semprotan Adel yang secara serampangan membuat semua makhluk yang menciumnya isdet alias berpulang ke Illahi. Sangat miris emang, apalagi keluarga besar kecoa bawah bantal semuanya tidak ada yang tersisa. Mulai dari nenek buyut hingga cucu-cucu yang masih dalam telur dan p

  • Because You Are Mine   [11] - Ilham Masih Ngambek?

    HAPPY READING ***** Sehabis membeli sarapan, Ilham kembali ke kamar ayahnya. Terlihat dia berisul-siul kecil melewati lorong koridor seraya menjinjing kantong kresek berwarna hitam polos disertai aroma-aroma enak yang mengikutinya. Sepertinya Ilham baru saja membeli gudeg dari pedagang kaki lima di depan rumah sakit sana. Memang sih, makanan pedangan kaki lima tidak kalah dengan makanan di restoran, atau bahkan di pedagang kaki lima lebih untung. Sudah enak, sederhana, murah lagi. Tidak sama di restoran, kelihatannya saja mewah, tetapi rasanya, sama. Mewah juga. Bisa membuat rekening jadi limit. Ilham membuka pintu dan melihat Adel sedang main ponsel di sofa. Sedangkan Ridwan sedang di periksa oleh suster. “Nih!” ujar Ilham seraya menyimpan gudeg di atas sofa. “Buat aku?” tanya Adel singkat. “Buat sofa! Yah buat kamu lah,” sungut Ilham membanting dirinya di sofa. Adel hanya mengerucutkan bibirnya. Lalu

  • Because You Are Mine   [10] - Senjata Makan Tuan?

    HAPPY READING ***** Terasa ada yang kurang pagi ini. Ilham yang tidur lagi selepas shalat subuh tadi, menjadi heran tidak mendapati Adel di kamar. Ilham menjadi bingung dan cemas dibuatnya. Jujur, meskipun dia sedikit kesal kepada adiknya itu, tetapi jikalau dia tidak mengetahui Adel ke mana, dia juga merasa khawatir akan terjadi apa-apa kepada adiknya itu. Ilham mondar-mandir di dalam ruangan, membuat Ridwan yang baru saja bangun dari alam mimpinya menautkan alis, karena bingung. Ada apa geranga, mengapa Ilham mondar-mandir seperti itu? Jikalau memang dia ingin jogging atau berjalan santai sambil olahraga, kenapa tidak keluar saja? “I-Ilham, kenapa mondar-mandir di situ, Nak? Adikmu mana?” tanya Ridwan terbata-bata. Ilham menghentikan aksinya, dan mendekati brangkar Ridwan. Dia berusaha menghilangkan rasa cemasnya, agar Ridwan tidak ikut cemas, tetapi dia tidak bisa. Sekuat tenaga dia melakukannya, tetapi rau

  • Because You Are Mine   [09] - Tekad Badai

    HAPPY READING ***** Malam ini Badai tidak bisa tidur. Dia terus kepikiran dengan kejadian tadi siang di depan cafe. Benar-benar terhina, harga dirinya di injak-injak oleh perempuan sialan itu. Badai tidak jadi ke basecamp Dark Tiger karena kondisi hati dan pikirannya sedang tidak baik-baik. Saat ini dia hanya duduk di balkon kamarnya, seraya menjabak rambutnya frustrasi. Dia tidak habis pikir jika ada cewek seberani itu menginjak haga dirinya di depan teman-temannya. Jika Dark Tiger tidak mau menerimanya lagi bagaimana? Mengingat kejadian tadi siang. “Oh maaf, gue sudah salah duga. terimah kasih yah,” ujar Ilham meminta maaf dan mengelus bahu Badai pelan. Badai menjadi lega karena merasa permasalahannya dengan cowok yang ada di dekat perempuan sialan itu sudah selesai. Tetapi bukannya selesai, malahan cowok itu mendekatinya dan berbisik ke telinga Badai. “Tapi masalahnya sekarang, lo ngapain adek gue k

  • Because You Are Mine   [08] - Masuk Kontrakan

    HAPPY READING __________________ Hari semakin gelap. Adel dan Ilham kembali ke rumah Om Reza. Bukan untuk bermalam, tetapi untuk pamit karena dia sudah mendapatkan kontrakan murah tak jauh dari rumah sakit. Setelah salam, mereka berdua masuk dan menghampiri Reza yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu – membaca koran. Hari ini Reza pulang lebih cepat. Mungkin karena kerjaan kantor lagi tidak banyak, jadi Reza bisa pulang sebelum adzan magrib berkumandang. “Udah pulang, Om?” tanya Ilham sambil mencium punggung tangan pamannya. Reza mengangguk pelan, “Iya, Nak. Gimana? Udah dapat kontrakan?” tanya Reza ramah seraya menyalami kedua keponakannya. Ilham mengangguk lalu mendaratkan pantatnya di sofa yang ada di depan Reza, begitu pula dengan Adel. Setelah menyalami pamannya, dia langsung duduk di samping Ilham. “Tapi, kenapa sih kalian tidak tinggal di rumah om saja. Kenapa mesti cari kontrakan?” tanya Reza. “Tid

  • Because You Are Mine   [07] - Dituduh Copet

    HAPPY READING __________________ “Ponsel gue!!!” Tiba-tiba, seorang pencopet langsung menyambar ponsel yang ada di tangan Adel, membuatnya berteriak panik. Ilham langsung berlari mengejar pencopet itu, berharap ponsel adiknya masih bisa terselamatkan. Adel mengacak-acak rambutnya frustrasi, bagaimana bisa ia seceroboh itu. Dia hanya mampu menatap tempat menghilangnya Ilham seraya menggigit jari. Ya Allah, semoga saja bang Ilham bisa menyelamatkan ponsel aku! Batin Adel berdo’a. ***** Suasana siang yang begitu panas membuat semua orang yang sedang istirahat dari kerja kantor memilih bercengkerama di salah satu cafe terkenal yang ada di Jalan Diponegoro. Cafe Andalusi, di sana pula terdapat sekelompok anak geng motor dari SMA Sriwijaya sedang bercengkerama ria. Untung sekali, hari ini anak geng motor itu tidak lagi membuat keonaran. Walaupun hanya bercengkerama ria, tetapi pemilik cafe tetap was-was,

  • Because You Are Mine   [06] - Kecopet

    HAPPY READING __________________ Selamat pagi Yogyakarta. Kota sejuta mimpi, kota sejuta harapan dan kota sejuta aktivitas mulai bangun kembali. Gelap remang-remang disertai dengan kokok ayam dari berbagai perkampungan kecil saling beradu merdu untuk membangunkan para pejuang rupiah. Menidurkan hansip malam yang habis berkeliling kompleks, serta mengingatkan sang mentari yang hampir lupa muncul pagi ini. Dari kamar melati – Rumah Sakit Yogyakarta, seorang perempuan terlihat baru bangun dari tempat berlabuhnya tadi malam. Sedangkan kakak semata wayangnya sudah mandi dan bersiap-siap, sejak tadi subuh. Mereka adalah Adel dan Ilham – kakak beradik yang semalam telah menemani Ridwan di rumah sakit. “Pagi Del, gimana tidurnya, nyenyak?” sapa Ilham kepada Adel yang masih menggaruk tengkuknya yang terasa gatal, raut mukanya masih terlihat sayu dan rambutnya yang dibiarkan terurai semalam, sudah seperti habis kesetrum listrik. Adel ha

DMCA.com Protection Status