Share

Sisi Lain

Penulis: Putri R
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-15 14:36:11

Jamie memperhatikan Rani yang duduk di kursi belakang saat ia sudah menjalankan pekerjaan terbarunya, supir pribadi Rani.


Ia melihat kerapuhan di wajah lembut wanita yang saat ini sedang menggunakan blazer hitam, senada dengan mini skirt yang tengah ia pakai.


Ia menatap wanita judes itu sekilas melalui kaca mobil yang sengaja ia arahkan kepada Rani.


Jamie melihat buliran bening masih saja membasahi pipi mulus sang pemilik mobil yang sedang ia kendarai, dengan mimik wajah yang juga mengkhawatirkan wanita di belakangnya.


“Bisakah menyopir mobil dengan konsentrasi penuh tanpa melihat ke arah lain?” ucap Rani ketus dengan suara yang serak. Ia sadar Jamie menatapnya sejak baru memasuki mobil.


“Maaf? Apa anda sedang bicara dengan saya?” Jamie beralasan

“Kalau masih mau kerja dan hidup enak di negara orang, kerja yang bener. Jangan ikut campur urusan pribadi majikan, apalagi bersikap sok pahlawan. Dan ingat, jika orang lain tau bahwa seorang Rani menangisi pria, maka kau akan kehilangan pekerjaan, bahkan tidak akan ada yang mau menerima mu, sekalipun hanya menjadi pengantar makanan!” ancamnya agar Jamie tidak menceritakan kelemahannya kepada orang lain.


“Tenang, paduka ratu. Rahasia aman di tangan saya,”ucap Jamie dengan nada pasti sembari merapatkan bibir tipisnya.


Pria bule itu menghentikan mobil tepat di depan pintu kaca dengan lambang SG, Sanjaya Group.


“Ji, hari ini batalin dulu semua rapat sama klien. Gue nggak enak badan. Lagi nggak mood ketemu orang – orang. Gue mau sendirian dulu,” ucap Rani saat Jihan memasuki ruangannya dengan setumpuk map warna warni sebagai bahan rapat yang telah di rencanakan hari ini.


“Baiklah, tapi untuk besok tidak dapat di tunda, loh. Ingat, besok kita akan ke Jepang buat ngeresmiin pembukaan cabang baru di sana,” Jihan mengingatkan. Rani hanya menekan batang hidungnya tanda frustasi. Ia benar – benar sudah bosan dengan rutinitas seperti ini setiap harinya. Ia butuh ketenangan, dan ia hanya ingin sendiri saat ini.


“Ji, gue keluar bentar, ya, gue lagi bener – bener nggak mood,” ucapnya kemudian meninggalkan ruangan dan hanya membawa tas tangan.


“Lo mau kemana?” Jihan mengekori Rani yang sedikit tidak memperdulikannya.

Saat di lobby, ia bertemu dengan Jamie yang menebar senyum di hadapan semua orang. Ia kaget melihat Rani yang tampak memasang wajah tak enak.


“Heh, sopir. Sini kunci mobil!” ucapnya dengan angkuh

“Ran, dia punya nama,” bisik Jihan

“Siapa nama kamu? Ah, sudah lah, siapkan mobil!” perintahnya

“Siap, paduka ratu,” jawab Jamie yang segera menuju parkiran khusus dan menyiapkan mobil untuk Rani

“Ji, hari ini gue lagi nggak mau di ganggu ama siapa aja termasuk kerjaan, ya. Please lu handle semuanya, gue mau pergi bentar. Kalau mood gue dah balik, gue kabarin,” ucapnya seraya meninggalkan sahabatnya yang masih menatapnya pilu,


“Ayo, nona, kita berangkat!” sopir bule itu dengan santai membunyikan klakson

“Minggir, biar gue yang bawa mobil, lu nggak usah ngikut!” Rani berdiri di dekat pintu kemudi

“Tapi nona, saya adalah sopir anda, saya harus membawa anda kemana saja. Oh, baiklah, saya duduk di samping nona? Begitu?” canda Jamie berusaha mengembalikan mood Rani yang benar – benar belum bisa di kembalikan saat ini

“Saya tidak suka mengulangi kalimat apapun yang sudah di ucapkan,” ucap Rani tegas seraya menduduki kursi kemudi, menggantikan Jamie yang segera keluar dari mobil sport asal Inggris, Bentley Continental GT V8 S, dengan warna Dragon Red.


“Nona, ada baiknya dengan mood anda saat ini di temani seorang sopir seperti saya, no ... nona!” Jamie tidak bisa melanjutkan bujuk rayunya, sang majikan sudah membanting pintu mobil dengan keras dan pergi meninggalkannya yang masih berdiri memandang flat mobil yang sudah hampir tidak terlihat.


Ia melihat Jihan dan mengangkat kedua bahunya. Dan tertunduk lesu hingga di hampiri oleh wanita berambut panjang dan lurus itu.


“Sabar, Jam. Rani emang suka gitu. Dia, kalau lagi nggak mood, pasti kebut – kebutan di jalanan. Nanti juga pulang lagi sendiri. Sebenernya dia itu butuh temen curhat, sih kalau kata gue. Tapi sayang, dia bukan tipe orang terbuka. Cerita sama Mamanya, takut malah nambahi kesusahan Mama-nya yang sering sakit – sakitan, lagi,” jelas Jihan menepuk bahu kanan Jamie yang mendengarkan ucapan calon istri sahabatnya ini.


“Dia biasanya berapa lama begini?” tanya Jamie khawatir

“Entah, pernah juga ampe malem. Bnetar lagi nyokabnya pasti nanyain gue. Tuh, kan, hp gue bunyi, bentar, ya,” Jihan segera menerima panggilan ibunya Rani

“Halo, tante? Iya, baru aja dia pergi. Biasa, dia nggak pernah bilang mau kemana. Ya, begitulah. Oke, nanti Jihan kabarin, ya. Oke. Iya, tante, bye,” Jihan segera memutuskan panggilan.


“Jam, menurut gue, lu susul dia aja. Kata nyokabnya, Rani udah lama nggak nangis sesenggukan kayak tadi. Oh, iya, Emang dia nangis?” Tanya Jihan. Dan Jamie hanya mengangkat kedua alisnya.


“Udah gue duga, pasti dia nangisin cowok yang pernah nolak dia. Udah, lu pake mobil gue aja. Ini kuncinya!" Jihan menyerahkan kunci ke tangan Jamie, dan pria tinggi itu langsung meninggalkan Jihan yang masih memegang map di tangan kirinya.


Sementara itu, Rani terus menekan gas di kakinya, di iringi tangisnya yang pecah. Ia kesal, kenapa ia bisa di tolak? Kenapa Papanya dengan merendahkan harga diri mau saja mendatangi orang tua Rey dan di tolak mentah – mentah oleh Rey sendiri.


“Pa, kalau Rani nggak minta yang aneh – aneh, pasti Papa masih di sini. Masih duduk di sebelah Rani. Gara – gara pria bajingan itu papa jadi sering sakit,” Rani berbicara dalam tangisnya

Ia ingat ketika sang Papa mendengar kabar bahwa Rani di tolak bahkan di permalukan di lapangan basket. Papanya langsung terbang ke Inggris menemui orang tua Rey dan siap memberikan dana berapa saja asalkan Rey mau menjadi kekasihnya Rani.


“Maaf, tuan Hussain, saya sangat senang bahwa anda bisa membantu perusahaan ini. Namun, saya tidak bisa memberikan jawaban. Putra kamilah yang berhak memutuskan,” ucap pria yang usianya tak jauh dari Sanjaya.


“Katakan kepada putri anda! Tolong, tolong jangan pernah berharap saya akan menjadi miliknya. Saya tidak akan pernah bisa menjadi miliknya sampai kapanpun!" jawab Rey yang saat itu baru saja pulang

“Tapi, nak. Coba pertimbangkan lagi tawaran saya. Saya hanya ingin putri saya bahagia,” ucap Sanjaya tampak mengemis

Rey berlalu, meninggalkan Sanjaya yang menunduk dan memasang wajah kecewa. Ia beralih menatap orang tua Rey yang juga tak berdaya

“Sorry, tuan Hussain,” tutup ayah Rey, dengan wajah penuh sesal.


Sanjaya pergi dengan rasa kecewa. Ia berfikir, anak gadisnya akan terus – terusan murung dan tidak mau melakukan apapun. Ia akan menyakiti dirinya sendiri, hingga kemauannya di kabulkan.


Namun, fikiran Sanjaya ternyata tidak terjadi sepenuhnya. Rani memang selalu tampak murung dan malas melakukan apapun kecuali belajar dan belajar.


“Kamu jangan banyak gerak dulu, dokter bilang kamu harus banyak istirhat,” ucap wanita yang selalu ada untuk Sanjaya

“Aku tidak mau melakukan apapun termasuk meminum obat – obatan ini, sama seperti Rani yang tidak mau melakukan apapun,” Sanjaya bertingkah seperti anak kecil

“Kamu jangan ngomong begitu, dong. Aku yang susah di sini,” keluh wanita yang kecantikannya masih terlihat jelas walaupun sudah di tumbuhi rambut putih di kepalanya

“Dia tidak menghukum dirinya, tapi dia menghukum kita. Apa gunanya kita sebagai orang tua, mencarikan segala isi dunia hanya untuk dia, namun pada akhirnya kita tetap tidak bisa membahagiakan dia, iya, kan?” laki – laki paruh baya itu tampak menerawang jauh. Ia tidak menyadari, bahwa Rani mendengarkan obrolan suami istri itu dari balik pintu rumah sakit.


Ia menangis sembari membawa sertifikat kelulusan yang menyatakan bahwa dirinya adalah mahasiswa summa cumlaude. Ia masih mengenakan jubah dan perlengkapan wisuda lainnya, karena hari itu adalah hari wisuda Rani yang orang tuanya tidak bisa menghadiri.


“Papa, Rani benci sama diri Rani sendiri. Benci, benci, benciii,” Rani yang saat ini masih menerawang ke masa lalu di dalam mobil mewahnya, sama sekali tidak menginjak rem. Ia terus saja melajukan mobilnya sembari memaki diri.

Hingga ia panik ketika ada truk oleng bermuatan melebihi kapasitas sedang berhadapan dengan mobil mewahnya, dan Rani tidak bisa menjaga keseimbangan mobilnya.


Bersambung ...


Bab terkait

  • Beauty in the Dark   Keterpurukan

    “Papaaa!!!” teriak Rani ketika ia baru sadar dari pingsannya setelah dua hari pasca kecelakaan maut yang ia alami.“Sayang, ini mama, nak!” ucap wanita yang selalu ada untuk gadis dewasa itu.“Ma, mama Rani di mana ini, ma? Kenapa ..., kenapa lampu di sini mati, ma? Hei, listrik udah kalian bayar, kan? Ma, kenapa kantor aku gelap? Ji, Jihan! Jihan ke sini kamu!” Rani bingung, ia masih belum menyadari bahwa dirinya masih di atas bed rumah sakit.“Sayang, kita tidak sedang di kantor,” ucap sang Mama dengan nada pilu dan mata yang sembab“Kita dimana, ma?” Rani meraba tangan kanannya yang masih tertusuk jarum impus. Ia meraba tiang yang ada di sampingnya, memegang setiap benda yang ada di sekitarnya, memegang tubuhnya yang sudah tidak menggunakan blazer dan mini skirt seperti biasanya.“Ma ...,” Rani shock. Ia masih tidak perca

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Kegigihan

    “Satu hal yang gue yakini lo sangat mencintai Rani adalah, dengan cara lo berani ngelamar dia di depan mamanya sebagai mana cerita lu dan Mamanya Rani. Tapi, apa lu beneran mau nikahin dia, Jam? Lu tau kan keadaan dia sekarang? Dia stres, Jam. Bahkan, gue ngeliatnya kayak bukan Rani yang gue tau,” ucap Jihan dengan mata yang juga mulai membasah“Ji, anything. Apapun akan aku lakuin buat Rani asalkan dia bahagia and, aku akan terus That’s it,” ucap Jamie pasti“Jam, benar, keinginan Papanya Rani adalah melihatnya menikah dan mengenakan gaun pengantin yang sudah ia rancang. Tapi, keinginannya yang paling penting adalah, Rani menikah dengan orang yang seiman dengan keluarganya,” Jihan tampak ragu“Jadi? Apa aku keberatan?” Jamie merasa Jihan meragukannya“Nikahi Rani, Jam!” Jihan mengucapkannya dengan wajah menerawang. Ia yakin, Rani akan bahagia bersama Jamie yang sangat mencintainya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Membuang Sesuatu

    "Gue aja nggak tau, Jam. Tadi gue telepon temen gue yang punya rumah sakit ini. Udah gue jelasin semua, dan dia nyuruh gue tunggu di depan ruangan dokter Rian. Gue aja nggak tau kalau dokter Rian ini maksudnya Riana Martha. Tapi tadi dia bilang dokter Rian itu udah kayak bapaknya," Arka berusaha menjelaskan kepada Jamie yang juga membaca name tag di dada sebelah kanan dokter Riana, dengan mulut yang sedikit terkunci dan gigi yang cukup rapat, saat keduanya masih mematung di hadapan suster cantik bertubuh mungil."Ah, suster. Saya mau tanya, apa ada dokter khitan yang laki - laki aja, ya?" tanya Arka menutupi ketakutan Jamie"Anda pak Arka, kan? Silahkan masuk terlebih dahulu biar nanti dokter Martha aja yang jelasin," perawat itu berucap begitu ramah"Ba - baiklah, terima kasih." Arka mengkodei Jamie agar mengikutinya masuk ke dalam ruangan dokter Martha"I will kill you!" bisik Jamie menyatukan g

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Demi Kamu

    Setelah alat yang terbuat dari logam titanium itu melekat erat di area kulit kepala kemaluan Jamie, yang dipotong dengan jarak rapat dan lepas secara bertahap di hari ke empat belas setelah sunat seiring tumbuhnya jaringan baru dan luka sunat mengering, Jamie sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya di hadapan Rani yang sudah lebih dari dua minggu pulang dari rumah sakit.Selama pemulihan, Jamie membaca buku - buku panduan sholat, belajar mengaji hingga melatih dirinya untuk berpuasa sunnah.Dan pasca sembuhnya Jamie dari sedikit pembuangan bagian penting tubuhnya, dengan bimbingan ustadz Muhammad dan beberapa saksi, ia akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Meng- Islamkan dirinya sebagai mana keinginan hatinya.Tanpa paksaan dan tujuan lain. Ia semata - mata hanya ingin menentukan arah hidupnya ag

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Perjuangan

    Kehadiran Jamie dan Arka yang di temani ustadz Muhammad di sambut ramah oleh Mamanya Rani, yang di dampingi oleh orang tua Jihan.Ustadz Muhammad lebih dominan dalam lamaran malam ini.Ia menjelaskan, bahwa Jamie sudah menjadi saudara sesama Muslim."Nak Jamie, ada baiknya orang tua mu hadir di sini. Untuk menyaksikan acara sakral ini. Karena, orang tua manapun akan bahagia melihat anaknya bahagia. Dan sejatinya, menikah itu bukan hanya tentang menyatukan dua insan yang saling mencintai, melainkan juga untuk menyatukan dua keluarga hingga tercipta keluarga besar yang bahagia," jelas Cahaya dengan lembut agar ia bisa bertemu langsung dengan calon besannya."Jika itu adalah syarat untuk menikahi Rani, maka akan saya lakukan." jawabnya pastiSemua orang tampak bahagia. Namun, tidak dengan seseorang yang sedang berdi

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   I'm Yours

    Rani masih berbaring di ranjang king size miliknya.Sedangkan Cahaya yang selalu ada untuk putrinya ini, tak pernah meninggalkan kamar anak gadisnya sedetikpun.Bahkan, Jihan selalu setia mengingatkan asisten rumah tangga untuk memberikan makanan dan obat wanita yang kini wajahnya tampak begitu lelah demi menjaga buah cintanya."Andaikan Sanjaya masih hidup, mungkin kekuatanku akan bertambah." gumamnya yang tanpa sadar, ada sepasang mata sedang memperhatikannya.Jamie berdiri di dekat pintu besar kamar tidur Rani. Ia memandang wanita yang sangat di kasihinya ini dengan tatapan iba."Rani butuh ketenangan hati, sembari menanti kabar dari rumah sakit Sri Lanka, jangan biarkan ia merasakan traumanya lagi. Jika ia sudah bisa lengah dari traumanya, maka hatinya akan lebih tenang," Jamie teringat ucapan dokter Firdaus via telepon kemarin"Jamie?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Kenyamanan

    Dengan tetap menempelkan bibirnya ke bibir Rani, membuat sesuatu dari dalam celana Jamie seperti mengeras.Ia menekan kepala Rani agar tak menjauh dari dirinya.Sedetikpun tak ia biarkan wanita itu mengambil nafas secara teratur.Kemudin, ia membuka kedua bola matanya.Ia mendapati Rani yang masih tersenyum simpul dan memanggil namanya.Jamie yang tadinya memejamkan matanya tersadar dari lamunannya. Ia merasa, ada sesuatu yang membasahi celananya dan membuatnya panik, takut ada yang melihatnya."Yusuf? Kamu masih di sana, kan?" Rani memastikan"Ah, eh i ... ah hmm," Jamie hampir saja mengeluarkan suara, membuat Rani sedikit curiga dengan kegugupan Jamie yang seperti sedang menutupi sesuatu"Tau, nggak, suara kamu itu mirip suara seseorang." Rani menerawang jauh ketika J

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Penyesalan

    "Mama ...," lagi, suara Rani tampak histeris"Ada apa, sayang? Mama di sini, nak." Tubuh Cahaya langsung merengkuh putrinya yang saat ini seperti kehilangan arah"Ma, kenapa ... kenapa di sini semakin gelap? Kenapa ... kenapa Rani jadi kayak orang buta beneran?" Rani terlihat takut, nafasnya tak beraturan, ia memeluk ibunya begitu erat, takut wanita yang telah melahirkannya ini akan meninggalkan dirinya dalam keadaan seperti ini."Tenang, sayang, tenang. Mama di sini," Cahaya memeluk putrinyaJamie dengan sigap pergi ke bawah dan menghubungi dokter Firdaus agar segera datang."Mama. Ada sesuatu yang ingin Rani tanyakan," tanya Rani serius"Ada apa, sayang?" Cahaya tampak bingung karena Rani berubah begitu cepat.&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-15

Bab terbaru

  • Beauty in the Dark   Amanda Hamil?

    "Sebaiknya, kita lihat. Apa yang terjadi pada dirinya, hingga berteriak seperti itu," pinta Rani"No, tidak usah. Ia akan menjadi lebih tak terkendali jika kita ada di sana," ucap Jamie"Tuan, maaf, nona Amanda sudah mengetahui kedatangan anda yang membawa nyonya muda. Ia histeris dan ingin bertemu dengan anda," ucap Sam terbata - bata. Ia takut akan menyinggung perasaan istri Jamie yang wajahnya langsung berubah setelah mendengar ucapan sang pelayan."Jam, pergilah. Walau bagaimana pun, ia adalah sahabat mu. Dan, sahabatmu adalah sahabatku juga," ucap Rani dengan bijak"Thank's, baby," balas Jamie. Ia mendaratkan kecupan di kening Rani dan pergi menemui Amanda di kamarnya.Di sana, Amanda duduk di atas tempat tidur, dengan rambut yang acak walau wajah mempesonanya tetap menghias di sana."Amanda?!" sapa Jamie dari balik pintu"Ja ... Jamie! Come here, Jamie. We miss you, really miss you, honey. Kami ... kami begitu merindukan mu," uc

  • Beauty in the Dark   Pertemuan Rani dan Trisha

    Di perjalanan ke Jerman, dengan menggunakan pesawat pribadi miliknya, Jamie dan Rani menceritakan hal - hal lucu tentang keluarga Cornelius, dan semua kebiasaan di sana.Jamie bercerita, bahwa ibunya tinggal bersama Jonathan saat ini.Sang ayah semakin benci dengan semua tindakan Jamie yang terkadang sangat bertentangan dengan norma keluarga."Jadi, kamu masuk Islam dan sunat, tanpa restu mama dan papa mertua aku? Kamu jahat, Jam," ucap Rani menatap suaminya tak percaya"Baby, aku sudah dewasa. Aku berhak menentukan jalan hidupku. Orang tuaku tidak ada yang sempat mengajarkan agama mana yang baik untuk diriku. Dan, kamu sungguh berjasa, mengenalkan aku kepada agama damai seperti Islam. Apa aku salah? Lagi pula, kamu jangan terlalu percaya diri. Aku udah lama mempelajari tentang Islam selama ini. Jadi, aku menjadi mualaf itu, bukan karena mau nikahin kamu aja," ucap Jamie seraya merengkuh tubuh mungil sang istri gang sudah di nikahinya lebih dari enam bulan.

  • Beauty in the Dark   Pengacau

    Rani segera mendorong Jonathan yang sudah sangat lancang memasuki kamarnya."Sungguh, aku tidak menyangka. Putra sulung dari keluarga seorang Arthur Cornelius tidak memiliki adab. Bejat. Dan sangat tidak waras!" desis Rani dengan wajah yang sangat memanas"Tenang, sayang. Aku kemari di suruh oleh adikku sendiri," ucap Jonathan beralasan"Aku tidak akan mempercayai ucapan pria mesum seperti mu. Kejadian semalam sudah bisa di simpulkan, bahwa dirimu tak lebih dari seekor binatang!" ucap Rani lagi. Rasanya ia ingin terus memaki pria yang kini sudah sah menjadi kakak iparnya."Ck ... Aku baru ingat. Terimakasih, sayang. Kau sudah mengingatkanku tentang perbincangan kita semalam. So, bagaimana? Penawaran itu masih berlaku sampai kapan pun. Sampai kau siap," bisik Jonathan menambah mual seorang Rani"Hai, Jo," Jamie tiba - tiba berdiri di belakang Jonathan. Membuat Rani langsung berlari kepelukan suaminya, meminta perlindungan."Apa yang terja

  • Beauty in the Dark   Kehidupan Rani dan Jamie

    Perasaan berkecamuk dari dalam diri Rani.Jantungnya bagai berdetak hebat. Tubuhnya gemetar. Kepalanya terasa begitu pusing.Ia benar - benar tak percaya, bahwa pria yang pertama kali membuatnya jatuh cinta hingga ke jurang penyesalan, kini kembali hadir di hadapannya."Kita akan bicara setelah ini," bisik Rey nyaris tak terdengar"Hai, man. Jangan mengganggu diskusi kami. Sekarang silahkan pergi!" Jonathan mengusir Rey dengan wajah yang masih cengengesan, dan berusaha menarik Rani yang berdiri di sisi Rey.Bugh!!!Tangan kekar Jamie meninju wajah Rey dari samping tanpa diduga. Membuat semua orang terkejut melihat Jamie yang sempoyongan meninju Rey tanpa basa - basi."Jamie!" teriak Rani tak percaya"Ya, Bro! Dia mencoba untuk menarik tangan istri mu dan seolah membisikkan sesuatu. Aku hanya curiga dan ... dan aku menengahi mereka," Jonathan memutar balikkan fakta"Kenapa? Kenapa kau kembali lagi ke kehidupan Rani, hah? Kau meny

  • Beauty in the Dark   Pesta Pernikahan

    Kebahagiaan sangat jelas terpampang dari wajah perempuan yang kini tengah mengenakan gaun pengantin. Berwarna putih, di lapisi berlian yang sangat memukau.Tak kalah sumringah, wajah pria yang saat ini mengenakan tuxedo berwarna navy, di hiasi bow tie berwarna hitam di lehernya, menambah gagah pria bermata biru itu saat ini.Resepsi pernikahan Jamie dan Rani berlangsung secara kekeluargaan, dan di hadiri oleh beberapa rekan bisnis, karyawan dan teman - teman Jamie dan juga Rani. Dengan konsep pesta taman, para tamu perempuan yang datang rata - rata mengenakan baju berwarna putih atau pastel, dan di pasangkan dengan tamu pria yang mengenakan jas berwarna hitam.Jamie tak melepaskan genggamannya dari tangan Rani yang sangat menampilkan aura kecantikannya saat ini.Menambah kesan sexi ketika gaun yang di kenakan hanya sebatas lutut dan menonjolkan bentuk dada Rani yang sangat padat.Gaun putih berbentuk mullet, ekor panjang dan veil bermotif bintang, dan

  • Beauty in the Dark   Melakukan Kewajiban

    Tepat pukul lima sore, Jamie membawa Rani dan Ibu mertuanya pindah ke rumah yang sudah di beli, membuatnya merasa hidup baru akan segera di mulai.Tanpa halangan dan gangguan siapapun.Membeli rumah di dekat pegunungan membuatnya tak menghabiskan uang sedikit. Sebuah hotel yang di sebut rumah ia beli dengan harga yang fantastis, walau terkesan sederhana. Menambah mudah bagi Jonathan untuk melacak dimana keberadaan dua insan yang tengah di mabuk asmara.Dengan menutup kedua mata Rani menggunakan kain kecil, Jamie menuntun istrinya turun keluar dari mobil.Mertuanya hanya menggelengkan kepala, melihat sepasang kekasih yang tengah saling menggoda ini."Jadi, kapan sih ini kain bisa di buka?" rengek Rani dengan manja"Sabar, baby. Aku bantu Mama turun dulu," jawab sang suami siaga."Baiklah, aku buka, ya. Satu ... Dua ... Tiga ...," Jamie membuka penutup mata Rani secara perlahan, membuat Rani pelan - pelan pula membuka kedua mata itu.

  • Beauty in the Dark   Jonathan Arthur

    "Apa yang kau lakukan di sini?" jawab Rani tanpa basa - basi."Tenang. Aku adalah kakak ipar mu. Aku adalah putra sulung keluarga Cornelius. So, we are family, right?" jawabnya santai, membuat Rani menoleh ke arah Jamie yang menjawab dengan anggukan."Jam, dia pernah ...," Rani berusaha menjelaskan. Namun, Jamie menggenggam tangan istrinya, memintanya untuk lebih tenang dan tidak mengatakan semuanya saat ini."Pergilah! Sebelum kau di permalukan," ucap Jamie dengan santai"Wah! Ternyata, begini cara kalian menyambut saudara datang, ya. Baiklah, kita akan bertemu di lain waktu. Dan, aku selalu mengawasi mu," Jonathan menatap Jamie dingin. Tapi, tak sedikitpun membuat gemetar hati Jamie, yang sudah hafal bagaimana sifat sang kakak.Pria itu pergi bersama bodyguardnya.Sadar Jonathan dan kawanannya pergi, Rani tampak panik dan menggenggam erat tangan suaminya."Jam, apa - apaan ini? Kenapa ... kenapa pria itu? Maksudku, apa benar ia kakak ka

  • Beauty in the Dark   Memulai Kebahagiaan Bersama

    "Ma ... maksud mu? Mereka? Mereka adalah kamu? Maksudnya ...," Rani tampak bingung, kepalanya pusing, tubuhnya melayang - layang."Raaan ... please, kali ini jangan pingsan - pingsan lagi. Aku butuh kamu. Kamu adalah istri sah aku, dan aku adalah suami sah kamu," Jamie meyakinkan Rani dengan mengguncang tubuhnya yang hampir kehilangan kesadaran."Jadi, kamu nyata?" Rani masih bingung, membuat Jamie begitu gemas dan langsung mengecup bibir wanita halalnya.Rani lagi - lagi membulatkan matanya, memastikan ciuman yang mendarat ke bibirnya adalah Jamie yang pernah mengecupnya secara singkat."Oh, no! Kau nyata? Jadi, selama ini? Aku nggak halu?" Rani menyentuh bibirnya setelah Jamie melepaskannya.Pria itu memamerkan senyum menggodanya, membuat istrinya bergidik ngeri menatapnya."Please. Aku masih belum percaya," Rani mendorong Jamie agar keluar dari kamarnya, menutup pintu dan bersandar di belakangnya."Baby, aku adalah mereka. Bukalah

  • Beauty in the Dark   Mereka adalah Aku

    "Jangan konyol, Amanda," Jamie mendorong kasar Amanda yang sudah tidak memperdulikan harga dirinya. Membuat wanita itu terlihat sedih bercampur kecewa, menatap nanar ke arah mata Jamie yang benar - benar hampir juga kehilangan dirinya"Kenapa, Jam? Apa aku tidak sempurna seperti istri mu? Apa aku sama sekali bukan tipe mu? Atau bahkan, aku adalah wanita yang tidak beruntung, hingga tidak berhak mendapatkan apa yang aku inginkan?" ucap Amanda dengan nada yang teramat lembut. Hatinya benar - benar sakit hingga tak dapat mengeluarkan air mata."Tidak, kau salah. Maksud ku, kau tidak seperti itu. Kau sangat sempurna, bahkan siapapun yang melihat mu, mereka akan ... akan kehilangan kendali. Tapi, cobalah untuk mengerti, aku ini adalah pria yang sudah beristri, dan aku tidak mau mengkhianati istri ku. Bahkan, aku ingin melakukan 'itu' hanya dengan istri ku," jawab Jamie. Ia mencoba membuat Amanda yang raut wajahnya sudah tak bersahabat untuk memahami maksudnya."Baikl

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status