Share

Demi Kamu

Author: Putri R
last update Last Updated: 2021-03-15 14:45:38

Setelah alat yang terbuat dari logam titanium itu melekat erat di area kulit kepala kemaluan Jamie, yang dipotong dengan jarak rapat dan lepas secara bertahap di hari ke empat belas setelah sunat seiring tumbuhnya jaringan baru dan luka sunat mengering, Jamie sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya di hadapan Rani yang sudah lebih dari dua minggu pulang dari rumah sakit.


Selama pemulihan, Jamie membaca buku - buku panduan sholat, belajar mengaji hingga melatih dirinya untuk berpuasa sunnah.


Dan pasca sembuhnya Jamie dari sedikit pembuangan bagian penting tubuhnya, dengan bimbingan ustadz Muhammad dan beberapa saksi, ia akhirnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Meng- Islamkan dirinya sebagai mana keinginan hatinya.


Tanpa paksaan dan tujuan lain. Ia semata - mata hanya ingin menentukan arah hidupnya agar lebih baik, yaitu menjadikan dirinya sebagai pengikut Baginda Rasulullah.


Jamie semakin memantapkan dirinya untuk menjadi seseorang yang sangat pantas untuk wanita pujaannya.


"Jam, gue yakin, Rani bakal cinta mati sama lu. Dia nggak akan nolak lu karena udah nggak ada alasan lagi," ucap Arka yang juga merupakan salah satu saksi perjalanan Jamie hingga sampai ke titik ini.


"Do'ain ya, bro. Hari ini, pertama kalinya gue ketemu Rani setelah gue mengubah jati diri gue. Dari Jamie Arthur Cornelius, menjadi Mohammed Yusuf Jamie Arthur Cornelius," ucap Jamie yang sengaja menambah namanya agar menjadi lebih islam karena dirinya sudah bagaikan baru terahir kembali, tanpa harus mengurangi nama sang ayah yang sebenarnya terlalu menyayanginya, hingga lupa meluangkan waktu untuk dirinya.


"Gue ngukur nama lo udah kayak dari Jakarta ke Amsterdam jalan kaki, loh," kekeh Arka

"Sumpah, gue deg - degan. Semoga benar, Rani nggak akan nolak lamaran gue," ucap pria yang saat ini sedang mengenakan kemeja biru yang membentuk tubuh atletisnya.

[Ji, apa lu udah bilang sama ibunya Rani?]


Isi pesan yang Jamie kirimkan ke ponsel Jihan

[Tenang, Jam. Apapun yang terjadi, lu akan tetep nikahin Rani]


Balas gadis charming yang selalu mendampingi Rani baik dalam keadaan apapun.


"Ran?" Jihan mendekati Rani yang duduk dan menatap jauh ke luar jendela kamarnya.


"Ran, seandainya ada seseorang yang bisa menjadi imam buat lo, menjadikan elo sebagai makmumnya dan ... dan ia siap menjadikan lo istrinya, mencintai lo apa adanya dan ...," ucapan Jihan terputus karena Rani langsung memotongnya seperti biasa

"Hentikan, Ji! Jangan biarkan perawan tua yang cacat ini mengkhayalkan hal yang tidak mungkin!" pinta Rani dengan wajah memelas

"Mau sampai kapan lo nutup hati begini, Ran? Nggak semua orang jahat, Ran, nggak semua orang bisa nyakitin kayak si Rey!" Selalu, kata - kata itu selalu Jihan lontarkan agar Rani menyadari, bahwa masih banyak pria tulus ada di luar sana, Jamie contohnya.


"Tolong jangan atur hidup gue, Ji! Gue bosen setiap hari elu selalu nuntut gue buat buka hati. Gue bosen, Ji, bosen. Setiap kali gue mau buka hati, saat itu juga otak gue selalu kembali ke masa di mana gue di permaluin. Gimana gue bisa merasakan cinta di saat gue pernah jatuh cinta, namun gue malah mendapatkan diri gue di permaluin begitu? Tidak ada yang lebih menyakitkan dari efek sakit hati gue itu, Ji. Lu nggak tau betapa bodohnya gue saat itu yang sok - sokan galau, hingga bokap gue ... bokap gue ..." isak Rani menyesali kebodohan demi kebodohan yang ia lakukan hingga kehilangan orang yang sangat menyayanginya.


"Ran, maafin gue. Tapi, lu jangan pernah lupa, bahwa sampai detik ini, nyokab lu selalu ada buat lu, Ran. Berikan sedikit kesempatan agar nyokab lu bahagia ngeliat lu. Inget, Ran. Orang tua nggak butuh liat anak banyak harta dan selalu memberikan materi, orang tua butuh kebahagiaan batin juga sebagaimana kita anak - anaknya. Bayangin, ketika orang tua kita terlalu sibuk memberikan materi tanpa perhatian? Itu sama aja bo'ong, kan? Begitu juga orang tua kita, Ran. Walaupun kita satu rumah dengan mereka, apa bila kita nggak pernah ngabisin waktu buat duduk berdua, ngobrolin hal - hal yang nggak penting bersama mereka, harta dan materi yang kita berikan kepada mereka itu sama aja nggak ada artinya. Orang tua kita hanya memasang wajah palsu dengan mengatakan 'ah, nggak apa - apa, kok, kan kamu sibuk'. Ran, itu hanya nenangin hati kamu, Ran. Mereka kesepian!" Jihan mencoba untuk membuka fikiran Rani yang sudah tertutup rapat karena trauma yang ia alami.


"Cukup, Ji. Nggak perlu di jelasin lagi! Lu nggak ada di posisi gue, Ji. Ketemu dengan Arka, laki - laki yang udah siap nikahin elu, wanita mandiri, baik hati, cantik sempurna. Sedangkan gue? Andai lu mau bertukar tempat dengan gue walau hanya sehari doang, lu nggak akan berani ngomong begini, Ji," Rani meringis. Ia tidak dapat membendung air matanya yang sudah sedari tadi tumpah, bagai tak tertampung.


Jihan memeluk sahabat yang sudah ia rasa seperti saudaranya dengan cukup erat.

Ia tahu, bahwa Rani sangat merasakan pedih di relung hatinya yang paling dalam.

Andai Rani tahu, bahwa Jamie jauh lebih mencintainya. Yang sudah lama siap meminangnya, menemaninya dan merawatnya ketika ia sakit dan terpuruk seperti sekarang.

Bahkan, ia rela melepas agama yang sudah ia peluk sejak lahir, bahkan melakukan hal yang sangat menakutkan bagi setiap pria jika ingin melakukannya untuk yang kesekian kali.


"Ran, seandainya ada pria yang ...," Lagi, Jihan menggantung ucapannya. Rani mendorong Jihan agar sedikit menjauh darinya

"Tidak mungkin ada pria yang seperti itu," tukas Rani, mencoba mendekati tempat tidurnya dengan meraba dinding

"Ada, Ran. Percayalah, Jamie cinta banget sama lo!" Jihan tak sabar. Ia ungkapkan perasaan yang seharusnya Jamie utarakan langsung.


Sontak, Rani menghentikan langkahnya. Ia cerna ucapan terakhir Jihan yang ia dengar.

Ia sunggingkan cengiran sinis, menandakan bahwa tidak ada yang bersedia menikahi wanita cacat sepertinya dengan tulus.


"Tolong sampaikan kepadanya. Perusahaan kita sudah tidak membutuhkan pekerja sepertinya. Beri dia pesangon lima kali lipat, dan biarkan ia pergi tanpa harus kembali lagi ke negara ini." Keangkuhan masih menyelimuti relung fikiran Rani

"Bener - bener kamu, ya. Kenapa sih, Ran? Kenapa lu nggak peka?" Jihan meninggikan suaranya

"Karena gue udah mutusin, bahwa gue nggak akan pernah mau nikah! Gue nggak akan pernah mau ninggalin rumah ini demi menikah dan ninggalin Mama. Nggak ada yang bisa gue percaya di dunia ini selain Mama. Bahkan, kepercayaan yang gue berikan ke elu, itu karena mama!" tutup Rani. Ia sampai ke atas tempat tidur mewahnya dan menutupi tubuh indahnya dengan selimut.


"Ran, gimana kalau nyokab lu udah nyetujuin tanggal pernikahan lu?" Jihan melemah, ia mencoba untuk sedikit membuka rencana yang sudah ia susun.


"Gue nggak akan pernah mau ngubah keputusan gue, Ji." jawab Rani dengan suara yang hampir tak terdengar. Ia simpan tubuhnya di dalam selimut tebal yang membuatnya merasa nyaman.


"Sama, gue juga!" Tukas Jihan keluar kamar dan meninggalkan Rani yang tampak datar mendengarkan jawaban sahabat sekaligus sekertaris pribadi, yang selalu mengatur kehidupan pribadi Rani dengan baik.


Jihan mendekati tiga pria yang sudah turun dari mobil yang di sambut oleh Mamanya Rani.


Malam ini, adalah malam di mana Rani resmi di lamar oleh Jamie di hadapan beberapa orang, dan menentukan tanggal pernikahan Rani dan Jamie.



Bersambung ...

Related chapters

  • Beauty in the Dark   Perjuangan

    Kehadiran Jamie dan Arka yang di temani ustadz Muhammad di sambut ramah oleh Mamanya Rani, yang di dampingi oleh orang tua Jihan.Ustadz Muhammad lebih dominan dalam lamaran malam ini.Ia menjelaskan, bahwa Jamie sudah menjadi saudara sesama Muslim."Nak Jamie, ada baiknya orang tua mu hadir di sini. Untuk menyaksikan acara sakral ini. Karena, orang tua manapun akan bahagia melihat anaknya bahagia. Dan sejatinya, menikah itu bukan hanya tentang menyatukan dua insan yang saling mencintai, melainkan juga untuk menyatukan dua keluarga hingga tercipta keluarga besar yang bahagia," jelas Cahaya dengan lembut agar ia bisa bertemu langsung dengan calon besannya."Jika itu adalah syarat untuk menikahi Rani, maka akan saya lakukan." jawabnya pastiSemua orang tampak bahagia. Namun, tidak dengan seseorang yang sedang berdi

    Last Updated : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   I'm Yours

    Rani masih berbaring di ranjang king size miliknya.Sedangkan Cahaya yang selalu ada untuk putrinya ini, tak pernah meninggalkan kamar anak gadisnya sedetikpun.Bahkan, Jihan selalu setia mengingatkan asisten rumah tangga untuk memberikan makanan dan obat wanita yang kini wajahnya tampak begitu lelah demi menjaga buah cintanya."Andaikan Sanjaya masih hidup, mungkin kekuatanku akan bertambah." gumamnya yang tanpa sadar, ada sepasang mata sedang memperhatikannya.Jamie berdiri di dekat pintu besar kamar tidur Rani. Ia memandang wanita yang sangat di kasihinya ini dengan tatapan iba."Rani butuh ketenangan hati, sembari menanti kabar dari rumah sakit Sri Lanka, jangan biarkan ia merasakan traumanya lagi. Jika ia sudah bisa lengah dari traumanya, maka hatinya akan lebih tenang," Jamie teringat ucapan dokter Firdaus via telepon kemarin"Jamie?"

    Last Updated : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Kenyamanan

    Dengan tetap menempelkan bibirnya ke bibir Rani, membuat sesuatu dari dalam celana Jamie seperti mengeras.Ia menekan kepala Rani agar tak menjauh dari dirinya.Sedetikpun tak ia biarkan wanita itu mengambil nafas secara teratur.Kemudin, ia membuka kedua bola matanya.Ia mendapati Rani yang masih tersenyum simpul dan memanggil namanya.Jamie yang tadinya memejamkan matanya tersadar dari lamunannya. Ia merasa, ada sesuatu yang membasahi celananya dan membuatnya panik, takut ada yang melihatnya."Yusuf? Kamu masih di sana, kan?" Rani memastikan"Ah, eh i ... ah hmm," Jamie hampir saja mengeluarkan suara, membuat Rani sedikit curiga dengan kegugupan Jamie yang seperti sedang menutupi sesuatu"Tau, nggak, suara kamu itu mirip suara seseorang." Rani menerawang jauh ketika J

    Last Updated : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Penyesalan

    "Mama ...," lagi, suara Rani tampak histeris"Ada apa, sayang? Mama di sini, nak." Tubuh Cahaya langsung merengkuh putrinya yang saat ini seperti kehilangan arah"Ma, kenapa ... kenapa di sini semakin gelap? Kenapa ... kenapa Rani jadi kayak orang buta beneran?" Rani terlihat takut, nafasnya tak beraturan, ia memeluk ibunya begitu erat, takut wanita yang telah melahirkannya ini akan meninggalkan dirinya dalam keadaan seperti ini."Tenang, sayang, tenang. Mama di sini," Cahaya memeluk putrinyaJamie dengan sigap pergi ke bawah dan menghubungi dokter Firdaus agar segera datang."Mama. Ada sesuatu yang ingin Rani tanyakan," tanya Rani serius"Ada apa, sayang?" Cahaya tampak bingung karena Rani berubah begitu cepat.&n

    Last Updated : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Galau

    "Tidak semudah itu, bung. Mendonorkan kornea mata, itu artinya memberikan separuh hidup anda kepada si penerima. Apa anda siap hidup tanpa dapat melihat?" dokter Firdaus menantang Jamie dengan pertanyaan"I ...," Jamie menjawab ragu"Anda tidak akan bisa melihat, bahkan melindungi istri anda lagi." tukas dokter Firdaus"Tapi, dokter. Apa yang harus ...," Jamie gusar. Ia mengacak rambutnya, menyesali rencana konyol yang ia buat, hanya demi mencari perhatian."Tenang, jika anda siap, besok sore kita akan berangkat ke Sri Lanka, negara pendonor kornea mata terbesar di dunia," tawar dokter Firdaus, yang seakan membuka lebar harapan bagi Jamie, agar istrinya bisa segera melihat kembali."Dokter? Are you serious?" Jamie tampak sumringah"Offcourse, dude. Segala yang telah terjadi adalah sesuatu yang sudah di takdir-kan oleh Tuhan, agar kita dapat menj

    Last Updated : 2021-03-15
  • Beauty in the Dark   Malam yang Aneh

    "Ma, boleh aku minta sesuatu?" Rani berusaha menggapai sang mama, yang jaraknya berdiri tak jauh dari tempatnya."Ya, sayang. Anything," Cahaya mendekati putri semata wayangnya"Malam ini aku mau tidur sendirian di kamar. Mama sama bik Ratih di kamar lain aja. Boleh, yah, ma? Nanti kalau ada apa - apa aku pasti teriak, kok," Kekeh Rani tak seperti biasa, ia tampak seperti remaja yang sedang jatuh cinta."Tumben? Kenapa tiba - tiba anak gadis mama begini? Kayak ada yang aneh?" goda sang Mama. Putrinya ini selalu takut di tinggalkan sejak musibah kecelakaan itu."Ciye ... kenapa non? Ada apa?" timpal bik Ratih"Iih ...," wajah Rani tampak merona, ia tutup wajahnya dengan kedua tangan mulusnya."Yaudah, mama sama bik Ratih pesen satu

    Last Updated : 2021-03-16
  • Beauty in the Dark   Jatuh Cinta Pada Tiga Pria

    Subuh berkumandang, suara azan yang begitu merdu berhasil membangunkan wanita yang kini berbaring menikmati malamnya yang indah.Tubuhnya menggeliat, mengendorkan otot - otot tegang dari tubuhnya."Umh ... morning, world!" Rani mengangkat kedua tangannya, di iringi senyum manja, seakan masih ada Jamie yang semalam hampir mencumbunya.Jamie yang ikut serta menggeliat dan melihat pemandangan indah di hadapannya terperonga.Wanita angkuhnya kini yang tengah mengenakan tanktop berwarna salem, dengan tali sejari yang sebelahnya jatuh ke lengan kiri.Entah kapan pujaannya ini melepaskan jaketnya semalam.Namun yang Jamie tau saat ini, libido kelelakiannya muncul dan memancing sesuatu dari dalamnya untuk beraksi."Not now, dude!" batin Jamie, mengkodei miliknya agar tetap sabar"Hari ini, aku harus semangat. Pemeriksaa

    Last Updated : 2021-03-16
  • Beauty in the Dark   Apakah aku jatuh cinta?

    "Tuan, donor kornea untuk istri anda saat ini sepertinya belum bisa. Namun, demi memastikan semuanya, kita akan tetap melakukan pemeriksaan berlanjut terhadap pasien," ucap dokter spesialis bernama Deepani terhadap Jamie, yang di dampingi oleh dokter Firdaus saat telah sampai di National Eye Hospital of Sri Lanka."Tapi dokter, apakah ada kemungkinan istriku bisa melihat kembali? Apakah istriku akan tetap bisa hidup normal?" Jamie menggebu, ia sedikit kecewa dengan ucapan dokter Deepani, yang merupkan penduduk asli Sri Lanka, berkulit sedikit gelap, namun tetap manis dengan hidung yang sangat lancip menghias wajahnya."Tenang, waktu kita masih banyak. Rawatlah istri anda dengan baik. Sebab, kasih sayang dan perhatian anda lebih di butuhkan-nya saat ini," ucap dokter yang bertubuh kurus tinggi itu dengan tenang"Intinya adalah, sesakit apapun istri mu saat ini, dukungan dari suamilah yang membuatnya kuat. Membuatnya lebih

    Last Updated : 2021-03-17

Latest chapter

  • Beauty in the Dark   Amanda Hamil?

    "Sebaiknya, kita lihat. Apa yang terjadi pada dirinya, hingga berteriak seperti itu," pinta Rani"No, tidak usah. Ia akan menjadi lebih tak terkendali jika kita ada di sana," ucap Jamie"Tuan, maaf, nona Amanda sudah mengetahui kedatangan anda yang membawa nyonya muda. Ia histeris dan ingin bertemu dengan anda," ucap Sam terbata - bata. Ia takut akan menyinggung perasaan istri Jamie yang wajahnya langsung berubah setelah mendengar ucapan sang pelayan."Jam, pergilah. Walau bagaimana pun, ia adalah sahabat mu. Dan, sahabatmu adalah sahabatku juga," ucap Rani dengan bijak"Thank's, baby," balas Jamie. Ia mendaratkan kecupan di kening Rani dan pergi menemui Amanda di kamarnya.Di sana, Amanda duduk di atas tempat tidur, dengan rambut yang acak walau wajah mempesonanya tetap menghias di sana."Amanda?!" sapa Jamie dari balik pintu"Ja ... Jamie! Come here, Jamie. We miss you, really miss you, honey. Kami ... kami begitu merindukan mu," uc

  • Beauty in the Dark   Pertemuan Rani dan Trisha

    Di perjalanan ke Jerman, dengan menggunakan pesawat pribadi miliknya, Jamie dan Rani menceritakan hal - hal lucu tentang keluarga Cornelius, dan semua kebiasaan di sana.Jamie bercerita, bahwa ibunya tinggal bersama Jonathan saat ini.Sang ayah semakin benci dengan semua tindakan Jamie yang terkadang sangat bertentangan dengan norma keluarga."Jadi, kamu masuk Islam dan sunat, tanpa restu mama dan papa mertua aku? Kamu jahat, Jam," ucap Rani menatap suaminya tak percaya"Baby, aku sudah dewasa. Aku berhak menentukan jalan hidupku. Orang tuaku tidak ada yang sempat mengajarkan agama mana yang baik untuk diriku. Dan, kamu sungguh berjasa, mengenalkan aku kepada agama damai seperti Islam. Apa aku salah? Lagi pula, kamu jangan terlalu percaya diri. Aku udah lama mempelajari tentang Islam selama ini. Jadi, aku menjadi mualaf itu, bukan karena mau nikahin kamu aja," ucap Jamie seraya merengkuh tubuh mungil sang istri gang sudah di nikahinya lebih dari enam bulan.

  • Beauty in the Dark   Pengacau

    Rani segera mendorong Jonathan yang sudah sangat lancang memasuki kamarnya."Sungguh, aku tidak menyangka. Putra sulung dari keluarga seorang Arthur Cornelius tidak memiliki adab. Bejat. Dan sangat tidak waras!" desis Rani dengan wajah yang sangat memanas"Tenang, sayang. Aku kemari di suruh oleh adikku sendiri," ucap Jonathan beralasan"Aku tidak akan mempercayai ucapan pria mesum seperti mu. Kejadian semalam sudah bisa di simpulkan, bahwa dirimu tak lebih dari seekor binatang!" ucap Rani lagi. Rasanya ia ingin terus memaki pria yang kini sudah sah menjadi kakak iparnya."Ck ... Aku baru ingat. Terimakasih, sayang. Kau sudah mengingatkanku tentang perbincangan kita semalam. So, bagaimana? Penawaran itu masih berlaku sampai kapan pun. Sampai kau siap," bisik Jonathan menambah mual seorang Rani"Hai, Jo," Jamie tiba - tiba berdiri di belakang Jonathan. Membuat Rani langsung berlari kepelukan suaminya, meminta perlindungan."Apa yang terja

  • Beauty in the Dark   Kehidupan Rani dan Jamie

    Perasaan berkecamuk dari dalam diri Rani.Jantungnya bagai berdetak hebat. Tubuhnya gemetar. Kepalanya terasa begitu pusing.Ia benar - benar tak percaya, bahwa pria yang pertama kali membuatnya jatuh cinta hingga ke jurang penyesalan, kini kembali hadir di hadapannya."Kita akan bicara setelah ini," bisik Rey nyaris tak terdengar"Hai, man. Jangan mengganggu diskusi kami. Sekarang silahkan pergi!" Jonathan mengusir Rey dengan wajah yang masih cengengesan, dan berusaha menarik Rani yang berdiri di sisi Rey.Bugh!!!Tangan kekar Jamie meninju wajah Rey dari samping tanpa diduga. Membuat semua orang terkejut melihat Jamie yang sempoyongan meninju Rey tanpa basa - basi."Jamie!" teriak Rani tak percaya"Ya, Bro! Dia mencoba untuk menarik tangan istri mu dan seolah membisikkan sesuatu. Aku hanya curiga dan ... dan aku menengahi mereka," Jonathan memutar balikkan fakta"Kenapa? Kenapa kau kembali lagi ke kehidupan Rani, hah? Kau meny

  • Beauty in the Dark   Pesta Pernikahan

    Kebahagiaan sangat jelas terpampang dari wajah perempuan yang kini tengah mengenakan gaun pengantin. Berwarna putih, di lapisi berlian yang sangat memukau.Tak kalah sumringah, wajah pria yang saat ini mengenakan tuxedo berwarna navy, di hiasi bow tie berwarna hitam di lehernya, menambah gagah pria bermata biru itu saat ini.Resepsi pernikahan Jamie dan Rani berlangsung secara kekeluargaan, dan di hadiri oleh beberapa rekan bisnis, karyawan dan teman - teman Jamie dan juga Rani. Dengan konsep pesta taman, para tamu perempuan yang datang rata - rata mengenakan baju berwarna putih atau pastel, dan di pasangkan dengan tamu pria yang mengenakan jas berwarna hitam.Jamie tak melepaskan genggamannya dari tangan Rani yang sangat menampilkan aura kecantikannya saat ini.Menambah kesan sexi ketika gaun yang di kenakan hanya sebatas lutut dan menonjolkan bentuk dada Rani yang sangat padat.Gaun putih berbentuk mullet, ekor panjang dan veil bermotif bintang, dan

  • Beauty in the Dark   Melakukan Kewajiban

    Tepat pukul lima sore, Jamie membawa Rani dan Ibu mertuanya pindah ke rumah yang sudah di beli, membuatnya merasa hidup baru akan segera di mulai.Tanpa halangan dan gangguan siapapun.Membeli rumah di dekat pegunungan membuatnya tak menghabiskan uang sedikit. Sebuah hotel yang di sebut rumah ia beli dengan harga yang fantastis, walau terkesan sederhana. Menambah mudah bagi Jonathan untuk melacak dimana keberadaan dua insan yang tengah di mabuk asmara.Dengan menutup kedua mata Rani menggunakan kain kecil, Jamie menuntun istrinya turun keluar dari mobil.Mertuanya hanya menggelengkan kepala, melihat sepasang kekasih yang tengah saling menggoda ini."Jadi, kapan sih ini kain bisa di buka?" rengek Rani dengan manja"Sabar, baby. Aku bantu Mama turun dulu," jawab sang suami siaga."Baiklah, aku buka, ya. Satu ... Dua ... Tiga ...," Jamie membuka penutup mata Rani secara perlahan, membuat Rani pelan - pelan pula membuka kedua mata itu.

  • Beauty in the Dark   Jonathan Arthur

    "Apa yang kau lakukan di sini?" jawab Rani tanpa basa - basi."Tenang. Aku adalah kakak ipar mu. Aku adalah putra sulung keluarga Cornelius. So, we are family, right?" jawabnya santai, membuat Rani menoleh ke arah Jamie yang menjawab dengan anggukan."Jam, dia pernah ...," Rani berusaha menjelaskan. Namun, Jamie menggenggam tangan istrinya, memintanya untuk lebih tenang dan tidak mengatakan semuanya saat ini."Pergilah! Sebelum kau di permalukan," ucap Jamie dengan santai"Wah! Ternyata, begini cara kalian menyambut saudara datang, ya. Baiklah, kita akan bertemu di lain waktu. Dan, aku selalu mengawasi mu," Jonathan menatap Jamie dingin. Tapi, tak sedikitpun membuat gemetar hati Jamie, yang sudah hafal bagaimana sifat sang kakak.Pria itu pergi bersama bodyguardnya.Sadar Jonathan dan kawanannya pergi, Rani tampak panik dan menggenggam erat tangan suaminya."Jam, apa - apaan ini? Kenapa ... kenapa pria itu? Maksudku, apa benar ia kakak ka

  • Beauty in the Dark   Memulai Kebahagiaan Bersama

    "Ma ... maksud mu? Mereka? Mereka adalah kamu? Maksudnya ...," Rani tampak bingung, kepalanya pusing, tubuhnya melayang - layang."Raaan ... please, kali ini jangan pingsan - pingsan lagi. Aku butuh kamu. Kamu adalah istri sah aku, dan aku adalah suami sah kamu," Jamie meyakinkan Rani dengan mengguncang tubuhnya yang hampir kehilangan kesadaran."Jadi, kamu nyata?" Rani masih bingung, membuat Jamie begitu gemas dan langsung mengecup bibir wanita halalnya.Rani lagi - lagi membulatkan matanya, memastikan ciuman yang mendarat ke bibirnya adalah Jamie yang pernah mengecupnya secara singkat."Oh, no! Kau nyata? Jadi, selama ini? Aku nggak halu?" Rani menyentuh bibirnya setelah Jamie melepaskannya.Pria itu memamerkan senyum menggodanya, membuat istrinya bergidik ngeri menatapnya."Please. Aku masih belum percaya," Rani mendorong Jamie agar keluar dari kamarnya, menutup pintu dan bersandar di belakangnya."Baby, aku adalah mereka. Bukalah

  • Beauty in the Dark   Mereka adalah Aku

    "Jangan konyol, Amanda," Jamie mendorong kasar Amanda yang sudah tidak memperdulikan harga dirinya. Membuat wanita itu terlihat sedih bercampur kecewa, menatap nanar ke arah mata Jamie yang benar - benar hampir juga kehilangan dirinya"Kenapa, Jam? Apa aku tidak sempurna seperti istri mu? Apa aku sama sekali bukan tipe mu? Atau bahkan, aku adalah wanita yang tidak beruntung, hingga tidak berhak mendapatkan apa yang aku inginkan?" ucap Amanda dengan nada yang teramat lembut. Hatinya benar - benar sakit hingga tak dapat mengeluarkan air mata."Tidak, kau salah. Maksud ku, kau tidak seperti itu. Kau sangat sempurna, bahkan siapapun yang melihat mu, mereka akan ... akan kehilangan kendali. Tapi, cobalah untuk mengerti, aku ini adalah pria yang sudah beristri, dan aku tidak mau mengkhianati istri ku. Bahkan, aku ingin melakukan 'itu' hanya dengan istri ku," jawab Jamie. Ia mencoba membuat Amanda yang raut wajahnya sudah tak bersahabat untuk memahami maksudnya."Baikl

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status