Home / Romansa / Beautiful Mistake / 3. Kebohongan yang Tak Seharusnya

Share

3. Kebohongan yang Tak Seharusnya

Author: kania_mayy
last update Last Updated: 2021-07-17 20:12:58

Beberapa saat kemudian.

Renata terlihat berjalan cepat memasuki sebuah cafe. Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan arnand di sana. Ia menghampiri sebuah meja dan menarik salah satu kursi untuk ia duduki.

"Kenapa tiba-tiba kau ingin makan steak di cafe mahal seperti ini?" tanya Renata tapi Arnand tidak menjawabnya, ia malah menatap bingung pada renata. Ia mengenali suara wanita ini namun tidak dengan penampilannya.

"Hei, kenapa dengan tampang bodohmu itu?" bentak Renata heran.

"Renata." seperkian detik Arnand pun seakan dapat mengenali dari cara bicaranya. Arnand berdiri karena begitu kaget.

"Iya ini aku." ucap Renata ketus sambil melipat tangan di dada. Arnand terdiam sejenak mengamati penampilan renata yang berbeda.

"Aku tahu aku cantik kalau berdandan, sudah jangan menatapku seperti itu?" ucap Renata sambil menyibakan rambutnya ke belakang. Arnand mengerutkan dahi dan tiba-tiba ia tertawa saat menatap ke bawah kaki renata.

"Ha..haa... aku tidak tahu sebegitu spesialkah hari ini hingga kau berpenampilan seperti ini, tapi nata kenapa kau harus memakai bootmu itu?"

"Diam kau arnand. Jangan komentari penampilanku, dan asal kau tahu aku seperti bukan ini untukmu. Aku melakukannya untuk orang lain." bantah Renata kesal.

"Orang lain? kau berkencan?" Arnand kembali terduduk dan menatap Renata.

"Bukan urusanmu!" jawab Renata sambil memalingkan wajahnya ke sembarang tempat.

"Hm.. baiklah, tapi berkencan dengan siapa? Apa kini ada pria yang mau berkencan denganmu?" tanya Arnand antusias. Renata menoleh dan menatap kesal.

"Arnand berhentilah bicara!" ucap Renata sambil mengangkat tasnya.

"Ahh.. baiklah. Seperti kita harus memesan, pelayan!" Arnand coba mengalihkan pembicaraan karena dia tahu apa yang akan terjadi jika ia masih menggoda Renata dengan moodnya yang seperti ini.

.

Beberapa saat kemudian.

Pesanan pun datang dan mereka mulai menyantapnya. Arnand sesekali melirik Renata yang tidak seperti biasanya ini. Karena kini renata terlihat menyantap hidangannya dalam damai, tidak ada ocehan atau pun adu argumen yang membuat suasana makan mereka ramai. Hal ini membuat suasana menjadi canggung.

"Hm.. nata, apa kau bener-bener berkencan?" tanya Arnand pura-pura basa basi.

"Tidak." jawab Renata cepat sambil memasukan sepotong daging ke mulutnya.

"Lalu kenapa pakaianmu seperti itu?"

"Tadi aku pergi sebuah acara?"

"Acara apa? Pernikahan, tunangan atau kencan buta?" selidik Arnand, Renata berhenti memotong dagingnya lalu melirik tajam padanya. Arnand sangat mengerti dengan ekspresi tersebut.

"Ahh.. lupakan saja, kau tidak usah menjawabnya!" timpa Arnand memaksakan senyumannya. Renata tidak menanggapinya dan kembali menyantap makanannya.

"Tapi nata?" tanya Arnand ragu disambut dengan nada kesal Renata.

"Arnand, tidak bisakah kau diam dan makan saja!"

"Iya. Tapi... kau tidak lupa kan kalau kau yang harus membayarnya!" Ucapnya sambil tersenyum singkat. Seketika ucapan arnand membuat mata renata membulat sempurna.

.

"Ah.. terima kasih!" Ucap Arnand mengambil kembali kartu kreditnya. Ia masih saja mengelus-elus kepalanya. Arnan melirik renata dan seketika mendapatkan tatapan sinis darinya.

"Apa?"

"Tidak, bagaimana kalau kita pulang sekarang?" ajak Arnand dengan senyum manisnya.

"Baiklah." Arnand mengikuti langkah renata sambil menggerutu tidak jelas.

.

Keesokan harinya.

Pagi itu renata berjalan cepat menuju sebuah kelas. Ia terlihat kesal sambil menengteng sebuah kantong kertas coklat di tangannya.

Ia melihat seorang pria yang tengah sibuk dengan latopnya, dan pria itu adalah reynand seniornya. Tanpa berlama-lama ia pun menghampirinya.

Brugh

Renata setengah melempar tas itu di atas meja membuat pria itu tidak lagi fokus pada laptopnya. Ia menatapnya datar. Orang-orang yang ada di sekitar mereka pun mulai menatap ke arah mereka.

"Ada apa rey?" Tanya seorang pria yang tengah duduk di samping reynand.

"Ini aku kembalikan barang-barangmu?" ucap Renata.

Reynand hanya melirik kantong tersebut. "Kenapa tidak kau ambil saja?" ucapnya lalu kembali mengetik di laptopnya.

"Aku tidak membutuhkannya!"

"Kau pikir aku membutuhkannya." kelak reynand tidak mau kalah.

"Aku tidak peduli dan ini, aku kembalikan juga UANG.MU!" Renata menyimpan uang tersebut dengan sedikit menggebrak meja reynand membuat yang lain sedikit kaget. Tapi tidak dengan reynand, ia hanya terdiam memperhatikan tingkah laku renata dengan tenang.

"Itu uangmu bukan uangku?"

"Tidak. Aku tidak mendapatkan uang dengan seperti ini?"

"Itu imbalanmu karena telah menemaniku?"

"Menemani?"

"Apa yang terjadi."

"Apa mereka berkencan?"

Beberapa mahasiswa mulai berbisik-bisik membuat Renata semakin kesal dan segera membantahnya.

"Aku tidak berkencan dengannya, tidak akan." Ucapnya sambil menatap sinis pada reynand.

"Pria yang seenak saja seperti dia! Aku akan berpikir beribu kali untuk mau berkencan dengannya." Jelasnya lagi.

Reynand hanya menatap renata dingin. "Jadi.. kau ke sini hanya untuk mengatakan itu?"

"Tidak aku ke sini untuk mengembalikan barang-barang itu. Dan memperbaiki harga diriku yang sudah kau injak-injak itu!" jelas Renata. Reynand kembali terdiam masih menatap renata.

"Kau sudah selesai !" Tanyanya.

"Ya dan satu lagi aku tidak akan pernah menganggapmu ada walaupun kita berpapasan. Aku ingin kita tidak saling mengenal seperti dulu."

"Ok."

Renata segera pergi dari sana. Ia terlihat sangat kesal. Reynand terlihat diam saja menatap renata yang mulai menghilang di balik pintu.

"Iturenata kan? Kalian ada masalah apa?" Tanya dean salah satu teman reynand. Ia terlihat bingung dengan situasi tadi.

"Tidak ada, tadi siapa katamu?"

"Renata, Dia dari jurusan hukum beda 2 angkatan dengan kita. Dia cukup terkenal karena pintar dan selalu mendapat beasiswa.

"Oh." Reynand tertegun sesaat lalu kembali fokus pada laptopnya.

.

Renata berkali-kali membasuh wajah untuk meredam emosinya. Ia menatap dirinya di cermin. Bayangan wajah reynand terlintas di sana membuatnya merasa muak.

"Aku tidak mau lagi berurusan dengannya." Ucapnya lalu kembali membasuh wajahnya. 

Malam itu café terlihat ramai seperti biasanya membuat renata sedikit sibuk di meja kasirnya.

"Silahkan?" ucap Renata sambil menyodorkan segelas kopi pesanan salah seorang pelanggan. Renata merasa heran saat pelanggan tersebut masih mematung memandangnya.

"Apa ada yang lain?" tanya Renata, seketika pelanggan itu tersenyum mendengarnya.

"Renata, apa kau lupa padaku?" tanyanya.

Renata terdiam sejenak mencoba untuk mengingat. Wajahnya terlihat tidak asing. 

"Aku jessi, mantannya reynand." Ucapnya antusias.

"Ah, iya. " jawab Renata datar. 

"Hm.. Aku tidak menyangka ternyata reynand memiliki kekasih yang bekerja di tempat seperti ini? Tanyanya dengan nada sedikit merendahkan. Hal ini membuat renata kesal.

"Ya aku bekerja di sini, apa yang salah?" jawab Renata dengan nada sedikit meninggi. Jelas Ia tidak terima jessi merendahkannya seperti ini. 

"Ah.. tidak- tidak, kita lupakan saja ucapanku tadi. Oh ya bagaimana hubungan kalian, apa yang membuat reynand mau berpacaran denganmu? Ups.. tidak maksudku apakah-"

"Tolong jangan membahasnya." potong Renata cepat.

"Kenapa, dia kekasihmu bukan?"

"Tidak, dia bukan kekasihku. Bahkan kita tidak saling mengenal."

"Maksudmu?"

"Sebaiknya kau tanyakan saja pada yang bersangkutan. Dan maaf saya benar-benar sibuk saat ini!" jelas renata cepat. Jessi terlihat kesal mendengarnya hingga ia tidak bisa berkata-kata. 

"Kau.." 

"Ya, silahkan tuan mau pesan apa?" ucap renata sambil tersenyum mengalihkan pandangannya pada pelanggan yang baru saja datang. Jessi terlihat tidak senang karena renata seperti sengaja mengabaikannya. Ia mendelik kesal berlalu pergi. Renata yang acuh hanya melirik dan kembali terfokus untuk mencatat pesanan. 

Malam itu reynand terlihat tengah menyetir dalam perjalanan pulang. Ia melirik layar ponselnya yang sedari bergetar. Nama jessi terpangpang di sana, hal itu yang membuatnya enggan mengangkat ponselnya.

LINE 

Tak lama sebuah pesan muncul di layar ponselnya. Reynand melihat lampu merah di perempatan jalan, ia meraih ponselnya dan coba membaca pesan tersebut. 

Jessi : Kenapa kau tidak mengangkat telponku? 

      Apa kau takut karena aku sudah tahu semuanya. 

21.05

Reynand terlihat kaget membacanya lalu saat lampu hijau ia mencari tempat untuk menepikan mobilnya. Jessi kembali mengiriminya pesan.  

Reynand: Maksudmu?? 

21.10 /read

Jessi : Aku tahu selama ini kau bohong

      Renata menceritakan semuanya!

21.11

Reynand tertegun sejenak, ia tidak menyangka jessi akan mengetahuinya secepat ini. Ini di luar rencananya dan ia tidak ingin semuanya jadi kacau. 

Jessi : Kenapa hanya di baca saja, kau terkejut! 

      Terbukti kau tidak bisa melupakanku 

      Kau masih Reynandku yang dulu

21. 17

Reynand : Kau salah paham. 

21.19/read

Jessi : Tentang, 

21.19

Reynand : Hubunganku denganya sedang kurang baik sekarang. 

21.20/ read

Jessi : Maksudmu, kalian bertengkar? 

21.20

Reynand : Ya. 

21.21/ read

Jessi : Kau bohong. 

21.21

Reynand : Tidak ada. 

21.22 /read

Jessi : Oh ya, kalau begitu buktikan. 

     Sabtu ini aku mengundanf kalian untuk makan bersama. 

21.23

Reynand : Ok. 

21.23/ read

Reynand memukul kesal kemudi mobilnya. Entah mengapa ia selalu tidak bisa berpikir jernih saat harus berhubungan dengan wanita yang satu ini. Sekarang ia bingung dan tak tahu harus bagaimana. 

"Bodoh! kenapa juga aku harus menyetujuinya?" Ucapnya geram lalu tertegun.

Flashback.

Dulu reynand dan jessi pernah menjadi sepasang kekasih. Sifat reynand sedari dulu memang cuek dan dingin hal itu berbanding terbalik dengan sifat ceria dan manja yang jessi miliki.

Di saat semua gadis menyerah mendekati reynand, hanya jessilah satu-satunya gadis yang pantang menyerah. Dan dengan seiringnya waktu reynand pun luluh karenanya. Reynand melihat ketulusan dari jessi hingga akhirnya ia pun mulai menyukainya. 

Namun kebiasaan reynand yang lamban dan tidak pintar memperlihatkan perasaannya membuat perasaan jessi untuknya pudar. Jessi merasa lelah selama 3 tahun menjalin kasih karena reynand tidak pernah memprioritaskannya. Bahkan tak jarang reynand selalu meminta Juna sahabatnya untuk menggantikannya menjemput atau mengantarkan jessi.

Ternyata hal ini malah membuat juna mempunyai perasaan spesial pada jessi. Dan dengan seiringnya waktu jessi pun mulai berpikir bahwa juna jauh lebih baik dari reynand. Hal itulah yang membuat jessi berpaling. 

"Aku lelah, kau terlalu sibuk dengan duniamu sendiri. Kau bahkan memperlakukanku sama seperti yang lainnya. Tidak ada bedanya, kalau begitu lebih baik kita berteman saja!" jelas Jessi kesal saat reynand bertanya apa alasan ia meminta putus.

Reynand pun terdiam sejenak untuk berpikir. Ia menatap jessi sorot matanya tidak sehangat dulu. Mengapa semua harus berakhir di saat perasaannya mendalam. 

"Baiklah." jawabnya pelan.

.

Hubungan reynand dan jessi memang sudah berakhir. Namun entah mengapa jessi selalu muncul di sekitarnya. Hal itu sedikit mengganggu dan membuat reynand kesulitan melupakan perasaannya. Hingga pada akhirnya reynand menyadari semua itu karena sahabatnya. 

"Maafkan aku rey, tapi.. bolehkan aku berpacaran dengan jessi?" tanya Juna ragu. Reynand tertegun mendengar pertanyaan itu. Hatinya terasa campur aduk. Ia menatap wajah sahabatnya yang cemas.

"Kau menyukainya?" tanya Reynand mencoba bersikap tenang saat balik bertanya. 

"Maafkan aku rey, aku tidak bisa mengendalikan perasanku. Seharusnya aku tidak boleh menyukai jessi, tapi.." 

"Tidak ada yang salah juna, dia sudah menjadi mantan kekasihku." potong Reynand cepat. 

"Tapi bahkan kami berpacaran di belakangmu.." ucap Juna pelan sambi tertunduk penuh sesal. Hati reynand begitu sakit mendengar hal itu namun ia tetap tersenyum sambil menatap juna. 

"Ya aku tahu." Juna mendongak kaget mendengar jawaban Reynand. Ia mendekati reynand dan meraih tangannya. 

"Aku bersalah, pukul aku rey. Kau boleh menghukumku." ucap Juna merasa sangat bersalah.

Kalau mengikuti egonya mungkin reynand akan melakukan hal itu. Tapi untuk apa, semua tidak akan menjadikannya baik-baik saja. Reynand menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar. 

"Baiklah." jawab Reynand lalu melayangkan sebuah tinju pelan di pundak juna." Jaga dia dan buatlah dia bahagia!" Ucapnya sambil tersenyum lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan juna yang mematung di tempatnya.

Setelah hari itu sikap juna pada jessi mulai berubah. Terlihat jelas ia mencoba menjaga jarak dengan jessi. Hal ini membuat jessi sedih dan tak jarang reynand mendapatinya tengah menangis sendirian. Reynand tak tega melihat hal itu. Ia pun meminta juna untuk tetap bersama jessi dan tidak usah melihat masa lalu yang ada, karena kini yang ia tahu jessi dan juna saling menyukai. Reynand bahkan berusaha membuat juna tenang dengan mengakui bahwa selama ini ia tidak benar-benar menyukai jessi. Hingga akhirnya juna pun percaya dan ia pun kembali besama jessi.

Reynand tersenyum saat melihat jessi bermanja dan tertawa ceria bersama juna. Walaupun hatinya terasa sakit ia akan berusaha menahannya. Karena semua tak sia-sia kedua sahabatnya kini berbahagia. Ia tahu dengan seiringnya waktu rasa sakitnya akan menghilang walaupun perlahan. Ia hanya perlu bersabar untuk bisa menjadi baik-baik saja.

"Rey, ini untukmu?" ucap Jessi saat memberikannya segelas minuman. Reynand tersenyum lalu mengambilnya. Ia melirik juna, ia juga tersenyum sambil menatap ke arahnya.

Juna tidak pernah memperlihatkan rasa cemburu saat jessi dekat dengan reynand. Karena juna begitu percaya pada persahabatannya dengan reynand. Dan reynand selalu berusaha menjadi support terbaik untuk hubungan jessi dan juna. Ia bahkan ikut menjaga jessi untuk juna. Dan itu membuat hubungan mereka begitu dekat.

Bahkan kini jessi menjadikan reynand tempat untuk curhat saat mengadu tentang juna. 

.

"Kau pasti datang kan?" tanya Juna saat memberikan sebuah undangan pertunangannya.

Reynand meraih amplop tersebut, nama jessi dan juna tertulis jelas di sana. Ia pun tersenyum lalu menatap jessi dan juna. 

"Ya aku akan datang." Jawabnya kemudian.

Reynand sedikit heran melihat ekpresi jessi yang tidak biasa. Ia terlihat sedih dan matanya berkaca-kaca. 

"Maaf?" ucap Jessi cepat sambil berjalan meninggalkan reynand dan juna di sana.

"Ada apa dengannya, kenapa dia tiba-tiba pergi." Sepertinya juna pun merasakan hal yang sama. "Rey, nanti aku akan menghubungimu. Aku pergi dulu!" ucap Juna segera menyusul jessi. Reynand terdiam dan hanya memperhatikan mereka dari kejauhan. 

.

Malam itu jessi terlihat berjalan cepat menuju sebuah apartement. Ia berhenti di depan pintu dan memijit bel dengan tidak sabar. 

Ting. Tong

Ting.Tong

Ting. tong

"Ya.." ucap Reynand sambil membuka pintu. Ia sedikit terkejut melihat jessi muncul dengan wajah sedih menahan tangis.

"Hei.. ada apa?“ Tanyanya bingung saat tiba-tiba saja jessi berhamburan memeluknya. “Apa terjadi sesuatu?" Tanyanya lagi. Jessi menggeleng dan makin mengeratkan pelukannya. Reynand pun menutup pintunya lalu membawanya masuk untuk mendengar yang sebenarnya terjadi.

Reynand tertunduk dan terdiam mendengar penjelasan jessi. Ia menatap jessi yang mulai menangis. 

"Apa yang harus ku lakukan rey?" Tanyanya lirih.

Reynand terlihat frustasi ia mengusap wajahnya kasar dan mulai berpikir. Ia tidak menyangka jessi akan menyukainya lagi karena perlakuannya akhir-akhir ini. Padahal ia tidak memiliki maksud apapun. Reynand hanya berusaha bersimpati dan menjaga mantan kekasih yang kini menjadi calon pengantin sahabatnya. Tidak pernah terbesit di pikirannya untuk merusak hubungan sahabatnya ini. 

"Apa aku batalkan saja pernikahanku dengan juna?" ucap Jessi tiba-tiba membuat reynand menoleh kaget.

"Kau gila, jangan lakukan hal bodoh!"

"Gila katamu.Ya itu karena aku menyukaimu lagi?" ucap Jessi dengan nada yang mulai meninggi. Ia menatap reynand tajam.

"Tidak. Kau hanya salah paham!" bantah Reynand memalingkan wajahnya.

"Salah paham. Kau yakin ini sesimple itu, kenapa kau memperlakukanku seperti ini rey?" Bentak jessi emosi.

"Tidak ada yang salah dengan sikapku padamu." jawab Reynand datar. 

"Perhatianmu, kepedulianmu bahkan semua sikapmu jauh lebih baik di banding saat aku menjadi kekasihmu? Bagaimana aku tidak menyukaimu lagi rey.." jelas Jessi dengan nada lemah. 

"Kau hanya salah paham." ucap Reynand pelan sambil tertunduk.

"Kenapa tidak kau akui saja kalau kau juga masih menyukaiku rey?" Desak jessi sambil memandang yakin pada reynand. Reynand menatap jessi yang mulai menangis. Ia tidak menyangka semua akan kacau seperti ini. Reynand pun bangkit dan memunggungi jessi. 

"Aku tidak mungkin menyukaimu lagi?"

"Kenapa, karena juna?"

"Bukan."

"Lalu apa?" tanya Jessi. Reynand pun membalikkan tubuhnya dan memandang lurus pada jessi.

"Karena aku menyukai orang lain." ucap Reynand datar membuat jessi mematung. 

"Kau bohong?" Tanyanya disela isakannya.

Reynand perlahan mendekat dan berjongkok di hadapan jessi. Ia mengusap air mata di pipi jessi dengan tangannya.

"Tidak. Aku juga harus melanjutkan hidupku jessi. Dan kau juga akan hidup bahagia bersama juna." ucap Reynand lembut. Ia mengelus kilat kepala jessi dan tersenyum. 

"Tidak rey." ucap Jessi saat menepis tangan reynand. "kau berbohong padaku rey!" ucapnya lalu Jessi pun bangkit dan lari keluar dari apartement. Reynand hanya bisa terdiam menatap jessi pergi. ia tidak ingin mengejar jessi dan membuat semuanya semakin kacau.

Flashback off

Siang itu.

Renata terlihat berjalan cepat menuju kelasnya. Ia sesekali melirik jam di tangannya.

"Aku tidak boleh terlambat..?" Ucapnya sambil mempercepat langkahnya.

Dari kejauhan Renata melihat seseorang yang paling tidak ingin ia temui. Sayangnya ia tidak bisa menghindar karena hanya ada satu akses untuk menuju kelasnya kali ini. Dan kalau pun mau memutar arah mungkin akan terlihat lebih aneh. 

"Reynand.." Gumamnya pelan. Renata pun kembali berjalan dan mencoba bersikap biasa saja. Namun anehnya waktu seperti berjalan lambat saat mereka berpapasan.

Reynand berjalan lurus, ia terlihat acuh seperti tidak mengenal renata. Ia hanya berjalan lurus dan lewat begitu saja. Dan entah mengapa renata merasa tidak nyaman di perlakukan seperti itu. Ia pun menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia melihat reynand yang menjauh.

"Ada apa denganku, bukankah dari awal kita tidak saling kenal." Ucapnya seperti kecewa. Renata pun berbalik dan kembali berjalan menuju kelas. 

Sementara itu reynand pun melakukan hal yang sama, ia menghentikan langkahnya lalu berbalik dan mendapati renata sudah menghilang dari sana. 

"Bagaimana aku bisa mengajaknya pergi menemui jessi? “ Ucapnya sambil kembali berjalan. 

Related chapters

  • Beautiful Mistake    4. Kesempatan

    “Nata.. ” Aku menoleh saat kudengar seseorang memanggil namaku. Aku terdiam dan menatap seorang pria yang tengah berlari menghampiriku. Ia terlihat tersenyum saat berdiri tepat di hadapanku. “Ada apa?” Tanyaku malas. “Kenapa kau ini, kenapa wajahmu murung begitu?” Jawabnya balik bertanya. “Jadi kau ke sini hanya ingin bertanya itu?” “Tentu bukan?” “Lalu..” “Traktir aku makan siang?” Ucapnya manja. “Arnand..” Aku mendelik kesal melihat sikapnya. “Ayolah nata aku belum makan dari pagi, kau ingin melihatku mati kelaparan?” Bujuknya sambil pura-pura lemas. “Kau tidak akan mati kalau hanya tidak makan sekali.” Jawabku cepat sambil berlalu meninggalkannya. . “Terima kasih, aku janji akan menggantinya saat ibuku mengembalikan kartu kreditku..” ucap Arnand senang. Matanya berbinar sambil menatap seporsi nasi goreng di hadapannya. “Ya, ya sudah cepat makan!” “Baiklah, tapi kenapa kau tidak pesan makan?” Tanyanya sambil mulai menyendokan makanan ke mulutnya. “Aku tidak lapar.” Jawa

    Last Updated : 2021-07-17
  • Beautiful Mistake    5. Maafkan aku, Arnand

    Aku masih terdiam saat gadis itu berlari kecil keluar dari sebuah mobil dan bergegas memasuki rumahnya. Aku meraih ponselku dan menekan tombol 2 cukup lama. Tut...tut “Yah Arnand?” “Kau di mana?” “di rumah.” “Tidak jadi menginap?” “Ah itu temanku. Ia... kedatangan sodaranya, jadi aku tidak jadi menginap.” “Oh begitu.” “Hm.. memang kenapa?” “Tidak, sudah malam cepat tidur.” “Iya.." “Jangan lupa nyalakan lampu depan rumahmu.” “Ah lampu depan..” Tut. Aku menyimpan ponselku dan bergegas pergi dari sana. Aku sedikit kecewa karena Renata membohongiku seperti ini..Keesokan harinya.Renata terlihat bergegas menuju kampusnya. Di koridor tak sengaja ia melihat Reynand yang tengah berjalan dengan seorang temannya. “Hai rey..” Renata coba men

    Last Updated : 2021-07-18
  • Beautiful Mistake    6. Sudahi sandiwara ini

    Tid. did Aku menghentikan langkahku saat sebuah mobil asing berhenti tepat di sampingku. Aku menunggu sejenak sampai si pemilik mobil menurunkan kaca mobilnya. “Hai kau mau pulang, mau ku antar?” Tawarnya sambil tersenyum ramah. .. “Kau mencari reynand?” Tanyaku sambil mengaduk hot chocolate di hadapanku. Juna menggeleng dan tersenyum. “Tidak, kebetulan saja aku lewat sini.” “Oh.” Tanggapku singkat. Dan kami pun terdiam untuk beberapa saat. Juna terlihat meniup kopi panas di tangannya dan perlahan ia meminumnya. “Bagaimana hubunganmu dengan reynand, baik-baik saja kan?” Tanyanya sambil meletakan cangkirnya. Juna terlihat tersenyum ramah sambil menatapku. “Aku sangat senang saat mendengar rey tidak sendiri lagi.” Sambungnya antusias. Aku terdiam mendengarnya, sesaat aku menatapnya ragu. Sebenarnya aku tidak tega memberitahukan kebenaran yang mungkin akan mem

    Last Updated : 2021-07-18
  • Beautiful Mistake    7. Hal yang tak terduga

    Sudah hampir setengah jam aku menunggunya di dalam mobilku. Namun aku lihat mereka masih saja berkumpul, entah apa yang mereka lakukan. Kalau saja hari ini aku tidak menerima telphone aneh. Mungkin aku tidak ada di sini. Pagi tadi seorang pria yang mengaku sahabatnya menelponku. Tanpa basa-basi ia memintaku menjemput renata mengantikannya. Alasannya karena dia mengira aku benar-benar kekasih renata. Entah mengapa aku tidak bisa menolaknya apalagi saat ia memintaku untuk menjaga renata. Ada keraguan saat aku ingin mengungkap kebenaran yang ada. “Aaargghh..” Aku merasa kesal dengan diriku sendiri yang seakan terjebak di situasi yang semakin rumit. Aku menyandarkan kepakaku di kemudi, namun sesaat kemudian aku mendengar suasana ramai. Terlihat beberapa orang berhamburan keluar. Akhirnya mereka pulang juga. Aku terdiam di dalam mobil mengedarkan pandanganku untuk mencari keberadaan renata. Dan tak berapa lama ia terlihat berjalan keluar. Aku masih memperh

    Last Updated : 2021-07-18
  • Beautiful Mistake    8. Mari awali dengan indah

    Tok. Tok. Tok Reynand menurunkan kaca mobil sesaatku mengetoknya pelan. Aku tersenyum dan berdiri tepat di samping mobilnya. "Masuk." Ucapnya datar seperti biasa. Aku pun dengan cepat memutari mobil dan masuk. “Mau ku antar ke mana? “ Tanyanya cepat. Aku menoleh rasanya sedikit aneh dia ini kekasih atau supir pribadiku. "Ke rumah saja." Jawabku pelan. Dan setelah itu dia terdiam dan terfokus menyetir. Aku sesekali melirik ke arahnya ia terlihat acuh seperti biasa membuat suasana menjadi canggung dan aku tidak menyukainya. Padahal hari ini aku tidak bekerja. Dan sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya. Aku sedikir ragu, namun aku ingin coba bertanya padanya. "Hm.. rey?" Ia melirikku singkat saatku memanggilnya. "Hari ini aku libur?" Ucapku pelan. "Ya, lalu?" Tanyanya acuh. Aku sedikit kesal mendengar tanggapannya. Rasanya akan ak

    Last Updated : 2021-07-18
  • Beautiful Mistake    9. De javu

    Pagi itu. Renata terlihat berjalan santai memasuki kampusnya. Namun dari kejauhan ia melihat reynand yang tengah berjalan bersama dean temannya. Renata terlihat kaget lalu memutar arah. “Rey itu kekasihmu kan, ada apa dengannya?” tanya Dean saat melihat renata berbelok ke arah menuju perpustakaan. Reynand tidak menjawab ia hanya memperhatikannya dari jauh... “Hampir saja!” Aku menghela nafas lega sambil menarik salah satu kursi di hadapanku. Jujur aku masih malu dan belum mempunyai keberanian untuk bertemu dengannya, terlebih karena hal kemarin yang kulakukan. Karena sudah terlanjur di sini sepertinya sekalian saja aku mengerjakan tugas. Aku melirik jam di tanganku. Masih ada waktu 1 jam sebelum kuliahku di mulai. Awalnya aku ingin ke kantin untuk sarapan sambil mengerjakan tugas. Tapi karena bertemu reynand tadi sekarang aku di sini di perpustakaan. Aku mengeluarkan laptop dan meraba-

    Last Updated : 2021-07-19
  • Beautiful Mistake    10. Salah Paham

    Beberapa hari kemudian. Malam itu sepulang bekerja aku pun terdiam di luar café menunggu reynand menjemputku. Reynand sudah mengirimiku pesan bahwa dia akan sedikit terlambat. Aku pun terdiam sambil memperhatikan sekitar. Suasana di sini terlihat mulai sepi. Aku meraih ponselku dan membaca kembali pesan dari reynand. Ini sudah hampir 20 menit, namun reynand belum juga datang. Aku pun berpikir akan pulang sendiri saja. Aku melihat masih ada waktu untukku pulang menggunakan bus terakhir. Aku pun mulai bangkit dan melangkah menuju halte. Kemudian aku mengetik pesan untuk memberitahukannya pada reynand. Namun belum sempat aku mengirimnya, tiba-tiba seseorang muncul dan mendekatiku. “Hai kau belum pulang?” Aku menoleh kaget melihat gio di sana. Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku. “Belum aku masih menunggu.. kekasihku.” Jawabku sedikit ragu saat menyebutkan kata terakhirku. “Hm..” Gio meli

    Last Updated : 2021-07-19
  • Beautiful Mistake    11. Hanya Cinta Sendiri

    Aku segera berlari keluar dari mobil saat melihat sebuah ambulance terparkir di depan rumah jessi dan juna. Di saat bersamaan aku melihat jessi di tandu untuk memasuki ambulance. “Apa yang terjadi.” Tanyaku melihat jessi yang menangis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Sepertinya terjatuh di kamar mandi dan saat ini kondisinya sedang hamil. Jadi kami harus segera membawanya ke rumah sakit. “ Jelas salah satu paramedis. “Rey.” Panggil jessi sambil meraih tangan reynand. “Jangan takut, semua akan baik-baik saja.” ucap Reynard sambil mengelus kepala jessi menenangkan. Dan tak lama jessi pun di masukkan ke dalam ambulance. Reynand memasuki mobilnya untuk segera mengikuti jessi menuju rumah sakit. Sepanjang jalan reynand coba menghubunginya juna karena tadi tidak melihatnya di tempat kejadian. Entah sudah berapa kali namun juna tidak juga menjawab panggilannya... Reynand

    Last Updated : 2021-07-19

Latest chapter

  • Beautiful Mistake    16. Rindu

    Pagi itu renata sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Ia terlihat mengambil beberapa bahan di kulkas dan mulai memasak. Sesuai janjinya ia ingin membuat sarapan untuk reynand. Selesai memasak renata pun bergegas mandi dan bersiap ke kampus. Ia memilih pergi menggunakan bus karena tahu reynand tidak bisa menjemputnya hari ini. Sesampai di kampus renata pun coba menghubungi reynand. tut..tut.. “Hallo..” “Rey kau di mana?” “Di aula, kalau kau ingin bertemu reynand ke sini saja.” Jelasnya. “Ah, baiklah kak.” Tut. Renata masih memandangi ponselnya, entah siapa tadi yang berbicara dengannya. Yang pasti ia tahu keberadaan reynand sekarang. Tanpa berlama-lama renata pun segera menuju ke aula kampus. Sesampai di sana renata melihat banyak orang yang berlalu lalang di sana. Dengan segera ia mencari keberadaan reynand. Ia berlari kecil mendekati kerumunan orang dan coba menyelinap. “Rey..” Panggilnya pelan. Reynand berbalik sedikit terkejut dengan kehadiran renata di sana namun sesa

  • Beautiful Mistake    15. Kejelasan

    Sepanjang perjalanan reynand tidak berkata sedik pun. Wajahnya masih saja datar bahkan berkali-kali aku terang-terangan menatapnya. Namun ia seperti sengaja menghiraukanku. “Kau marah?” Tanyaku ragu. Reynand terdiam dan tidak menjawab aku yakin dia pasti marah. Bukankah baru saja aku berjanji tidak akan pergi dengan pria lain selainnya. “aku sungguh tidak tahu kalo gio akan menjemputku.” Sambungku menjelaskan. “Sudahlah, aku sedang menyetir.” Jawabnya cepat. Tak berapa lama mobil pun berhenti tepat di depan cafe tempatku bekerja.“Aku akan menjemputmu jam 10.” Ucapnya dingin tanpa menatapku. Aku terdiam sejenak memutar otak untuk mencari cara agar reynand tidak marah padaku. Entah dari mana datangnya tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku. Aku melirik reynand sesaat. Walaupun ragu aku akan coba melakukannya. Aku membuka seltbetku dan coba mengumpulkan keberanian. Aku mendekati reynand dan menutup mataku lalu.. Cup “Maafkan aku rey..” Ucapku membuka mata setelah memberi sebuah k

  • Beautiful Mistake    14. Kesempatan Kedua

    Tok. Tok. Tok. “Ya sebentar !” ucap Renata saat mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia berjalan dan segera membukanya. “rey..” Ucapnya lemah sedikit kecewa berbarengan dengan senyumannya yang memudar. “Kenapa, sepertinya kau tidak suka dengan kedatanganku?” tanya Gio malah tersenyum manis pada renata. “Bukan, hanya saja..” Renata menggantung ucapannya saat merasa ponsel yang di pegangnya bergetar. Ia melihat sebuah pesan dari reynand muncul di sana. Reynand: Aku masih di rumah sakit sekarang, sepertinya tidak bisa menjemputmu. Maaf. 8.30 “Kenapa, apa terjadi sesuatu?” tanya Gio bingung melihat renata masih menatap ponselnya. “Tidak. Hm.. ada apa pagi-pagi kau ke rumahku?” “Kau lupa percakapan kita kemarin malam.” ucap Gio balik bertanya. “Apa?” tanya Renata benar-benar lupa. Gio terdiam sejenak lalu ia melirik jam dinding di belakang Renata. Ini hampir jam setengah delapan dan ia tahu Renata kuliah pagi ini. “Sudah-sudah kita bahas nanti saja, kau m

  • Beautiful Mistake    13. Tak'an Rela

    Seminggu terakhir ini aku cukup sibuk karena harus bulak-balik untuk mengurus jessi di rumah sakit dan juga mengurusi urusan di kampus yang menguras waktu dan tenagaku. Aku berencana ingin beristirahat malam ini. Aku baru saja mendudukan diri di tepi ranjang sambil mengisi batrai ponselku yang mati sejak siang tadi. Tak lama beberapa pesan berderetan muncul memenuhi layar ponselku. Aku pun mulai mengeceknya dan menyingkirkan pesan yang menurutku tidak begitu penting. Tanganku terhenti nama renata muncul dengan sebuah pesan yang membuat perasaanku tidak enak. Aku pun dengan cepat membuka dan membacanya. Renata : Rey, maaf lebih baik kita akhiri saja hubungan ini. Terima kasih untuk semuanya.18.12 Aku sungguh terkejut membaca pesan tersebut. Aku tahu hubunganku dengannya sedang rumit, tapi aku tidak menyangka ia bisa semudah itu ingin mengakhiri semuanya. Aku akui aku yang salah karena memiliki ego yang terlalu tinggi. Tapi itu bukan berarti aku tidak peduli dengan hubungan ini.

  • Beautiful Mistake    12. PUTUS

    Renata terlihat sudah berada di café tempatnya bekerja. Ia kini terlihat tengah berada di depan meja kasir sambil memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Sejenak ia termenung dan teringat dengan sikap reynand yang membuatnya sedih. Apalagi hari ini reynand seperti sengaja tidak ingin menemuinya. “Ah..” pekiknya saat merasa nyeri di bagian ulu hatinya. Renata seharusnya tidak melewatkan jadwal makannya, ia memiliki maag akut. Dan itu bisa memicu penyakitnya kambuh. “Nata..” panggil Gio tiba-tiba muncul di depan meja kasir. “Ya.” Renata menjawab sedikit meringis. “Kau baik-baik saja?” Tanyanya sedikit khawatir melihat wajah renata yang sedikit pucat. “Aku.. baik, ada apa gio?” jawab Renata mencoba menyembunyikan rasa sakitnya dengan tersenyum. “Hmm.. bisakah kau membantuku sebentar, Mr. Liem menyuruhmu mengecek stock sayur dan bumbu!” Jelasnya dan renata pun mengangguk. “Hani, aku harus ke gudang. tidak apakan kalau kau jaga kasir sendirian?” tanya Renata pada gadis yang tenga

  • Beautiful Mistake    11. Hanya Cinta Sendiri

    Aku segera berlari keluar dari mobil saat melihat sebuah ambulance terparkir di depan rumah jessi dan juna. Di saat bersamaan aku melihat jessi di tandu untuk memasuki ambulance. “Apa yang terjadi.” Tanyaku melihat jessi yang menangis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Sepertinya terjatuh di kamar mandi dan saat ini kondisinya sedang hamil. Jadi kami harus segera membawanya ke rumah sakit. “ Jelas salah satu paramedis. “Rey.” Panggil jessi sambil meraih tangan reynand. “Jangan takut, semua akan baik-baik saja.” ucap Reynard sambil mengelus kepala jessi menenangkan. Dan tak lama jessi pun di masukkan ke dalam ambulance. Reynand memasuki mobilnya untuk segera mengikuti jessi menuju rumah sakit. Sepanjang jalan reynand coba menghubunginya juna karena tadi tidak melihatnya di tempat kejadian. Entah sudah berapa kali namun juna tidak juga menjawab panggilannya... Reynand

  • Beautiful Mistake    10. Salah Paham

    Beberapa hari kemudian. Malam itu sepulang bekerja aku pun terdiam di luar café menunggu reynand menjemputku. Reynand sudah mengirimiku pesan bahwa dia akan sedikit terlambat. Aku pun terdiam sambil memperhatikan sekitar. Suasana di sini terlihat mulai sepi. Aku meraih ponselku dan membaca kembali pesan dari reynand. Ini sudah hampir 20 menit, namun reynand belum juga datang. Aku pun berpikir akan pulang sendiri saja. Aku melihat masih ada waktu untukku pulang menggunakan bus terakhir. Aku pun mulai bangkit dan melangkah menuju halte. Kemudian aku mengetik pesan untuk memberitahukannya pada reynand. Namun belum sempat aku mengirimnya, tiba-tiba seseorang muncul dan mendekatiku. “Hai kau belum pulang?” Aku menoleh kaget melihat gio di sana. Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku. “Belum aku masih menunggu.. kekasihku.” Jawabku sedikit ragu saat menyebutkan kata terakhirku. “Hm..” Gio meli

  • Beautiful Mistake    9. De javu

    Pagi itu. Renata terlihat berjalan santai memasuki kampusnya. Namun dari kejauhan ia melihat reynand yang tengah berjalan bersama dean temannya. Renata terlihat kaget lalu memutar arah. “Rey itu kekasihmu kan, ada apa dengannya?” tanya Dean saat melihat renata berbelok ke arah menuju perpustakaan. Reynand tidak menjawab ia hanya memperhatikannya dari jauh... “Hampir saja!” Aku menghela nafas lega sambil menarik salah satu kursi di hadapanku. Jujur aku masih malu dan belum mempunyai keberanian untuk bertemu dengannya, terlebih karena hal kemarin yang kulakukan. Karena sudah terlanjur di sini sepertinya sekalian saja aku mengerjakan tugas. Aku melirik jam di tanganku. Masih ada waktu 1 jam sebelum kuliahku di mulai. Awalnya aku ingin ke kantin untuk sarapan sambil mengerjakan tugas. Tapi karena bertemu reynand tadi sekarang aku di sini di perpustakaan. Aku mengeluarkan laptop dan meraba-

  • Beautiful Mistake    8. Mari awali dengan indah

    Tok. Tok. Tok Reynand menurunkan kaca mobil sesaatku mengetoknya pelan. Aku tersenyum dan berdiri tepat di samping mobilnya. "Masuk." Ucapnya datar seperti biasa. Aku pun dengan cepat memutari mobil dan masuk. “Mau ku antar ke mana? “ Tanyanya cepat. Aku menoleh rasanya sedikit aneh dia ini kekasih atau supir pribadiku. "Ke rumah saja." Jawabku pelan. Dan setelah itu dia terdiam dan terfokus menyetir. Aku sesekali melirik ke arahnya ia terlihat acuh seperti biasa membuat suasana menjadi canggung dan aku tidak menyukainya. Padahal hari ini aku tidak bekerja. Dan sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya. Aku sedikir ragu, namun aku ingin coba bertanya padanya. "Hm.. rey?" Ia melirikku singkat saatku memanggilnya. "Hari ini aku libur?" Ucapku pelan. "Ya, lalu?" Tanyanya acuh. Aku sedikit kesal mendengar tanggapannya. Rasanya akan ak

DMCA.com Protection Status