Share

9. De javu

Penulis: kania_mayy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-19 12:21:50

Pagi itu. 

Renata terlihat berjalan santai memasuki kampusnya. Namun dari kejauhan ia melihat reynand yang tengah berjalan bersama dean temannya. Renata terlihat kaget lalu memutar arah.

“Rey itu kekasihmu kan, ada apa dengannya?” tanya Dean saat melihat renata berbelok ke arah menuju perpustakaan. Reynand tidak menjawab ia hanya memperhatikannya dari jauh.

.. 

“Hampir saja!” Aku menghela nafas lega sambil menarik salah satu kursi di hadapanku. Jujur aku masih malu dan belum mempunyai keberanian untuk bertemu dengannya, terlebih karena hal kemarin yang kulakukan.

 Karena sudah terlanjur di sini sepertinya sekalian saja aku mengerjakan tugas. Aku melirik jam di tanganku. Masih ada waktu 1 jam sebelum kuliahku di mulai. 

Awalnya aku ingin ke kantin untuk sarapan sambil mengerjakan tugas. Tapi karena bertemu reynand tadi sekarang aku di sini di perpustakaan. Aku mengeluarkan laptop dan meraba-raba isi tasku, rasanya ada yang hilang. Dan benar saja materi yang sudah ku rangkum untuk di ketik tidak ada di tasku. Sepertinya ketinggalan di rumah. Mau tidak mau aku pun harus mencari materi lagi.

Aku pun bangkit dan mulai menyusuri beberapa rak buku. Aku berhenti di sebuah rak, aku ingat seharusnya buku yang ku butuhkan ada di sekitar sini. Dan benar saja buku itu ada tapi berada di rak paling atas. 

Aku mendengus kesal. Apakah ini ujian untuk orang kurang kalsium sepertiku. Tapi sebenerarnya bukan salahku juga ini memang ukuran raknya saja yang terlalu tinggi. Aku pun coba mencari sesuatu dan menemukan bangku kecil. Aku mengambil dan membawanya. 

Aku meletakan bangku tersebut di depan rak dan mulai menaikinya. Aku kira aku bisa meraihnya, ternyata masih kurang tinggi. Aku pun coba berjinjit untuk meraihnya dan saat hampir mendapatkan buku tersebut bangku yang kunaiki terasa bergoyang membuatku terpeleset ke belakang. 

Aku kira akan terjatuh namun aku merasakan punggungku menghantam benda datar. Aku menoleh dan mendapati seseorang berada tepat di belakangku dan menahanku. 

“Rey.” panggilku pelan. 

Reynand menatap datar lalu menurunkan tubuhku dengan entengnya, seperti tengah mengangkat anak kecil. Ia kemudian mengambil buku tersebut dengan mudahnya lalu memberikannya padaku. Aku menerimanya dan terdiam menatapnya. 

Ini seperti dejavu. Dulu aku sengaja mengabaikannya dan memilih arnand untuk mengambilkannya. Namun sekarang situasinya sedikit berbeda.

“Terima kasih rey.” Ucapku sambil tertunduk, jujur aku belum berani membuat kontak mata dengannya.

“Kau sedang mengerjakan tugas?”

“Ya.” Jawabku cepat dan masih menunduk.

“Apa lantai itu lebih menarik di banding wajahku?” 

“Hah.. tidak?” Aku langsung menatapnya karena terkejut mendengar pertanyaannya. 

Beberapa detik kita masih saling menatap. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Hingga tiba-tiba reynand mendekat dan mengikis jarak di antara kita. Melihat itu tubuhku pun mundur perlahan.

Aku sedikit terkejut saat merasakan tubuhku menabrak rak di belakang. Aku menatap bingung pada reynand dan dia hanya tersenyum singkat. Lalu kembali mendekat. 

Kini wajahnya tepat di depan mataku. Ia menatapku sesaat. Membuat jantungku berdegup tak karuan. Ia semakin mendekat dan aku pun menutup mata sambil mencengkram bukuku.

Aku hanya menebak-nebak saja. Apa mungkin reynand akan menciumku? Seperti adegan romantis di film-film. Namun untuk beberapa saat tidak ada yang terjadi hingga akhirnya aku mendengar reynand berbisik tepat di telingaku. 

“Bagaimana kalau kita belajar bersama?”

 Aku segera membuka mataku setelah mendengarnya dan ia sudah menghilang dari hadapanku. Aku sedikit bingung dan menatapnya yang tengah berjalan menjauh.

Ternyata aku saja yang berlebihan. Aku pun berjalan mengikutinya kembali ke mejaku.

.. 

Aku mencoba untuk fokus dan mengerjakan tugasku. Namun kehadiran reynand di sana membuyarkan semuanya. Terlebih saat reynand yang terang-terangan menatap dan memperhatikan gerak-gerikku.

“Apa ada yang aneh di wajahku rey?” Tanyaku ragu. Reynand menggeleng dan masih menatapku.

“Lalu kenapa kau terus menatapku.”

“Sepertinya.. aku mulai menyukaimu.” Ucapnya pelan dengan nada datar.

Aku hanya bisa terdiam, sesaat hatiku menghangat. Walaupun terdengar seperti bukan pernyataan cinta. Namun tetap saja wajahku bersemu mendengar ucapannya. 

Aku sedikit heran dengan caranya mengungkapkan perasaan. Nadanya begitu datar, singkat jauh dari kata romantis. Dan entah mengapa aku malah menyukainya.

 

“Aku ada kelas, kita ketemu nanti sore.” Ucapnya lalu bangkit.

“Oh ya.” Jawabku sambil tersenyum.

“Dah.” Pamit reynand mengelus singkat rambutku. Itu membuatku sedikit terkejut, aku tidak menyangka reynand bisa bersikap semanis ini. 

Aku tersenyum dan memperhatikan punggung reynand yang menjauh dan menghilang di balik pintu. 

..

Sepulang kuliah reynand pun hendak mengantarkan renata ke tempat kerjanya. 

"Sejak kapan kau bekerja di sana?“ tanya Reynand sambil menatap jalan di depannya. 

"3 tahun lalu. Tapi aku sudah bekerja sejak umur 17 tahun." jelas renata. 

"Kenapa, apa ayahmu masih bekerja?“ 

" Ayahku.." Reynand menoleh ke arahnya saat mendengar renata menahan ucapannya.

"Hanya ada aku di keluargaku." sambung renata tersenyum lembut. 

"A.. Maafkan aku." 

"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." 

Reynand menghentikan mobilnya karena lampu merah. Ia mrmperhatikan renata yabg tengah menatap ke luar kaca mobil. 

"Renata.." panggil reynand dan renata pun menoleh. 

"Sekarang ada aku, kau tidak sendirian." ucapnya tulus sambil meraih tangan renata dan mengelusnya lembut. 

Renata terdiam sejenak ia merasa terharu mendengar ucapan reynand hingga matanya pun berkaca-kaca. 

"Aku ingin memelukmu." ucap Renata dan reynand pun tersenyum lalu mendekat hendak memeluknya. 

Namun.. 

Tid. Did. 

Ternyata lampu sudah kembali hijau. Keduanya terlihat terkejut karena mendapat klakson dari beberapa mobil di belakang. 

"Kenapa orang-orang tidak pernah sabar, mereka kira saat lampu hijau kita bisa terbang. Dan melaju cepat.." gerutu Reynand kesal sambil menjalankan mobilnya. 

Renata sedikit heran karena baru kali ini melihat reynand berbicara sebanyak itu. Dan tanpa sadar ia pun tertawa kecil. 

"Kenapa kau tertawa?"

“Tidak apa-apa." jawab Renata cepat. 

Sesaat kemudian mobil pun sampai di depan tempat kerja renata. Renata pun melepaskan selt beatnya. Reynand melihat dan memperhatikannya. 

"Kau tidak ingin melanjukan acara pelukan kita?" 

"Reynand." panggil renata terkejut mendengar ucapan reynand. 

"Kenapa, aku hanya bertanya?" 

"Ya tapi.." 

Tok. Tok. Tok. 

Ucapan renata terputus saat seseorang mengetuk kaca di sampingnya. Renata melihat Gio yang tengah tersenyum dan melambai ke padanya. 

Renata kembali melihat reynand yang kini menatap sinis ke arah gio.

"Kalau begitu, aku bekerja dulu yah." ucap Renata sambil meraih tasnya dan hendak turun. Namun tiba-tiba reynand menarik tangannya membuatnya berhadapan langsung menatap wajah reynand. Reynand mendekat dan renata terdiam saja. 

"nanti aku akan menjemputmu." ucap Reynand lembut mengelus singkat kepala renata dan menjauh. 

Gio terlihat kesal ia mengira mereka sedang berciuman di dalam mobil. Dan itu yang sengaja ingin reynand tunjukan padanya. Renata pun turun dan tak berapa lama mobil reynand pun pergi. 

"Gio, kenapa kau di sini?" tanya Renata. 

"Aku menunggumu.." Jawabnya sambil tersenyum. 

"Jangan membuat orang lain salah paham gio." ucap Renata sambil berjalan masuk menuju cafe. Gio terlihat tertawa kecil sambil mengikuti langkahnya. 

Bab terkait

  • Beautiful Mistake    10. Salah Paham

    Beberapa hari kemudian. Malam itu sepulang bekerja aku pun terdiam di luar café menunggu reynand menjemputku. Reynand sudah mengirimiku pesan bahwa dia akan sedikit terlambat. Aku pun terdiam sambil memperhatikan sekitar. Suasana di sini terlihat mulai sepi. Aku meraih ponselku dan membaca kembali pesan dari reynand. Ini sudah hampir 20 menit, namun reynand belum juga datang. Aku pun berpikir akan pulang sendiri saja. Aku melihat masih ada waktu untukku pulang menggunakan bus terakhir. Aku pun mulai bangkit dan melangkah menuju halte. Kemudian aku mengetik pesan untuk memberitahukannya pada reynand. Namun belum sempat aku mengirimnya, tiba-tiba seseorang muncul dan mendekatiku. “Hai kau belum pulang?” Aku menoleh kaget melihat gio di sana. Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku. “Belum aku masih menunggu.. kekasihku.” Jawabku sedikit ragu saat menyebutkan kata terakhirku. “Hm..” Gio meli

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Beautiful Mistake    11. Hanya Cinta Sendiri

    Aku segera berlari keluar dari mobil saat melihat sebuah ambulance terparkir di depan rumah jessi dan juna. Di saat bersamaan aku melihat jessi di tandu untuk memasuki ambulance. “Apa yang terjadi.” Tanyaku melihat jessi yang menangis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Sepertinya terjatuh di kamar mandi dan saat ini kondisinya sedang hamil. Jadi kami harus segera membawanya ke rumah sakit. “ Jelas salah satu paramedis. “Rey.” Panggil jessi sambil meraih tangan reynand. “Jangan takut, semua akan baik-baik saja.” ucap Reynard sambil mengelus kepala jessi menenangkan. Dan tak lama jessi pun di masukkan ke dalam ambulance. Reynand memasuki mobilnya untuk segera mengikuti jessi menuju rumah sakit. Sepanjang jalan reynand coba menghubunginya juna karena tadi tidak melihatnya di tempat kejadian. Entah sudah berapa kali namun juna tidak juga menjawab panggilannya... Reynand

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-19
  • Beautiful Mistake    12. PUTUS

    Renata terlihat sudah berada di café tempatnya bekerja. Ia kini terlihat tengah berada di depan meja kasir sambil memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Sejenak ia termenung dan teringat dengan sikap reynand yang membuatnya sedih. Apalagi hari ini reynand seperti sengaja tidak ingin menemuinya. “Ah..” pekiknya saat merasa nyeri di bagian ulu hatinya. Renata seharusnya tidak melewatkan jadwal makannya, ia memiliki maag akut. Dan itu bisa memicu penyakitnya kambuh. “Nata..” panggil Gio tiba-tiba muncul di depan meja kasir. “Ya.” Renata menjawab sedikit meringis. “Kau baik-baik saja?” Tanyanya sedikit khawatir melihat wajah renata yang sedikit pucat. “Aku.. baik, ada apa gio?” jawab Renata mencoba menyembunyikan rasa sakitnya dengan tersenyum. “Hmm.. bisakah kau membantuku sebentar, Mr. Liem menyuruhmu mengecek stock sayur dan bumbu!” Jelasnya dan renata pun mengangguk. “Hani, aku harus ke gudang. tidak apakan kalau kau jaga kasir sendirian?” tanya Renata pada gadis yang tenga

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Beautiful Mistake    13. Tak'an Rela

    Seminggu terakhir ini aku cukup sibuk karena harus bulak-balik untuk mengurus jessi di rumah sakit dan juga mengurusi urusan di kampus yang menguras waktu dan tenagaku. Aku berencana ingin beristirahat malam ini. Aku baru saja mendudukan diri di tepi ranjang sambil mengisi batrai ponselku yang mati sejak siang tadi. Tak lama beberapa pesan berderetan muncul memenuhi layar ponselku. Aku pun mulai mengeceknya dan menyingkirkan pesan yang menurutku tidak begitu penting. Tanganku terhenti nama renata muncul dengan sebuah pesan yang membuat perasaanku tidak enak. Aku pun dengan cepat membuka dan membacanya. Renata : Rey, maaf lebih baik kita akhiri saja hubungan ini. Terima kasih untuk semuanya.18.12 Aku sungguh terkejut membaca pesan tersebut. Aku tahu hubunganku dengannya sedang rumit, tapi aku tidak menyangka ia bisa semudah itu ingin mengakhiri semuanya. Aku akui aku yang salah karena memiliki ego yang terlalu tinggi. Tapi itu bukan berarti aku tidak peduli dengan hubungan ini.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-15
  • Beautiful Mistake    14. Kesempatan Kedua

    Tok. Tok. Tok. “Ya sebentar !” ucap Renata saat mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia berjalan dan segera membukanya. “rey..” Ucapnya lemah sedikit kecewa berbarengan dengan senyumannya yang memudar. “Kenapa, sepertinya kau tidak suka dengan kedatanganku?” tanya Gio malah tersenyum manis pada renata. “Bukan, hanya saja..” Renata menggantung ucapannya saat merasa ponsel yang di pegangnya bergetar. Ia melihat sebuah pesan dari reynand muncul di sana. Reynand: Aku masih di rumah sakit sekarang, sepertinya tidak bisa menjemputmu. Maaf. 8.30 “Kenapa, apa terjadi sesuatu?” tanya Gio bingung melihat renata masih menatap ponselnya. “Tidak. Hm.. ada apa pagi-pagi kau ke rumahku?” “Kau lupa percakapan kita kemarin malam.” ucap Gio balik bertanya. “Apa?” tanya Renata benar-benar lupa. Gio terdiam sejenak lalu ia melirik jam dinding di belakang Renata. Ini hampir jam setengah delapan dan ia tahu Renata kuliah pagi ini. “Sudah-sudah kita bahas nanti saja, kau m

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-16
  • Beautiful Mistake    15. Kejelasan

    Sepanjang perjalanan reynand tidak berkata sedik pun. Wajahnya masih saja datar bahkan berkali-kali aku terang-terangan menatapnya. Namun ia seperti sengaja menghiraukanku. “Kau marah?” Tanyaku ragu. Reynand terdiam dan tidak menjawab aku yakin dia pasti marah. Bukankah baru saja aku berjanji tidak akan pergi dengan pria lain selainnya. “aku sungguh tidak tahu kalo gio akan menjemputku.” Sambungku menjelaskan. “Sudahlah, aku sedang menyetir.” Jawabnya cepat. Tak berapa lama mobil pun berhenti tepat di depan cafe tempatku bekerja.“Aku akan menjemputmu jam 10.” Ucapnya dingin tanpa menatapku. Aku terdiam sejenak memutar otak untuk mencari cara agar reynand tidak marah padaku. Entah dari mana datangnya tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku. Aku melirik reynand sesaat. Walaupun ragu aku akan coba melakukannya. Aku membuka seltbetku dan coba mengumpulkan keberanian. Aku mendekati reynand dan menutup mataku lalu.. Cup “Maafkan aku rey..” Ucapku membuka mata setelah memberi sebuah k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • Beautiful Mistake    16. Rindu

    Pagi itu renata sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Ia terlihat mengambil beberapa bahan di kulkas dan mulai memasak. Sesuai janjinya ia ingin membuat sarapan untuk reynand. Selesai memasak renata pun bergegas mandi dan bersiap ke kampus. Ia memilih pergi menggunakan bus karena tahu reynand tidak bisa menjemputnya hari ini. Sesampai di kampus renata pun coba menghubungi reynand. tut..tut.. “Hallo..” “Rey kau di mana?” “Di aula, kalau kau ingin bertemu reynand ke sini saja.” Jelasnya. “Ah, baiklah kak.” Tut. Renata masih memandangi ponselnya, entah siapa tadi yang berbicara dengannya. Yang pasti ia tahu keberadaan reynand sekarang. Tanpa berlama-lama renata pun segera menuju ke aula kampus. Sesampai di sana renata melihat banyak orang yang berlalu lalang di sana. Dengan segera ia mencari keberadaan reynand. Ia berlari kecil mendekati kerumunan orang dan coba menyelinap. “Rey..” Panggilnya pelan. Reynand berbalik sedikit terkejut dengan kehadiran renata di sana namun sesa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-30
  • Beautiful Mistake    1. Pertemuan Tak Terduga

    Renata berjalan cepat menuju kamarnya. Ia seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Dulu ia mengira hal indah akan terjadi jika ia dapat mengenal seniornya itu. Ternyata semua salah besar, melihat sikapnya tadi saja membuatnya begitu kesal. Rasanya ia menyesali karena selama ini telah mengagumi orang yang salah."Yang benar saja, kenapa aku sebodoh ini..." rutuknya kesal.FlashbackSeorang pria terlihat berjalan cepat lalu berdiri tepat di hadapan renata. Renata begitu terkejut hingga menghentikan langkahnya. Matanya membulat sempurna saat melihat ke arah pria tersebut."Kau mau jadi kekasihku?" ucap pria itu tanpa basa - basi.Renata hanya bisa mematung mendengar ucapan pria di hadapannya ini. Ia kebingungan dengan situasinya saat ini. Ia terdiam sambil menatapnya. Bagaimana caranya pria yang tidak mengenalnya atau bahkan mungkin tidak mengetahui namanya saja, tiba-tiba memintanya untuk menjadi kekasihnya."Apakah ini nyata?" gumamnya dalam hati.Renata menatapnya lagi s

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22

Bab terbaru

  • Beautiful Mistake    16. Rindu

    Pagi itu renata sengaja bangun lebih pagi dari biasanya. Ia terlihat mengambil beberapa bahan di kulkas dan mulai memasak. Sesuai janjinya ia ingin membuat sarapan untuk reynand. Selesai memasak renata pun bergegas mandi dan bersiap ke kampus. Ia memilih pergi menggunakan bus karena tahu reynand tidak bisa menjemputnya hari ini. Sesampai di kampus renata pun coba menghubungi reynand. tut..tut.. “Hallo..” “Rey kau di mana?” “Di aula, kalau kau ingin bertemu reynand ke sini saja.” Jelasnya. “Ah, baiklah kak.” Tut. Renata masih memandangi ponselnya, entah siapa tadi yang berbicara dengannya. Yang pasti ia tahu keberadaan reynand sekarang. Tanpa berlama-lama renata pun segera menuju ke aula kampus. Sesampai di sana renata melihat banyak orang yang berlalu lalang di sana. Dengan segera ia mencari keberadaan reynand. Ia berlari kecil mendekati kerumunan orang dan coba menyelinap. “Rey..” Panggilnya pelan. Reynand berbalik sedikit terkejut dengan kehadiran renata di sana namun sesa

  • Beautiful Mistake    15. Kejelasan

    Sepanjang perjalanan reynand tidak berkata sedik pun. Wajahnya masih saja datar bahkan berkali-kali aku terang-terangan menatapnya. Namun ia seperti sengaja menghiraukanku. “Kau marah?” Tanyaku ragu. Reynand terdiam dan tidak menjawab aku yakin dia pasti marah. Bukankah baru saja aku berjanji tidak akan pergi dengan pria lain selainnya. “aku sungguh tidak tahu kalo gio akan menjemputku.” Sambungku menjelaskan. “Sudahlah, aku sedang menyetir.” Jawabnya cepat. Tak berapa lama mobil pun berhenti tepat di depan cafe tempatku bekerja.“Aku akan menjemputmu jam 10.” Ucapnya dingin tanpa menatapku. Aku terdiam sejenak memutar otak untuk mencari cara agar reynand tidak marah padaku. Entah dari mana datangnya tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalaku. Aku melirik reynand sesaat. Walaupun ragu aku akan coba melakukannya. Aku membuka seltbetku dan coba mengumpulkan keberanian. Aku mendekati reynand dan menutup mataku lalu.. Cup “Maafkan aku rey..” Ucapku membuka mata setelah memberi sebuah k

  • Beautiful Mistake    14. Kesempatan Kedua

    Tok. Tok. Tok. “Ya sebentar !” ucap Renata saat mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ia berjalan dan segera membukanya. “rey..” Ucapnya lemah sedikit kecewa berbarengan dengan senyumannya yang memudar. “Kenapa, sepertinya kau tidak suka dengan kedatanganku?” tanya Gio malah tersenyum manis pada renata. “Bukan, hanya saja..” Renata menggantung ucapannya saat merasa ponsel yang di pegangnya bergetar. Ia melihat sebuah pesan dari reynand muncul di sana. Reynand: Aku masih di rumah sakit sekarang, sepertinya tidak bisa menjemputmu. Maaf. 8.30 “Kenapa, apa terjadi sesuatu?” tanya Gio bingung melihat renata masih menatap ponselnya. “Tidak. Hm.. ada apa pagi-pagi kau ke rumahku?” “Kau lupa percakapan kita kemarin malam.” ucap Gio balik bertanya. “Apa?” tanya Renata benar-benar lupa. Gio terdiam sejenak lalu ia melirik jam dinding di belakang Renata. Ini hampir jam setengah delapan dan ia tahu Renata kuliah pagi ini. “Sudah-sudah kita bahas nanti saja, kau m

  • Beautiful Mistake    13. Tak'an Rela

    Seminggu terakhir ini aku cukup sibuk karena harus bulak-balik untuk mengurus jessi di rumah sakit dan juga mengurusi urusan di kampus yang menguras waktu dan tenagaku. Aku berencana ingin beristirahat malam ini. Aku baru saja mendudukan diri di tepi ranjang sambil mengisi batrai ponselku yang mati sejak siang tadi. Tak lama beberapa pesan berderetan muncul memenuhi layar ponselku. Aku pun mulai mengeceknya dan menyingkirkan pesan yang menurutku tidak begitu penting. Tanganku terhenti nama renata muncul dengan sebuah pesan yang membuat perasaanku tidak enak. Aku pun dengan cepat membuka dan membacanya. Renata : Rey, maaf lebih baik kita akhiri saja hubungan ini. Terima kasih untuk semuanya.18.12 Aku sungguh terkejut membaca pesan tersebut. Aku tahu hubunganku dengannya sedang rumit, tapi aku tidak menyangka ia bisa semudah itu ingin mengakhiri semuanya. Aku akui aku yang salah karena memiliki ego yang terlalu tinggi. Tapi itu bukan berarti aku tidak peduli dengan hubungan ini.

  • Beautiful Mistake    12. PUTUS

    Renata terlihat sudah berada di café tempatnya bekerja. Ia kini terlihat tengah berada di depan meja kasir sambil memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Sejenak ia termenung dan teringat dengan sikap reynand yang membuatnya sedih. Apalagi hari ini reynand seperti sengaja tidak ingin menemuinya. “Ah..” pekiknya saat merasa nyeri di bagian ulu hatinya. Renata seharusnya tidak melewatkan jadwal makannya, ia memiliki maag akut. Dan itu bisa memicu penyakitnya kambuh. “Nata..” panggil Gio tiba-tiba muncul di depan meja kasir. “Ya.” Renata menjawab sedikit meringis. “Kau baik-baik saja?” Tanyanya sedikit khawatir melihat wajah renata yang sedikit pucat. “Aku.. baik, ada apa gio?” jawab Renata mencoba menyembunyikan rasa sakitnya dengan tersenyum. “Hmm.. bisakah kau membantuku sebentar, Mr. Liem menyuruhmu mengecek stock sayur dan bumbu!” Jelasnya dan renata pun mengangguk. “Hani, aku harus ke gudang. tidak apakan kalau kau jaga kasir sendirian?” tanya Renata pada gadis yang tenga

  • Beautiful Mistake    11. Hanya Cinta Sendiri

    Aku segera berlari keluar dari mobil saat melihat sebuah ambulance terparkir di depan rumah jessi dan juna. Di saat bersamaan aku melihat jessi di tandu untuk memasuki ambulance. “Apa yang terjadi.” Tanyaku melihat jessi yang menangis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Sepertinya terjatuh di kamar mandi dan saat ini kondisinya sedang hamil. Jadi kami harus segera membawanya ke rumah sakit. “ Jelas salah satu paramedis. “Rey.” Panggil jessi sambil meraih tangan reynand. “Jangan takut, semua akan baik-baik saja.” ucap Reynard sambil mengelus kepala jessi menenangkan. Dan tak lama jessi pun di masukkan ke dalam ambulance. Reynand memasuki mobilnya untuk segera mengikuti jessi menuju rumah sakit. Sepanjang jalan reynand coba menghubunginya juna karena tadi tidak melihatnya di tempat kejadian. Entah sudah berapa kali namun juna tidak juga menjawab panggilannya... Reynand

  • Beautiful Mistake    10. Salah Paham

    Beberapa hari kemudian. Malam itu sepulang bekerja aku pun terdiam di luar café menunggu reynand menjemputku. Reynand sudah mengirimiku pesan bahwa dia akan sedikit terlambat. Aku pun terdiam sambil memperhatikan sekitar. Suasana di sini terlihat mulai sepi. Aku meraih ponselku dan membaca kembali pesan dari reynand. Ini sudah hampir 20 menit, namun reynand belum juga datang. Aku pun berpikir akan pulang sendiri saja. Aku melihat masih ada waktu untukku pulang menggunakan bus terakhir. Aku pun mulai bangkit dan melangkah menuju halte. Kemudian aku mengetik pesan untuk memberitahukannya pada reynand. Namun belum sempat aku mengirimnya, tiba-tiba seseorang muncul dan mendekatiku. “Hai kau belum pulang?” Aku menoleh kaget melihat gio di sana. Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku. “Belum aku masih menunggu.. kekasihku.” Jawabku sedikit ragu saat menyebutkan kata terakhirku. “Hm..” Gio meli

  • Beautiful Mistake    9. De javu

    Pagi itu. Renata terlihat berjalan santai memasuki kampusnya. Namun dari kejauhan ia melihat reynand yang tengah berjalan bersama dean temannya. Renata terlihat kaget lalu memutar arah. “Rey itu kekasihmu kan, ada apa dengannya?” tanya Dean saat melihat renata berbelok ke arah menuju perpustakaan. Reynand tidak menjawab ia hanya memperhatikannya dari jauh... “Hampir saja!” Aku menghela nafas lega sambil menarik salah satu kursi di hadapanku. Jujur aku masih malu dan belum mempunyai keberanian untuk bertemu dengannya, terlebih karena hal kemarin yang kulakukan. Karena sudah terlanjur di sini sepertinya sekalian saja aku mengerjakan tugas. Aku melirik jam di tanganku. Masih ada waktu 1 jam sebelum kuliahku di mulai. Awalnya aku ingin ke kantin untuk sarapan sambil mengerjakan tugas. Tapi karena bertemu reynand tadi sekarang aku di sini di perpustakaan. Aku mengeluarkan laptop dan meraba-

  • Beautiful Mistake    8. Mari awali dengan indah

    Tok. Tok. Tok Reynand menurunkan kaca mobil sesaatku mengetoknya pelan. Aku tersenyum dan berdiri tepat di samping mobilnya. "Masuk." Ucapnya datar seperti biasa. Aku pun dengan cepat memutari mobil dan masuk. “Mau ku antar ke mana? “ Tanyanya cepat. Aku menoleh rasanya sedikit aneh dia ini kekasih atau supir pribadiku. "Ke rumah saja." Jawabku pelan. Dan setelah itu dia terdiam dan terfokus menyetir. Aku sesekali melirik ke arahnya ia terlihat acuh seperti biasa membuat suasana menjadi canggung dan aku tidak menyukainya. Padahal hari ini aku tidak bekerja. Dan sebenarnya aku ingin menghabiskan waktu berdua bersamanya. Aku sedikir ragu, namun aku ingin coba bertanya padanya. "Hm.. rey?" Ia melirikku singkat saatku memanggilnya. "Hari ini aku libur?" Ucapku pelan. "Ya, lalu?" Tanyanya acuh. Aku sedikit kesal mendengar tanggapannya. Rasanya akan ak

DMCA.com Protection Status