Share

Bab 90

SEGELOMBANG angin dahsyat menebar hawa panas menyengat kulit berkelebat. Menyambar cepat ke arah Ki Sajiwa. Diiringi berkiblatnya sinar keperakan yang seketika membuat tepian bengawan tersebut terang benderang.

Juga terdengar suara menderu kencang yang membarengi lesatan sinar pukulan tersebut. Bagaikan tengah terjadi angin ribut di tempat itu.

Wuuss!

Berbarengan dengan luncuran sinar pukulannya tersebut, Wirakapi melompat pula ke depan. Sembari mulutnya keluarkan suara menggeram marah.

Wirakapi menyiapkan serangan susulan. Sehingga andai kata Ki Sajiwa dapat menghindari pukulan jarak jauhnya tadi, lelaki berbulu lebat itu dapat langsung menyerang lagi.

Namun rupanya yang diserang dapat membaca rencana tersebut. Pasalnya, serangan serupa pernah dilancarkan Wirakapi sewaktu keduanya bentrok di Teluk Lawa satu purnama lalu.

“Pukulan kentut busuk begini masih juga jadi andalanmu, Wirakapi?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status