Share

Bab 89

JERITAN keras terlontar dari mulut Seta. Hantaman telapak tangan Wirakapi mendarat telak di dada sang prajurit. Membuatnya merasa sesak napas seketika.

Hantaman itu juga mendorong tubuh Seta. Kakinya terjajar mundur beberapa langkah ke belakang. Begitu dapat berhenti, terlihat sang prajurit berdiri gontai bagaikan orang mabuk.

Di tempatnya, Wirakapi keluarkan tawa mengekeh. Dengan perlahan kakinya melangkah, mendekati Seta yang masih berusaha menguasai diri.

“Bagaimana, Prajurit, kau sudah merasa cukup atau minta lebih?” tanya lelaki berbulu lebat tersebut di antara tawa. Nada bicaranya terdengar mengejek.

Seta menggeram. Wajahnya merah kelam menahan amarah. Kalau menuruti keinginan hati, saat itu juga ia sudah kembali menyerbu Wirakapi.

Namun sang prajurit masih harus mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Dadanya terasa begitu sesak, paru-parunya serasa mau copot.

“Sudah

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status