Share

Bab 94

KETIKA malam merayapi Teluk Lawa, Seta tak kunjung dapat memejamkan mata. Pikirannya terus saja terbayang pada dua orang terkasihnya yang telah tiada. Yakni istrinya dan puteranya.

Besok, sang prajurit Jenggala akan kembali menapaki jalan menuju pembalasan dendam. Ia bertekad kali ini tak boleh lagi gagal. Tak seorang pun yang dapat menghalangi tangannya untuk memenggal kepala Ranajaya.

Ketika hawa dingin semakin mencucuk tulang, pertanda dini hari telah tiba, barulah akhirnya Seta terlelap. Prajurit Jenggala itu hanyut dalam tidur yang sangat nyenyak.

Keesokan paginya, sebelum matahari terbit Seta sudah bangun kembali. Bersama-sama Ki Sajiwa ia akan meninggalkan pondok tersebut.

“Carilah Ranajaya sampai dapat. Tuntaskan dendammu. Jangan beri ampun,” pesan Ki Sajiwa sebelum mereka berpisah.

Seta hanya anggukkan kepala. Itulah memang yang menjadi tekadnya di dalam hati.

“Sete

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status