Share

Bab 3

Penulis: Levin Sergio
Sementara itu, Nathan telah menaiki Rolls-Royce dan menuju ke Rumah Sakit Perdana Beluno.

Ponselnya tiba-tiba berdering. Nathan menoleh dan menyadari bahwa itu panggilan dari Emilia.

Lantaran mereka berdua telah mengakhiri hubungan, Nathan juga tidak perlu menjawab panggilan itu lagi.

Kring, kring ....

Namun, dering telepon itu terus berlanjut. Seakan-akan ada masalah penting.

Nathan mengerutkan kening, tetapi dia masih menekan tombol jawab.

"Nathan, dengarlah nasihatku. Segera serahkan dirimu pada polisi."

Hah?

Pernyataan lugas dari Emilia sungguh membuat Nathan kebingungan.

"Raja Berlian itu bernilai 100 miliar. Nathan, kamu terlalu ceroboh. Aku tahu kamu melakukan semua ini untuk membuatku bahagia."

"Tapi apa kamu pernah memikirkan risikonya? Kelakuanmu ini sudah termasuk melanggar hukum!"

"Serahkan dirimu secepatnya, selagi masih ada waktu. Jangan khawatir, berdasarkan pengaruh Grup Sebastian di Beluno, aku akan berusaha keras agar kamu nggak dipenjarakan!"

Emilia tampak dipenuhi dengan emosi. Dia terus-terus memarahi Nathan.

Nathan akhirnya mengerti. Ternyata Emilia mengira dirinya telah mencuri Raja Berlian.

"Kamu sepertinya salah paham. Aku nggak mencuri Raja Berlian."

Lantaran tidak ingin menjelaskan terlalu banyak, Nathan hanya menjawab secara singkat.

Emilia berkata dengan marah, "Nathan, apa kamu masih ingin menyangkalnya sekarang? Tuan Daniel dan karyawan Grup Sebastian telah memberitahuku semuanya."

Nada bicara Emilia yang menuduhnya seperti itu membuat hati Nathan makin dingin.

"Emilia, apa di hatimu aku adalah orang seperti itu? Kamu nggak percaya padaku, tapi malah percaya pada bajingan seperti Daniel?"

Emilia terdiam sejenak, lalu menurunkan nada bicaranya. "Maaf, Nathan. Kalau aku sudah menyakiti harga dirimu, aku minta maaf."

"Tapi Raja Berlian ini punya pengaruh terlalu besar. Bahkan, aku juga nggak berani menyinggung bos di balik Perhiasan Valentino. Tahukah kamu, semua tindakanmu ini, bahkan aku juga nggak bisa melindungimu!"

Tak disangka, wanita ini begitu percaya diri!

Nathan berkata dengan dingin, "Sampai sekarang, kamu masih mengira aku mencurinya."

"Terserah kamu kalau begitu. Anggap saja aku yang mencurinya. Kamu bisa lapor polisi untuk menangkapku, atau kamu juga bisa melaporkannya ke pihak berwenang. Aku nggak takut."

"Nathan, kenapa kamu begitu ...."

Tut, tut, tut!

Mulut kecil Emilia yang berwarna merah muda tampak sedikit terbuka. Dia tidak percaya bahwa Nathan berani menutup teleponnya.

Dulu, Nathan tidak akan memperlakukannya seperti ini.

Yang lebih parah lagi, pria itu malah tidak menghargai niat baiknya.

"Nathan, kamu sangat keras kepala. Kamu nggak bisa bedakan mana yang benar dan mana yang salah!"

"Benar. Akulah yang terlalu sentimental. Bagaimanapun, takdir kita sudah berakhir sekarang. Aku nggak peduli dengan apa yang ingin kamu lakukan lagi!"

Setelah itu, Emilia pun memutuskan untuk tidak bertanya lagi.

Dia sangat bersyukur bahwa pembatalan pernikahan akan membuatnya melihat sifat aslinya Nathan.

Daniel mendekat dan berkata dengan kesal, "Emilia, asal kamu tahu saja, Nathan ini memang pencuri. Untung saja, hubungan kalian sudah berakhir. Kalau nggak, kamu mungkin juga akan terlibat."

Emilia hanya merasa kesal. Dulunya dia selalu menjaga emosinya dengan baik.

Namun, penampilan Nathan kali ini sungguh mengecewakannya.

"Tuan Daniel, ada masalah apa kamu datang ke Grup Sebastian kami?"

Emilia bergegas mengganti topik pembicaraan.

Daniel menyeringai. Setiap kali berbicara, wajahnya yang bengkak akan memberikan efek yang menyakitkan.

"Emilia, kamu lupa? Malam ini ada acara penggalangan dana untuk Panti Asuhan Gluton. Ada banyak orang di Beluno yang mengincar sebidang tanah itu, jadi kita harus buat persiapan lebih dulu!"

Berbicara tentang bisnis, Emilia kembali memperlihatkan sikapnya sebagai seorang CEO.

"Ya, tanah di Panti Asuhan Gluton sangatlah berharga. Jadi, Grup Sebastian kami harus mendapatkannya!"

Daniel berkata dengan nada bercanda, "Sudah kuduga, kamu nggak akan membiarkannya begitu saja. Kebetulan, Keluarga Liman kami bisa membantu Grup Sebastian. Asalkan kita bergabung, aku yakin tanah itu pasti akan jatuh di tangan kita."

Mendengar itu, senyuman langsung merekah di wajah Emilia, bagaikan bunga mawar yang mekar.

"Kalau begitu, terima kasih Tuan Daniel!"

"Tapi aku juga akan jelaskan lebih dulu. Kalau Keluarga Liman membantu Grup Sebastian, kelak kami pasti akan membalasnya dua kali lipat."

Daniel sangat senang karena berhasil menyenangkan gadis cantik seperti Emilia.

"Oh ya, Emilia, aku membawakan sebuket bunga untukmu. Mawar biru kesukaanmu. Bunga yang secantik dirimu!"

Sambil berbicara, Daniel mengeluarkan mawar biru yang telah dia persiapkan dengan sepenuh hati sebelumnya.

Namun saat menyadari buket bunga telah hancur karena ditindih dirinya, dia langsung sedih.

Kelopak bunganya bahkan ternoda oleh darah yang dia semburkan karena dipukul Nathan barusan. Terlihat menjijikkan sekali.

"Ah! Ini ...."

Daniel tampak canggung, seolah-olah baru saja melakukan hal yang memalukan.

Tamara memperlihatkan senyum dan berkata, "Nggak apa-apa. Bukankah hanya beberapa kelopak saja yang jatuh? Kalau Emilia nggak menyukainya, Tuan Daniel bisa memberikannya padaku. Sudah lama nggak ada orang yang memberiku bunga!"

Daniel menggertakkan giginya. Dia diam-diam mengumpat Nathan dalam hati, 'Dasar bajingan! Kamu tunggu saja ...."

Pintu masuk Rumah Sakit Perdana Beluno.

Mobil Rolls-Royce itu berhenti. Bima Nugroho, lelaki tua yang mengemudi menoleh dan bertanya dengan hormat, "Tuan Nathan, Anda butuh bantuan saya? Asalkan Anda setuju, saya bisa membuat Grup Sebastian bangkrut dalam semalam dan menghilang dari Beluno selamanya. Mereka benar-benar nggak tahu diri."

Nathan, yang duduk di kursi belakang, berkata dengan nada tenang, "Meski jodohku dengan Emilia telah berakhir, aku bukanlah orang picik yang akan membalas dendam. Aku nggak akan melakukan hal seperti itu."

"Oh ya, Pak Bima, sekarang kamu juga termasuk orang paling kaya di Beluno. Kamu harus mengubah kebiasaan burukmu sebelumnya. Nggak semua masalah harus diselesaikan dengan tindakan kejam."

Bima menyeringai dan berkata, "Tuan Nathan benar. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk bersikap elegan. Namun, sulit untuk mencapai level seperti Tuan Nathan!"

Nathan menggelengkan kepalanya tak berdaya. Setelah Bima membuka pintu mobil, dia keluar dan berjalan masuk ke Rumah Sakit Perdana Beluno.

Untuk saat ini, dia adalah seorang dokter di rumah sakit itu.

Pergerakannya sangat cepat, tetapi orang-orang yang lalu lalang di pintu masuk rumah sakit tidak lagi tenang saat ini.

"Eh, bukankah orang yang keluar dari mobil mewah itu Bima Nugroho, orang paling kaya di Beluno?"

"Yang benar saja. Bisa-bisanya orang terkaya di Beluno berlari untuk membukakan pintu mobil. Siapa identitas pemuda itu?"

"Benar juga. Orang yang turun dari kursi belakang mobil itu tampak familier. Sepertinya itu Dokter Nathan dari Rumah Sakit di Beluno!"

"Omong kosong! Bagaimana kamu bisa sembarangan membual seperti itu? Dia hanya seorang dokter kecil di rumah sakit. Bagaimana dia bisa meminta orang terkaya untuk membukakan pintu mobil untuknya? Memangnya dia siapa?"

"Benar juga, dia pasti putra dari keluarga kaya. Namun, sepertinya belum ada orang di Beluno kami yang bisa memberi perintah pada Pak Bima!"

Nathan masuk ke rumah sakit dan baru saja mengenakan jas putih.

Ruben, dokter dari departemen yang sama dengannya, langsung mendatanginya. Dari ekspresinya, sepertinya dia punya niat buruk.

"Haha. Dokter Nathan, kudengar kamu dicampakkan oleh CEO cantik itu?"

Nathan mengerutkan kening. Bagaimana berita tentang dirinya dan Emilia bisa menyebar begitu cepat?

Melihat ekspresinya, senyum di wajah Ruben makin mengembang dan terkesan mengejek.

"Dokter Nathan, kamu nggak tahu kalau Keluarga Sebastian baru saja mengumumkan berita mengejutkan tentang rencana pernikahan dengan putra sulung Keluarga Halim?"

"Bukankah ini sama dengan mengumumkan ke seluruh Beluno bahwa Dokter Nathan telah dicampakkan? Maaf, Dokter Nathan, kamu juga tahu aku, 'kan? Aku orangnya blak-blakan dan suka berterus terang. Jadi, jangan tersinggung ya!"

Nathan menatapnya dengan nada datar, "Sebenarnya, aku lebih terus terang dibandingkan denganmu. Jadi, kalau kamu sudah selesai bicara, bisakah kamu keluar dari sini?"

"Kamu ...."

Wajah Ruben tiba-tiba berubah gelap. "Nathan, dulu kamu dilindungi oleh CEO Emilia. Nggak ada seorang pun di Rumah Sakit Perdana Beluno yang berani menyerangmu."

"Tapi kamu harus memahami satu hal sekarang. Kamu sudah dicampakkan oleh Emilia. Tanpa dukungan dari Emilia, kamu kira kamu itu siapa?"

Nathan mengangkat alisnya. "Ruben, kamu bicara begitu banyak, bukankah hanya karena kamu cemburu?"

Begitu mendengar itu, wajah Ruben tiba-tiba memerah. Tenggorokannya terasa tercekik.

Dia memang cemburu. Dia tidak mengerti apa kelebihan dari Nathan ini. Selain berpura-pura hebat sepanjang hari dan punya paras yang lumayan, apa lagi keunggulannya?

Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana CEO cantik seperti Emilia bisa jatuh cinta pada pecundang ini?

Tepat di saat ini, sekelompok pengawal berpakaian hitam tiba-tiba berkumpul di koridor luar.

"Beri jalan. Tolong beri jalan!"

"Siapa dokter terbaik di rumah sakit ini? Nona Regina kami ingin bertemu dengannya!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Lys Viss
mantap dan menarik
goodnovel comment avatar
Alona Alea
menarik untuk dibaca
goodnovel comment avatar
Christian Kandou
menarik ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 4

    Diikuti dengan sekelompok pengawal yang membuka jalan, seorang anak perempuan didorong masuk.Di samping kereta dorong pasien, di bawah perlindungan sekelompok pengawal, seorang gadis tinggi dan cantik yang mengenakan stoking sutra hitam dan rambut terurai dengan gugup memegang tangan anak perempuan kecil itu. Suaranya diwarnai air mata."Elin, kumohon jangan sampai terjadi sesuatu padamu. Kakak ada di sini. Kakak pasti akan menyelamatkanmu, pasti ...."Meskipun situasinya mendesak, banyak orang masih mengenali identitas gadis ini.Regina Suteja, putri dari Keluarga Suteja yang terkenal di Beluno. Dia juga dikenal sebagai gadis paling cantik di Beluno.Kalangan mode Beluno mengibaratkan kecantikan Regina seakan-akan bisa membawa kehancuran!"Nona Regina, jangan khawatir. Rumah Sakit Perdana kami pasti akan melakukan semua yang kami mampu untuk menyelamatkan adikmu!"Andre, wakil kepala rumah sakit, tampak terkejut dan bergegas memberikan jaminan.Apa boleh buat. Identitas Regina tidak

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 5

    Wajah Regina langsung berubah. "Apa yang kamu katakan? Di mana Pak Andre? Apa yang terjadi?"Andre dan Ruben berjalan keluar sambil memasang ekspresi bersalah. "Maaf, Nona Regina. Kondisi Nona Elin sangat parah. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin!"Ruben berkata dengan nada enggan, "Awalnya, operasi berjalan lancar. Tapi entah mengapa, napas Nona Elin tiba-tiba melemah.""Nona Regina, bukannya kemampuan medis kami yang kurang, tapi pasien memang nggak tertolong lagi!"Plak!Sebelum selesai memberi penjelasan, Regina yang emosi telah menampar wajahnya."Nona Regina, kamu ...."Ruben menutupi separuh wajahnya yang terbakar, tanpa berani mengatakan sepatah kata pun.Tubuh Regina bergetar hebat. Dia sangat marah. "Bodoh! Bukankah kamu tadi bilang kemampuan medismu pasti bisa menyelamatkan adikku?"Ruben membuka mulutnya, tetapi tenggorokannya seakan-akan tercekat. Dia merasa malu sekali."Pak Andre, aku akan bertanya sekali lagi, apa ada dokter berbakat di Rumah Sakit Perdana kalian? K

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 6

    Nathan tidak menyangkal dan hanya mengangguk. Dia tidak menyangka bahwa wakil kepala rumah sakit ternyata berwawasan luas.Ruben bertanya kepada ayahnya seperti orang bodoh, "Ayah, apa itu teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian? Apa benar sehebat itu?"Wajah Andre berubah gelap. Dia berharap bisa menampar putra bodohnya sampai mati."Dasar bodoh! Diam saja! Apa kamu merasa ini semua masih nggak cukup memalukan?""Penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian adalah keterampilan medis yang legendaris.""Konon, ada beberapa tabib kuno yang nggak pernah menampakkan diri bahkan menggunakan metode ini untuk mengambil nyawa seseorang dalam sekejap. Mereka bisa menyegel pembuluh darah seseorang, membunuh ataupun menyelamatkan nyawa seseorang dalam sekejap ...."Regina juga punya wawasan luas. Saat melihat Nathan menggunakan teknik itu, dia sempat terkejut.Pemuda yang dirumorkan menjadi 'gigolo-nya' Emilia ini memang ahli dalam bidang pengobatan.Dia tidak mengerti, me

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 7

    Suaranya begitu datar dan tidak terdengar arogan sama sekali.Pria yang punya bekas luka dan juga beberapa pria kekar di belakangnya tertegun pada awalnya, kemudian mereka langsung tertawa terbahak-bahak."Hahaha .... Lucu sekali. Apa yang barusan dikatakan gigolo ini? Dia mau buat aku menghilang?""Bodoh. Sepertinya kamu terlalu banyak menonton drama idola, jadi sekarang kamu sok ingin menjadi pahlawan dan menyelamatkan gadis ini?""Bos, buat apa buang-buang waktu dengannya? Bunuh saja dia!"Anak buah di samping pria bekas luka mengayunkan pipa baja di tangannya ke arah Nathan sambil bersiul. Apalagi, serangannya terlihat sangat brutal.Regina menghela napas. Sepertinya dia harus mengambil tindakan untuk melindungi Nathan.Keberanian Nathan memang patut dipuji, tetapi pria itu agak bodoh dan tidak bisa memahami situasi yang sedang mereka hadapi.Tepat di saat itu, dia mendengar suara teriakan melengking.Setelah itu, dia melihat pria kekar yang barusan berinisiatif menyerang itu terja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 8

    Ponsel Regina tiba-tiba berdering. Setelah menjawabnya, Regina berkata kepada Nathan, "Dokter Nathan, kamu jalan-jalan sendiri dulu. Aku punya urusan yang harus kutangani. Sampai jumpa!"Nathan mengangguk. "Nona Regina, pergilah!"Masih ada waktu sebelum acara penggalangan dana dimulai.Para pebisnis yang mengincar tanah Panti Asuhan Gluton masih terus berdatangan. Kini gerbang panti asuhan sudah penuh dengan mobil mewah.Tampak sebuah Rolls-Royce hitam yang menarik perhatian semua orang melaju ke arah sana.Begitu pintu mobil terbuka, seorang gadis cantik yang mengenakan gaun putih dan berkaki jenjang keluar dari mobil. Penampilannya benar-benar membuat semua orang takjub."Gadis yang cantik sekali! Temperamennya juga nggak tertandingi!""Kalau aku bisa mendapatkan gadis secantik itu, sekalipun butuh waktu setidaknya tiga tahun, itu juga sepadan!""CEO cantik dari Grup Sebastian juga datang. Gadis ini bukan hanya cantik, tapi dia juga punya kemampuan bisnis yang luar biasa. Malam ini,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 9

    Dia menatap Nathan dengan dingin. Ada kekecewaan, kemarahan, dan kecemburuan di matanya, yang bahkan dia sendiri juga tidak menyadarinya."Nathan, nggak kusangka, hubungan kita baru saja berakhir, tapi kamu sudah menemukan pacar baru. Konyol sekali aku masih merasa bersalah padamu selama ini. Sepertinya aku yang terlalu sentimental!"Nathan membalas, "Kalau mau bahas masalah ini, aku rasa aku masih nggak bisa dibandingkan dengan kecepatan Bu Emilia dalam mencari pasangan baru!""Kamu .... Baiklah! Aku nggak bisa menang berdebat denganmu. Kamu benar."Emilia kembali terdiam.Kecantikan Regina, terutama tubuhnya yang seksi dan juga temperamennya yang begitu mendominasi, membuat Emilia merasa tertekan.Andai orang yang berdiri di samping Nathan adalah seorang gadis dengan penampilan biasa, dia mungkin akan mentertawakannya dan meremehkannya.Namun, Regina berbeda. Hal ini membuat Emilia merasa terancam.Dilihat dari bagian mana pun, gadis ini tidak kalah darinya. Bahkan, dada Regina yang

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 10

    Tampak orang-orang dari Keluarga Suteja duduk di sisi lain aula.Regina melambaikan tangannya dan memanggil sekretarisnya. "Sumbangkan 40 miliar menggunakan nama Dokter Nathan."Sekretaris itu tercengang. "Nona, apa 40 miliar nggak terlalu banyak?"Grup Suteja memang kaya, tetapi juga tidak boleh menghambur-hamburkan uang seperti ini!Regina tersenyum bangga. "Apa salahnya menyumbangkan 40 miliar untuk pria yang aku sukai?""Meski Emilia, CEO cantik, itu meremehkannya, aku nggak akan sebodoh dia! Jelas-jelas pria berbakat ini ada di depannya, tapi dia buta dan nggak memegangnya erat-erat. Ironis sekali!"Tangan Regina yang indah dan putih tampak memegang sebuah dokumen.Semua informasi mengenai Grup Sebastian tertera di sana. Hanya dalam beberapa tahun, Grup Sebastian telah berkembang dari sebuah pabrik kecil yang hampir bangkrut menjadi perusahaan tercatat di Beluno.Kekayaan yang dimiliki Emilia telah meningkat berkali-kali lipat dan telah melampaui 20 triliun.Yang lebih menarik lag

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 11

    "Tuan Nathan Anggoro menyumbangkan 200 miliar!"Bisa dikatakan, pernyataan itu membuat para tamu terhormat di aula penggalangan dana gempar!Daniel tidak tinggal diam lagi. Dia langsung berdiri dan bertanya, "Pembawa acara, aku ingin minta verifikasi. Apakah ada orang dengan nama yang sama di tempat kejadian?"Tamara tampak begitu cemas, bagaikan seekor semut di wajan panas, berputar-putar tanpa henti."Benar, pasti hanya nama yang sama. Nathan, si pecundang itu, datang ke sini untuk menunjukkan niat baiknya. Paling-paling, dia hanya memberikan beberapa ratus ribu. 200 miliar? Jangan harap dia akan punya uang sebanyak itu dalam hidupnya!"Satu-satunya orang yang tetap di tenang di lokasi kejadian itu hanyalah Nathan.Dia masih duduk dengan tenang, apalagi ekspresinya begitu datar dan kalem.Pembawa acara tidak menolak permintaan Daniel. Setelah menyelidiki dengan cepat, dia segera mengumumkan hasilnya."Maaf, para tamu terhormat, hanya ada satu tamu bernama Tuan Nathan Anggoro di sini

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 328

    Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak pantas disebut sebagai ahli. Aku hanya tahu sedikit saja."Monika tidak berani memercayai kata-kata Nathan lagi.Karena dia memercayai perkataan Nathan sebelumnya, dia baru berani mengajak Nathan dan Tiara pergi memilih koleksi dan memamerkan pengetahuannya tentang barang antik.Setelah dipikir lagi sekarang, Monika merasa canggung.Bukankah itu seperti memamerkan kemampuan di hadapan seorang ahli?Di mana ada kegembiraan, di situ juga ada kesedihan.Wajah Tetua Surya langsung berubah gelap. Dia mengulurkan tangannya dan berkata, "Aku nggak percaya dengan ahli dari Beluno. Bawa kemari. Aku harus memeriksanya sendiri."Dokter Bayu menepis tangannya dan berkata, "Surya, apa yang kamu inginkan sebenarnya?""Dokter Nathan, biarlah dia memeriksanya. Dengan begitu, dia baru bisa menerima kekalahannya."Barulah Dokter Bayu menyerahkan relik tersebut. Tetua Surya menaruh relik itu di telapak tangannya, lalu memeriksanya berulang kali. Ra

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 327

    Monika berkata dengan suara lirih, "Tuan Nathan, yang di tanganmu itu relik guru agung?"Nathan dengan santai menyerahkannya pada Monika dan berkata, "Minta ahli dari Grup Valentino kalian untuk memverifikasinya. Dengan begitu, semuanya akan jelas, 'kan?"Monika bergegas mengambil manik itu dan pergi untuk memverifikasinya.Tetua Surya tampak sedikit gugup, tetapi dia tetap mencibir dan berkata, "Relik guru agung? Nak, kamu berani sekali.""Apa kamu betapa berharganya relik guru agung?"Nathan berkata dengan tenang, "Mana mungkin aku nggak tahu? Relik seperti itu biasanya ditemukan di antara abu kremasi para guru agung.""Terus terang saja, benda ini merupakan sisa-sisa tubuh para guru agung yang diawetkan.""Tapi di dunia barang antik, koleksi peninggalan lainnya bahkan nggak bisa menandingi nilainya.""Aku rasa, yang paham pasti akan memahaminya."Perkataan Nathan membuat banyak orang mengangguk diam-diam.Memang benar, relik apa pun, selama berasal dari guru agung, maka merupakan se

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 326

    Tiara berkata dengan cemas, "Nathan, kamu nggak tahu apa-apa tentang barang antik, apalagi penilaian barang antik.""Bagaimana kalau kita kabur saja? Lagi pula, ini Beluno. Memangnya Tetua Surya dan Alice bisa menangkap kita?"Nathan mengangkat alisnya dan berkata, "Siapa bilang aku nggak tahu apa-apa tentang barang antik?"Sembari berbicara, dia mengambil patung guru agung perunggu dari tangan Dokter Bayu, lalu berkata pada Tetua Surya, "Cucuku sayang, karena kamu membiarkan aku memilih duluan, aku juga nggak segan lagi.""Kemarilah dan identifikasi barang ini sekarang."Tetua Surya mulanya tertegun, lalu tertawa dan berkata, "Dasar bodoh. Bukankah ini hanya barang palsu? Beraninya kamu menggunakannya untuk mengujiku? Kamu benar-benar nggak tahu diri.""Dengarkan baik-baik. Benda ini disebut patung perunggu guru agung dan juga replika patung terkenal di Gunung Woru di Paviliun Tosa.""Sayangnya, replika hanyalah replika. Patung perunggu guru agung asli ini sudah hancur di masa peperan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 325

    Beberapa pengikut Tetua Surya langsung berteriak, "Bocah kecil, Tetua Surya sudah berinisiatif mengajukan pertandingan dalam menilai barang antik. Jangan-jangan kamu nggak punya nyali untuk menerima tantangan ini?""Kamu berani menyebut kami sebagai anjing? Benar-benar nggak tahu diri. Hanya bisa omong besar saja. Kalau kamu bisa keluar dari pertemuan penilaian barang antik hidup-hidup hari ini, aku rela mengikuti nama keluargamu.""Bahkan orang-orang dari industri barang antik Beluno pun nggak berani bilang apa-apa. Sebaliknya kamu, orang bodoh yang datang ke sini untuk bersenang-senang, malah menjadi orang pertama yang begitu ingin mati. Haha. Kamu tahu nggak, mereka yang berani menjadi orang pertama yang maju ke depan bukanlah pahlawan, tapi orang yang keras kepala. Apalagi, mereka biasanya akan mati dengan menyedihkan!"Tidak ada seorang pun yang menyangka Nathan, yang bukan berasal dari industri barang antik ini, akan berani menantang Tetua Surya.Emilia berteriak dengan marah, "N

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 324

    Nathan, kamu yang sudah nggak tahu apa-apa, tapi masih berani maju terang-terangan seperti ini. Bukankah hanya akan menarik perhatian dan membuat orang lain makin membencimu?'"Kak Alice, sudahlah, jangan bicara lagi. Ayo kita keliling dulu. Aku juga ingin beli barang bagus untuk dibawa pulang," seru Emilia sambil menarik tangan Alice.Bisa dikatakan, Emilia sudah membantu Nathan. Dengan begitu, Alice dan Tetua Surya juga tidak akan mempermalukan Nathan lebih jauh lagi dan membuat pria itu kehilangan muka.Emilia tersenyum dan berkata, "Emilia, ayo kita keliling.""Kebetulan, sejak kecil aku sudah pernah belajar tentang barang antik dari para ahli terkenal di Naroa. Dari dulu sampai sekarang, aku nggak pernah salah membedakan mana yang asli dan mana yang palsu."Emilia makin mengagumi Alice. Kakak sepupunya, Alice, hanya satu tahun lebih tua darinya.Namun sejak bertemu dengan Alice, Emilia menyadari bahwa kakak sepupunya sangat hebat, baik gayanya dalam melakukan sesuatu maupun metode

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 323

    Alice berkata sambil tersenyum, "Di daerah Naroa kami, Tetua Surya merupakan pemimpin di dunia barang antik. Beliau juga terkenal berlidah tajam.""Tak disangka, setelah datang ke Beluno, sifatmu masih tetap sama. Aku benar-benar salut padamu."Tetua Surya tersenyum bangga dan berkata dengan nada puas, "Hanya kamu yang paling memahamiku. Mereka yang nggak memahamiku akan mengira aku pintar berpura-pura dan hanya bisa meremehkan orang lain.""Sebenarnya di level seperti aku ini, apa aku masih perlu berpura-pura? Seperti yang kamu katakan, aku hanya mengatakan kenyataannya. Aku berbicara apa adanya dan nggak mencoba menyembunyikan apa pun."Alice mengalihkan pandangannya, lalu mengamati sekelilingnya, dan terakhir berhenti pada sosok Nathan. Dia tersenyum sinis. "Tetua Surya, orang Naroa yang ke Beluno seperti kita memang menggunakan kekuatan dan akal sehat untuk meyakinkan orang lain.""Tapi masih ada sebagian orang yang selalu memandang rendah kita dan nggak puas."Tetua Surya mencibir

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 322

    Kata-kata yang diucapkan Surya sangatlah kasar, hingga membuat Dokter Bayu murka. Dia mengangkat patung guru agung di tangannya dan hendak menghancurkannya.Untungnya, Tiara dan Monika segera menangkap tangan Dokter Bayu. Setelah itu, mereka baru berhasil menenangkan situasi.Tiara bertanya dengan cemas, "Kakek, mengapa kamu begitu emosi?"Wajah Dokter Bayu berubah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Lihat patung guru agung ini? Surya, si tua bangka itu, yang menghasutku membelinya. Aku sia-sia menghabiskan 20 miliar. Terakhir, aku tahu ini barang palsu. Tua bangka sialan ini."Tiara sangat marah dan ingin mencari Surya untuk berdebat.Monika menghentikannya, lalu menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Nona Tiara, jangan.""Orang itu adalah Surya, ahli barang antik di Naroa. Dia punya reputasi tinggi di bidang barang antik."Tiara berkata dengan marah, "Memangnya kenapa kalau dia ahli barang antik? Apa dia boleh sembarangan menipu orang lain?"Monika tersenyum pahit dan berkata,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 321

    Nathan tersenyum dan berkata, "Bukan hal yang aneh. Tren di pasar barang antik memang seperti itu.""Banyak barang palsu, produk jelek, ataupun tiruan yang dijual dengan harga setinggi langit.""Kalau bertemu orang yang nggak paham, pasti akan tertipu habis-habisan. Tapi kalau bertemu ahli, barang berharga pun bisa dibeli dengan harga sangat murah."Monika terkekeh, lalu menatap Nathan dengan tajam, "Tuan Nathan, kata-katamu tepat sekali. Itulah yang aku maksud."Tiara menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau bukan karena Nona Monika ada di sini, aku pasti akan ditipu oleh bos sialan ini."Setelah membuat keributan, pandangannya tentang Monika telah banyak berubah.Monika membawa mereka berdua berkeliling dan melihat-lihat.Tiara tidak tahu banyak tentang barang antik. Apalagi, dia tidak punya dasar pengetahuan tentang barang antik.Saat melihat barang berwarna bagus atau yang bentuknya unik, dia akan membelinya dan menggunakannya sebagai pajangan.Toh, ada Monika di sini. Jadi, dia t

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 320

    Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status