Share

Bab 3

Penulis: Levin Sergio
Sementara itu, Nathan telah menaiki Rolls-Royce dan menuju ke Rumah Sakit Perdana Beluno.

Ponselnya tiba-tiba berdering. Nathan menoleh dan menyadari bahwa itu panggilan dari Emilia.

Lantaran mereka berdua telah mengakhiri hubungan, Nathan juga tidak perlu menjawab panggilan itu lagi.

Kring, kring ....

Namun, dering telepon itu terus berlanjut. Seakan-akan ada masalah penting.

Nathan mengerutkan kening, tetapi dia masih menekan tombol jawab.

"Nathan, dengarlah nasihatku. Segera serahkan dirimu pada polisi."

Hah?

Pernyataan lugas dari Emilia sungguh membuat Nathan kebingungan.

"Raja Berlian itu bernilai 100 miliar. Nathan, kamu terlalu ceroboh. Aku tahu kamu melakukan semua ini untuk membuatku bahagia."

"Tapi apa kamu pernah memikirkan risikonya? Kelakuanmu ini sudah termasuk melanggar hukum!"

"Serahkan dirimu secepatnya, selagi masih ada waktu. Jangan khawatir, berdasarkan pengaruh Grup Sebastian di Beluno, aku akan berusaha keras agar kamu nggak dipenjarakan!"

Emilia tampak dipenuhi dengan emosi. Dia terus-terus memarahi Nathan.

Nathan akhirnya mengerti. Ternyata Emilia mengira dirinya telah mencuri Raja Berlian.

"Kamu sepertinya salah paham. Aku nggak mencuri Raja Berlian."

Lantaran tidak ingin menjelaskan terlalu banyak, Nathan hanya menjawab secara singkat.

Emilia berkata dengan marah, "Nathan, apa kamu masih ingin menyangkalnya sekarang? Tuan Daniel dan karyawan Grup Sebastian telah memberitahuku semuanya."

Nada bicara Emilia yang menuduhnya seperti itu membuat hati Nathan makin dingin.

"Emilia, apa di hatimu aku adalah orang seperti itu? Kamu nggak percaya padaku, tapi malah percaya pada bajingan seperti Daniel?"

Emilia terdiam sejenak, lalu menurunkan nada bicaranya. "Maaf, Nathan. Kalau aku sudah menyakiti harga dirimu, aku minta maaf."

"Tapi Raja Berlian ini punya pengaruh terlalu besar. Bahkan, aku juga nggak berani menyinggung bos di balik Perhiasan Valentino. Tahukah kamu, semua tindakanmu ini, bahkan aku juga nggak bisa melindungimu!"

Tak disangka, wanita ini begitu percaya diri!

Nathan berkata dengan dingin, "Sampai sekarang, kamu masih mengira aku mencurinya."

"Terserah kamu kalau begitu. Anggap saja aku yang mencurinya. Kamu bisa lapor polisi untuk menangkapku, atau kamu juga bisa melaporkannya ke pihak berwenang. Aku nggak takut."

"Nathan, kenapa kamu begitu ...."

Tut, tut, tut!

Mulut kecil Emilia yang berwarna merah muda tampak sedikit terbuka. Dia tidak percaya bahwa Nathan berani menutup teleponnya.

Dulu, Nathan tidak akan memperlakukannya seperti ini.

Yang lebih parah lagi, pria itu malah tidak menghargai niat baiknya.

"Nathan, kamu sangat keras kepala. Kamu nggak bisa bedakan mana yang benar dan mana yang salah!"

"Benar. Akulah yang terlalu sentimental. Bagaimanapun, takdir kita sudah berakhir sekarang. Aku nggak peduli dengan apa yang ingin kamu lakukan lagi!"

Setelah itu, Emilia pun memutuskan untuk tidak bertanya lagi.

Dia sangat bersyukur bahwa pembatalan pernikahan akan membuatnya melihat sifat aslinya Nathan.

Daniel mendekat dan berkata dengan kesal, "Emilia, asal kamu tahu saja, Nathan ini memang pencuri. Untung saja, hubungan kalian sudah berakhir. Kalau nggak, kamu mungkin juga akan terlibat."

Emilia hanya merasa kesal. Dulunya dia selalu menjaga emosinya dengan baik.

Namun, penampilan Nathan kali ini sungguh mengecewakannya.

"Tuan Daniel, ada masalah apa kamu datang ke Grup Sebastian kami?"

Emilia bergegas mengganti topik pembicaraan.

Daniel menyeringai. Setiap kali berbicara, wajahnya yang bengkak akan memberikan efek yang menyakitkan.

"Emilia, kamu lupa? Malam ini ada acara penggalangan dana untuk Panti Asuhan Gluton. Ada banyak orang di Beluno yang mengincar sebidang tanah itu, jadi kita harus buat persiapan lebih dulu!"

Berbicara tentang bisnis, Emilia kembali memperlihatkan sikapnya sebagai seorang CEO.

"Ya, tanah di Panti Asuhan Gluton sangatlah berharga. Jadi, Grup Sebastian kami harus mendapatkannya!"

Daniel berkata dengan nada bercanda, "Sudah kuduga, kamu nggak akan membiarkannya begitu saja. Kebetulan, Keluarga Liman kami bisa membantu Grup Sebastian. Asalkan kita bergabung, aku yakin tanah itu pasti akan jatuh di tangan kita."

Mendengar itu, senyuman langsung merekah di wajah Emilia, bagaikan bunga mawar yang mekar.

"Kalau begitu, terima kasih Tuan Daniel!"

"Tapi aku juga akan jelaskan lebih dulu. Kalau Keluarga Liman membantu Grup Sebastian, kelak kami pasti akan membalasnya dua kali lipat."

Daniel sangat senang karena berhasil menyenangkan gadis cantik seperti Emilia.

"Oh ya, Emilia, aku membawakan sebuket bunga untukmu. Mawar biru kesukaanmu. Bunga yang secantik dirimu!"

Sambil berbicara, Daniel mengeluarkan mawar biru yang telah dia persiapkan dengan sepenuh hati sebelumnya.

Namun saat menyadari buket bunga telah hancur karena ditindih dirinya, dia langsung sedih.

Kelopak bunganya bahkan ternoda oleh darah yang dia semburkan karena dipukul Nathan barusan. Terlihat menjijikkan sekali.

"Ah! Ini ...."

Daniel tampak canggung, seolah-olah baru saja melakukan hal yang memalukan.

Tamara memperlihatkan senyum dan berkata, "Nggak apa-apa. Bukankah hanya beberapa kelopak saja yang jatuh? Kalau Emilia nggak menyukainya, Tuan Daniel bisa memberikannya padaku. Sudah lama nggak ada orang yang memberiku bunga!"

Daniel menggertakkan giginya. Dia diam-diam mengumpat Nathan dalam hati, 'Dasar bajingan! Kamu tunggu saja ...."

Pintu masuk Rumah Sakit Perdana Beluno.

Mobil Rolls-Royce itu berhenti. Bima Nugroho, lelaki tua yang mengemudi menoleh dan bertanya dengan hormat, "Tuan Nathan, Anda butuh bantuan saya? Asalkan Anda setuju, saya bisa membuat Grup Sebastian bangkrut dalam semalam dan menghilang dari Beluno selamanya. Mereka benar-benar nggak tahu diri."

Nathan, yang duduk di kursi belakang, berkata dengan nada tenang, "Meski jodohku dengan Emilia telah berakhir, aku bukanlah orang picik yang akan membalas dendam. Aku nggak akan melakukan hal seperti itu."

"Oh ya, Pak Bima, sekarang kamu juga termasuk orang paling kaya di Beluno. Kamu harus mengubah kebiasaan burukmu sebelumnya. Nggak semua masalah harus diselesaikan dengan tindakan kejam."

Bima menyeringai dan berkata, "Tuan Nathan benar. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk bersikap elegan. Namun, sulit untuk mencapai level seperti Tuan Nathan!"

Nathan menggelengkan kepalanya tak berdaya. Setelah Bima membuka pintu mobil, dia keluar dan berjalan masuk ke Rumah Sakit Perdana Beluno.

Untuk saat ini, dia adalah seorang dokter di rumah sakit itu.

Pergerakannya sangat cepat, tetapi orang-orang yang lalu lalang di pintu masuk rumah sakit tidak lagi tenang saat ini.

"Eh, bukankah orang yang keluar dari mobil mewah itu Bima Nugroho, orang paling kaya di Beluno?"

"Yang benar saja. Bisa-bisanya orang terkaya di Beluno berlari untuk membukakan pintu mobil. Siapa identitas pemuda itu?"

"Benar juga. Orang yang turun dari kursi belakang mobil itu tampak familier. Sepertinya itu Dokter Nathan dari Rumah Sakit di Beluno!"

"Omong kosong! Bagaimana kamu bisa sembarangan membual seperti itu? Dia hanya seorang dokter kecil di rumah sakit. Bagaimana dia bisa meminta orang terkaya untuk membukakan pintu mobil untuknya? Memangnya dia siapa?"

"Benar juga, dia pasti putra dari keluarga kaya. Namun, sepertinya belum ada orang di Beluno kami yang bisa memberi perintah pada Pak Bima!"

Nathan masuk ke rumah sakit dan baru saja mengenakan jas putih.

Ruben, dokter dari departemen yang sama dengannya, langsung mendatanginya. Dari ekspresinya, sepertinya dia punya niat buruk.

"Haha. Dokter Nathan, kudengar kamu dicampakkan oleh CEO cantik itu?"

Nathan mengerutkan kening. Bagaimana berita tentang dirinya dan Emilia bisa menyebar begitu cepat?

Melihat ekspresinya, senyum di wajah Ruben makin mengembang dan terkesan mengejek.

"Dokter Nathan, kamu nggak tahu kalau Keluarga Sebastian baru saja mengumumkan berita mengejutkan tentang rencana pernikahan dengan putra sulung Keluarga Halim?"

"Bukankah ini sama dengan mengumumkan ke seluruh Beluno bahwa Dokter Nathan telah dicampakkan? Maaf, Dokter Nathan, kamu juga tahu aku, 'kan? Aku orangnya blak-blakan dan suka berterus terang. Jadi, jangan tersinggung ya!"

Nathan menatapnya dengan nada datar, "Sebenarnya, aku lebih terus terang dibandingkan denganmu. Jadi, kalau kamu sudah selesai bicara, bisakah kamu keluar dari sini?"

"Kamu ...."

Wajah Ruben tiba-tiba berubah gelap. "Nathan, dulu kamu dilindungi oleh CEO Emilia. Nggak ada seorang pun di Rumah Sakit Perdana Beluno yang berani menyerangmu."

"Tapi kamu harus memahami satu hal sekarang. Kamu sudah dicampakkan oleh Emilia. Tanpa dukungan dari Emilia, kamu kira kamu itu siapa?"

Nathan mengangkat alisnya. "Ruben, kamu bicara begitu banyak, bukankah hanya karena kamu cemburu?"

Begitu mendengar itu, wajah Ruben tiba-tiba memerah. Tenggorokannya terasa tercekik.

Dia memang cemburu. Dia tidak mengerti apa kelebihan dari Nathan ini. Selain berpura-pura hebat sepanjang hari dan punya paras yang lumayan, apa lagi keunggulannya?

Dia benar-benar tidak mengerti bagaimana CEO cantik seperti Emilia bisa jatuh cinta pada pecundang ini?

Tepat di saat ini, sekelompok pengawal berpakaian hitam tiba-tiba berkumpul di koridor luar.

"Beri jalan. Tolong beri jalan!"

"Siapa dokter terbaik di rumah sakit ini? Nona Regina kami ingin bertemu dengannya!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 4

    Diikuti dengan sekelompok pengawal yang membuka jalan, seorang anak perempuan didorong masuk.Di samping kereta dorong pasien, di bawah perlindungan sekelompok pengawal, seorang gadis tinggi dan cantik yang mengenakan stoking sutra hitam dan rambut terurai dengan gugup memegang tangan anak perempuan kecil itu. Suaranya diwarnai air mata."Elin, kumohon jangan sampai terjadi sesuatu padamu. Kakak ada di sini. Kakak pasti akan menyelamatkanmu, pasti ...."Meskipun situasinya mendesak, banyak orang masih mengenali identitas gadis ini.Regina Suteja, putri dari Keluarga Suteja yang terkenal di Beluno. Dia juga dikenal sebagai gadis paling cantik di Beluno.Kalangan mode Beluno mengibaratkan kecantikan Regina seakan-akan bisa membawa kehancuran!"Nona Regina, jangan khawatir. Rumah Sakit Perdana kami pasti akan melakukan semua yang kami mampu untuk menyelamatkan adikmu!"Andre, wakil kepala rumah sakit, tampak terkejut dan bergegas memberikan jaminan.Apa boleh buat. Identitas Regina tidak

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 5

    Wajah Regina langsung berubah. "Apa yang kamu katakan? Di mana Pak Andre? Apa yang terjadi?"Andre dan Ruben berjalan keluar sambil memasang ekspresi bersalah. "Maaf, Nona Regina. Kondisi Nona Elin sangat parah. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin!"Ruben berkata dengan nada enggan, "Awalnya, operasi berjalan lancar. Tapi entah mengapa, napas Nona Elin tiba-tiba melemah.""Nona Regina, bukannya kemampuan medis kami yang kurang, tapi pasien memang nggak tertolong lagi!"Plak!Sebelum selesai memberi penjelasan, Regina yang emosi telah menampar wajahnya."Nona Regina, kamu ...."Ruben menutupi separuh wajahnya yang terbakar, tanpa berani mengatakan sepatah kata pun.Tubuh Regina bergetar hebat. Dia sangat marah. "Bodoh! Bukankah kamu tadi bilang kemampuan medismu pasti bisa menyelamatkan adikku?"Ruben membuka mulutnya, tetapi tenggorokannya seakan-akan tercekat. Dia merasa malu sekali."Pak Andre, aku akan bertanya sekali lagi, apa ada dokter berbakat di Rumah Sakit Perdana kalian? K

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 6

    Nathan tidak menyangkal dan hanya mengangguk. Dia tidak menyangka bahwa wakil kepala rumah sakit ternyata berwawasan luas.Ruben bertanya kepada ayahnya seperti orang bodoh, "Ayah, apa itu teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian? Apa benar sehebat itu?"Wajah Andre berubah gelap. Dia berharap bisa menampar putra bodohnya sampai mati."Dasar bodoh! Diam saja! Apa kamu merasa ini semua masih nggak cukup memalukan?""Penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian adalah keterampilan medis yang legendaris.""Konon, ada beberapa tabib kuno yang nggak pernah menampakkan diri bahkan menggunakan metode ini untuk mengambil nyawa seseorang dalam sekejap. Mereka bisa menyegel pembuluh darah seseorang, membunuh ataupun menyelamatkan nyawa seseorang dalam sekejap ...."Regina juga punya wawasan luas. Saat melihat Nathan menggunakan teknik itu, dia sempat terkejut.Pemuda yang dirumorkan menjadi 'gigolo-nya' Emilia ini memang ahli dalam bidang pengobatan.Dia tidak mengerti, me

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 7

    Suaranya begitu datar dan tidak terdengar arogan sama sekali.Pria yang punya bekas luka dan juga beberapa pria kekar di belakangnya tertegun pada awalnya, kemudian mereka langsung tertawa terbahak-bahak."Hahaha .... Lucu sekali. Apa yang barusan dikatakan gigolo ini? Dia mau buat aku menghilang?""Bodoh. Sepertinya kamu terlalu banyak menonton drama idola, jadi sekarang kamu sok ingin menjadi pahlawan dan menyelamatkan gadis ini?""Bos, buat apa buang-buang waktu dengannya? Bunuh saja dia!"Anak buah di samping pria bekas luka mengayunkan pipa baja di tangannya ke arah Nathan sambil bersiul. Apalagi, serangannya terlihat sangat brutal.Regina menghela napas. Sepertinya dia harus mengambil tindakan untuk melindungi Nathan.Keberanian Nathan memang patut dipuji, tetapi pria itu agak bodoh dan tidak bisa memahami situasi yang sedang mereka hadapi.Tepat di saat itu, dia mendengar suara teriakan melengking.Setelah itu, dia melihat pria kekar yang barusan berinisiatif menyerang itu terja

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 8

    Ponsel Regina tiba-tiba berdering. Setelah menjawabnya, Regina berkata kepada Nathan, "Dokter Nathan, kamu jalan-jalan sendiri dulu. Aku punya urusan yang harus kutangani. Sampai jumpa!"Nathan mengangguk. "Nona Regina, pergilah!"Masih ada waktu sebelum acara penggalangan dana dimulai.Para pebisnis yang mengincar tanah Panti Asuhan Gluton masih terus berdatangan. Kini gerbang panti asuhan sudah penuh dengan mobil mewah.Tampak sebuah Rolls-Royce hitam yang menarik perhatian semua orang melaju ke arah sana.Begitu pintu mobil terbuka, seorang gadis cantik yang mengenakan gaun putih dan berkaki jenjang keluar dari mobil. Penampilannya benar-benar membuat semua orang takjub."Gadis yang cantik sekali! Temperamennya juga nggak tertandingi!""Kalau aku bisa mendapatkan gadis secantik itu, sekalipun butuh waktu setidaknya tiga tahun, itu juga sepadan!""CEO cantik dari Grup Sebastian juga datang. Gadis ini bukan hanya cantik, tapi dia juga punya kemampuan bisnis yang luar biasa. Malam ini,

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 9

    Dia menatap Nathan dengan dingin. Ada kekecewaan, kemarahan, dan kecemburuan di matanya, yang bahkan dia sendiri juga tidak menyadarinya."Nathan, nggak kusangka, hubungan kita baru saja berakhir, tapi kamu sudah menemukan pacar baru. Konyol sekali aku masih merasa bersalah padamu selama ini. Sepertinya aku yang terlalu sentimental!"Nathan membalas, "Kalau mau bahas masalah ini, aku rasa aku masih nggak bisa dibandingkan dengan kecepatan Bu Emilia dalam mencari pasangan baru!""Kamu .... Baiklah! Aku nggak bisa menang berdebat denganmu. Kamu benar."Emilia kembali terdiam.Kecantikan Regina, terutama tubuhnya yang seksi dan juga temperamennya yang begitu mendominasi, membuat Emilia merasa tertekan.Andai orang yang berdiri di samping Nathan adalah seorang gadis dengan penampilan biasa, dia mungkin akan mentertawakannya dan meremehkannya.Namun, Regina berbeda. Hal ini membuat Emilia merasa terancam.Dilihat dari bagian mana pun, gadis ini tidak kalah darinya. Bahkan, dada Regina yang

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 10

    Tampak orang-orang dari Keluarga Suteja duduk di sisi lain aula.Regina melambaikan tangannya dan memanggil sekretarisnya. "Sumbangkan 40 miliar menggunakan nama Dokter Nathan."Sekretaris itu tercengang. "Nona, apa 40 miliar nggak terlalu banyak?"Grup Suteja memang kaya, tetapi juga tidak boleh menghambur-hamburkan uang seperti ini!Regina tersenyum bangga. "Apa salahnya menyumbangkan 40 miliar untuk pria yang aku sukai?""Meski Emilia, CEO cantik, itu meremehkannya, aku nggak akan sebodoh dia! Jelas-jelas pria berbakat ini ada di depannya, tapi dia buta dan nggak memegangnya erat-erat. Ironis sekali!"Tangan Regina yang indah dan putih tampak memegang sebuah dokumen.Semua informasi mengenai Grup Sebastian tertera di sana. Hanya dalam beberapa tahun, Grup Sebastian telah berkembang dari sebuah pabrik kecil yang hampir bangkrut menjadi perusahaan tercatat di Beluno.Kekayaan yang dimiliki Emilia telah meningkat berkali-kali lipat dan telah melampaui 20 triliun.Yang lebih menarik lag

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 11

    "Tuan Nathan Anggoro menyumbangkan 200 miliar!"Bisa dikatakan, pernyataan itu membuat para tamu terhormat di aula penggalangan dana gempar!Daniel tidak tinggal diam lagi. Dia langsung berdiri dan bertanya, "Pembawa acara, aku ingin minta verifikasi. Apakah ada orang dengan nama yang sama di tempat kejadian?"Tamara tampak begitu cemas, bagaikan seekor semut di wajan panas, berputar-putar tanpa henti."Benar, pasti hanya nama yang sama. Nathan, si pecundang itu, datang ke sini untuk menunjukkan niat baiknya. Paling-paling, dia hanya memberikan beberapa ratus ribu. 200 miliar? Jangan harap dia akan punya uang sebanyak itu dalam hidupnya!"Satu-satunya orang yang tetap di tenang di lokasi kejadian itu hanyalah Nathan.Dia masih duduk dengan tenang, apalagi ekspresinya begitu datar dan kalem.Pembawa acara tidak menolak permintaan Daniel. Setelah menyelidiki dengan cepat, dia segera mengumumkan hasilnya."Maaf, para tamu terhormat, hanya ada satu tamu bernama Tuan Nathan Anggoro di sini

Bab terbaru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 206

    Regina dan Tiara juga sudah sampai saat ini."Tuan Julian, ini wilayahnya Grup Valentino. Pertimbangkan dulu sebelum bertindak!" ucap Regina memperingatkan.Julian langsung berteriak, "Memangnya kenapa kalau wilayahnya Grup Valentino? Pamanku adalah pemimpin Sekte Pirata. Siapa yang berani nggak menghormatiku?"Nathan menggelengkan kepalanya. Apa semua anak konglomerat ini begitu arogan? Mereka selalu mengungkit latar belakang keluarga mereka di setiap kesempatan?'Pemimpin Sekte Pirata adalah pamanku ....' Nathan sudah mendengar kalimat ini berkali-kali dan mulai muak.Kegilaan Julian membuat banyak orang mundur dengan cepat.Namun, kemunculan Nathan telah mematahkan semangat Julian dan membuat mereka merasa lega.Hanya saja, tidak dimungkiri, keberadaan Sekte Pirata masih sangat kuat.Pemuda ini terlalu impulsif dan sekarang malah membuat Julian marah. Dia pasti akan berakhir celaka.Edward menarik tangan Emilia dan berkata, "Emilia, ayo kita pergi dulu. Julian sudah gila. Nathan pas

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 205

    Namun, Edward hanya bisa menelan semua penghinaan itu.Dia sudah akan mengambil alih Keluarga Halim. Jadi, di saat krusial seperti ini, dia tidak boleh melakukan kesalahan apa pun.Walau Julian, si bajingan ini, pantas mati.Namun, Sekte Pirata bukanlah keberadaan yang bisa disinggung oleh Keluarga Halim dengan mudah. Apalagi, mereka saat ini sedang mengalami masalah.Liam maju ke depan dan bertindak seolah pembawa damai. "Tuan Julian, Tuan Edward, kita semua termasuk orang-orang yang punya status. Acara lelang akan segera dimulai. Lebih baik lupakan saja. Ayo kita masuk ke dalam dulu."Julian mengangkat dagunya dan berkata dengan nada meremehkan, "Benar juga. Ayo kita ikut acara lelang dulu.""Tapi langit bisa membuktikan cintaku pada Nona Emilia. Kalau nggak mendapatkan Nona Emilia, aku nggak akan menyerah begitu saja. Tuan Edward, kamu tunggu saja. Ada baiknya kamu memberikan Nona Emilia padaku!"Lagi-lagi penghinaan yang begitu arogan.Orang-orang lainnya yang ada di tempat kejadia

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 204

    Liam tertawa sinis dan sengaja memperkeruh suasana, "Tuan Julian, kamu sudah menyulitkan orang.""Semua orang di Beluno tahu kalau Nona Emilia adalah kekasihnya Tuan Edward."Julian membuka kipas lipatnya dan berkata dengan bangga, "Apa salahnya pria sejati mendambakan wanita cantik? Lagi pula, Nona Emilia dan Tuan Edward masih belum menikah. Kami masih bisa bersaing secara adil."Kedua pelayan wanita melirik sekilas Emilia dan berkata, "Gadis cantik, kamu beruntung sekali bisa disukai oleh tuan muda kami.""Lemparkan saja dirimu ke pelukan tuan muda kami. Mulai sekarang, asalkan kamu melayaninya dengan baik, kami akan menyediakan makanan dan minuman lezat untukmu. Bagi tuan muda kami, kekayaan ataupun kekuasaan bukanlah masalah besar. Dia bisa memberikan semuanya padamu!"Wajah Emilia tampak dingin. Dia masih diam dan tidak menanggapi perkataan mereka.Edward menggertakkan giginya dan berkata, "Tuan Julian, aku menganggapmu sebagai tamu terhormat dari Sekte Pirata, jadi aku masih sopa

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 203

    Hati Emilia bergetar. Dia hanya mengerucutkan bibirnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Sebenarnya dia sangat gelisah dalam beberapa hari ini.Wajah asli Edward perlahan-lahan terungkap. Dia benar-benar berbeda dari sosok pemuda sederhana dan menjanjikan yang dikenalnya.Apa Emilia harus mengakui bahwa dirinya telah salah menilai Nathan?Emilia yang angkuh tentu tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi.Akhirnya, hari pelelangan pun tibaPada jam delapan malam, sudah banyak mobil-mobil mewah yang berkumpul di depan gedung Grup Valentino. Ada berbagai petinggi dari Beluno muncul.Di antaranya ada Liam dari Keluarga Suteja dan Edward dari Keluarga Halim.Keduanya mengenakan setelan jas yang rapi. Mereka tampak seperti bangsawan elit. Di samping juga ada beberapa teman wanita cantik yang menemani mereka."Tuan Edward, lama nggak bertemu denganmu. Kamu terlihat bahagia. Sepertinya kamu menjalani hari-hari yang lebih baik daripada saudaramu ini!"Liam lebih dulu angkat bicara, lalu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 202

    Ken tidak menanggapinya dengan serius dan hanya berkata dengan cuek, "Kak, apa reputasi Keluarga Sebastian begitu berharga?""Aku minta kamu membelikanku mobil mewah, tapi kamu malah nggak mau. Sekarang Kak Nathan sudah kaya, jadi aku memohon padanya. Kamu malah merasa dipermalukan. Aku benar-benar nggak ngerti apa yang kamu pikirkan."Emilia sangat marah hingga dadanya naik turun. Emilia paling mementingkan harga dirinya, jadi mana mungkin dia tahan melihat adiknya sendiri bertingkah seperti penjilat di depan Nathan."Nathan, menurutmu ini menyenangkan? Kamu mempermainkan adikku seperti itu. Kamu pasti senang melihat Keluarga Sebastian mempermalukan diri sendiri, 'kan?"Emilia sangat marah sekaligus sedih. Dia langsung menanyai Nathan.Nathan berkata dengan nada datar, "Jadi maksudmu, aku yang salah karena mengendarai mobil mewah?""Bukankah kamu sengaja mengendarai mobil mewah ke sini untuk menggoda Ken dan memamerkannya padaku?" ucap Emilia.Nathan tertawa. "Emilia, kamu sudah meman

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 201

    Selain itu, ada Daun Tujuh Bintang yang dia peroleh dari Samuel dan juga ginseng top berusia seratus tahun dari Keluarga Wijaya."Grup Valentino akan segera mengadakan lelang dan Teratai Sanoya akan menjadi salah satu barang lelang," kata Bima."Berdasarkan koneksi yang saya miliki, sebenarnya saya bisa langsung membeli Teratai Sanoya. Namun, kabarnya Teratai Sanoya sudah diincar oleh orang lain. Grup Valentino juga kesulitan dan nggak berani sembarangan membuat keputusan. Itu sebabnya, saya datang menemui Tuan Muda."Nathan mengangguk dan berkata, "Baiklah. Beri tahu aku waktu dan lokasi lelang. Biar aku yang langsung ke sana.""Lokasinya di aula Grup Valentino dan acara dimulai jam delapan malam," jawab Bima.Grup Valentino adalah perusahaan terkenal dalam industri perhiasan, barang antik, batu giok, dan sejenisnya di Beluno.Itu sebabnya, Nathan tidak merasa heran mereka mampu menemukan ramuan legendaris seperti Teratai Sanoya.Raja Berlian yang ada di tangannya juga dibeli dari Gru

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 200

    Untuk merobohkan dan merenovasi kembali Klub Balavan tentunya membutuhkan waktu.Nathan menyerahkan segalanya pada Regina. Dengan begitu, dia akan punya waktu luang.Saat kembali ke Cusio, hari sudah sore.Ketika matahari terbenam, Nathan melepas kemejanya dan mulai berlatih di halaman.Seorang lelaki tua berpakaian tradisional sedang duduk di samping meja batu di bawah pohon tua di halaman.Sambil menyeruput teh, dia berkata sambil tersenyum, "Tinju Tuan Muda makin lama makin terlihat alami. Aku hanya melihat tingkat keterampilan seperti ini pada mantan kepala keluarga sebelumnya!"Nathan sibuk meninju dan bertanya dengan datar, "Si Tua, kapan kamu datang?"Bima, orang paling kaya di Beluno, yang mana Nathan memanggilnya dengan sebutan 'Si Tua' itu terkekeh dan berkata, "Aku baru saja sampai. Melihat Tuan Muda nggak ada di sini, aku pun membuatkan sepoci teh.""Tuan Muda, barang-barang yang kamu punya di sini punya kualitas terbaik!"Menghadap matahari terbenam, kekuatan tinju Nathan

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 199

    Simon mendengus dingin. "Aku rasa kalian seharusnya sudah tahu identitas Tuan Julian, 'kan?""Beraninya gigolo yang kamu 'pelihara' ini sembarangan memukul orang. Kita semua mencari nafkah di Beluno ini. Aku masih bisa menutup sebelah mata masalah ini demi Keluarga Suteja dan Keluarga Wijaya.""Tapi Sekte Pirata bukanlah sekte yang mudah ditindas. Gigolomu ini sedang cari mati. Kalau bukan karena aku datang tepat waktu, gigolomu ini mungkin sudah disiksa habis-habisan oleh para master dari Sekte Pirata!""Tuan Simon, jelas-jelas Julian yang kasar dan nggak tahu malu. Dia yang menindas Nathan duluan," kata Tiara dengan kesal.Simon mengangkat dagunya tinggi dan berkata dengan nada dingin, "Nggak penting membicarakan hal itu sekarang!""Yang paling penting adalah pamannya Tuan Julian itu pemimpin Sekte Pirata. Statusnya sangat mulia.""Sebaliknya, gigolo yang kamu pelihara ini bukanlah siapa-siapa. Terus terang saja, kalau bukan karena memandang wajah dua nona hari ini, bocah itu sudah p

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 198

    Hanya dengan satu tamparan, Nathan langsung menjatuhkan Julian.Pria itu langsung meraung kesakitan. Dia merasa mulutnya seolah-olah akan meledak. Darah bercampur dengan gigi menyembur ke seluruh lantai.Namun, rasa sakit yang melanda mulutnya bukanlah hal yang paling sulit diterima Julian.Sebaliknya, yang paling sulit diterimanya adalah meski bajingan di depannya ini tahu jelas siapa dirinya, dia masih berani menyerangnya.Apa bajingan ini benar-benar tidak takut mati?"Kalau kamu orang yang masuk akal, sekalipun kamu hanya seorang pedagang kecil di pasar, aku juga sungkan untuk menindasmu."Nathan dengan santai menatap Julian yang menutup mulutnya, tetapi masih tidak berhenti meraung itu. Ada darah yang mengalir keluar dari sela-sela jarinya."Tapi kalau kamu nggak masuk akal, sekalipun kamu berasal dari sekte bela diri yang kuat, lantas kenapa? Apa gunanya kalau pemimpin Sekte Pirata itu pamanmu? Aku bisa melakukan apa pun yang aku inginkan!"Kata-kata ini tidak terlalu agresif, te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status