Pemuda berambut kuning yang memasang wajah tidak bersahabat itu adalah Ken Sebastian, adik laki-laki Emilia yang tidak berguna."Kalian kalah bersaing, jadi sekarang berencana untuk merampok secara paksa?"Nathan tampak acuh tak acuh dan tidak takut sedikit pun dengan parang di tangan Ken!Tamara berkata dengan kejam, "Nathan, jangan lupa. Tanpa Emilia, kamu bukanlah siapa-siapa. Kamu sudah bersamanya selama tiga tahun dan dia telah memberimu segalanya. Mengapa kamu nggak membalasnya?"Kata-katanya terdengar begitu indah!Nathan tersenyum. Sorot matanya penuh ejekan. "Seharusnya kamu bilang, bersama dengan Emilia dalam tiga tahun ini, akulah yang memberikan segalanya padanya dan bukanlah dia yang memberikan segalanya.""Cuih! Omong kosong!"Tamara sangat emosi. "Hidupmu sendiri masih harus bergantung pada Emilia. Memangnya apa yang sudah kamu berikan padanya? Uh? Dasar nggak tahu malu!"Nathan mencibir dan bertanya, "Benarkah? Seingatku, yang menegosiasikan kontrak-kontrak penting Grup
Nathan berkata dengan nada datar, "Biarkan saja. Lagi pula, memang sudah nggak ada gunanya lagi."Perawat itu kebingungan dan tidak tahu apa yang dimaksud Dokter Nathan.Nathan tidak menjelaskan terlalu banyak padanya. Berdasarkan keterampilan medis yang dimilikinya, Nathan sudah mengetahui bahwa Ruben menderita impotensi dan ejakulasi dini. Itu sebabnya, dia barusan mengatakan kemaluan Ruben tidak berguna lagi.Tepat di saat ini, pintu departemen terbuka. Wakil kepala rumah sakit, Andre, bergegas masuk dengan sekelompok staf medis.Melihat Ruben yang tergeletak di lantai sambil memegangi selangkangannya karena kesakitan, wajah Andre langsung memucat."Nathan, sebagai seorang tenaga medis, kamu nggak mematuhi etika medis dan memukul rekan kerjamu. Tahukah kamu apa konsekuensinya?"Seorang dokter maju, lalu memeriksa luka Ruben. Tak lama kemudian, dia langsung berteriak, "Gawat, gawat!"Andre tidak memercayainya dan berkata, "Apa yang terjadi? Apa putraku dipukul sampai mati oleh bajing
Mendengar itu, Tiara tidak mengatakan apa pun, melainkan melirik Nathan dari balik mejanya.Melihat Nathan bersikap seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya. Tiara tidak bisa menahan emosi dalam hatinya lagi."Dokter Nathan, apa nggak ada yang perlu kamu jelaskan di sini?""Atau kamu mengakui pernyataan yang dikatakan Pak Andre dan telah melanggar peraturan rumah sakit?""Kalau memang begitu, silakan berkemas dan tinggalkan Rumah Sakit Perdana sekarang juga. Aku nggak bisa menoleransi bajingan seperti itu bekerja di bawah komandoku."Nathan mengerutkan kening dan berkata, "Bu Tiara, kamu memanggil kami ke sini, seharusnya kamu sudah tahu apa yang terjadi, jadi mengapa kamu masih bertanya lagi?""Kamu ...."Tiara sangat emosi. Dia langsung memelototi Nathan.Andre memanfaatkan kesempatan itu dan berkata sambil menggertakkan gigi, "Bu Tiara, kamu juga sudah lihat. Nathan ini nggak punya kerendahan hati dan kesopanan yang seharusnya dimiliki seorang dokter. Dia jelas-jelas baji
Berita pemecatan Ruben dengan cepat menyebar ke seluruh rumah sakit.Dalam sekejap, para dokter dan perawat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka situasi akan berubah drastis."Dia memang pantas dia mendapatkannya. Bajingan ini telah melecehkan perawat wanita berkali-kali. Sekarang akhirnya dia mendapatkan balasannya.""Syukurlah. Akhirnya Andre dan putranya diberi hukuman. Dokter Nathan memang hebat dan pantang menyerah."Banyak orang yang diam-diam bersorak. Mereka lega karena Nathan tidak dikeluarkan dari rumah sakit.Sebaliknya, mereka yang tidak menyukai Nathan dan berharap pria itu dipecat, benar-benar kebingungan.Wakil kepala rumah sakit tidak bisa mengalahkan Nathan? Tidak masuk akal sekali.Tanpa dukungan dari CEO Grup Sebastian, Nathan bukanlah siapa-siapa.Beberapa dokter pria yang punya pemikiran cabul saling berpandangan. Dalam benak mereka sekarang bermunculan adegan-adegan yang tidak senonoh.Jangan-jangan Nathan menjadi gigolonya kepala rumah sakit mereka?Jika meman
Saat ini, Nathan juga telah menerima telepon dari Bima."Tuan Nathan, Emilia menginginkan tanah panti asuhan. Anda ingin memberikannya kepadanya atau nggak?"Nathan berpikir sejenak, lalu menjawab, "Terserah kamu saja. Bagaimanapun juga, kami berdua pernah bersama. Kalau persyaratan yang ditawarkan oleh Grup Sebastian cocok, kamu bisa berikannya kepadanya."Bima menghela napas dan berkata, "Sudah saya duga, Tuan Nathan masih belum sepenuhnya melepaskan gadis ini. Baiklah. Kalau begitu, biarlah Grup Sebastian yang mengambilnya."Tak lama kemudian, berita bahwa Grup Nugroho setuju untuk menyerahkan tanah kepada Grup Sebastian untuk dikembangkan telah sampai di telinga Emilia.Kebahagiaan datang terlalu cepat, sampai-sampai Emilia tidak percaya. "Apa Tuan Bima berubah pikiran?"Staf yang menyampaikan pesan sebelumnya berkata, "Pantas saja Bu Emilia punya reputasi baik dalam komunitas bisnis Beluno. Ternyata kamu juga punya taktik tersembunyi. Jujur saja, setelah Tuan Bima menerima panggil
"Sudahlah, Nona Regina. Sebaiknya kita bahas masalah penting saja."Nathan juga hampir tidak sanggup menahan serangan dari Regina.Wanita ini begitu menawan dan menggoda. Baik itu senyumannya ataupun setiap gerakannya tampak begitu memikat. Dia benar-benar tidak bisa menahan diri lagi.Regina berhenti tertawa dan mengangguk. "Baiklah, mari kita bahas masalah penting.""Tiara, aku rasa Dokter Nathan bisa menyembuhkan penyakitmu."Tiara menatap Nathan dan berkata dengan nada menghina, "Dia? Selama bertahun-tahun ini, aku telah mengunjungi banyak dokter terkenal. Bahkan, beberapa di antaranya termasuk ahli terkenal di Mavodi. Tapi mereka semua mengatakan sangat sulit. Sebaliknya, dia hanya seorang dokter kecil, kemampuan macam apa yang dia miliki?"Nathan mengerutkan kening dan berkata, "Kalau aku nggak salah, penyakit yang ingin kamu obati itu atresia rahim, 'kan?"Tiara sangat malu saat menyebutkan masalah ini. Dia berkata kepada Regina, "Regina, ini rahasia di antara kita berdua. Menga
"Bagus, putriku. Pria nggak tahu berterima kasih ini memang pantas disiram!""Kak, bagus sekali. Menurutku, kamu seharusnya nggak hanya menyiramnya dengan air, tapi kamu juga harus menamparnya agar dia mengingatnya."Tamara dan putranya bertepuk tangan dan bersorak. Keduanya diam-diam merasa bangga.Daniel berkata sambil tersenyum jahat, "Nathan, bahkan aku merasa kasihan padamu. Emilia adalah gadis yang baik, lembut, dan berbudi luhur. Kamu bukan hanya nggak menghargainya dengan baik, tapi kamu juga membuatnya emosi.""Kamu benar-benar nggak tertolong lagi. Pantas saja, Emilia minta putus denganmu."Melihat air di wajah Nathan yang jatuh membasahi bajunya, Emilia tertegun sejenak."Ke ... kenapa kamu nggak menghindar?"Nathan memang bisa menghindar, tetapi dia tidak ingin."Apa kamu puas sekarang? Senang?""Aku rasa seharusnya kamu lebih jelas daripada siapa pun mengenai sifat asli ibumu dan juga adikmu itu.""Kamu percaya dengan apa yang mereka katakan. Emilia, kamu benar. Berpisah a
Daniel menatap Nathan sambil tersenyum, "Kenapa, Nathan? Dari nada bicaramu, sepertinya kamu punya pendapat?"Tamara berkata dengan nada meremehkan, "Tentu saja dia keberatan. Dia nggak bisa menerima kenyataan bahwa Tuan Daniel lebih cakap darinya, jadi dia cemburu."Nathan menggelengkan kepalanya. Sikap tidak tahu malunya Daniel benar-benar melebihi ekspektasinya.Padahal, Bima yang meneleponnya untuk meminta pendapat. Berkat persetujuannya, barulah Grup Sebastian berkesempatan mengambil alih tanah panti asuhan.Daniel memegang gelas anggur dan berkata, "Nathan, mana boleh kamu seperti itu.""Aku berbaik hati mengundangmu untuk bergabung, tapi kamu malah nggak berterima kasih dan berbalik mempertanyakanku. Dilihat dari sikapmu ini, sepertinya yang membantu Emilia bukanlah aku, melainkan kamu?"Tamara mencibir. "Cuih! Dia hanya seorang pecundang, mana mungkin? Kalau dia bisa melakukan hal seperti itu, aku akan makan kotoran di depannya!"Nathan menatap Emilia dan berkata dengan nada se
Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu
Di dalam mobil, Tiara langsung menelepon Regina.Setelah mengobrol cukup lama, Tiara meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Sayang sekali, Regina nggak bisa keluar.""Padahal kami sudah sepakat sebelumnya dan mau pergi ke konferensi penilaian barang antik bersamamu, Nathan.""Tapi Keluarga Suteja sangat ketat sama Regina sekarang, jadi terpaksa lain kali saja."Nathan mendadak teringat dengan sikap Billy dan yang lainnya kemarin.Dari luar, Billy memang datang untuk menjemput Regina, tetapi dilihat dari penampilannya, Nathan merasa pria itu sedang mengawasi Regina."Akhir-akhir ini, Keluarga Suteja kedatangan orang penting dari ibu kota provinsi," seru Dokter Bayu."Regina mungkin perlu menemani orang itu, jadi dia nggak punya waktu."Ketiganya mengobrol di sepanjang jalan. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Jalan Antik paling terkenal di Beluno.Mobilnya masih berhenti jauh, tetapi tidak bisa maju ke depan lagi, karena terlalu banyak orang.Nathan akhirnya menemukan tem
Nathan tidak berbicara dan hanya menatap Tiara.Wajah Tiara merah padam. Saat menyadari Nathan tengah menatapnya, dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan, "Nathan, jangan dengarkan omong kosong kakekku. Dia sudah pikun."Nathan tersenyum dan berkata, "Dokter Bayu, aku sudah bilang sebelumnya, kesenjangan usia di antara kita berdua terlalu besar.""Nggak pantas bagiku menerimamu sebagai muridku. Jadi, jangan bahas masalah ini lagi kelak."Dokter Bayu mengangguk kecewa, lalu berkata dengan putus asa, "Baiklah. Aku juga tahu kalau permintaan ini kurang pantas.""Tapi Dokter Nathan, aku datang ke sini hari ini bukan hanya untuk berguru padamu, tapi masih ada hal lain.""Katakanlah!" seru Nathan.Dokter Bayu mengusap jenggotnya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah konferensi penilaian barang antik Grup Valentino. Para ahli dan kolektor barang antik dari Beluno, ibu kota provinsi, dan Naroa akan datang.""Aku berpikir untuk mengajak Dokter Nathan pergi be
Keesokan harinya.Nathan sudah pergi ke Rumah Sakit Perdana Beluno pagi-pagi.Sebagai wakil kepala rumah sakit, kinerjanya juga tidak berbeda dengan seorang manajer yang lepas tangan.Hanya saja, meski Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit terbesar di Beluno dan juga rumah sakit swasta.Tingkat kebebasan Nathan masih cukup tinggi.Ditambah lagi dengan dukungan yang diberikan Tiara dan Regina, Nathan pada dasarnya tidak perlu mengambil tindakan, kecuali menghadapi penyakit yang sulit atau operasi yang menantang."Pak Nathan, pagi!"Para perawat muda di rumah sakit itu tampak penuh semangat. Saat melihat Nathan, mereka semua langsung menyapanya dengan hangat."Pagi, semuanya!" balas Nathan sambil tersenyum.Perawat paling populer di Rumah Sakit Perdana bernama Adel.Saat tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan Nathan, wajah oval perawat muda itu langsung memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang Nathan lagi.Nathan tersenyum pada perawat muda itu, kemudian na
Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih
Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat
Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d
Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K
Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.